Beranda / CEO / Siap, Mas Bos! / Mas Bos 104

Share

Mas Bos 104

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

*Happy Reading*

"Gue salah ya, Bi?"

"Uhm ... uhm ... gimana aku harus menjawab pertanyaan yang--"

"Bi! Gue serius!" sentak Aika kemudian. Saat mendengar Bianca menyahut dengan menirukan selebgram di IG. 

Bianca mah emang ngeselin, orang lagi curhat malah dibecandai. Tak tanggung-tanggung, Bianca juga menirukan gaya suaranya seperti yang tenar dengan nama Ratu salome itu.

Kebanyakan bikin Reels di IG, sih!

"Lah? Gue juga serius, kali," bantah Bianca kemudian, "meski nada jawaban gue kek becanda di telinga lo. Tapi maksud dari omongan gue itu serius! Gue beneran gak tahu gimana cara jawab pertanyaan lo, yang lo sendiri sebenarnya udah tahu jawabannya apa? Kan, jadi bikin gue auto emosi," Bianca menambahkan dengan menggebu-gebu. Membuat Aika langsung terdiam seketika.

"Jadi beneran gue salah?" lirih gadis itu kemudian, yang setelah di tinggalkan Kairo yang mengunci diri di Ruang kerjanya,  menangis hebat usai menyadari keegoisa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Muchlishotul Irsyadah
mantap lah bianca
goodnovel comment avatar
Yuli Harmina
lanjutannyo donk amihhhhh............
goodnovel comment avatar
Yuli Harmina
hebat bianca ngasih scak ke aika, semoga sarannya bianca berhasil yeee, ditunggu lanjutannya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 105

    Mas Bos 105*Happy Reading*Sebenarnya, Aika tidak bermaksud jadi pengecut, atau menunda-nunda menyelesaikan masalahnya dengan Mas Bos. Aika juga niat awalnya menyelesaikan semuanya malam itu juga sesuai arahan Bianca.Namun bukan karena cuaca malam itu juga, enak untuk buka paha atau semacamnya, ya? Sepertinya saran itu terlalu sesat untuk di ikuti.Bukan sesat mungkin, lebih tepatnya Aika belum berani menawarkan diri. Makanya, malam itu niat Aika hanya bicara kembali dengan Mas Bos, sekaligus Minta maaf.Siapa sangka? Saat Aika menemui Mas bos, suaminya ternyata sudah terlelap di sofa ruang kerjanya, dengan wajah yang syarat akan rasa lelah.Jadi ... mana tega Aika gangguin. Itulah kenapa? Akhirnya Aika pun memutuskan membiarkan Mas Bos istirahat, dan membuka obrolan ini besok saja.Sayangnya, keesokan harinya kenyataan lain menyapanya. Karena saat dia membuka mata, Aika tidak menemukan Mas Bos di Apartement mereka

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 106

    *Happy Reading*"Kusut banget muka lo, lupa di setrika ya, tadi sebelum berangkat?"Bibir Aika makin maju lima senti, saat mendengar tanya itu keluar dari mulut Bianca ketika baru saja tiba di meja kerjanya."Bukan lupa di setrika.""Lalu?""Cuma lagi kangen aja sama Mas Bos," aku Aika jujur, seraya mendaratkan diri dikursi kerjanya, dan merebahkan kepala dengan lesu ke atas meja. yang masih rapi pagi ini."Hilih, sekarang aja kangen. Kemaren-kemaren bukannya mau dikasih ke orang."Bianca memang teman kampret. Tahu kawannya sedang bersedih bukannya dihibur, malah di ledekin. Kurang kampret apalagi coba tuh cewek."Ck, udah sih, Bi. Jangan ngungkit itu lagi. Bete tahu gak sih, kalau ingat. Iya tahu, gue emang salah waktu itu. Tapi kan, sekarang gue udah tahu salah.""Sayangnya, pas sadar Mas Bos udah kabur. Jadinya--""Bi!" seru Aika murka, karena Bianca masih saja tidak mau mengerti kondisi hatinya.Aika tu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 107

    *Happy Reading*Babang Al Mine [Ini sudah landing. Pak Bos bilang, tolong jaga Nyonya Bos sebentar lagi]Alhamdulilah ...Sepertinya kelebayan Bianca gak sia-sia, gaes! Eh, tapi ... Tunggu dulu!Kalau si Pak Bos udah landing, dan gercep ke Kantor, tapi ternyata Aika baik-baik saja. Ketahuan dong kalau Bianca bohong. Waduh! Gawat, dong! Bisa dikebiri Bianca sama Pas Bos.Lalu, ini harus bagaimana?Menyadari bencana yang akan segera tiba. Bianca pun bergegas ke meja Aika lagi, dan mengguncang tubuh Aika dengan tidak manusiawi."Ck, apa dah lo, Bi?! Ganggu aja! Orang mau merem bentar aja gak boleh! Mau lo apa, sih?" Tentu saja, Aika pun jadi sewot setelahnya."Maunya lo sakit hari ini," terang Bianca jujur, membuat Aika langsung mendelik marah."Maksud lo apa? Lo ngedoain gue sakit!" sengit Aika kemudian.Udah tahu Aika lagi bad mood. Si Bianca malah nyari ribut, jangan salahin Aika kala

