Share

Siap, Mas Bos!
Siap, Mas Bos!
Author: Amih Lilis

Prolog

Author: Amih Lilis
last update Huling Na-update: 2021-08-06 20:25:23

“Apa? Menikah sama Bapak? Yang bener aja?!” Aika berseru heboh saat iba-tiba ditawari menjadi mempelai perempuan di pernikahan bosnya sendiri.

Gila aja!

Awalnya dia datang ke sini mau kondangan, deh. Kok, malah jadi salah jurusan gini, sih?

“Saya tahu ini mendadak Aika. Tapi, saya mohon. Saya butuh bantuan Kamu sekarang.”

Pria itu berujar tanpa rasa bersalah sama sekali. Aika menjadi kesal setengah mati.

Dikiranya Nikah itu kayak ganti baju apa? Kalau gak cocok bisa tukar seenaknya.

Tapi kenapa harus saya, Pak? Kita, kan, gak saling kenal sebelumnya. Jadi, bagaimana mungkin kita bisa menikah tiba-tiba gini?” Aika masih tak terima.

“Kata siapa kita gak saling kenal? Saya tahu nama Kamu Aika Calya Permadi. Anak kedua dari Papa Heru Permadi dan Mama Desi Permadi. Kamu punya satu kakak laki-laki yang bernama Aaron Putra Permadi. Dan ....”

Ck, bukan itu yang saya maksud Bapak!” Aika gemas. Makin meradang karena Pria di hadapannya ini masih menanggapi kekesalannya dengan sangat enteng. Padahal, yang mereka bahas ini bukan hal enteng!

Mereka membahas pernikahan! Kok, ya, tanggapannya gak ada greget-gregetnya sama sekali.

Dia lagi nge-prank atau bagimana, sih?

Ya, memang, sih, apa yang dia ucapkan tadi benar semua. Masalahnya, Mereka itu ....

Astaga!

Sejujurnya Aika baru bertemu cowok ini sebagai bos barunya pagi kemarin. Lalu, semalam dia mengenalnya sebagai teman kakaknya semasa kuliah dulu. 

Tadi malam, pria ini menyambangi rumahnya, untuk memberikan undangan pernikahan yang katanya baru sempat dia antarkan karena sibuk. Kemudian sekarang?

Lah, kok, malah Aika yang jadi mempelai istrinya?

Duh, ya Allah.

Ini jodoh apa ekspedisi antar barang, sih? Kok, bisa express gini?

Biaya ongkirnya kira-kira berapa, ya?

Persetan dengan biaya ongkir itu! Yang jelas, Aika gak siap nikah dadakan kayak gini. Memangnya Aika tahu bulat apa? Digoreng dadakan! Menikah dengan bos sendiri lagi. Duh, apa kata teman sekantornya? Bisa heboh, deh, tempat kerjanya nanti. Bagi yang tidak suka kepada Aika, pasti semakin nyinyir. Yang suka juga pasti minta PJ tidak tanggung-tanggung. Aduh, gak ada yang enak banget, sih, pilihannya.

Lagi pula, Aika tidak kenal sama cowok ini. Jadi, bagaimana bisa tinggal bareng seumur hidup? 

“Lah, ayolah!” Aika mulai lelah berdebat. “Jangan bikin hidup saya runyam, bisa gak? Hidup saya udah banyak beban, loh. Jadi, gak usah ditambahin sama permintaan konyol Bapak ini.” Aika mencoba bernegosiasi lagi.

“Pernikahan bukan hal konyol Aika.”

“Nah, itu tahu!” tukas Aika sengit.

“Maka dari itu, saya memilih kamu!”

Eh?

Tapi kenapa harus saya? Kenapa gak salah satu teman kuliah Bapak aja? Tuh! saya lihat tadi bejibun, loh, teman Bapak yang hadir. Atau salah satu anak relasi bisnis Bapak, lah. Kenapa harus saya, sih?” Aika mencoba memberikan opsi lain pada Sang Bos.

“Saya maunya Kamu,” tegas Si Bos.

Aduh... ngotot banget, sih, Bang?

“Tapi ....”

“Sekalipun kita memang baru bertemu kemarin. Tapi, saya sudah kenal Kamu jauh sebelum kita bertemu. Entah itu dari cerita kakakmu semasa kuliah, atau cerita papamu tiap kali berkujung ke rumah untuk urusan bisnis. Karena itulah, saya memilih Kamu walaupun kita baru bertemu. Bagi saya Kamu itu pilihan yang tepat. Saya sudah tahu semua hal tentang Kamu dan keluarga Kamu. Sekali lagi saya tekankan! Bagi saya, Kamu adalah pilihan yang tepat!” Si Bos menerangkan panjang lebar. Aika dibuatnya tertegun seketika.

Astaga!

