“Ya, Mama. Mama kok tega banget sih, sama Aika,” rengek Aika manja.
“Tega apa sih, Ka? Orang mama nggak ngapai-ngapain kok, dikatain tega. Emang mama sayuran buat bikin subur peranakan?”
“Itu toge. Mama!”
“Eh? Udah ganti, ya?”
“Ck, Mama mah, ngebanyol aja. Orang Aika serius juga.” Aika mencebik dengan kesal, semakin cemberut di tempatnya.
“Ya lagi kamu ada-ada aja. Orang udah nikah kok permintaannya ngadi-ngadi aja.” Mama Desi membalas ikutan kesal.
Iya beneran kesal. Soalnya anak perawannya yang bentar lagi kemungkinan nggak akan perawan lagi ini merengek mau ikut pulang ke rumah. Aika nggak mau ditinggal sama sekali dari tadi. Padahal ‘kan, Aika sudah nikah dan sudah seharusnya ikut suaminya sekarang. Aika ini memang aneh. Sudah dibujuk kek mana pun, tetap saja gak mau ikut suaminya. Apalagi waktu mertuanya bilang kalau mereka udah dipesenin kamar suit-suitan. Si Aika langsung gusarnya minta ampun seperti mau ditagih utang aja. Padahal kapan lagi coba, dia bisa ngerasain kamar kek gitu? Dibayarin pula, ‘kan?
Duh, Mama Desi juga mupeng sebenarnya, ngerasain kamar begituan. Serius, deh. Kalau ada yang bayarin mah, Mama Desi juga mau. Sayangnya, gak ada yang mau bayarin Mama Desi, gimana dong? Soalnya, buat apa pula bayarin Mama Desi kamar begituan? Buat pamer di medsos?
Lah, sayang duitnya kalau gitu. Daripada buat pamer-pamer, mending buat beli beras sama bulu mata palsu yang bisa nempel. Itu loh, yang bisa menempel tanpa dilem. Ck, apa sih namanya? Mama Desi lupa. Ntar deh, Mama Desi nyari di olshop langganan. Siapa tahu dapat diskon. Ye, ‘kan?
Nah, balik lagi ke urusan Si Aika, yang mulai rewel kek bayi mau numbuh gigi. Sebenarnya, Mama Desi wajarin sih, kalo Si Aika ini nggak mau ditinggal. Dia masih takut untuk hidup bareng sama orang lain. Bagaimanapun, Mama Desi sadar, ini memang terlalu cepat buat Aika.
Anak gesrek kayak dia mah, kayaknya kepikiran pacaran aja masih ogah. Nah, ini malah udah harus nikah. Kilat lagi kek diantar gojek. Jadi wajar sih kalo Aika masih takut-takut.
Sebenarnya, yang bikin Mama Desi gemes sama nih anak adalah alasannya nggak mau tinggal bareng suaminya itu, loh. Iya, alasannya itu loh. Astaga! Bikin Mama Desi pengen nyubit ginjalnya.
Aika nggak mau tinggal bareng Kairo karena nggak mau pisah sama Si Cimot! Kalian tahu nggak cimot itu siapa? Itu tuh ikan lele piaraannya.
Iya! Beneran!
Si Aika ini memang anehnya bukan kaleng-kaleng lagi. Di saat anak-anak cewek lain sukanya yang unyu-unyu dan imut-imut kayak kucing, atau kelinci misalnya. Nah, Si Aika malah demen miara lele, coba? ‘Kan, gak ada lucu-lucunya, ya?
Apalagi kalo kalian lihat bentukannya lele-nya Si Aika? Duh, dijamin kalian pasti terpanggil buat getok tuh pala Si Cimot. Terus abis itu dicemplungin deh ke penggorengan.
Soalnya memang mukanya Si Cimot ngeselin abis. Mama Desi sering khilaf mau jadiin santapan di meja makan. Sayangnya, suka diancam nggak dikasih jatah bulanan sama Aika. ‘Kan, Mama Desi nggak berani jadinya.
