“Hemmm, tentu aja nggak Roy. Jika bercinta hanya sekedar melampiaskan rasa sakit hatiku pada Mas Anton, mungkin sejak dulu aku melakukannya dengan pria lain di luar sana. Aku melakukannya dengan mu, karena memang aku benar-benar menginginkannya. Dan itu terbukti berkali-kali aku meraih puncak saat bercinta denganmu,” tutur Angel.“Aku juga nggak ngerti, Tante. Kenapa semua ini terjadi begitu saja, padahal aku sama sekali belum pernah melakukan sebelumnya dengan wanita lain selain Tante,” ujar Roy merasa bingung dengan semua yang telah terjadi antara dia dan Angel.“Udahlah Roy, ngapain juga dipikirin. Toh, semua yang kita lakukan ini sama-sama kita nikmati dan suka sama suka. Apa kamu menyesal Roy?” Angel balik bertanya.“Tentu aja nggaklah, Tante. Seperti yang Tante bilang tadi, karena aku juga menginginkannya makanya semua ini terjadi. Tante nggak usah kuatir, asal Tante bahagia dan senang aku pun dengan senang hati melakukannya kapan pun Tante menginginkannya,” tutur Roy dengan sen
“Kapan-kapan aja Mas, jangan sekarang. Nanti ada yang lihat,” sambung Bi Surti dengan napas yang semakin tak teratur.Roy tak memperdulikan ocehan pembantu itu, karena situasi di dapur cukup aman ia semakin leluasa dan meneruskan sentuhan-sentuhan yang membuat Bi Surti tak sanggup lagi menahan gejolak yang muncul menjalar di sekujur tubuhnya.Hingga sambil berdiri dan melorotkan bagian penting pakaian yang dikenakan, mereka pun terlibat percintaan yang sensasinya tentu berbeda dengan dilakukan di ranjang maupun di tempat lainnya.Gerakan yang dilakukan Roy semakin intens, sementara Bi Surti hanya diam sambil berdiri menikmatinya. Tubuh mereka tampak mengejang beberapa saat, lalu lemas dan hampir saja Bi Surti jatuh terduduk di lantai ruangan dapur itu kalau saja Roy tak menahan tubuhnya dengan pelukannya.Mereka bergegas memperbaiki bagian pakaian yang tadi sengaja dilorotkan, secara bergantian mereka menuju kamar mandi yang tidak jauh dari ruangan dapur itu. Roy kembali lanjutkan men
“Hallo sayang,” sapa Anton sembari naik ke dalam mobil fortuner milik sepupunya.Sore itu mereka sudah ke luar kantor dan akan menuju ke rumah, Bramasta yang mendengar dan melihat tingkah Anton itu hanya geleng-geleng kepala saja.“Hallo juga sayang, jadikan minggu depan Bang Anton akan ke Malaysia dengan Papa dan Mama?” sahut seorang wanita dari sambungan ponsel itu.“Tentu saja jadi, sayang. Kan aku udah janji akan menikahimu awal bulan depan.”“Aku kangen sayang,” ujar wanita di sambungan ponsel itu yang tidak lain adalah Yurika.“Baru juga beberapa hari aku tinggalkan udah kangen?”“Entahlah sayang, mungkin karena aku nggak sabar lagi menunggu momen spesial awal bulan depan itu.”“Aku juga merasakan hal itu, sayang. Tapi mau gimana lagi, kita terpaksa sabar menunggu hingga minggu depan saat aku akan ke Malaysia bersama kedua orang tuaku,” tutur Anton yang berbohong jika orang tuanya yang ia maksud adalah kedua pembantu saat ini bekerja di rumah Bramasta sepupunya.“Abang lagi ngap
“Nah, pilih aja mana menu yang kamu suka Angel.”“Aku ngikut aja dengan menu yang kamu pesan.”“Ya udah kalau begitu,” Jody pun kemudian berbicara dengan pelayan restoran yang baru tiba di meja mereka itu, setelah Jody menunjuk menu yang di inginkan pelayan restoran itupun berlalu mempersiapkan menu yang dipesan Jody itu.“Aku hanya heran dan terkejut aja mengetahui jika kamu hingga saat ini masih belum bekeluarga, sementara seperti yang kamu katakan tinggal di sebuah komplek perumahan. Kok nggak bareng Bokap dan Nyokap?” tanya Angel mengawali obrolan mereka sambil menunggu menu yang mereka pesan di restoran mewah itu.“Hemmm, aku hanya segan aja tinggal di rumah Papa dan Mama. Karena Karina adikku udah menikah dan tinggal di sana bareng suaminya,” jawab Jody sunggingkan senyumnya.“Aku penasaran kenapa hingga kini kamu belum menikah juga? Penyebabnya apa, nggak mungkinlah nggak ada wanita yang ingin kamu jadikan istri?”“Sejak kuliah semester awal dulu, aku bertemu dan menjalin hubun
