Seperti yang di lakukan penduduk desa pada umumnya, Bunga membuat acara syukuran dua hari setelah bangunan baru untuk tempat les sudah jadi. Ia membagikan berkat pada para tetangga. Karena acara syukuran di adakan pada hari minggu, jadi setelah makan siang dan sholat dhuhur Bunga bersama lima karyawannya memindahkan semua peralatan les ke dalam bangunan baru itu.Tidak lupa juga dengan Satrio yang ikut membantu membawakan barang-barang yang berat. Hanya Mita yang tidak ikut karena sedang menjaga Mawar selama Bunga masih sibuk. Selain itu, Bunga juga harus memastikan jika barang-barang yang di kirim ke rumah Rumi dan Sarah sesuai dengan kriteria.“Maaf ya untuk sementara waktu cabang les di adakan di rumah kalian. Kalau aku sudah dapat ruko yang murah, kita bisa pindah.”“Nggak masalah mbak. Orang tuaku malah senang karena akan banyak anak-anak yang belajar di rumah ini.” Jawab Sarah menenangkan. Di angguki oleh Rumi.Setelah memastikan jika barang-barang les sudah di tata di rumah Rum
Kesibukan Bunga masih berjalan seperti biasa. Kini ada delapan guru yang mengajar di ruko dengan sistem shift. Masing-masing enam guru yang mengajar di rumah Rumi dan Sarah. Dua guru di antaranya yang mengajar di ruko adalah guru khusus mata pelajaran Matematika dan Fisika serta pelajaran lain yang bisa mereka kuasai. Sedangkan tiga dari masing-masing guru di rumah Rumi dan Sarah hanya hanya mengajar Bahasa Inggris dan Matematika. Meskipun sudah punya banyak karyawan, Bunga selalu turun tangan untuk mengajar murid-murid di pagi hari. Karena Mawar masih mau untuk bermain bersama dengan Mita. Setelah dhuhur, ia menghabiskan waktunya bersama dengan Mawar. Membuat Mita yang menggantikannya bersama dengan Putri dan Titi. Jajanan pasar di tambah gorengan yang di jual Bunga juga laris manis. Membuat Bunga harus menambah stok makanan yang ia ambil. Di tambah lagi dengan sisa pembayaran uang kontrak dari kontennya yang di buat drama series. Bunga juga masih rutin membuat konten dengan berbaga
Dengan mengendarai kendaraan masing-masing, Bu Nura dan Bunga sudah masuk ke tempat tujuan. Bu Nura membawa Bunga memasuki salah satu restoran di kota itu agar mereka bisa bicara dengan nyaman. Melihat raut wajah datar wanita di depannya, Bunga sepertinya bisa menebak apa yang ingin di tanyakan oleh Bu Nura padanya. Seorang pelayan menghampiri meja mereka. Bu Nura menyebutkan pesannya. Sedangkan Bunga hanya memesan es cappuccino saja.Walaupun perutnya sudah terasa lapar, tapi Bunga ingin makan siang bersama dengan Bu Rati, Mawar dan karyangannya yang lain. Makan siang yang sangat menyenangkan. Tidak seperti saat ini dimana Bunga akan di interogasi oleh Bu Nura.“Baik. Silahkan tunggu dulu. Pesanan akan segera datang.” Setelah pelayan itu pergi, suasana hening melingkupi meja yang di tempati Bu Nura dan Bunga.“Saya langsung saja Bunga. Apakah hubungan kamu dan Aris hanya sebatas teman dan klien saja?” Sesuai dugaan Bunga, Bu Nura menanyakan hubungannya dengan Aris.“Hubungan kami ha
