Episode 161: Kalau Sudah Benci, Emas Pun Akan Dianggap Tahi. 08:42.Sudah berangkat dari pagi Ineia Aurora untuk dinas. Seragam loreng warna kelabu-merah, berbalut rompi hitam, tudung rompi, sapu tangan, tongkat listrik, dan segala penampilan serta alat-alat khusus militer Pasifikasi sudah rapi membungkus tubuh ramping Ineia. Kini dirinya dan regunya—lima individu yang dipimpin oleh seorang sersan dengan nilai rapor tertinggi—berpatroli menyusuri jalanan perumahan dinas kota. Perumahan elite pejabat kota. Tidak hanya menyaksikan beberapa pihak memperbaiki kerusakan atau membersihkan lingkungan sekitar, Ineia juga berbincang-bincang dengan rekan-rekannya sekalian siap sedia menangkap pihak-pihak yang bengal. Kabarnya, pihak militer Pasifikasi banyak menerima laporan kriminal lebih banyak tiga hari kebelakang ini. Tumpukan laporan pelecehan seksual, rudapaksa, pembunuhan berencana, korupsi, atau penyelundupan barang ilegal memenuhi meja kerja. Konfrontasi politik nasional memang te
Episode 162: Skenario Kuno Mengendalikan Rakyat Adalah Menakut-Nakutinya. 12:09. Salju libur menghujani kota New Feel, tapi awan-awannya yang seolah kekenyangan tidak akan ragu untuk menumpahkan semua isinya kalau-kalau waktu sudah memaksanya. Di samping itu, aksi massa sudah berakhir atau ditunda. Sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan normal kembali. Dan terprovokasi oleh didihan kasmaran di dalam benaknya, seorang wanita sudah berpenampilan anggun—penampilan ala gotik—hanya demi dipandang oleh sosok pemuda yang dikaguminya. Sebuah mal pada pusat kota New Feel yang penuh kilauan kristal dikunjungi oleh Jiang Jie, Ima dan Kael. Sebenarnya berkeliling demi hanya memuaskan keinginan Jiang Jie. Ketika Jiang Jie hendak membelikan pemuda gondrong itu jam tangan baru, pemuda itu menolaknya. Ponsel, pakaian baru, parfum, kacamata, deodoran, sikat gigi, piring cantik berpola bunga-bunga atau celana dalam pola catur Kael tetap dengan teguh menolaknya. Kecuali untuk suatu benda;
Episode 163: Seorang Pahlawan Yang Jadi Korban Penantian.Ada dua orang anak laki-laki yang heran terhadap bangsanya sendiri.Tentang mengapa harus selalu ada kerusuhan yang merajalela. Tentang perang yang katanya cinta damai. Tentang perpecahan yang katanya cinta persatuan. Tentang belenggu yang katanya cinta kebebasan. Tentang perselisihan yang katanya cinta kebenaran. Demi mengetahui segala alasan substansialnya keduanya berjuang mencari tahu sendiri.Naik gunung, masuk gua, menyusuri rawa-rawa, dan bersusah payah mencari fakta. Tapi itu tidak cukup membuktikan banyak hal. Hingga suatu saat mereka mendapati dua tokoh bertopeng cermin tengah sengit bertarung dengan dua tokoh bertopeng cermin lainnya. Mereka berbeda, nampak dari warna jubah lonceng mereka yang berlainan; warna hitam dan warna putih. Keempat tokoh itu bertempur demi perkara yang kedua anak itu tidak ketahui. Begitu selesai, dengan hasil seluruhnya tewas, dari sanalah, diketahui bahwa mereka merupakan agen rahasia