Ya, sudah lah, mari kita lupakan soal Si Cimot-cimot itu, kembali ke Aika yang masih merengek kek anak TK.
“Ck, udah dong, Ka. Udah malam ini. Mama udah ngantuk. Asli deh! Nih lihat, mata mama udah kek mata Mr. Bean. Sayu gitu, deh. Jadi, biarin mama pulang ya, anak mama yang paling cantik?” Mama Desi merayu membuat bibir Aika makin manyun. Mirip pantat ayam.
“Iya, ih. Abang juga udah ngantuk nih, Ka. Mana besok pagi ada janji jogging sama Si Risma. ‘Kan, abang tengsin kalo telat, Ka.” Aaron membantu ibunya membujuk adik keras kepala. Bukannya membuat Adiknya mengerti, malah semakin membuat Aika merengek tak karuan.
“Ih, Abang mah jahat. Aika ‘kan juga mau ikut jogging sama Kak Risma. Soalnya, Aika juga pengen PDKT sama sepupunya yang ganteng itu loh, Bang.” Pemberitahuan Aika sukses membuat jiwa bar-bar Mama Desi terpanggil. Mama Desi langsung mendaratkan cubitan mautnya pada pinggang Aika. Aika memekik keras setelahnya.
“Hust! Jangan ngawur Kamu Aika. Ingat! Sekarang Kamu udah nikah. Jadi, nggak boleh tebar pesona lagi.” Mama Desi menegur seraya melirik Kairo yang setia menunggui Aika.
“Lagian Si Galih juga mana mau sama Kamu, Ka? Si Galih ‘kan sukanya yang kalem dan lembut. Nah Kamu kan, bar-barnya luar biasa. Galih nggak bakal nengok, lah.” Aaron lugas berkata membuat Aika makin kesal. Aika refleks menedang kaki abang durhakanya itu.
Kali ini kena, dong! Soalnya Aika udah nggak pakai kain jarik lagi. Aika sudah ganti gaun pengantin modern, yang roknya lebar. Jadi, urusan tendang-tendangan udah nggak jadi masalah.
Yah, namanya juga lagi acara resepsi. Nggak mungkin pakai jarik-jarikan lagi, lah. Soalnya sekarang temanya udah lebih ke modern party.
“Aika, jaga sikap!” tegur Mama Desi tegas.
“Lagi abang rese’, Mah,” adu Aika.
“Loh, abang ‘kan ngomong fakta, Aika. Faktanya memang Kamu tuh, aduh! Sakit, njirrr!” pekik Aaron. Sambil loncat-loncat sebelah kaki. Aika baru saja menendang sebelah tulang keringnya. Mana nendangnya pakai ujung sepatu heelsnya lagi. Jadinya kan, rasanya ngilu-ngilu sedap.
“Aika ... Kamu--”
“Apa?!” sewot Aika lebih galak. Aaron menggeram kesal menggertakan rahangnya.
Sejahat-jahatnya Aaron, dia memang paling nggak bisa ngasarin perempuan. Apalagi perempuan itu adiknya sendiri. Ya, walaupun memang Si Aika ini selalu sukses bikin jiwa brengseknya terpanggil karena kelakuannya yang abnormal itu.
“Udah-udah!” Pada Akhirnya, baginda raja terpanggil untuk melerai pertikaian anak-anaknya, yang selalu bikin vertigo-nya kumat.
“Aika, Kamu jangan kayak gini, dong. Kamu ‘kan sekarang sudah jadi istri Kairo. Kewajiban kamu sekarang itu ikut Kairo. Ke mana pun dia bawa Kamu.
“Tapi, Pah--”
“Gak ada tapi-tapian Aika. Itu memang sudah jadi kewajiban Kamu sebagai istri sekarang,” sela Papa Heru tegas. Aika diam seketika.
