Episode 119: Akhir Yang Bahagia Hanya Pantas Untuk Yang Rela Berkorban. Hari berikutnya, Perdana Menteri Eriel De Atria mengadakan jamuan publik bersama beberapa petinggi negara dan masyarakat biasa. Diadakan untuk dua hari kedepannya. Hari pertama ini untuk para jurnalis, petinggi negara Laturnia dan masyarakat. Bertempat di mana tamu yang tidak diundang tidak boleh berkeliaran tanpa izin, tepatnya, di sebuah hotel bintang lima, dengan gaya bangunan menyerupai pohon. Acara sudah dibuka sejak sembilan pagi. Semua tamu—masyarakat—sudah Eriel seleksi. Meski ribuan masyarakat yang mendaftar, Eriel hanya memilih mereka yang sekiranya belum pernah bertemu dengannya, terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga. Beberapa petinggi negara yang berdatangan, para jurnalis atau masyarakat sipil Eriel sambut dengan girang dan ramah-tamah. Acara berkumpul bersama ini akan meningkatkan relasi, ikatan emosi, komunikasi dan sifat familier dari setiap kalangan. Eriel menjembatani itu dalam menanamkan men
Episode 120: Sukses Tidak Disanjung, Gagal Dicaci Maki. 3466 / 14 / Libra, (Musim Dingin). —08:48. Pagi mendung. 'Puafh'. 'Puafh'. Beberapa [Bola Aura Merah] musnah beradu dengan [Bola Aura Pingai]. Pewaris-Aura Merah level 63 (Eidris De Atria) tengah melawan Pewaris-Aura Pingai level 65 (ajudan pribadi presiden bernama Neon). Di belakang istana presiden, lapangan,—kota Auroran, provinsi Barat—mereka melakukan latihan sebelum mengadakan pertemuan penting dengan para pemimpin marga dan ketua Auranias Selatan-Putih. Jubah Presiden Eidris berkibar cepat begitu ia melompat setinggi 7 meteran seraya berputar hebat, dapat mengelak dari belasan [Bola-Bola Aura Pingai]. 'Poufh-Poufh' 'Poufh-Poufh'. “[Bola Api-Aura] aktifkan!” serunya sambil kedua telapak tangan-Aura dijulurkan menuju target. 'Bufh'. 'Bufh'. [Bola Api-Aura] memiliki rupa bagaikan bola api merah yang berukuran 3 atau 4 kali lipat dari ukuran bola basket, melesat menuju sang ajudan. “[Benteng Tombak-Es] aktifkan!” s
Episode 121: Hidup Tidak Semudah Modal Petuah Nenek Moyang. —19:09. Di malam hujan salju yang dingin .... Ruangan kerja, di hunian mewah Komisaris Deun. Empat figur laki-laki memenuhi ruang berinterior simpel; dengan lemari buku dan berkas-berkas penting. Mereka berkumpul resah di depan meja kerja komisaris kota Tera. Getaran suram membanjiri segenap ruang kantor. Menanggung rasa sakit yang paling membelenggu kesadaran. “... kami benar-benar memohon ampun—tuan muda sudah wafat.” Seorang dari dua orang pria tegap menguak kenyataan paling pahit. Dua pria itu bahkan nampak tertunduk menyesal dan tak berdaya. Merasa bertanggung jawab atas efek yang ditimbulkan dari hasil kerja mereka. “AAAAAAARRRRRRGGGGGGHH ...!!” Menjadi informasi mengerikan yang seorang manusia waras mana pun akan merasa terpukul karenanya. Perihal kematian salah satu anggota keluarga. Mikael De Arcernar, yang diketemukan wafat dengan kondisi fisik menyedihkan yang dipandang sekali saja akan melongo. “BODOH KALI