Episode 164: Sampai Kapan Menunggu Pahlawan Memberikan Keadilan?3466 / 14 / Aquarius, (Musim Dingin).10:11.Desa Moon ....Hari ini beberapa regu militer Pasifikasi menyusuri jalanan bersalju. Repot-repot berpatroli. Masyarakat desa Moon sedang giat-giatnya mendekonstruksi daerah terdampak bencana. Bahu-membahu membangun lagi desa yang mereka cintai. Sementara mereka-mereka yang sempat mengungsi mulai punya alasan untuk kembali pulang. Karena masih membekas erat dalam ingatannya.Orang tuanya yang sehat, ceria dan selalu menyempatkan waktu membantunya dalam berlatih ilmu Aura telah menyuguhkan kenangan manis yang muskil terlupakan. Diterpa hujan salju intensitas sedang, cewek berjaket bomber warna putih berjalan pelan hati-hati. Dirinya sudah di halaman depan rumah bergaya jamur monokrom yang tiada lain adalah rumah orang tuanya. Ada empat individu yang sudah menanti di beranda rumah. Dua diantaranya duduk di kursi roda, dua individu lainnya adalah paman dan bibinya.Sebab ini m
Episode 165: Doa Yang Dilangitkan Hanya Untuk Hiburan Belaka Dari Ketidakberdayaan Mengubah Keadaan. 3466 / 16 / Aquarius, (Musim Dingin). Tidaklah berlebihan mengapa ada seorang manusia yang merasakan impresi keindahan dalam kesemrawutan hidup saat jiwanya teralihkan oleh sesuatu di dalam dada yang menghangat istimewa. Hari ini indah .... Hari ini indah .... Hari ini indah .... Tidak perlu diucapkan, perasaan itu sudah menjelaskannya. Alangkah melegakan hingga Jiang Jie dengan senang hati bersedia mengalaminya. Di kamar hotel, dia bangun pagi pun tubuh berasa ringan. Mandi dengan riang. Merias diri dengan girang. Menyiapkan sarapan seperti bersenang-senang. Pagi ini cerah di kota New Feel, dengan langit biru bersanding kapas-kapas awan. Sesuatu yang lumrah. Lumrah andai kata ditilik dari latar belakangnya. Karena seumur-umur, sejauh hidupnya yang terjerat belenggu kepasrahan akibat paksaan pernikahan demi hanya melunasi utang, pantas diakui, untuk kali pertamanya Jiang Ji
Episode 166: Perut Keroncongan Tidak Bisa Disuruh Tunggu. 3466 / 17 / Aquarius, (Musim Dingin). —11:06. “... kejahatan yang kotor lagi lebih menyiksa adalah kejahatan yang terselubung, yang tidak disadari ... dan akan konyol rasanya andaikan kita malah berkompromi dengan para penjahatnya ....” Afirmasi itu berasal dari sang pemimpin nomor satu negara Selatan-Putih; Eidris De Atria. Dalam pondok marga Atria dirinya tengah berkumpul bersama seluruh keluarga marga Atria guna mengumpulkan dukungan. Presensi politiknya di sini serempak mengundang minat banyak masyarakat guna turut berkumpul sampai memenuhi ke halaman depan pondok. Kendati Presiden Eidris sebetulnya membiarkan semua rakyat untuk berbaur tanpa sekat, tetap pihak pengamanan presiden perlu membuat jarak antar rakyat dengan pemimpin negara itu. Masyarakat berdesak-desakan untuk sekadar melihat pemimpin mereka. Sedang militer Pasifikasi membuat blokade pada area pondok marga Atria. ”Itulah mengapa diriku berniat membu
Episode 167: Bicara Pada Bocah-Bocah, Bicara Pada Generasi Penerus. 3466 / 18 / Aquarius, (Musim Dingin).—12:05.Apartemen Fiil ....Ketimbang anak-anak bertengkar seperti mafia yang memperebutkan tanah milik rakyat, Kael De Rigel berinisiatif mengumpulkan mereka untuk bermain memarodikan dunia Aura.Alasan tersebutlah yang mengantarkan 20 anak-anak berkumpul riang pada halaman depan apartemen. Rapi dan ramai. Mereka memarodikan zaman Aura Laier yang penuh manipulasi dengan pembawaan yang ringan.“Ayo klan Bekicot Terbang, kita kuasai dunia dibawah kekuasaan total satu klan!” Bocah laki-laki berciput hitam mengangkat seekor bekicot, tanda memulai perang. Memerintahkan puluhan bekicot miliknya yang sudah ditata rapi di belakang kakinya selayaknya ratusan prajurit yang siap merealisasikan perintah jenderalnya. Namun, alih-alih bergerak maju sesuai instruksi, kebanyakan bekicot justru menciut, masuk ke dalam cangkangnya karena dinginnya salju seolah sudah melumpuhkan mereka. Dilain s