Senakal-nakalnya Aika. Aika paling takut kalo papanya sudah tegas kek gini.
“Lagian, Kairo itu baik, Aika. Jadi, papa yakin dia pasti nggak bakal nyakitin Kamu.” Papa Heru mengusap bahu anak gadisnya dengan sayang.
“Ya, itu juga Aika tahu, Pah. Tapi, gimana dong? Aika tetep takut sama Kairo, Pah”
Hah?
“Takut? Maksud Kamu?” Papa Heru bingung.
“Kenapa jadi takut?” kepo Mama Desi.
“Takut apa kamu Aika sebenernya?” Aaron juga ikut kepo.
Bukannya segera menjawab kekepoan keluarganya. Aika malah menghelas panjang sekali berkali-kali.
“Aika?” panggil Aaron tidak sabaran. “Jangan bikin kesel bisa, nggak?” tambahnya lagi.
“Iya, ih. Mama udah kepo akut ini!” timpal mamanya. Aika sekali lagi melihat satu persatu wajah keluarganya dengan lekat. Sebelum menjawab.
“Aika takut ....”
“Takut?”
“Takut terbujuk rayuan Pak Kairo malam ini, hingga minta nambah berkali-kali sampai subuh.”
Aika pun sukses mendapat jitakan berjamaah dari keluarganya.
Sudah Aika duga. Berada dalam satu ruangan bersama Kairo itu memang tidak baik. Serius, deh! Soalnya, memang bosnya--eh suaminya ya, sekarang, bener-bener menggoda iman. Baik itu wajahnya, dompetnya, dan tubuhnya. Asli! Kairo ini memang setan sejati. Kenapa setan? Lah, ‘kan yang biasa goda iman itu setan. Jadi ya, bener dong kalau Aika menjuluki suaminya itu, suami setan. Soalnya emang bikin iman Aika goyah melulu dari tadi. Apalagi kalau tampilannya macam saat ini. Abis mandi dan setengah naked! Duh ... Aika gak
“Kenapa belum tidur?” Kairo bertanya saat menemukan Aika ternyata masih terjaga, sekembalinya dia dari makan malam tadi.Sudah Kairo bilang ‘kan? Dia lapar, dan baru saja kembali setelah menghabiskan makanan yang dia pesan dari salah satu restoran yang ada di hotel ini.Kairo mengira saat dia kembali, istrinya ini sudah tertidur pulas atau malah sudah ngorok keras seperti yang sering diceritakan Aaron. Ternyata, Si Aika ini malah masih melek memainkan ponsel dengan cemberut di atas tempat tidur. Bahkan, saat Kairo muncul tadi. Tuh bibir bukannya mundur, malah makin maju aja dibuatnya. Ka
Kairo mengira setelah pernyataan Aika semalam, yang membuat Kairo sukses gelagapan dan ngacir ke kaman mandi, hubungannya dengan Aika akan makin canggung. Kairo kira Aika akan sakit hati dan tersinggung, hingga berujung mogok bicara untuk waktu yang tak ditentukan.Ternyata dugaan Kairo 100% salah. Di saat bertemu Aika di pagi hari. Dia masih segeblek biasanya. Mungkin Kairo lupa kalau Aika ‘kan, bukan cewek biasa. Urat malunya udah putus, dan hatinya? Entah gadis itu masih punya atau tidak. Memang Si Aika ini kelihatannya gak terpengaruh sama sekali dengan obrolan mereka semalam.Ah ya, ngomong-ngomong soal semalam. Please
Sebenarnya, hari ini Kairo berencana membawa Aika pulang ke rumah keluarganya, sekalian menentukan akan tinggal di mana mereka setelah ini. Namun, berhubung Aika sedang begini jadinya ya mau bagaimana lagi? Kairo terpaksa mengurungkan niatnya dan kembali bermalam di kamar suite hotel ini. Ugh, untung hotel ini adalah salah satu hotel kepunyaan keluarganya, jadinya ya Kairo bebas mau tinggal di sini sampai kapan pun. Ya! Keluarga Kairo memang sekaya itu kok. Namun, karena dari