Episode 122: Dikesunyian Doa Yang Khusyuk, Hanya Berakhir Kekecewaan. 3466 / 15 / Libra, (Musim Dingin). —10:02. Pagi yang dingin. Di bulan ini kebanyakan manusia Selatan menguatkan kehangatannya dengan menambah lapisan pakaian hangat. Baju tambahan, mantel tambahan atau syal dan lainnya yang bisa melunturkan kedinginan. Bukannya apa-apa, pada bulan inilah suhu ekstrem meningkat pesat dan itensitas salju lebih banyak. Kemarin-kemarin bahkan badai salju sempat datang untuk merusak rumah dan aktivitas warga. Danau Omega yang luasnya melebihi stadion Berlian, tetap utuh menyegarkan tanpa terjamah pembekuan es. Pagi ini pengunjung lumayan banyak berdatangan. Dari turis luar kota sampai luar negara hadir di sini. Di atas danau, sebuah sampan tengah dipakai dua tokoh untuk kegiatan memancing. Sosok pria jangkung bermantel hitam panjang dengan beberapa tambalan kain, rambut gondrong terkucir rendah ke belakang, kacamata-pilot hitam, dan selalu menyematkan tas pinggang di bagian dalam m
Episode 123: Dapatkah Pengampunan Yang Murni Menghentikan Perang? Kael teringat bahwa ini mengundang kecurigaan terhadap kelompoknya sendiri. Tidak tersangkal lagi, terlalu jelas adanya korelasi Arata yang bertindak di luar batas. —18:30. Arata dan Liora terpaksa pulang lantaran kabar kematian ketua kelompok. Mereka memang tidak bisa mengikuti lagi pemakaman, sehingga akan menjenguk setelah membahasnya bersama anggota tim. Fang Yin, Niro dan Liora berdiskusi di ruangan utama. Sedang pintu ruang kerja tertutup rapat seiring adanya dialog panas antara Auranias Pingai dan Auranias Cahaya. Perdebatan yang tidak diharapkan seolah sudah pasti bakal terjadi. “... maaf, aku hanya bertanya, mengapa tempo lalu engkau berubah mendadak, dan selepas uang kontribusi Mikael didapatkan, ketua tim pun wafat mendadak ...? Rasanya terlalu dipaksakan kalau ketua harus wafat disaat keuntungan telah diraih.” Kael meminta klarifikasi. “Mikael adalah tanggung jawabmu! Bukankah dia selalu bersamamu?!” s
Episode 124: Genggam Tanganku, Dunia Tidak Seburuk Tumpukan Utang. 3466 / 16 / Libra, (Musim Dingin). 10:20. Pagi yang ceria, cerah walau kondisi awan tampak bergumul keperakan. Hari ini salah satu jadwal pagelaran olahraga Kelompok-Aura Gabungan benua Selatan tengah diselenggarakan. 5 kelompok nasional dan 5 kelompok Umum tengah berjuang mewakili Selatan-Putih. Kelompok Quantumnity (negara Selatan-Putih) melawan kelompok Atomnity (negara Selatan-Hitam). Pertarungan terbuka yang bertandang di arena Pewaris-Aura Selatan-Hitam, pada lapangan dengan tanaman berduri sudah diisi sepuluh individu yang sengit bertarung, berupaya saling menjatuhkan. Mereka punya waktu 45 menit untuk babak pertama sekaligus babak kedua (total waktu bertanding 90 menit), dan 20 menit tambahan sebagai waktu istirahat. Ribuan penonton telah memadati sekitar arena, memberikan semangat atau sekadar mencari sensasi hiburan yang menantang. Beda halnya dengan bangsa Selatan-Putih, provinsi Utara, kota Tera. Masya
Episode 125: Dunia Utopia, Harapan Manusia. 3466 / 17 / Libra, (Musim Dingin). Bangsa Selatan-Kelabu .... —12:15. Karena terbukti bahwa istirahat amat membantu metabolisme tubuh serta pemulihan mental. Eriel De Atria dengan gembira melakukannya. Hunian megah, bergaya modern seperti berbentuk piramida, berlantai lima, serba monokrom. Hunian yang berdiri di areal rumah-rumah kaum elite. Halamannya tidak luas, tapi dalam rumahnya beberapa fasilitas modern dan konvensional tersedia sesuai kebutuhannya. Pada provinsi Timur, kota Ikora, Eriel menikmati waktu liburnya di rumah, berkumpul bersama keluarga kecilnya, dan banyak bercerita. Untuk sekarang, mereka berada di ruangan yang hangat, rumput hijau tumbuh subur di sini, sebuah kolam ikan dengan tebing yang konstruksinya menyerupai air terjun dan terdapat dekorasi alam lainnya yang menyegarkan mata. Saat ini presensi sang adik ipar membuatnya berdiskusi. Duduk di kursi dengan meja berbentuk piramida terbalik sebagai pemisah jarak k