“Apakah anda bisa memperbaiki motor saya?” Pria itu menganggukan kepalanya sambil melihat ban motor bagian depan yang sudah kempes.“Kebetulan sekali bengkel saya ada di dekat sini. Biar saya tuntun.”“Bagaimana dengan motor anda?” Tunjuk Bunga pada motor milik pria itu di belakangnya.“Tidak masalah. Saya bisa kembali lagi kesini dengan berjalan kaki. Jaraknya sangat dekat dengan bengkel. Ayo kita kesana.” Bunga hanya bisa menurut dengan berjalan di belakang pria itu. Rupanya mereka berhenti di bengkel yang baru saja di bangun.Ada dua ruko dengan ukuran yang besar di bengkel itu. Sebelah kanan adalah bengkel mobil dan sebelah kiri adalah bengkel motor. Bengkal ini memang baru di bangun satu bulan lalu. Seingat Bunga, Satrio juga pernah membawa motornya ke bengkel ini. Tapi, saat Bunga bertemu dengan pria yang menolongnya ini, ia dulu berpakaian asn. Lalu, apakah dia juga memiliki usaha bengkel motor ini?“Saya pergi dulu karena harus kembali ke kantor.”“Terima kasih banyak Pak.” J
Sesuai dengan yang sudah di rencanakan tadi malam, pagi harinya Aris membersihkan rumah untuk mengumpulkan sampah di halaman belakang. Ia sudah memasukan semua foto Bunga ke dalam kantung plastik. Hanya menyisakan album foto yang sudah kosong. Album foto yang akan ia isi dengan perempuan yang akan di jodohkan dengannya. Itupun jika dia setuju dengan perjodohan itu. Melihat kesibukan Aris pagi ini, Bu Ratmi tidak banyak bertanya. Tadi malam ia sudah bicara dengan menantunya. Bu Nura sendiri yang cerita pada Bu Ratmi jika akan menjodohkan Aris dengan anak temannya dari desa sebelah. Semua foto dan sampah di masukan dalam tempat pembakaran dari semen berbentuk lingkaran. Aris melempar potongan korek api dari kayu kecil lalu menutup tempat pembakaran sampah itu agar asapnya tidak terlalu pekat di udara. Aris menatap ke arah tempat pembakaan itu. Hatinya tersasa sakit saat di paksa melupakan Bunga begitu cepat. Tapi, ini semua juga demi kebaikan mereka. Karena Aris tidak ingin memaksakan
Di tengah kesibukannya bekerja di toko emas milik Amira, Ragil sudah mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa sebagai seserahan ke rumah keluarga Amira hari ini. Dalam rangka acara lamaran itu mereka akan berunding untuk menentukan tanggal pernikahan yang cocok untuk Ragil dan Amira. Meskipun hubungan Pak Harto dan Budi sedang tidak baik dengan Ragil dan Bu Jumi, mereka tidak ingin menampakannya di depan keluarga Amira. Biarlah hanya keluarga mereka yangt tahu tentang masalah yang masih terjadi hingga sekarang. “Aku harap kau tidak membuat ulah lagi yang bisa mencoreng nama keluarga kita Ra.” Sindir Budi yang tengah memasukan seserahan ke dalam bagasi mobilnya. Hanya ada Arga yang menemani Budi dan Tina. Sofia tetap tidak mau pulang dengan alasan sibuk. Padahal di sosial medianya, Sofia memperlihatkan foto di dalam hotel bersama teman-teman pramugari yang lain. Sedangkan Arum tidak di ketahui dimana keberadaannya. Budi dan Pak Harto tidak lagi peduli dengan hilangnya Arum. Hany
“Emmm itu. Adik sepupuku yang akan menjaga mereka. Saat hari pernikahan kita tiba, kedua anakku akan aku titipkan di rumah saudara. Oh iya Ra dimakan dulu kuenya. Dari tadi kita keasyikan ngobrol sampai kamu belum sempat makan.” Amira segera mengalihkan perhatian Ragil.Padahal masih ada banyak hal yang ingin di tanyakan oleh Ragil. Seperti siapa adik sepupu yang di maksud? Kenapa dia tidak datang kesini bersama keluarga Amira yang lain? Lalu, kapan dia bisa bertemu dengan kedua anak Amira dan masih banyak lagi. Perhatian Amira kini sudah beralih pada Bu Jumi. Sehingga tidak memberi kesempatan Ragil untuk bertanya kembali.Satu jam kemudian Ragil dan keluarganya baru pulang. Ragil harus lebih dulu mengantarkan Pak Harto dan Bu Jumi pulang ke rumah. Baru ia bisa pulang ke rumahnya sendiri. Ragil ingin mampir ke rumah Bu Rati untuk memberikan banyak jajanan bagi Mawar. Sayangnya badan Ragil sudah terasa sangat pegal. Jadi, rencana itu akan ia tunda sampai besok.Malam hari berlalu denga