Episode 168: Tidak Akan Menanti Hujan Mereda, Manis Pahit Kuhadapi. Adalah bangsa Barat-Daya yang memiliki iklim Hibrida, dalam klasifikasi iklim Eronian (memiliki tujuh musim; musim hujan, musim gugur, musim kemarau, musim udara dingin, musim semi, musim panas terik dan musim hangat berlangit biru cerah). Bangsa dengan tanah yang didominasi tanah andosol. Secara historis busana umat manusia benua Barat, atau utamanya Barat-Daya tidak lepas berupa pakaian jeans, gamis warna hijau lemon serta gaun mewah. Favorit mereka adalah kain sutra, dengan warna hijau dan putih atau biru yang paling menonjol. Pada zaman ini umumnya kaum perempuan mengenakkan busana yang modis serta anggun: Gaun bentuk A berbahan sutra dilengkapi jaket jeans kebiruan, sementara celana disesuaikan keinginan. Tidak jauh berbeda dengan kaum wanita, kaum pria lebih mencitrakan modis pun fleksibel. Dengan kata lain, kaum pria umumnya mengenakkan gamis yang dilengkapi setelan jeans; baik celana jeans maupun rompi je
Episode 299: Karena Kebahagiaan Itu Membosankan, Sama Membosankannya Dengan Penderitaan!'Wush'.Sekelebat bayangan kemerahan pekat melintas di hadapannya. Gaun merah yang menjuntai hingga ke tumit kaki berkibar mistis dengan dua mata yang bersinar putih menyilaukan mengintip dari rambutnya yang hitam amat panjang serta-merta dikenali Eriel De Atria sebagai Azusa Mingxia, Pewaris Aura Cahaya terakhir di benua Selatan.Bagian mengejutkannya ketika sosok Azusa berintegrasi dengan Eriel selayaknya air dan basahnya diiringi ribuan pasukan yang siap melawan sesosok pria gondrong berbusana urakan yang mengangkat pusaka Tongkat-Kujang Berlian. Suasana dimeriahkan lagi oleh berlangsungnya gerhana matahari serta beberapa meteor kemerahan yang menghujani wilayah Selatan. Fenomena alam yang sekalian dieksploitasi oleh Eriel dan sosok pria gondrong demi memperoleh kualitas Aura Cahaya lebih tinggi. Guru Erika pun bahkan bergabung mendukung pria Auranias Cahaya itu.Dan jiwa Azusa Mingxia yang seak
Episode 298: Seperti Menyaksikan Benda Yang Belum Pernah Ada Di Dunia Ini.3469 / 03 / Leo (Musim Semi). 12:05.Ruruia hanya bingung harus bersikap seperti apa saat yang didapatkan adalah sesuatu yang tidak terencana sejauh hidupnya. Walau bagaimanapun keadaannya tekadnya kokoh kepada alasan dia memulai. Yang lebih baik dari itu adalah tidak satu pun yang menyadari niat terselubungnya. Kemenangan kelompoknya tidak hanya mendapat apresiasi dari masyarakat, penghargaan berupa materi dan medali diserahkan pemerintah kota Diwa kepada kelompok Tunggalitas—ya, tidak diragukan lagi, para petinggi Tunggalitas yang mendapatkan manisnya sedang anggota-anggota dibawahnya cukup mendapatkan hikmahnya.Ratusan sampai ribuan individu rela menyesaki area rumah megah Ruruia hanya demi menyaksikan sekaligus menyambut ketua baru Tunggalitas. Amat ramai. Sampai-sampai disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi lokal sebab peristiwa ini sangat historis bagi tiap-tiap kalangan yang terlibat di da