Episode 126: Mematuhi, Meyakini, Naluri Pemimpin Walau Terinjak Mati. 3466 / 19 / Libra, (Musim Dingin). Bangsa Selatan-Putih .... Sehubungan dengan adanya kunjungan kenegaraan Pangeran Nein Al-Manamah, Putra Mahkota, pewaris takhta kerajaan Utara-Daya berikutnya, Presiden Eidris akan menjamu dan menyambutnya dengan sukaria. Begitu pula masyarakat Selatan-Putih yang enggan melewatkan kedatangannya. Bukan hanya kunjungan kerja, sang Pangeran akan menginap beberapa hari sekalian menyaksikan pertandingan Kelompok-Aura Gabungan bersama Presiden Eidris. Istana presiden di kota Auroran adalah destinasi pertama rombongan Pangeran Nein dalam bertandang. Kehadirannya diiringi kibaran panji-panji bangsa Utara-Daya—warna dasar biru dengan pola awan putih—pada jalan yang akan dilaluinya. Rombongan Pangeran Nein dengan kereta kuda mewahnya menyusuri jalanan kota Auroran yang telah disesaki masyarakat. Sosoknya yang tampan, ramah dan lajang membuat para gadis rela berteriak memanggil namanya,
Episode 299: Karena Kebahagiaan Itu Membosankan, Sama Membosankannya Dengan Penderitaan!'Wush'.Sekelebat bayangan kemerahan pekat melintas di hadapannya. Gaun merah yang menjuntai hingga ke tumit kaki berkibar mistis dengan dua mata yang bersinar putih menyilaukan mengintip dari rambutnya yang hitam amat panjang serta-merta dikenali Eriel De Atria sebagai Azusa Mingxia, Pewaris Aura Cahaya terakhir di benua Selatan.Bagian mengejutkannya ketika sosok Azusa berintegrasi dengan Eriel selayaknya air dan basahnya diiringi ribuan pasukan yang siap melawan sesosok pria gondrong berbusana urakan yang mengangkat pusaka Tongkat-Kujang Berlian. Suasana dimeriahkan lagi oleh berlangsungnya gerhana matahari serta beberapa meteor kemerahan yang menghujani wilayah Selatan. Fenomena alam yang sekalian dieksploitasi oleh Eriel dan sosok pria gondrong demi memperoleh kualitas Aura Cahaya lebih tinggi. Guru Erika pun bahkan bergabung mendukung pria Auranias Cahaya itu.Dan jiwa Azusa Mingxia yang seak
Episode 298: Seperti Menyaksikan Benda Yang Belum Pernah Ada Di Dunia Ini.3469 / 03 / Leo (Musim Semi). 12:05.Ruruia hanya bingung harus bersikap seperti apa saat yang didapatkan adalah sesuatu yang tidak terencana sejauh hidupnya. Walau bagaimanapun keadaannya tekadnya kokoh kepada alasan dia memulai. Yang lebih baik dari itu adalah tidak satu pun yang menyadari niat terselubungnya. Kemenangan kelompoknya tidak hanya mendapat apresiasi dari masyarakat, penghargaan berupa materi dan medali diserahkan pemerintah kota Diwa kepada kelompok Tunggalitas—ya, tidak diragukan lagi, para petinggi Tunggalitas yang mendapatkan manisnya sedang anggota-anggota dibawahnya cukup mendapatkan hikmahnya.Ratusan sampai ribuan individu rela menyesaki area rumah megah Ruruia hanya demi menyaksikan sekaligus menyambut ketua baru Tunggalitas. Amat ramai. Sampai-sampai disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi lokal sebab peristiwa ini sangat historis bagi tiap-tiap kalangan yang terlibat di da