Karena tidak ingin bertengjkar dengan sang Ibu, percakapan malam itu berlalu dengan cepat. Hari-hari selanjutnya Ragil selalu menghindar jika Bu Jumi sudah membahas tentang Bunga dan Mawar. Terutama tentang harta yang di dapatkan Bunga kini. Hingga tanpa terasa satu bulan berlalu dengan cepat. Satrio sudah pindah ke Jakarta untuk bekerja disana. Seperti perkataan Bunga pada Aris, Bu Rati dan Bude Yani menanami lahan yang sudah menjadi milik Satrio itu dengan sayuran yang bisa mereka petik sendiri untuk di olah menjadi makanan lalu di jual di warung. Akan ada orang yang merawat kebun itu. Sehingga Bu Rati tidak terlalu lelah. "Aku pergi dulu ya Bu." Kata Bunga yang sudah menggandeng Mawar keluar rumah. Hari ini Bunga akan membawa Mawar pergi ke desa lain karena ia ingin meninjau lokasi baru yang cocok untuk membuka cabang lesnya. Permintaan les semakin banyak. Tidak hanya dari desa ini. Tapi, juga dari beberapa desa tetangga. Karena itulah semakin banyak guru yang di tempa di ruko b
Lima tahun kemudian waktu sudah berlalu begitu cepat. Budi tidak pernah lagi bertemu dengan Tina. Karena desakan Pak Harto Budi sudah menceraikan Tina satu tahun setelah kepergian mantan istrinya itu. Budi juga sudah menikah dua kali. Sayangnya selalu gagal karena istri kedua dan ketiga Budi sama-sama tidak tahan dengan sifat Budi yang tempramen. Di tambah dengan sikap Arga dan Pak Harto yang sangat mengesalkan.Tina mengajak Arum dan Sofia pindah keluar pulau setelah Arum bebas dari penjara. Karena Sinta kukuh ingin menghukum Arum dan Andi, maka Arum di jatuhi hukuman selama dua tahun. Di luar pulau itulah Tina memulai usaha warung tegal bersama dengan Arum dan Sofia. Membuat hubungan Tina dengan Arum dan Sofia menjadi semakin dekat. Begitu juga dengan hubungan Arum dan Sofia yang sudah sangat erat.Ragil dan Bu Jumi sudah bebas dari penjara. Tabungan emas yang sempat di buat Ragil di tambah dengan menjual mobil cukup untuk melunasi kredit rumahnya. Kini hanya ada motor second yang m
Tubuh Tina terasa lemas saat polisi yang bertugas mengatakan jika Arum memang di tangkap karena menjadi wanita penghibur. Kasusnya adalah perselingkuhan dan perzinahan. Tidak hanya Arum yang di tangkap. Tapi, juga beberapa wanita lain yang berprofesi sebagai penghibur. Siska yang merupakan bos Arum berhasil melarikan diri agar tidak di mintai uang oleh Sinta, istri Andi yang memergoki Arum dengan suaminya.Karena Tina sudah mengirim pesan pada pengirim kontrakan akan mengubah jam pertemuan menjadi nanti malam, dia bisa pergi ke rumah tahanan tempat Arum kini di tahan. Tina tahu jika anak bungsunya memang bersalah. Tapi, sebagai seorang Ibu wanita itu tidak mau Arum masuk penjara seperti yang di alami oleh Ragil dan Bu Jumi.Untung saja sopir taksi mau menemaninya terus dan masih menunggu saat Tina masuk ke dalam rumah tahanan. Wanita itu mengisi daftar pengunjung lalu masuk ke dalam ruang tunggu. Disanalah ia akhirnya bisa bertemu dengan Arum setelah sekian bulan Ibu dan anak itu tida
