“Emmm itu. Adik sepupuku yang akan menjaga mereka. Saat hari pernikahan kita tiba, kedua anakku akan aku titipkan di rumah saudara. Oh iya Ra dimakan dulu kuenya. Dari tadi kita keasyikan ngobrol sampai kamu belum sempat makan.” Amira segera mengalihkan perhatian Ragil.Padahal masih ada banyak hal yang ingin di tanyakan oleh Ragil. Seperti siapa adik sepupu yang di maksud? Kenapa dia tidak datang kesini bersama keluarga Amira yang lain? Lalu, kapan dia bisa bertemu dengan kedua anak Amira dan masih banyak lagi. Perhatian Amira kini sudah beralih pada Bu Jumi. Sehingga tidak memberi kesempatan Ragil untuk bertanya kembali.Satu jam kemudian Ragil dan keluarganya baru pulang. Ragil harus lebih dulu mengantarkan Pak Harto dan Bu Jumi pulang ke rumah. Baru ia bisa pulang ke rumahnya sendiri. Ragil ingin mampir ke rumah Bu Rati untuk memberikan banyak jajanan bagi Mawar. Sayangnya badan Ragil sudah terasa sangat pegal. Jadi, rencana itu akan ia tunda sampai besok.Malam hari berlalu denga
Karena tidak ingin bertengjkar dengan sang Ibu, percakapan malam itu berlalu dengan cepat. Hari-hari selanjutnya Ragil selalu menghindar jika Bu Jumi sudah membahas tentang Bunga dan Mawar. Terutama tentang harta yang di dapatkan Bunga kini. Hingga tanpa terasa satu bulan berlalu dengan cepat. Satrio sudah pindah ke Jakarta untuk bekerja disana. Seperti perkataan Bunga pada Aris, Bu Rati dan Bude Yani menanami lahan yang sudah menjadi milik Satrio itu dengan sayuran yang bisa mereka petik sendiri untuk di olah menjadi makanan lalu di jual di warung. Akan ada orang yang merawat kebun itu. Sehingga Bu Rati tidak terlalu lelah. "Aku pergi dulu ya Bu." Kata Bunga yang sudah menggandeng Mawar keluar rumah. Hari ini Bunga akan membawa Mawar pergi ke desa lain karena ia ingin meninjau lokasi baru yang cocok untuk membuka cabang lesnya. Permintaan les semakin banyak. Tidak hanya dari desa ini. Tapi, juga dari beberapa desa tetangga. Karena itulah semakin banyak guru yang di tempa di ruko b
Malam harinya, Ragil sudah membawa Amira pulang ke rumahnya. Acara resepsi sudah di lakukan setelah akad nikah tadi. Semua tamu undangan juga sudah hadir sampai sore. Jadi, malam harinya mereka berdua bisa istirahat. Ragil sudah meminta pada Yuni untuk membawakan mereka makanan. Sehingga Amira tidak perlu memasak. Besok pagi Ragil bisa meminta sang istri untuk mulai menyetok bahan makanan di kulkas. “Kamu mandi duluan gih mas. Ada yang mau aku bicarakan di kamar.” Ragil menganggukan kepalanya mengerti lalu beranjak dari meja makan. Meninggalkan Amira yang membereskan bekas makanan mereka berdua. Hal yang sudah tidak pernah ia rasakan sejak Bunga pergi dari rumah ini. Meskipun Ragil masih menaruh rasa curiga pada Amira, sejujurnya ia merasa sangat senang karena bisa menikah lagi. Akan ada istri yang menemaninya tidur. Melayani Ragil saat akan makan dan menyiapkan segala keperluan pria itu. Seperti yang Amira katakan sebelumnya, wanita itu mengeluarkan sebuah map dari dalam tasnya la
“Saya bisa mengesahkan surat pengalihan nama ini. Tapi, karena ini berkaitan dengan usaha, maka di butuhkan sertifikat atau surat perjanjian sewa ruko.” Aris masih menjelaskan beberapa hal lagi yang di butuhkan untuk membuat surat perjanjian pengalihan nama.Amira lalu mengeluarkan semua hal yang di sebutkan oleh Aris dari dalam tasnya. Kening Ragil berkerut bingung karena tidak mengetahui kapan Amira memasukan semua itu ke dalam tasnya. Namun, dia hanya diam saja sambil memperhatikan Aris yang memeriksa keaslian semua surat yang di keluarkan oleh Amira.“Baik. Saya akan menambahkan beberapa klausul lagi dengan mesin tik agar tidak di cetak ulang.” Dengan cepat Aris mengetikan tambahan klausul yang dia maksud lalu menyodorkannya ke arah Aris lebih dulu. Setelah Aris selesai menandatangani, Amira hendak membaca klausul yang di ketika Aris. Sayangnya tangan besar Aris sudah lebih dulu menutup kertas karena jarinya menujuk bagian yang harus di tanda tangani Amira. Jika Amira bertanya p