Episode 297: Hidup Ini Jadi Berat Karena Sebagai Hal Yang Tidak Diinginkan.Tensi pertarungan lebih tinggi dan intensitas serangan lebih rapat. Sangat ambisius dan agresif bagaimana mereka bertempur. “GYYAAAAAAAAAH ...!” Odero mengaktivasi [Sisik Seribu Api] yang mengejawantahkan ratusan bola-bola api seukuran bola tenis tepat memberondongi Aleon.'BLARSH'.“... [Benteng Timur] Aktif!” Bersama kecekatan Aleon yang luar biasa sebuah serangan balik diserahkannya, “[Seribu Duri Salju] kombinasi [Gelembung Udara Peledak] ...!”'BOOMM'.'BOOMM'.Kendatipun mati-matian serangan jarak jauh-dekat silih berganti belum ada tanda siapa yang dipastikan mencapai garis kemenangan.Begitu duel tiba dipukul 15:37, Energi-Aura milik Odero yang telah menipis dan keadaan yang menyudutkannya menciptakan alasan untuk menabrakkan dirinya menuju satu pilar. Berniat meledakkan semuanya. 'DHUAAARSS'.Selepas berhasil, keseimbangan keempat pilar berantakan. Suplai unsur alam kepada Aleon terhenti. Dan tidak
Episode 296: Mati Dalam Kebebasan Lebih Baik Ketimbang Hidup Dalam Perbudakan.3469 / 02 / Leo (Musim Semi).Aleon selaku pimpinan serikat kaum siluman Selatan-Putih belum kalah mempertahankan ideologinya sekalipun dengan telak dan merugikan kelompoknya telah dikalahkan—sampai mencelakainya malah.Pertempuran di hutan Rambut Alam telah tuntas, tapi banyak target operasi yang entah bagaimana melarikan diri tanpa malu-malu, tanpa dapat dihentikan saat keadaannya sangat mendukung penangkapan besar-besaran. Ada yang melakukan pembelotan atau telah terlibat situasi pelik yang menyebabkan itu lazim terjadi.Tidak diragukan lagi,—meskipun enggan diakui—sebagai salah satu yang melarikan diri dari operasi tersebut ialah Aleon dan tokoh-tokoh kesayangannya. Sementara sekutu-sekutu Odero menuntaskan urusannya masing-masing, dia dalam kemantapan hati sendirian mendatangi lokasi keberadaan Aleon. Tidak sulit baginya menemukan siluman singa itu selagi Odero sendiri yang mengumumkan dalang atas kek
Bab 9: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).'Di luasnya alam semesta Aura ini ... ada yang mengawasi mereka.'Menyaksikan data-data alam semesta Aura dan Gudang Ilmu-Ilmu Aura, siapapun pasti takjub akan semua pengetahuan bagai tak berujung itu, yang apabila dicatatkan sebagai sebuah buku anak-anak pun tidak akan keliru dalam menebak bahwa manusia biasa akan kehabisan umurnya sebelum mampu merampungkan semua detail yang ada. Ya, itu terdengar seperti lelucon atau lebih konyol lagi.Dan semua usaha para Programmer Aura untuk menyatukan setiap generasi dengan cara yang sangat variatif gagal total dan malah sebaliknya, pembentukan heterogen menjadi persaingan antar departemen permainan dunia yang beralih perselisihan abadi tak berujung. Satu-satunya jalan keluar sebetulnya hanyalah pemusnahan secara tak bersisa.Menyebabkan kerumitan masif, kebingungan tanpa ujung dan melontarkan ribuan pertanyaan dari mereka-mereka yang menuntut kejelasan mendalam, “Mengapa Sistem mengondisikan ske
Bab 8: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).Mengingkari prinsip kinerja alam semesta bagi Solum bukanlah kemustahilan. Dialah yang mendesain hukum semesta Aura. Membangun atau menghancurkan peradaban. Sebagai satu dari beberapa Programmer yang utama. Sang pimpinan Departemen Permainan Dunia Sistem Dewa-Dewi. Dalam kasus itu, beberapa sebutan istimewa tersemat kepadanya, walaupun yang paling kontroversial adalah kemampuannya dalam meretas Sistem lalu memanipulasi seluruh dunia.Dari sana tidak perlu ada yang diherankan, gelar dan ilmunya melampaui seluruh peserta di dunia Aura. Lebih baik dari itu, usianya yang sangat panjang melebihi umur alam semesta Aura. Dirinya lebih dulu eksis daripada kehadiran dunia Aura itu sendiri. Menjadi saksi banyak peristiwa dan hidup-mati makhluk-makhluk permainan. Sebelumnya bahkan ia telah menciptakan permainan dunia sesuai visual imajinasinya. Heroik, antagonistis, nyata, maya, kasar atau segala sesuatu yang eksis di semesta Aura telah diketah