Dua hari kemudian Bunga benar-benar menghubungi Tina lagi. Tapi, bukan untuk memberi tahu tentang lokasi Arum. Melainkan Bunga mengirim nomor kontak Satrio karena akan lebih baik jika Tina berhubungan secara langsung dengan adik laki-laki Bunga itu. Karena ada kemungkinan Arum berpindah lokasi.Hari demi hari sudah berlalu. Tina tetap bersikap seperti biasa. Tidak ada barang yang ia masukan ke dalam koper. Karena Tina berniat untuk meninggalkan semua barangnya di rumah ini. Sama seperti yang di lakukan Bunga dulu agar bisa kabur dengan lebih mudah. Tina juga sudah memesan tiket pesawat secara online untuk keberangkatan siang hari. Karena hanya di waktu itulah Budi tidak ada di rumah.Jika ia pergi sampai sore atau malam hari, Arga dan Pak Harto juga tidak akan peduli dengannya. Mungkin saat Budi pulang ke rumah mereka baru akan mencarinya. Karena itulah kesempatan Tina sangat terbuka lebar untuk pergi. Dia hanya perlu mengambil buku tabungan yang di sembunyikan Budi di dalam toko swal
Pagi ini Tina melaksanakan niatnya untuk pergi ke rumah Bu Rati menemui Bunga. Ia pergi setelah tidak ada orang lagi di rumah. Sehingga Tina tidak perlu menjelaskan alasannya pergi menemui Bunga setelah sekian lama mereka tidak pernah berhubungan lagi. Ia juga takut jika Budi akan melarangnya pergi menemui Bunga. Mengintat pertemuan terakhir mereka yang berakhit dengan pertengkaran dengan keluarga Bunga.Motor yang di kendarai Tina sudah berhenti di halaman rumah yang kini sudah tidak seluas dulu. Karena ada warung di sisi kanan halaman dan ruko untuk bimbingan belajar di sebelah kiri. Tampak beberapa orang yang tengah membeli jajanan pasar pada Asih. Tidak terlalu ramai, tapi beberapa orang terus berdatangan. Terlihat jajanan pasar dan gorengan yang di jajakan tinggal sedikit. Anak-anak juga bermain di teras ruko atau di halaman rumah tempat beberapa permainan berada.Tina turun dari motor lalu melepaskan helm yang di pakai. Ia masih memakai masker untuk menutup wajah saat melangkah
Hp yang ada di tangan Tina terjatuh saat ia melihat semua pesan yang di kirim pada Arum sudah berubah menjadi centang biru. Kelopak matanya mengerjap tidak percaya dengan apa yang sudah ia lihat. Buru-buru Tina meraih hpnya lagi. Memang benar nomor telpon Arum sudah aktif pagi ini. Hanya saja dari banyaknya pesan yang sudah ia kirim pada sang putri, tidak ada satu pun yang di balas. Tina kembali mengirim pesan untuk anak bungsunya itu. Sayangnya nomor telpon Arum sudah mati lagi. Membuat hatinya kembali merasa sedih. Sedetik kemudian Tina sudah menggelengkan kepalanya.“Tidak masalah. Dengan aktifnya hp Arum, aku bisa meminta bantuan untuk melacak lokasi terakhirnya.” Tina lalu memasukan hp dan dompet ke dalam tas. Ada tempat yang ia ingin kunjungi hari ini.Siang ini ia hanya sendirian saja di rumah. Budi sedang pergi bekerja. Sedangkan Pak Harto pergi bersama Arga entah kemana. Menghabiskan waktu berduaan dengan Kakungnya lalu pulang dengan membawa banyak barang. Padahal Arga bukan
"Ap, apa yang sedang kamu lakukan disini? Kenapa satpam mengijinkan orang lain masuk tanpa seijin dariku dulu. Aku akan complain pada manajemen gedung ini." Arum hendak segera menutup pintu kamarnya. Tapi, sudah di tahan oleh satpam sehingga Sinta bisa masuk dengan lebih leluasa. Meninggalkan Arum yang masih berdiri di belakang pintu apartemen itu."Jawabannya gampang. Karena hotel ini milik pamanku. Apa Mas Andi tidak pernah memberi tahu tentang harta kekayaan keluargaku? Apa dia hanya menyombongkan tentang gajinya yang di gunakan untuk membayiai kebutuhanku sebagai istri sahnya?" Tanya Sinta dengan nada sombong yang bisa mengatakan dengan tepat apa yang selalu di ucapkan oleh Andi padanya selama ini.Badan langsingnya melenggang santaidengan suara sepatu hak tinggi yang terdenagr keras. Sinta lalu duduk di sofa. Sama sekali tidak terlihat jika Sinta baru melahirkan satu minggu yang lalu. Karena badannya terlihat sangat ramping. Membuat Arum merasa sedikit iri dengan bentuk tubuh pro
