Episode 118: Lebih Baik Korup Daripada Tidak Sama Sekali.Bangsa Selatan-Kelabu punya iklim yang lebih hangat ketimbang tiga negara saudaranya. Negara ini tidak sekecil yang diperbincangkan—akan disebut negara kecil bila komparasinya terhadap Selatan-Putih dan Selatan-Hitam. Satu negara yang dapat bersaing di kancah dunia, negara yang lebih kaya dari negara besar tetangganya.Letak geologisnya yang strategis, di mana letaknya pada titik pertemuan batas wilayah bangsa Selatan-Hitam, Selatan-Putih, benua Utara, benua Timur dan laut internasional.Sebagai negara distributor dan pelabelan dagang benua Selatan. Tempat ternyaman serta teraman bagi para petualang, turis, investor, koruptor, pengusaha, selebritas, atau para kriminalis kelas kakap. Perlindungannya langsung ditangani kemiliteran.Selatan-Kelabu disanjung atas kebangkitan ekonomi, sosial, politik dan budaya, hanya dalam waktu singkat mampu menjadi negara maju. Membentuk keadaan masyarakat disiplin, berilmu, berpikir terbuka, mod
Episode 119: Akhir Yang Bahagia Hanya Pantas Untuk Yang Rela Berkorban. Hari berikutnya, Perdana Menteri Eriel De Atria mengadakan jamuan publik bersama beberapa petinggi negara dan masyarakat biasa. Diadakan untuk dua hari kedepannya. Hari pertama ini untuk para jurnalis, petinggi negara Laturnia dan masyarakat. Bertempat di mana tamu yang tidak diundang tidak boleh berkeliaran tanpa izin, tepatnya, di sebuah hotel bintang lima, dengan gaya bangunan menyerupai pohon. Acara sudah dibuka sejak sembilan pagi. Semua tamu—masyarakat—sudah Eriel seleksi. Meski ribuan masyarakat yang mendaftar, Eriel hanya memilih mereka yang sekiranya belum pernah bertemu dengannya, terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga. Beberapa petinggi negara yang berdatangan, para jurnalis atau masyarakat sipil Eriel sambut dengan girang dan ramah-tamah. Acara berkumpul bersama ini akan meningkatkan relasi, ikatan emosi, komunikasi dan sifat familier dari setiap kalangan. Eriel menjembatani itu dalam menanamkan men
Episode 120: Sukses Tidak Disanjung, Gagal Dicaci Maki. 3466 / 14 / Libra, (Musim Dingin). —08:48. Pagi mendung. 'Puafh'. 'Puafh'. Beberapa [Bola Aura Merah] musnah beradu dengan [Bola Aura Pingai]. Pewaris-Aura Merah level 63 (Eidris De Atria) tengah melawan Pewaris-Aura Pingai level 65 (ajudan pribadi presiden bernama Neon). Di belakang istana presiden, lapangan,—kota Auroran, provinsi Barat—mereka melakukan latihan sebelum mengadakan pertemuan penting dengan para pemimpin marga dan ketua Auranias Selatan-Putih. Jubah Presiden Eidris berkibar cepat begitu ia melompat setinggi 7 meteran seraya berputar hebat, dapat mengelak dari belasan [Bola-Bola Aura Pingai]. 'Poufh-Poufh' 'Poufh-Poufh'. “[Bola Api-Aura] aktifkan!” serunya sambil kedua telapak tangan-Aura dijulurkan menuju target. 'Bufh'. 'Bufh'. [Bola Api-Aura] memiliki rupa bagaikan bola api merah yang berukuran 3 atau 4 kali lipat dari ukuran bola basket, melesat menuju sang ajudan. “[Benteng Tombak-Es] aktifkan!” s
Episode 121: Hidup Tidak Semudah Modal Petuah Nenek Moyang. —19:09. Di malam hujan salju yang dingin .... Ruangan kerja, di hunian mewah Komisaris Deun. Empat figur laki-laki memenuhi ruang berinterior simpel; dengan lemari buku dan berkas-berkas penting. Mereka berkumpul resah di depan meja kerja komisaris kota Tera. Getaran suram membanjiri segenap ruang kantor. Menanggung rasa sakit yang paling membelenggu kesadaran. “... kami benar-benar memohon ampun—tuan muda sudah wafat.” Seorang dari dua orang pria tegap menguak kenyataan paling pahit. Dua pria itu bahkan nampak tertunduk menyesal dan tak berdaya. Merasa bertanggung jawab atas efek yang ditimbulkan dari hasil kerja mereka. “AAAAAAARRRRRRGGGGGGHH ...!!” Menjadi informasi mengerikan yang seorang manusia waras mana pun akan merasa terpukul karenanya. Perihal kematian salah satu anggota keluarga. Mikael De Arcernar, yang diketemukan wafat dengan kondisi fisik menyedihkan yang dipandang sekali saja akan melongo. “BODOH KALI