Halo.... Salam hangat dari Penulis Sistem Aura Infinity.Maaf telah menunggu lama...Karena Ada beberapa soal yang harus penulis rampungkan, maka novel ini akan dilanjutkan setelah penulis menyelesaikan urusannya. Tentu dengan upaya agar gaya penulisan yang lebih ringan dan informatif (ya semoga saja) ....Terima kasih untuk yang berkenan membaca atau selainnya, penulis sangat mengapresiasi itu.maaf untuk banyak kesalahan dan kalimat yang menyinggung. Sungguh penulis hanya bermaksud menghibur dan moga tulisan sederhana ini bisa jadi Manfaat besar dalam kenyataan para pembaca....Nantinya penulis akan buatkan episode tambahan lebih dulu sebelum memasuki jilid 3. Beberapa episode jilid 2 pun sudah penulis revisi--artinya novel ini masih Berlanjut Sekalipun Sepi Peminat. Kalau semua ini kurang memuaskan, atau bahkan buruk yaaaa... aku kembalikan pada kebijaksanaan para pembaca....Terima kasih...
Bab 7: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 0).Bangsa Tanah / Eartheia ....Konon nomor 0 adalah angka terakhir yang ditemukan setelah melalui angka 1 sampai sembilan ....Pun konon, siapa yang terkoneksi dengan Sistem secara langsung dia adalah budak dari Sistem itu sendiri. Tidak ada yang begitu peduli pada seorang pria yang hidup sendiri dan terbuang di hutan Ozon selain dirinya sendiri. Bertahun-tahun di sana, bahkan biarpun dia terlahir dari keluarga yang paling dihormati di desanya, dia tampak selalu terasingkan tidak seperti anggota-anggota keluarganya, mengerjakan apapun selalu seorang diri.Semua bermula saat diantara kedua saudara kandungnya dia adalah si bungsu (anak ketiga) yang tidak mewarisi Aura; non-Auranias. Tidak sedikit pun berminat melestarikan pemahaman keluarganya yang konservatif; Ortodoks-Aura. Satu-satunya anak yang berbeda, yang vokal mengingkari cara hidup keluarganya. Memiliki cara pandang sendiri mengenai dunia Aura dan cara kerjanya. Tidak sepakat harus se
Episode 295: Ketika Sudah Punya Segalanya Kita Umumkan Bahwa Hidup Ini Mudah Dan Indah. 18:44.Badai salju!Dalam rangka bermain bersama teman-temannya Zihao terpaksa menundanya lantaran derasnya arus badai yang menerpa Kota New Feel dan sekitarnya. Akan amat berbahaya kalau ia bermain di luar ruangan dalam cuaca yang dapat menerbangkan dua ekor kuda.Sekarang di kamarnya, Zihao menikmati lagi masa kanak-kanaknya dengan membaca komik Adiwira Auranias Cahaya Generasi Klasik. Komik yang cocok buat anak seusianya. Bahasa yang ringan tidak berbelit-belit, topik yang santai tidak berlebihan, banyak humor yang pas, tanpa bualan-bualan kontroversial, tanpa bunuh-membunuh, benar-benar pantas untuk melepaskan penat dan menghibur diri.Namun, begitu kebosanan mengintervensi jiwanya, dia meninggalkan kamarnya untuk lalu duduk bersama Mama-nya di sofa ruang utama. Sambil menonton acara televisi yang kesulitan mendapatkan sinyal karena badai yang berlangsung, sehingga hanya beberapa stasiun televi