kecil bundanya mendidik dan selalu menekankan sifat kesederhanaan pada kehidupan mereka. Kairo memang jarang sekali menunjukan kesultanannya. Bundanya memang alergi dengan kehidupan yang high life dari dulu. Lebih suka hidup merakyat dan membumi. Kalau kata daddy-nya sih. Kesederhanaan bunda tuh sudah tidak diragukan lagi. Justru itulah yang membuat rumah tangga daddy dan bundanya langgeng sampai sekarang. Bukan karena daddy keenakan punya istri yang gak suka nuntut ya? Lebih karena bunda ini bisa menyeimb
Aika menggeliat ketika membuka mata di pagi hari. Alhamdulilah, perutnya sekarang sudah tak terlalu sakit seperti kemarin. Ah, memang ramuan air jahe bikinan Mama Desi paling yahud! Senggugut Aika langsung hilang hanya dalam hitungan jam! luar biasa ‘kan? Iya sih hitungan jam, tapi jumlah hitungannya banyak. Lebih dari dua belas jam malah. Ya! Aika memang sekebo itu kadang kalau lagi PMS. Bahkan, dia bisa tidur 24 jam kalau senggugutnya lagi kumat. Aika biasanya mengambil cuti, atau izin tidak masuk jika sedang PMS. Soalnya, selain ngebo, PMS juga bikin mood Aika amburadul. Sudah bisa dipastikan Aika pasti gak bakal bisa kerja kalau mood-nya sedang hancur. Kalau boleh jujur, sebenarnya saat ini pun, Aika masih ngantuk banget. Matanya saja masih sepet buat dibuka. Tapi apalah daya, panggilan alam tak bisa dia abaikan saat ini. Aika takut ngompol, terus berakhir banjir air merah di tempat tidurnya. Duh, bisa diusir pihak hotel itu mah. Aika menguap sekali lagi, dan menguc
“Bapak!”Astagfirullahaladzim...Kairo sontak berjengit di tempatnya saat mendengar seruan Aika yang tiba-tiba membahana, seraya membuka pintu kamar dengan tergesa.“Aika Kamu....”“Udah ketemu!”Hah?“Apanya yang ketemu?” Kairo bingung karena tak mengerti dengan maksud dari ucapan istri gesreknya ini.“Gelas seukuran sama punya Bapak.”Allahhu robbi....Jadi masih tentang ukuran
“Asalamualaikum, Bunda!” seru Kairo riang. Dia memasuki rumah kediaman orang tuanya dan langsung menghampiri bunda kesayangannya, yang sedang sibuk di dapur.“Wah, kayaknya enak, nih. “ Kairo melanjutkan dengan mata berbinar saat melihat deretan camilan yang sedang bundanya buat. Seperti biasa, Kairo langsung menggerakkan tangan untuk segera menjamah salah satu dari camilan di hadapannya itu. Namun, belum sampai menyentuh, tangan Kairo langsung dipukul oleh bundanya dengan pelan.“Cuci tangan dulu,” tegur bundanya kemudian. Kairo nyengir konyol. Walaupun begitu, Kairo tetap melaksanakan titah Sang Ratu. Langsung bergegas ke arah watafel di dapur.
“Loh Abang? Kok Kamu masih di sini sih? Gak pulang ke apartmennya?” Bunda Karin bingung melihat keberadaan anaknya yang sedang asik nonton di ruang keluarga, saat dia baru saja pulang dari Rumah sakit. “Nanti aja, bareng Aika. Malas bolak-balik soalnya.” Kairo menjawab santai sambil tetap fokus pada tontonan di depannya. Padahal nontonnya juga film ultraman zaman dulu, dan udah diulang berkali-kali. Tetap saja Kairo gak bosan nontonnya. Ya! Daripada film-film zaman
Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.
*Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas
Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih