Letta mulai tersadar, dilihatnya samping kiri ada laki-laki yang tengah tertidur pulas menemaninya. Ia mulai mengusap rambut pria itu dengan lembut.
"mas, bangun pindah tidur di sofa"ucap letta kepada laki-laki yang dikira suaminya itu.
"ehh dah sadar kamu? "rizwan membuka pembicaraan dengan tanpa sadar.
Sejurus kemudia letta menarik tangannya dari laki-laki tersebut.
"kamu siapa? "ucap letta panik
"ehh tenang, kenalin gw rizwan. Tadi gw liat lu pingsan makanya gw bawa masuk ke sini."
"pingsan? "
"iya, lu tadi jatuh pingsan di depan. Gw mau hubungin kluarga elu tapi gak bisa buka HP karna di kunci"
"makasih ya rizwan udah nolong in saya"
"iya gak papa santai aja"ucap rizwan gugup
Lama mereka saling hening.
Letta mulai membuka HP dan menghubungi rey namun sepertinya rey tidak terlalu peduli dengan kondisi letta saat ini
"gimana? Siapa yang nemenin kamu disini?"
"gak tau... Mungkin gak ada karena mas rey masih sibuk dengan urusan kantor" ucap letta sembari menarik nafas panjang
"kalo kluarga yg lain? "tanya rizwan kembali
"aku gk mungkin hubungin mama, takutnya dia malah kuatir nanti. Yaudah sihh nanti juga pasti udah boleh pulang koq" ucapnya seraya merangkai senyum palsu.
Mata letta mulai berkaca, sedikit lagi menetes namun disembunyikan dengan cepat
"udah nangis aja kalo mau nangis"rizwan mencoba menenangkan letta
"nggak koq, siapa yang nangis orang aku... " belum selesai letta berucap air matanya keluar tanpa di beri aba-aba
Rasanya sakit sekali merasakan kehidupan yang ia jalani namun di satu sisi ia mulai lega karena pada akhirnya bisa melepaskan sedikit kekecewaannya dengan menangis.
"kamu gak harus pura-pura kuat koq, cukup jadi dirimu sendiri dan jangan pernah menyiksa batin dengan menahannya sendiri" ucap rizwan mencoba menenangkan letta
Letta yang mendengar apa yang diucapkan rizwan malah tersenyum, dia merasa apa yang diucaokan rizwan ada benarnya.
"kok kamu bisa disini? Kamu sakit atau? "
"aku gk sakit koq.. Aq nemenin adek ku.tadi pagi dia baru aja kecelakaan" terang ridwan pada letta
"trus gimana kondisinya sekarang? Gak papa nih kamu malah disini nemenin aku? "
"kondisinya sih udah agak mendingan ntar juga ibuk datang buat gantian jagain dia"
"makasih ya dah nemenin"ucap letta sedikit canggung
"iya gak papa, BTW gw belum tau nama lu"
"ohh iya kenalin nama ku alleta, panggil aja letta."ucap letta sambil berjabat tangan
"nama yang cantik" lirih rizwan
"apa? "
"nggak papa" jawab rizwan seraya tersenyum
Mereka pun asik ngobrol sampai letta tau bahwa rizwan adalah sosok pekerja keras dan sayang terhadap keluarga, dia lah yang selama ini menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Setelah sekian lama mereka mengobrol dokterpun masuk ke ruangan dan memberikan hasil cek kesehatan letta.
"Selamat siang bu letta" sapa domter
"siang dok"
"ni hasil dari tes kesehatan bu letta, selamat ya pak, bu letta tidak apa-apa hanya kelelahan karena sedang hamil memasuki trimester pertama" terang dokter
Letta benar-benar bahagia,berharap rumah tangganya akan jadi sempurna setelah kehadiran bayi yang di kandung letta.
Rizwan yang mendengar kabar demikian ikut senang dan tanpa sadar mengucao "alhamdulillah "
"Selamat ya pak"ucap dokter seraya menjabat tangan rizwan
"hah"rizwan yang dikira suami dari letta hanya bisa tersenyum bingung
Letta pun yang melihat kejadian yang ada di depannya berusaha menahan tawa.
