Karena ramainya anak-anak yang les di rumah Bu Rati, Bunga memutuskan untuk membangun ruko yang akan di dirikan halaman depan rumah Bu Rati. Bersebrangan dengan warung agar masih ada jalan menuju pintu depan. Proses pembangunan baru akan di lakukan besok pagi. Setelah bangunan itu selesai, Bunga masih harus mengurus sertifikanya. Ia akan pergi ke kantor notaris Aris lagi untuk mengurus hal itu. Belum lagi mengurus masalah pembagian warisan untuknya dan Satrio yang sudah di sepakati. Termasuk dengan sepetak lahan yang sudah lama tidak di rawat karena tidak punya biaya. Aris mengatakan jika prosesnya akan selesai bulan depan. Sejak mengetahui jika Aris sudah di jodohkan dengan perempuan lain, Bunga jadi jarang membalas pesan dari Aris. Bunga telah membangun tembok di antara dirinya dan Aris agar tidak terus berkomunikasi di luar pekerjaaan Aris sebagai notaris Bunga. Hal itulah yang menyebabkan Aris menanyakan kabar Bunga pada Satrio. Sayangnya Satrio sedang berada di rumahnya yang a
“Apa yang di lakukan wanita itu Tik? Apa dia menggoda Aris?” Tanya Mama Aris yang bernama Bu Nura dari sebrang sambungan telpon.Tika yang saat itu sedang berada di dalam kamar yang ia tempat di rumah Nenek Aris pura-pura menangis. Padahal tidak ada air mata yang keluar dari kedua matanya. Namun, hal itu bisa langsung membuat Bu Nura menjadi percaya. Dalam hatinya bahkan ia sudah membenci wanita yang di sebutkan oleh Tika. Bahkan sebelum tahu namanya.“Siapa nama wanita itu Tik? Apa kamu tahu hubungannya dengan Aris?” Tika terkekeh pelan karena berhasil membuat Bu Nura percaya padanya.“Namanya Bunga Tan. Kata Mas Aris mereka dulu satu organisasi di sekolah. Oh iya Tan. Bunga itu baru jadi janda satu minggu yang lalu loh. Mereka kembali bertemu karena si Bunga itu masu mengurus surat menyurat harta agar tidak di rebut mantan suaminya.”“Janda? Apa dia juga punya anak dengan mantan suaminya?”“Iya Tan. Kemarin dia juga bawa anaknya. Cewek mungkin baru berumur dua atau tiga tahunan.” Bu
Seperti yang di lakukan penduduk desa pada umumnya, Bunga membuat acara syukuran dua hari setelah bangunan baru untuk tempat les sudah jadi. Ia membagikan berkat pada para tetangga. Karena acara syukuran di adakan pada hari minggu, jadi setelah makan siang dan sholat dhuhur Bunga bersama lima karyawannya memindahkan semua peralatan les ke dalam bangunan baru itu.Tidak lupa juga dengan Satrio yang ikut membantu membawakan barang-barang yang berat. Hanya Mita yang tidak ikut karena sedang menjaga Mawar selama Bunga masih sibuk. Selain itu, Bunga juga harus memastikan jika barang-barang yang di kirim ke rumah Rumi dan Sarah sesuai dengan kriteria.“Maaf ya untuk sementara waktu cabang les di adakan di rumah kalian. Kalau aku sudah dapat ruko yang murah, kita bisa pindah.”“Nggak masalah mbak. Orang tuaku malah senang karena akan banyak anak-anak yang belajar di rumah ini.” Jawab Sarah menenangkan. Di angguki oleh Rumi.Setelah memastikan jika barang-barang les sudah di tata di rumah Rum
Kesibukan Bunga masih berjalan seperti biasa. Kini ada delapan guru yang mengajar di ruko dengan sistem shift. Masing-masing enam guru yang mengajar di rumah Rumi dan Sarah. Dua guru di antaranya yang mengajar di ruko adalah guru khusus mata pelajaran Matematika dan Fisika serta pelajaran lain yang bisa mereka kuasai. Sedangkan tiga dari masing-masing guru di rumah Rumi dan Sarah hanya hanya mengajar Bahasa Inggris dan Matematika. Meskipun sudah punya banyak karyawan, Bunga selalu turun tangan untuk mengajar murid-murid di pagi hari. Karena Mawar masih mau untuk bermain bersama dengan Mita. Setelah dhuhur, ia menghabiskan waktunya bersama dengan Mawar. Membuat Mita yang menggantikannya bersama dengan Putri dan Titi. Jajanan pasar di tambah gorengan yang di jual Bunga juga laris manis. Membuat Bunga harus menambah stok makanan yang ia ambil. Di tambah lagi dengan sisa pembayaran uang kontrak dari kontennya yang di buat drama series. Bunga juga masih rutin membuat konten dengan berbaga