Perasaaan Arum menjadi semakin tidak tenang karena Andi sudah tidak bisa di hubungi lagi. Pria itu telah mengganti nomor telponnya. Entah sejak kapan karena Arum baru sempat menghubungi Andi pagi ini. Bukannya Arum merasa takut jika Andi akan meninggalkannya. Toh mereka tidak ada hubungan spesial apapun selain sebagai teman tidur. Arum hanya takut jika Sinta akan melaporkan hal ini ke polisi dengan pasal perzinahan. Dia sama sekali tidak mau di penjara.Karena merasa kalut, Arum mengambil hp lama yang ia simpan di dalam kotak dan di letakan di bagian paling bawah lemari. Hp itu berbunyi sebentar lalu akhirnya bisa hidup kembali. Jika Sinta memang akan membawa masalah ini ke jalur hukum, maka Arum harus minta bantuan pada mantan pacarnya yang kuliah di jurusan hukum. Kabar terakhir yang Arum tahu, mantan pacarny sudah menjadi pengacara di kota mereka.“Mudah-mudahan dia masih bucin sama aku. Jadi, mau nolong untuk kabur dari sini untuk sementara waktu.”Namun, bukannya langsung mencari
Ada pepatah yang mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Artinya semua hal buruk yang di tutupi pasti akan ketahuan juga. Serapat apapun kita mencoba untuk menutupinya. Mungkin hal itu juga yang di lupakan oleh Arum. Padahal hubungan terlarangnya dengan Ragil yang dulu ia kira bisa tertutup dengan rapi akhirnya ketahuan juga. Karena itulah kini Arum jadi lebih berhati-hati saat melakoni pekerjaan ini. Hanya saja ia lupa jika pekerjaan yang Arum lakoni pasti akan ketahuan oleh salah satu istri pelangganya. Seperti yang terjadi malam ini.Istri Andi yang bernama Sinta sudah mengendus sikap aneh suaminya sejak Sinta hamil. Hal itu bermula dari salah satu postingan temannya yang makan malam bersama suami di salah satu restoran terkenal. Suami temannya adalah rekan kerja Andi di kantor. Sinta terkejut karena Andi baru saja mengirim pesan jika ia dan semua rekan kerjanya di suruh lembur sampai tengah malam.Karena itulah Sinta mengirim pesan pada temannya tentan
Sinar matahari menyengat terik di Jakarta. Arum terbangun di kamar apartemennya yang mewah. Tangannya mengucek mata hingga terbuka. Terlihat jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Rambut Arum sangat berantakan karena ia baru tidur jam tujuh pagi dan bangun jam tiga sore. Ia lalu turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.“Jam berapa aku harus pergi malam ini?” Arum segera mengambil hpnya setelah selesai mandi.Bibirnya mencebik kesal saat membaca pesan masuk. Klien yang sudah membookingnya malam ini membatalkan janjial karena istrinya baru saja melahirkan. Arum melempar hpnya ke atas tempat tidur lalu duduk di kursi yang menghadap meja rias. Ia menyisir rambut lalu memakai make up natural karena Arum tidak berencana keluar malam ini.Drrtt… drrtt… drrttt….Panggilan telpon masuk membuatnya harus bangkit lagi. Rupanya teman sekaligus bosnya, Siska yang menelpon. “Halo Sis. Ada apa?”“Kita keluar yuk malam ini. Klien loh sudah ngirim pesan