“Iya Jody, moga aja.”“Jadi kalau di rumah kalian sama-sama bersikap dingin, begitu?” tanya Jody.“Mas Anton jarang di rumah, boleh dikatakan keseharian waktunya ia habiskan di luar. Pernikahanku seperti formalitas saja, nggak tahu aku apa tujuan awalnya dulu dia bersikeras meminta orang tuanya agar Papa menjodohkan aku dengannya,” tutur Angel.“Lalu untuk apa kamu pertahankan jika memang nggak bakal ditemui kebahagiaan dalam rumah tangga?” tanya Jody lagi sembari sama-sama menikmati menu pesanan yang sudah ada dimeja itu.“Aku belum menemui cara untuk menyakinkan Papa jika rumah tanggaku dan Mas Anton akan sulit meraih kebahagiaan, Papa orangnya keras dia nggak mudah percaya begitu saja jika tidak ada bukti yang kuat. Kamu sendiri berusahalah untuk membuka hati pada wanita lain, aku yakin jika kamu terus mencoba pasti akan bisa nantinya.”“Ya, aku akan selalu mencobanya. Bagaimana pun juga aku nggak boleh juga larutkan perasaanku terus-menerus seperti ini, sementara Lilian sendiri mu
Sebelum tiba di ruangan belakang rumah itu, saat Bi Ginah dan Pak Sobri melintas di ruangan tengah, Fitria memanggil mereka.“Ada apa kalian di panggil ke beranda depan menemui Kak Bram dan Mas Anton?” tanya Fitria yang tentu saja sejak tadi penasaran ingin tahu.“Oh, begini Nyonya kami berdua akan dibawa Tuan Anton hari minggu besok ke Malaysia,” jawab Bi Ginah.“Akan dibawa ke Malaysia?” Fitria nampak terkejut.“Ya kami dibawa ke sana selama 3 hari, setelah itu kami kembali lagi ke sini kok,” ujar Pak Sobri.“Selama 3 hari? Kalian diminta untuk ngapain di sana?”“Kami diminta untuk merapikan kediaman Tuan Anton yang baru, sepertinya dia akan pindah dari tempatnya yang lama,” jawab Bi Ginah.“Oh begitu, aku kira kalian akan dipekerjakan di kantornya,” ulas Fitria.“Ya nggaklah Nyonya, masa dipekerjakan di kantor hanya 3 hari saja,” tutur Pak Sobri.“Ya, Nyonya nggak usah kuatir tadi Tuan Bram bilang selama kami pergi dia akan mencari pembantu untuk pengganti kami di sini sementara je
“Lebih jauhnya cinta menginginkan selalu bersama hingga jenjang pernikahan, dan jika putus di tengah jalan makanya tak sedikit dari mereka yang merasa sakit serta sulit untuk move on. Seperti yang dialami Jody dan Lilian,” Angel memperjelas jawaban yang ia berikan.“Oh begitu, jadi berat ya resikonya jika ingin mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh. Jika tujuan tak sampai untuk hidup bersama hingga jenjang pernikahan, maka akan mengalami rasa sakit yang teramat sangat ya, Tante?” Roy menyimpulkan.“Ya kira-kira begitulah Roy,” ulas Angel yang sebenarnya tidak pernah mengalami hal itu, hanya mendengar dan melihat teman-temannya yang berhasil hingga gagal ke jenjang pernikahan dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya.“Berarti jika ingin merasakan apa itu cinta yang sebenarnya, kita harus siap menerima segala resikonya. Jika tidak kita akan patah hati dan sulit move on seperti teman yang Tante ceritakan tadi,” tutur Roy yang merasa ngeri juga untuk melibatkan perasaan lebih pada l
“Ingat ya, nanti kalau Papa dan Mama memintamu bekerja di sana kamu harus bisa mencari alasan untuk menolaknya. Karena aku tahu banget kalau mereka suka akan cara kerjamu di rumah ini, terlebih kamu juga bisa membuat panggang ikan yang lezat,” pinta Angel yang kembali kuatir jika Roy nanti tak bisa menolak tawaran jika Pak Jonan dan Bu Via memintanya bekerja di sana.“Tante tenang aja, kalau pun aku di iming-imingi gaji yang besar aku tetap nggak akan menerima tawaran mereka nantinya. Seperti yang udah aku katakan, kalau aku udah nyaman berada dan bekerja di sini,” Roy menyakinkan Angel.“Itu juga merupakan wujud sebuah cinta, karena udah menjaga kesetiaan,” ujar Angel diiringi senyumnya.“Hemmm, mulai lagi Tante membahas soal cinta. Tapi kata Tante cinta itu sulit sekali dijabarkan, setiap orang berbeda-beda dalam menafsirkannya.”“Ya sih, tapi yang pasti cinta itu indentik dengan kesetiaan. Setiap orang harus bisa menanamkan kesetiaan itu, jika dia benar-benar mencintai seseorang.”