Para polisi berhasil menangkap Pak Diman yang kabur keluar pulau. Tepatnya di daerah timur Indonesia. Penangkapan Pak Diman ini membuat polisi lebih mudah mengungkap fakta siapa saja yang sudah membantunya untuk bebas. Setelah lebih dari lima bulan kasus ini stuck di tempat karena pihak polisi tidak bisa menemukan bukti lebih jika bukan Arga orang yang sudah membantu Pak Diman keluar dari penjara. Hal ini di perkuat dengan berbagai bukti. Termasuk dengan pencocokan kesaksian Arga dan Dika yang menjadi saksi pertama dan kedua untuk kasus ini. Mereka akhirnya bisa menyimpulkan jika Ragil dan Bu Jumi adalah orang yang sudah membantu Pak Diman untuk lolos dari penjara. Sedangkan Dika adalah orang yang membantu Ragil untuk menjebak Arga agar menjadi tersangka dalam kasus kaburnya Pak Diman. Di saat para polisi sudah menetapkannya sebagai tersangka, pagi itu Ragil tetap beraktivitas seperti biasa bersama dengan Amira. Mandi, membeli makan lalu sarapan bersama dengan sang istri. “Kamu perg
“Pak Ragil ada di dalam. Silahkan masuk lewat pintu ini.” Kedua polisi itu lalu masuk melewati pagar yang sudah di buka oleh si pegawai.Tangan pegawai itu menunjuk lantai dua. Dimana ruangan pemilik sekaligus gudang toko ini berada. Saat sudah sampai di lantai dua, terlihat Ragil yang tengah sibuk dengan setumpuk struk pembelian dan penjualan emas di mejanya. Kepala Ragil terangkat saat mendengar langkah kaki yang mendekat. Karena tidak ada pintu dan dinding yang menghalangi pandangannya dari tangga. Jadi, jika ada orang yang naik ke atas, dia akan bisa langsung melihat.“Selamat pagi Pak Ragil. Kami dari pihak kepolisian ingin membawa anda ke kantor polisi.” Wajah Ragil langsung berubah menjadi pucat pasi. Pria itu menghela nafasnya berkali-kali agar bisa lebih tenang.“Baiklah Pak. Tapi, apakah tangan saya boleh tidak di borgol?” Tanya Ragil untuk menyelamatkan sisa harga dirinya.“Tentu saja selama anda bersikap kooperatif. Karena status anda saat ini masih sebagai saksi. Hingga k
“Bicara saja. Toh pendapatmu yang selalu benar. Kau sema sekali tidak ingin mendengar pendapatku.” Jawab Tina acuh. Hatinya sudah terlalu hambar dengan perlakukan sang suami selama ini. Rasanya Tina ingin pergi sekarang juga. Tapi, ia tidak ingin rencananya hancur begitu saja. Ia akan pergi saat semuanya sudah siap.Budi ingin membalas agar Tina tidak menjawab seperti itu. Karena masalah yang akan ia bahas tentang anak laki-laki mereka. Tapi, sebisa mungkin Budi tahan karena masalah Arga jauh lebih penting. Bagi Budi hanya Arga harapan mereka saat ini setelah Sofia tidak mau pulang ke rumah dan Arum memilih untuk kabur.“Apakah kita harus mulai mengajari Arga untuk menjaga toko? Setidaknya jika Arga tidak mau bekerja dia bisa mengelola toko suatu saat nanti.” Tanya Budi mengeluarkan salah satu keluh kesah tentang anak laki-laki mereka itu. Rasa khawatir yang akhirnya di tanyakan Budi pada Tina untuk pertama kalinya.“Dan membiarkan toko bangkrut karena uangnya terus di ambil Arga untu
Sejak Ragil dan Bu Jumi di penjara, serta Amira yang sudah pergi dari rumah, kediaman Ragil menjadi kosong. Begitu juga dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Saat siang hari Pak Harto lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah Budi. Baru pulang saat malam menjelang. Padahal kegiatan Pak Harto di rumah Budi hanya menonton TV saja. Sekaligus menemani Arga bermain game seharian di rumah.Sehari setelah Ragil dan Bu Jumi di pindahkan ke sel penjara, Sindy dan Yuni menjenguk adik bungsu dan Ibu mereka. Saat itulah Ragil mengatakan lokasi buku tabungannya pada Yuni sebagai imbalan untuk membersihkan rumahnya setiap hari. Karena Ragil tidak tahu kapan ia dan Bu Jumi akan bebas. Persidangan mereka baru akan di lakukan bulan depan.Sementara itu, Sindy yang di minta membersihkan rumah orang tua mereka. Karena rumahnya yang paling dekat dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Mulai dari menyapu, mencuci piring bekas makan Bapaknya hingga mencuci pakaian Pak Harto. Sejak saat itu Sindy harus mengurus