Dengan mengendarai kendaraan masing-masing, Bu Nura dan Bunga sudah masuk ke tempat tujuan. Bu Nura membawa Bunga memasuki salah satu restoran di kota itu agar mereka bisa bicara dengan nyaman. Melihat raut wajah datar wanita di depannya, Bunga sepertinya bisa menebak apa yang ingin di tanyakan oleh Bu Nura padanya. Seorang pelayan menghampiri meja mereka. Bu Nura menyebutkan pesannya. Sedangkan Bunga hanya memesan es cappuccino saja.Walaupun perutnya sudah terasa lapar, tapi Bunga ingin makan siang bersama dengan Bu Rati, Mawar dan karyangannya yang lain. Makan siang yang sangat menyenangkan. Tidak seperti saat ini dimana Bunga akan di interogasi oleh Bu Nura.“Baik. Silahkan tunggu dulu. Pesanan akan segera datang.” Setelah pelayan itu pergi, suasana hening melingkupi meja yang di tempati Bu Nura dan Bunga.“Saya langsung saja Bunga. Apakah hubungan kamu dan Aris hanya sebatas teman dan klien saja?” Sesuai dugaan Bunga, Bu Nura menanyakan hubungannya dengan Aris.“Hubungan kami ha
“Apakah anda bisa memperbaiki motor saya?” Pria itu menganggukan kepalanya sambil melihat ban motor bagian depan yang sudah kempes.“Kebetulan sekali bengkel saya ada di dekat sini. Biar saya tuntun.”“Bagaimana dengan motor anda?” Tunjuk Bunga pada motor milik pria itu di belakangnya.“Tidak masalah. Saya bisa kembali lagi kesini dengan berjalan kaki. Jaraknya sangat dekat dengan bengkel. Ayo kita kesana.” Bunga hanya bisa menurut dengan berjalan di belakang pria itu. Rupanya mereka berhenti di bengkel yang baru saja di bangun.Ada dua ruko dengan ukuran yang besar di bengkel itu. Sebelah kanan adalah bengkel mobil dan sebelah kiri adalah bengkel motor. Bengkal ini memang baru di bangun satu bulan lalu. Seingat Bunga, Satrio juga pernah membawa motornya ke bengkel ini. Tapi, saat Bunga bertemu dengan pria yang menolongnya ini, ia dulu berpakaian asn. Lalu, apakah dia juga memiliki usaha bengkel motor ini?“Saya pergi dulu karena harus kembali ke kantor.”“Terima kasih banyak Pak.” J
Sesuai dengan yang sudah di rencanakan tadi malam, pagi harinya Aris membersihkan rumah untuk mengumpulkan sampah di halaman belakang. Ia sudah memasukan semua foto Bunga ke dalam kantung plastik. Hanya menyisakan album foto yang sudah kosong. Album foto yang akan ia isi dengan perempuan yang akan di jodohkan dengannya. Itupun jika dia setuju dengan perjodohan itu. Melihat kesibukan Aris pagi ini, Bu Ratmi tidak banyak bertanya. Tadi malam ia sudah bicara dengan menantunya. Bu Nura sendiri yang cerita pada Bu Ratmi jika akan menjodohkan Aris dengan anak temannya dari desa sebelah. Semua foto dan sampah di masukan dalam tempat pembakaran dari semen berbentuk lingkaran. Aris melempar potongan korek api dari kayu kecil lalu menutup tempat pembakaran sampah itu agar asapnya tidak terlalu pekat di udara. Aris menatap ke arah tempat pembakaan itu. Hatinya tersasa sakit saat di paksa melupakan Bunga begitu cepat. Tapi, ini semua juga demi kebaikan mereka. Karena Aris tidak ingin memaksakan
Di tengah kesibukannya bekerja di toko emas milik Amira, Ragil sudah mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa sebagai seserahan ke rumah keluarga Amira hari ini. Dalam rangka acara lamaran itu mereka akan berunding untuk menentukan tanggal pernikahan yang cocok untuk Ragil dan Amira. Meskipun hubungan Pak Harto dan Budi sedang tidak baik dengan Ragil dan Bu Jumi, mereka tidak ingin menampakannya di depan keluarga Amira. Biarlah hanya keluarga mereka yangt tahu tentang masalah yang masih terjadi hingga sekarang. “Aku harap kau tidak membuat ulah lagi yang bisa mencoreng nama keluarga kita Ra.” Sindir Budi yang tengah memasukan seserahan ke dalam bagasi mobilnya. Hanya ada Arga yang menemani Budi dan Tina. Sofia tetap tidak mau pulang dengan alasan sibuk. Padahal di sosial medianya, Sofia memperlihatkan foto di dalam hotel bersama teman-teman pramugari yang lain. Sedangkan Arum tidak di ketahui dimana keberadaannya. Budi dan Pak Harto tidak lagi peduli dengan hilangnya Arum. Hany