Ternyata Si Pak Bos bisa ngomong panjang lebar juga, ya? Kirain sama kayak gosip yang beredar, kalo Si Bos baru itu minim kosakata dan galak. Sekarang kenyataannya? Dia ngomong banyak guys!

Tapi, Pak. Bapak, kan, belum tahu saya yang sebenarnya. Maksud saya, Bapak hanya tahu saya dari cerita orang lain saja, kan? Sementara kenyataannya ....”

“Bukan orang lain Aika, tapi dari keluarga Kamu sendiri. Keluarga yang bahkan sangat mengenal Kamu sejak lahir. Jadi, saya yakin informasi itu pasti valid adanya,” Si Pak Bos meralat ucapan Aika.

Allahurobbi ... harus gimana lagi ini nolaknya?!

Tapi, Pak ....”

No tapi-tapi, Aika.  Pokoknya Kamu harus mau menikah sama saya hari ini.” Si Bos malas berdebat dengan Aika lagi.

“Loh, kok, jadi maksa?” protes Aika.

“Karena saya gak punya waktu lagi berdebat sama Kamu, Aika. Tamu undangan sudah lama menunggu, dan penghulu juga banyak acara. Jadi, kalau Kamu memang masih mau debat sama saya. Mari kita lanjutkan debatan kita setelah pernikahan.” 

Apa?!

“Ya, nggak bisa gitulah, Pak! Saya, kan, masih mau debat buat nolak Bapak. Kalau debatnya dilanjut abis nikah, ya, jadi basi, dong?” Aika berujar tak terima.

“Ya, udah kalau gitu, gak usah debat lagi.” Si Bos menjawab dengan enteng.

Tapi, ‘kan ....”

“Pokoknya Kamu tetap harus menikah sama saya hari ini, Aika. Titik! Saya gak terima bantahan lagi. Kalo Kamu masih gak mau terima. Saya akan gunakan kekuasaan saya sebagai bosmu di kantor. Menikah dengan saya hari ini, adalah perintah wajib buat Kamu, oke!” Si Bos menegaskan sebelum melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Aika yang masih megap-megap di tempatnya.

Astaga! Bosnya otoriter banget!

Kalau sekarang aja udah otoriter kayak gini? Apa kabar hidup Aika setelah ini? 

Duh, kalau kayak gini mah, masa depan Aika terancam suram. Serius deh!

Ya, Allah... culik Aika, dong

Aika gak mau nikah sama Si Bos yang punya wajah kek malaikat, tapi sifat kek setan gitu. Aika gak sanggup!

“Pak?” Aika mencoba mengejar Si Bos untuk bernegosiasi lagi. 

Akan tetapi, Si Pak Bos sepertinya sengaja berpura-pura tuli, dan terus melangkah mengacuhkan Aika. membuat jiwa bar-bar Aika terpanggil seketika.

Geplak kepala bos otoriter kayak dia dosa, gak, ya?

Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Mike Mahmilut
kok maksa bos
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Pak boss kok bersikeras ingin nikah dengan Aika....apa sebabnya,ya?
goodnovel comment avatar
Agus Roma
ingin mampir
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 1

    “Tuh, ‘kan? Mamah, sih, dandannya kelamaan. Kejebak macet, ‘kan, kita? Duh, gimana bisa dateng tepat waktu kalo kayak gini?” Papa Heru mulai ngomel saat terjebak macet dalam perjalanan kondangan ke Rumah rekan bisnisnya. “Iya, ih! Duh, gak bisa nyaksiin ijab kabulnya Kairo, Abang kalo kaya gini.” Aaron pun, mulai memanasi. Membuat Mama Desi langsung cemberut tak terima. “Loh, kok, mama? Aika, tuh, yang lama!” ujar Mama Desi. Membela diri sekaligus mencari kambing hitam. “Dih, kok jadi Aika, sih?” Aika pun, tidak mau begitu saja dijadikan kambing hitam Sang Mama. “Iya, Kamu!” Mama Desi bersikeras. “Kamu dandannya kelamaan, Aika. Makanya kita jadi kena macet kayak gini!” Mama Desi pun menambahkan. Membuat Aika memutar mata dengan kesal hati mendengarnya.

    Huling Na-update : 2021-08-10
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 2

    “Mah, ini beneran Aika mau dikawinin hari ini?” Aika masih belum yakin. “Hus! Bukan kawin, Aika. Tapi nikah!” Mama Desi meralat dengan tegas. “Ck, apa bedanya? Sama saja kan, Mah, nanti malam juga dikawinin,” Aika mencebik. Sukses mengundang jitakan keras dari Mamanya. Aika langsung mengaduh seketika. Et, dah! Punya emak kok bar-bar banget, ya? Keturunan preman pasar kali, ye? “Astaga, Aika!” Mama Desi gemas. “Itu mulut apa pembalut miring, sih? Kok, bocor banget?