Tok.. Tok... Tok...Suara ketukan pintu namun tak di bukakan.Akhirnya letta mengambil kunci cadangan dan membuka pintu"tumben jam segini mas rey belum pulang" gumam letta sendirianLetta menaruh tas dan duduk di sofa sambil mengelus perutnya sambil tersenyum manisKarena merasa haus letta pergi ke dapur mencari minum, belum sempat ia sampai ke dapur terdengar suara yang tak asing dari lantai dua."kok ada suara perempuan" gumam letta sambil menuju perlahan ke lantai atasMatanya terbelalak kala melihat sepatu dan baju khas perempuan berserakan di depan kamarnya, jantungnya berdegup kencang namun masih berusaha untuk berpikir positif. Dibukanya pintu secara perlahan, letta hanya terdiam terpaku tanpa kata, letta seperti tak percaya dengan yg disaksikan di depannya. Rey sedang bermesraan dengan wanita lain di kamar mereka.Rey yang melihat letta berusaha meraih tangan letta."aku bisa jel
Malam semakin larut, tanpa mereka sadari mereka telah saling bercerita kehidupan masing-masing.Tak lama ibu menelpon letta, menanyakan posisi saat ini karena rey mencari ke rumah.Letta terdiam dan mulai terisak. Bulir air mata jatuh di kedua pipinya. Letta tak tahan lagi dan menceritakan semua walau hanya lewat telpon.Mama mencoba menenangkan letta, dia tahu betul letta sedang terpuruk pada saat ini."mama jemput ya, kamu dimana sekarang? ""nggak ma, letta belum mau pulang.... Letta gk mau ketemu sama mas rey""yaudah sekarang kamu dimana, setidaknya biar mama gak khawatir sama kamu nak""letta di apartemen temen mah... Letta disini dulu ya besok baru pulang, mama jangan kuatir sama letta" ucap letta mencoba menenangkan mama"iya sayang, kamu jaga diri trus tenangin diri dulu. besok baru pulang... Mama masakin makanan kesukaan kamu" mama mencoba menguatkan letta"iya ma, makasih
3 tahun sejak kejadian pedih yang dialaminya, letta berusaha bangkit kembali. Rey lebih memilih pergi dengan wanita selingkuhannya dan meninggalkan letta seorang diri dalam keadaan hamil."rin, makasih ya kamu udah mau bantuin aku masuk ke perusahaan " ucap letta pada rini"udah gak usah makasih mending sekarang lu yang traktir ni makanan" canda rini pada letta "kamu tu terlalu baik let sampai takdir memberi ujian yang tak terduga""aku sebenernya gak sukuat itu rin, jujur aku capek" letta menghela nafas"gini aja mending kamu sekarang fokus ngurus diri kamu sama baby boy deh""iya rin pasti" jawab letta seraya memperhatikan baby boy yang sedang bermain di dalam wahana mall. "rin titip baby boy dulu ya mau ke toilet bentar""siap bos, jangan lama-lama""yaelah ya kali lama-lama di toilet ngapain" jawab letta sambil ketawa------Rizwan pergi ke mall untuk reuni SMA, kebetul
Sejak pertemuan tak terterduga itu rizwan dan letta jadi intens bertemu, rizwan pun sangat menyayangi erlang. Hari itu mereka bertiga piknik di taman menuruti keinginan erlang yang sudah lama mengajak letta namun baru kesampaian sekarang."pasti berat ya besarin anak sendirian? " rizwan membuka obrolan"lumayan wan, kadang aku juga ngrasa stres denger dia nangis tu, sampe aku ikutan nangis karena udah capek banget"terang letta "jadi kami tu sama-sama nangis trus dia tu kek tau kalo mamanya lagi sedih dia berenti sendiri nangisnya "letta tertawa kala mengingat kejadian bersama erlangrizwan memperhatikan letta dan tersenyum"kamu kuat banget let, huffhh... "rizwan menghela nafas "andai aku ada di samping kalian waktu itu"lirihnya namun masih terdengar jelas oleh lettaLetta tersenyum mendengar apa yang di ucap oleh rizwan"kan emang itu pilihanku wan, aku pengen fokus besarin erlang lagian aku juga gak sekuat itu wan aku seb
Hari sudah menunjukan pukul setengah tujuh, Letta berangkat menuju kantor"pagi rin" sapa Letta pada Rini"ehh let dah datang kamu" jawab Rini yang heran karena melihat Letta selalu saja on time dari awal dia kenal dulu"iya rin, harus semangat dong""gimana kemaren ama si dia" goda Rini pada Letta"apa sih rin... Dia siapa lagi"letta menjawab dengan malu-malu"itu ri... Rizwan kan kalo gak salah""ya dia kan cuma nganterin kami doang rin""lebih juga gak papa kali let" Rini menimpali sambil ketawa"ehh udah....aku mau kerja duluan banyak berkas yang harus di editing nih" Letta mengalihkan pembicaraan"yaudah sana... " kesal Rini karena di cuekin sama LettaLetta berjalan sambil tertawa melihat raut wajah Rini.Usai selesai kerja, Letta pulang dan menunggu di halte biasa. Sambil menunggu bus datang Letta duduk di Kursi sambil mendengarkan musik"Letta!.. "teriak s
Ting....Notifikasi HP Letta berbunyi. Dilihatnya Rizwan mengirim pesan ingin berkunjung ke rumah, cepat-cepat Letta merapikan rumah yang berserakan mainan Erlang."Baby boy bantuin mamah kemasin mainan" Ucap Letta pada Erlang"Elang macih mau main mah" balas polos Erlang pada LettaLetta menghela nafas dan mengusap kepala Erlang"Nanti baby boy main lagi ya...sekarang bantuin mamah kemas mainannya, om baik mau maen kesini" terang Letta dengan lembut kepada ErlangWalau keadaannya saat ini sedang tidak baik dan memikirkan ketakutan akan rey yang sewaktu-waktu bisa datang dan mengganggunya dengan Erlang"Holeee.... Om baik mau datang! " Teriak bahagia Erlang mendengar Rizwan akan datang"iya sayang... Makanya bantuin mamah yuk beresin mainannya" Balas Letta"siap mamah"Erlang segera menurut kepada LettaTak lama setelah mereka menyelesaikan pekerjaan rumah yang melelahkan Rizwan mengetuk pin
"Alleta! "Alleta menoleh ke sumber suara"Rin, kenapa?" Dilihatnya Rini sedang mengatur nafas karena habis berlari untuk menghampirinya"Let, gawat.... " Sambil berusaha mengatur nafas "Rey bakalan datang ke perusahaan siang ini"Mata Letta membelalak, ada rasa cemas mendengar yang di sampaikan oleh Rini barusan"Rey kesini? ""Iya let, Dia yang jadi investor di perusahaan" Terang Rini"Ya bagus dong, perusahaan kan emang lagi butuh invertor" Letta tersenyumRini memandang wajah Letta, seperti biasa Letta selalu memendam semua rasa sendirian"Kamu yang kuat yah" Rini memeluk Letta"Aku capek Rin" Bulir tangis mengucur deras di kedua pipi Letta "Aku bener-bener dah capek" Hanya itu yang dapat disampaikan bibir LettaRini semakin mempererat dekapannya. "kamu kuat Let"'Terkadang takdir memang sebecanda ini, dia yang berusaha mati-matian untuk menjadi baik mala
"Letta, kamu masih sakit kah nak?, dari rumah sakit tadi kamu mamah perhatikan murung terus" tanya mama Letta menatap mama dengan berkaca, air matanya tumpah ketika di lihat wanita yang telah melahirkannya itu tampak tua, helai rambut putih sudah bertambah banyak. Sampai detik ini Ia merasa belum mampu membuat bahagia malaikat tanpa sayap yang berada di depannya. "Kenapa nak" ucap mamah sembari memeluk erat anak kesayangannya itu "Udah ya, kasian Erlang kalau ngliat kamu nangis kaya gini. Nanti dia ikut sedih" tambah mama "Enggak kok mah, maafin Letta ya mah ... belum bisa bahagiakan mamah" ucap Letta seraya mengusap air matanya "Kamu ngomong apa Let, Mamah udah bahagia saat ini sama kalian. Ada kamu, Erlang, dan Leni adikmu.. Mamah dah merasa bahagia memiliki anak-anak seperti kalian" "Ma.... Maahh.. " tangis Letta sesenggukan, "Mah, Erlang mah" "Erlang kenapa Let, Erlang kan lagi