“Sekali lagi aku minta maaf, aku hanya bisa menemani jalan dan membawamu ke tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi di pulau ini, tapi untuk menemanimu tidur di kamar ini aku nggak bisa karena aku telah memiliki kekasih,” jawab Roy yang terpaksa jujur karena dia sudah tak tahu bagaimana cara mencari alasan untuk menolak.“Oh, kamu udah punya kekasih rupanya? Ah, jika malam ini aja kamu tidur bareng aku di sini, aku rasa kekasihmu itu nggak akan tahu atau juga curiga.” Ujar Alice yang ternyata juga tak peduli dengan kejujuran Roy yang mengatakan dirinya telah memiliki kekasih.“Dia mungkin saja nggak akan tahu atau pula curiga, tapi aku nggak mau menghianati cintanya karena aku sangat menyanyanginya,” kali ini Roy cukup tegas, hingga beberapa saat dalam keadaan setengah mabuk Alice nampak tercengang mendengarnya.Karena tak ada reaksi apa-apalagi dari Alice, Roy kemudian pamit dan meninggalkan kamar itu setelah menyelimuti tubuh Alice dengan selimut. Sampai Roy ke luar dan menutup
Alice benar-benar merasa surprise dengan semua itu, rasa penasarannya ingin mengelilingi seluruh kawasan Pulau Bali pun terpenuhi.“Apa di sini ada night club, Roy?” tanya Alice ketika ia merasa puas berkeliling.“Ada beberapa buah night club di pulau ini, emangnya kamu mau ke sana?” jawab Roy lalu balik bertanya.“Ya, aku mau happy-happy di sana melewati malam ini hingga nanti kembali ke hotel. Kamu bisa antarkan aku ke night club paling besar dan ramai di sini?” pinta Alice.Roy yang maklum jika hampir seluruh turis yang berkunjung ke pulau itu hobi ke night club di saat malam, maka Roy memenuhi permintaan Alice dengan mengarahkan mobil yang ia kemudi itu ke salah satu night club terbesar di Bali.Yang namanya night club tentu tak asing lagi jika di dalamnya terdapat berbagai jenis minuman, mulai dari minuman berkadar alkohol rendah hingga tinggi. Di sana juga terdapat music room, biasa pula digunakan untuk berdansa dan melantai bagi para pengunjung.Suasana di dalam ruangan night c
“Mungkin karena aku baru pertama kali berkunjung ke sini dan juga tadi siang aku ikut dalam rombongan para turis yang kamu jemput serta antar, aku merasa nyaman dengan cara kamu mengemudi makanya aku meminta kamu,” jelas Alice, Roy hanya menanggapi dengan senyum ramahnya.“Gimana kalau kita jalan sekarang, Roy?” sambung Alice.“Oke, mari!” jawab Roy, mereka pun sama-sama berdiri lalu Roy mengajak Alice menuju mobil yang tadi ditunjukan oleh Ardi di depan lobi hotel itu.Roy dan Alice menghampiri sebuah mobil jenis Pajero Sport yang di parkir di depan lobi hotel itu, setelah mereka naik mobil yang dikemudikan oleh Roy itupun bergerak menuju jalan raya meninggalkan halaman dan kawasan hotel mewah itu.Mobil yang dikemudikan Roy sengaja dilajukan santai, tujuannya agar Alice dapat menikmati panorama di sisi kanan dan kiri jalan raya yang dihiasi lampu-lampu. Memang sangat berbeda suasana jalan raya ketika malam di bandingkan siang hari, kebanyakan dari pengendara sengaja melaju perlahan
“Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja
Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang
“Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu
Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i
“Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren
“Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m