Episode 122: Dikesunyian Doa Yang Khusyuk, Hanya Berakhir Kekecewaan. 3466 / 15 / Libra, (Musim Dingin). —10:02. Pagi yang dingin. Di bulan ini kebanyakan manusia Selatan menguatkan kehangatannya dengan menambah lapisan pakaian hangat. Baju tambahan, mantel tambahan atau syal dan lainnya yang bisa melunturkan kedinginan. Bukannya apa-apa, pada bulan inilah suhu ekstrem meningkat pesat dan itensitas salju lebih banyak. Kemarin-kemarin bahkan badai salju sempat datang untuk merusak rumah dan aktivitas warga. Danau Omega yang luasnya melebihi stadion Berlian, tetap utuh menyegarkan tanpa terjamah pembekuan es. Pagi ini pengunjung lumayan banyak berdatangan. Dari turis luar kota sampai luar negara hadir di sini. Di atas danau, sebuah sampan tengah dipakai dua tokoh untuk kegiatan memancing. Sosok pria jangkung bermantel hitam panjang dengan beberapa tambalan kain, rambut gondrong terkucir rendah ke belakang, kacamata-pilot hitam, dan selalu menyematkan tas pinggang di bagian dalam m
Episode 123: Dapatkah Pengampunan Yang Murni Menghentikan Perang? Kael teringat bahwa ini mengundang kecurigaan terhadap kelompoknya sendiri. Tidak tersangkal lagi, terlalu jelas adanya korelasi Arata yang bertindak di luar batas. —18:30. Arata dan Liora terpaksa pulang lantaran kabar kematian ketua kelompok. Mereka memang tidak bisa mengikuti lagi pemakaman, sehingga akan menjenguk setelah membahasnya bersama anggota tim. Fang Yin, Niro dan Liora berdiskusi di ruangan utama. Sedang pintu ruang kerja tertutup rapat seiring adanya dialog panas antara Auranias Pingai dan Auranias Cahaya. Perdebatan yang tidak diharapkan seolah sudah pasti bakal terjadi. “... maaf, aku hanya bertanya, mengapa tempo lalu engkau berubah mendadak, dan selepas uang kontribusi Mikael didapatkan, ketua tim pun wafat mendadak ...? Rasanya terlalu dipaksakan kalau ketua harus wafat disaat keuntungan telah diraih.” Kael meminta klarifikasi. “Mikael adalah tanggung jawabmu! Bukankah dia selalu bersamamu?!” s
Episode 124: Genggam Tanganku, Dunia Tidak Seburuk Tumpukan Utang. 3466 / 16 / Libra, (Musim Dingin). 10:20. Pagi yang ceria, cerah walau kondisi awan tampak bergumul keperakan. Hari ini salah satu jadwal pagelaran olahraga Kelompok-Aura Gabungan benua Selatan tengah diselenggarakan. 5 kelompok nasional dan 5 kelompok Umum tengah berjuang mewakili Selatan-Putih. Kelompok Quantumnity (negara Selatan-Putih) melawan kelompok Atomnity (negara Selatan-Hitam). Pertarungan terbuka yang bertandang di arena Pewaris-Aura Selatan-Hitam, pada lapangan dengan tanaman berduri sudah diisi sepuluh individu yang sengit bertarung, berupaya saling menjatuhkan. Mereka punya waktu 45 menit untuk babak pertama sekaligus babak kedua (total waktu bertanding 90 menit), dan 20 menit tambahan sebagai waktu istirahat. Ribuan penonton telah memadati sekitar arena, memberikan semangat atau sekadar mencari sensasi hiburan yang menantang. Beda halnya dengan bangsa Selatan-Putih, provinsi Utara, kota Tera. Masya
Episode 125: Dunia Utopia, Harapan Manusia. 3466 / 17 / Libra, (Musim Dingin). Bangsa Selatan-Kelabu .... —12:15. Karena terbukti bahwa istirahat amat membantu metabolisme tubuh serta pemulihan mental. Eriel De Atria dengan gembira melakukannya. Hunian megah, bergaya modern seperti berbentuk piramida, berlantai lima, serba monokrom. Hunian yang berdiri di areal rumah-rumah kaum elite. Halamannya tidak luas, tapi dalam rumahnya beberapa fasilitas modern dan konvensional tersedia sesuai kebutuhannya. Pada provinsi Timur, kota Ikora, Eriel menikmati waktu liburnya di rumah, berkumpul bersama keluarga kecilnya, dan banyak bercerita. Untuk sekarang, mereka berada di ruangan yang hangat, rumput hijau tumbuh subur di sini, sebuah kolam ikan dengan tebing yang konstruksinya menyerupai air terjun dan terdapat dekorasi alam lainnya yang menyegarkan mata. Saat ini presensi sang adik ipar membuatnya berdiskusi. Duduk di kursi dengan meja berbentuk piramida terbalik sebagai pemisah jarak k