    Huling Na-update : 2021-08-10
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 3

    “Duh, ya Allah! Ternyata Kamu cantik juga ya, kalau sudah ditacap kayak gini? Ugh, gak sia-sia dulu mama sering mandiin Kamu bareng sama potongan kain warna-warni. Jadinya, Kamu cakep pakai apapun, Ka.” Mama Desi memuji setelah melihat tampilan Aika yang baru saja selesai di-makeup. Ya! Akhirnya, mau tak mau Aika memang menyetujui pernikahan ini. Karena, ya, gak enak juga udah bikin semua orang turun tangan bujukin dia. Si Abang bahkan sampai janjiin bakal relain motor kesayangannya buat Aika. Iman Aika goyang dombret dengarnya. Secara, Aika

    Huling Na-update : 2021-08-10
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 4

    “Cie ... cie ... yang udah gak jomblo lagi. Langsung nikah gitu, loh. Siap-siap dijebol deh, ntar malam.” Aaron menggoda sesaat setelah sesi sungkeman selesai. Ah, jangan tanya bagaimana prosesi sungkeman itu? Prosesi yang seharusnya penuh haru biru, berubah jadi penuh tawa. Itu gara-gara omongan Mama Desi, yang sepertinya sangat menghindari adanya tangisan di hari ini. Aika tahu pasti kalau Mama Desi memang sengaja melakukan itu. Karena apa? Coba tebak? Yang jelas bukan karena hari ini hari bahagia buat

    Huling Na-update : 2021-08-10
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 5

    “Ya, Mama. Mama kok tega banget sih, sama Aika,” rengek Aika manja. “Tega apa sih, Ka? Orang mama nggak ngapai-ngapain kok, dikatain tega. Emang mama sayuran buat bikin subur peranakan?” “Itu toge. Mama!” “Eh? Udah ganti, ya?” “Ck, Mama mah, ngebanyol aja. Orang Aika serius juga.” Aika mencebik dengan kesal, semakin cemberut di tempatnya. “Ya lagi kamu ada-ada

    Huling Na-update : 2021-08-12
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 6

    Sudah Aika duga. Berada dalam satu ruangan bersama Kairo itu memang tidak baik. Serius, deh! Soalnya, memang bosnya--eh suaminya ya, sekarang, bener-bener menggoda iman. Baik itu wajahnya, dompetnya, dan tubuhnya. Asli! Kairo ini memang setan sejati. Kenapa setan? Lah, ‘kan yang biasa goda iman itu setan. Jadi ya, bener dong kalau Aika menjuluki suaminya itu, suami setan. Soalnya emang bikin iman Aika goyah melulu dari tadi. Apalagi kalau tampilannya macam saat ini. Abis mandi dan setengah naked! Duh ... Aika gak

    Huling Na-update : 2021-08-12
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 7

    “Kenapa belum tidur?” Kairo bertanya saat menemukan Aika ternyata masih terjaga, sekembalinya dia dari makan malam tadi.Sudah Kairo bilang ‘kan? Dia lapar, dan baru saja kembali setelah menghabiskan makanan yang dia pesan dari salah satu restoran yang ada di hotel ini.Kairo mengira saat dia kembali, istrinya ini sudah tertidur pulas atau malah sudah ngorok keras seperti yang sering diceritakan Aaron. Ternyata, Si Aika ini malah masih melek memainkan ponsel dengan cemberut di atas tempat tidur. Bahkan, saat Kairo muncul tadi. Tuh bibir bukannya mundur, malah makin maju aja dibuatnya. Ka

    Huling Na-update : 2021-08-14
  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 8

    Kairo mengira setelah pernyataan Aika semalam, yang membuat Kairo sukses gelagapan dan ngacir ke kaman mandi, hubungannya dengan Aika akan makin canggung. Kairo kira Aika akan sakit hati dan tersinggung, hingga berujung mogok bicara untuk waktu yang tak ditentukan.Ternyata dugaan Kairo 100% salah. Di saat bertemu Aika di pagi hari. Dia masih segeblek biasanya. Mungkin Kairo lupa kalau Aika ‘kan, bukan cewek biasa. Urat malunya udah putus, dan hatinya? Entah gadis itu masih punya atau tidak. Memang Si Aika ini kelihatannya gak terpengaruh sama sekali dengan obrolan mereka semalam.Ah ya, ngomong-ngomong soal semalam. Please

    Huling Na-update : 2021-08-14

Pinakabagong kabanata

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 2

    Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 1

    *Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas

  • Siap, Mas Bos!   Epilog

    Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 134

    Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 133

    Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 132

    Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 131

    Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 130

    Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 129

    Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih

DMCA.com Protection Status