Share

Bab 32

Bunyi ponsel membangunkan Laura dari tidurnya. Ponsel itu milik Gino dan samar-samar dia mendengar laki-laki itu sedang berbicara dengan suara rendah. Laura kembali memejamkan mata saat Gino mendekatinya dan berbaring di sampingnya. Hembusan napas laki-laki itu membelai wajahnya, tanpa sadar Laura meneteskan air mata. Dia tidak berniat melukai Gino dan depresi itu kembali datang. Ketakutan dengan kejadian malam itu menyebabkan Laura tidak bisa membedakan ilusi dan kenyataan. Seharusnya, dia bisa mengendalikan emosinya sehingga hubungan mereka membaik seperti dulu.

Dulu, sebelum Gino mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.

"La, aku minta maaf," ucap Gino serius.

"Aku juga minta maaf No." Laura membuka matanya dan menatap Gino.

"Minggu depan aku harus balik ke Jogja, pernikahan Ajeng dilangsungkan bulan depan. La, apa kamu baik-baik aja aku tinggal sendirian?" tanya Gino hati-hati.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status