Episode 297: Hidup Ini Jadi Berat Karena Sebagai Hal Yang Tidak Diinginkan.Tensi pertarungan lebih tinggi dan intensitas serangan lebih rapat. Sangat ambisius dan agresif bagaimana mereka bertempur. “GYYAAAAAAAAAH ...!” Odero mengaktivasi [Sisik Seribu Api] yang mengejawantahkan ratusan bola-bola api seukuran bola tenis tepat memberondongi Aleon.'BLARSH'.“... [Benteng Timur] Aktif!” Bersama kecekatan Aleon yang luar biasa sebuah serangan balik diserahkannya, “[Seribu Duri Salju] kombinasi [Gelembung Udara Peledak] ...!”'BOOMM'.'BOOMM'.Kendatipun mati-matian serangan jarak jauh-dekat silih berganti belum ada tanda siapa yang dipastikan mencapai garis kemenangan.Begitu duel tiba dipukul 15:37, Energi-Aura milik Odero yang telah menipis dan keadaan yang menyudutkannya menciptakan alasan untuk menabrakkan dirinya menuju satu pilar. Berniat meledakkan semuanya. 'DHUAAARSS'.Selepas berhasil, keseimbangan keempat pilar berantakan. Suplai unsur alam kepada Aleon terhenti. Dan tidak
Episode 296: Mati Dalam Kebebasan Lebih Baik Ketimbang Hidup Dalam Perbudakan.3469 / 02 / Leo (Musim Semi).Aleon selaku pimpinan serikat kaum siluman Selatan-Putih belum kalah mempertahankan ideologinya sekalipun dengan telak dan merugikan kelompoknya telah dikalahkan—sampai mencelakainya malah.Pertempuran di hutan Rambut Alam telah tuntas, tapi banyak target operasi yang entah bagaimana melarikan diri tanpa malu-malu, tanpa dapat dihentikan saat keadaannya sangat mendukung penangkapan besar-besaran. Ada yang melakukan pembelotan atau telah terlibat situasi pelik yang menyebabkan itu lazim terjadi.Tidak diragukan lagi,—meskipun enggan diakui—sebagai salah satu yang melarikan diri dari operasi tersebut ialah Aleon dan tokoh-tokoh kesayangannya. Sementara sekutu-sekutu Odero menuntaskan urusannya masing-masing, dia dalam kemantapan hati sendirian mendatangi lokasi keberadaan Aleon. Tidak sulit baginya menemukan siluman singa itu selagi Odero sendiri yang mengumumkan dalang atas kek
Bab 9: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).'Di luasnya alam semesta Aura ini ... ada yang mengawasi mereka.'Menyaksikan data-data alam semesta Aura dan Gudang Ilmu-Ilmu Aura, siapapun pasti takjub akan semua pengetahuan bagai tak berujung itu, yang apabila dicatatkan sebagai sebuah buku anak-anak pun tidak akan keliru dalam menebak bahwa manusia biasa akan kehabisan umurnya sebelum mampu merampungkan semua detail yang ada. Ya, itu terdengar seperti lelucon atau lebih konyol lagi.Dan semua usaha para Programmer Aura untuk menyatukan setiap generasi dengan cara yang sangat variatif gagal total dan malah sebaliknya, pembentukan heterogen menjadi persaingan antar departemen permainan dunia yang beralih perselisihan abadi tak berujung. Satu-satunya jalan keluar sebetulnya hanyalah pemusnahan secara tak bersisa.Menyebabkan kerumitan masif, kebingungan tanpa ujung dan melontarkan ribuan pertanyaan dari mereka-mereka yang menuntut kejelasan mendalam, “Mengapa Sistem mengondisikan ske
Bab 8: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).Mengingkari prinsip kinerja alam semesta bagi Solum bukanlah kemustahilan. Dialah yang mendesain hukum semesta Aura. Membangun atau menghancurkan peradaban. Sebagai satu dari beberapa Programmer yang utama. Sang pimpinan Departemen Permainan Dunia Sistem Dewa-Dewi. Dalam kasus itu, beberapa sebutan istimewa tersemat kepadanya, walaupun yang paling kontroversial adalah kemampuannya dalam meretas Sistem lalu memanipulasi seluruh dunia.Dari sana tidak perlu ada yang diherankan, gelar dan ilmunya melampaui seluruh peserta di dunia Aura. Lebih baik dari itu, usianya yang sangat panjang melebihi umur alam semesta Aura. Dirinya lebih dulu eksis daripada kehadiran dunia Aura itu sendiri. Menjadi saksi banyak peristiwa dan hidup-mati makhluk-makhluk permainan. Sebelumnya bahkan ia telah menciptakan permainan dunia sesuai visual imajinasinya. Heroik, antagonistis, nyata, maya, kasar atau segala sesuatu yang eksis di semesta Aura telah diketah
Halo.... Salam hangat dari Penulis Sistem Aura Infinity.Maaf telah menunggu lama...Karena Ada beberapa soal yang harus penulis rampungkan, maka novel ini akan dilanjutkan setelah penulis menyelesaikan urusannya. Tentu dengan upaya agar gaya penulisan yang lebih ringan dan informatif (ya semoga saja) ....Terima kasih untuk yang berkenan membaca atau selainnya, penulis sangat mengapresiasi itu.maaf untuk banyak kesalahan dan kalimat yang menyinggung. Sungguh penulis hanya bermaksud menghibur dan moga tulisan sederhana ini bisa jadi Manfaat besar dalam kenyataan para pembaca....Nantinya penulis akan buatkan episode tambahan lebih dulu sebelum memasuki jilid 3. Beberapa episode jilid 2 pun sudah penulis revisi--artinya novel ini masih Berlanjut Sekalipun Sepi Peminat. Kalau semua ini kurang memuaskan, atau bahkan buruk yaaaa... aku kembalikan pada kebijaksanaan para pembaca....Terima kasih...
Bab 7: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 0).Bangsa Tanah / Eartheia ....Konon nomor 0 adalah angka terakhir yang ditemukan setelah melalui angka 1 sampai sembilan ....Pun konon, siapa yang terkoneksi dengan Sistem secara langsung dia adalah budak dari Sistem itu sendiri. Tidak ada yang begitu peduli pada seorang pria yang hidup sendiri dan terbuang di hutan Ozon selain dirinya sendiri. Bertahun-tahun di sana, bahkan biarpun dia terlahir dari keluarga yang paling dihormati di desanya, dia tampak selalu terasingkan tidak seperti anggota-anggota keluarganya, mengerjakan apapun selalu seorang diri.Semua bermula saat diantara kedua saudara kandungnya dia adalah si bungsu (anak ketiga) yang tidak mewarisi Aura; non-Auranias. Tidak sedikit pun berminat melestarikan pemahaman keluarganya yang konservatif; Ortodoks-Aura. Satu-satunya anak yang berbeda, yang vokal mengingkari cara hidup keluarganya. Memiliki cara pandang sendiri mengenai dunia Aura dan cara kerjanya. Tidak sepakat harus se
Episode 295: Ketika Sudah Punya Segalanya Kita Umumkan Bahwa Hidup Ini Mudah Dan Indah. 18:44.Badai salju!Dalam rangka bermain bersama teman-temannya Zihao terpaksa menundanya lantaran derasnya arus badai yang menerpa Kota New Feel dan sekitarnya. Akan amat berbahaya kalau ia bermain di luar ruangan dalam cuaca yang dapat menerbangkan dua ekor kuda.Sekarang di kamarnya, Zihao menikmati lagi masa kanak-kanaknya dengan membaca komik Adiwira Auranias Cahaya Generasi Klasik. Komik yang cocok buat anak seusianya. Bahasa yang ringan tidak berbelit-belit, topik yang santai tidak berlebihan, banyak humor yang pas, tanpa bualan-bualan kontroversial, tanpa bunuh-membunuh, benar-benar pantas untuk melepaskan penat dan menghibur diri.Namun, begitu kebosanan mengintervensi jiwanya, dia meninggalkan kamarnya untuk lalu duduk bersama Mama-nya di sofa ruang utama. Sambil menonton acara televisi yang kesulitan mendapatkan sinyal karena badai yang berlangsung, sehingga hanya beberapa stasiun televi