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 108

    *Happy Reading*Aika bergerak gelisah ditempatnya, seraya meremas-remas ujung blouse yang sedang dia kenakan, sampai kusut dibuatnya.Bukan. Itu bukan karena Aika sedang kebelet pup, ambeien atau bisulan. Tentu saja tidak, Aika cukup beruntung karena dijauhkan dari penyakit-penyakit seperti itu, meski orangnya serampangan dan kadang jorok.Lalu, Kenapa Aika seperti itu dari tadi? Kairo! Ya. Semua itu karena Kairo, yang duduk dihadapannya. Terus menatap dengan datar tanpa senyum sedikitpun.Kan keringat Aika auto banjir dari berbagai lobang kalau begini. Untung tadi pagi Aika tidak lupa pakai deodorant. Kalau tidak? Entah bagaimana aroma ruangan ini karenanya."Uhm ... Mas Bos ... masih marah ya, sama Aika?" Setelah sekian lama memilih berdiam diri, Aika pun mencoba membuka suara."Menurut kamu?" tanya balik Kairo, membuat Aika langsung frustasi di tempatnya."Masih marah, ya? Itu diem aja," cicit Aika seraya me

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 109

    *Happy Reading* "Mama Aika pulaaang!" Kairo hanya bisa menggeleng pelan, mendengar seruan lantang istrinya ketika mobil yang dikemudikannya memasuki gerbang Rumah sang mertua. Tidak tanggung-tanggung. Istrinya itu bahkan membuka kaca jendela di sampingnya, dan mengeluarkan sebagian tubuhnya saat berseru tadi. Mirip sekali dengan sopir angkot yang sedang mencari penumpang. "Hati-hati, Aika. Nanti kamu jatuh," tegur Kairo, yang sudah pasti tidak akan diindahkan Aika. Terbukti dari aksi Aika yang langsung melompat keluar, bahkan ketika mobil belum berhenti sepenuhnya. Benar-benar luar biasa memang istrinya ini. Itulah kenapa? Kairo tidak pernah mau membawa mobil tanpa kap jika bepergian dengan Aika. Jika mobil berpintu tertutup aja Aika sudah seperti ini cara turunnya. Apalagi tanpa kap. Bayangkan sendiri aja deh, kemungkinan apa yang akan terjadi. "Mas Bos, buruan! Lama, deh!" omel Aika, tetap menunggu Kai

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 110

    *Happy Reading*"Gue menghamili Novia, Kai. Mantan calon istri lo."Apa?!Kairo tercekat di tempatnya. Benar-benar tidak menduga sama sekali dengan pernyataan Aaron barusan. Masalahnya, setahu Kairo, Aaron itu tidak mengenal Novia. Sebab dulu saat dia bersama Novia, Aaron dan Kairo sudah lama tidak bertemu lagi.Meski memang Kairo masih kadang bertukar kabar dengan Aaron via ponsel. Namun Kairo tidak pernah menunjukkan photo Novia pada Aaron. Bahkan, Kairo pulang ke Jakarta sehari sebelum pernikahannya, dan saat Aaron sampai tempat resepsi pun, Novia sudah memilih kabur.Lalu, bagaimana Aaron bisa mengenal Novia? Dan ... Kenapa sampai berakhir seperti ini?Tak ayal, berbagai dugaan pun mulai muncul di kepala Kairo. Di dominasi dengan dugaan buruk tentang kemungkinan Aaron dan Novia yang bermain curang dari belakangnya selama ini."A-apa, Ron? Lo ... A-apa?" Kairo terbata di tempatnya.Sekali lagi, Aaron

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 111

    *Happy Reading*Saat ini, Kairo tidak bisa berkonsentrasi menyetir. Matanya berkali-kali melirik ke samping, tepatnya pada Aika yang biasanya berisik, tapi kali ini tumben anteng.Memang bukan tanpa alasan istrinya itu berubah seperti itu, semua itu pasti karena kejadian tadi di Rumahnya. Tentang masalah Aaron yang penyelesaiannya melibatkan mereka berdua.Ini memang sulit. Karena meski Aika sudah bilang akan berusaha ikhlas menerima Novia sebagai iparnya. Namun jelas itu tidak akan mudah. Hal ini akan membuatnya tidak nyaman beberapa waktu, dan Kairo tidak suka melihat Aika-nya ada di posisi itu.Lebih dari itu, Kairo juga tidak suka salah satu pernyataan Aika, yang masih saja pesimis tentang kondisinya."Aika belum tentu bisa punya Anak."Mendengar itu, rasanya Kairo ingin marah pada Aika. Karena merasa gadis itu seperti tak menghargai usahanya selama ini. Apalah arti pengobatan yang Aika jalani, jika dalam dirinya sendiri saja masih

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 112

    Hayoo ... Jam berapa kalian baca part ini?*****Happy Reading*"Aaahhh ... Akhirnya sampai Rumah juga." Aika langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa, sesampainya mereka di apartment."Jangan tidur di sana, Aika. Pindah ke kamar sana, dan jangan lupa mandi dulu sebelum tidur," tegur Kairo kemudian, saat melihat Aika merebahkan tubuhnya di sofa tersebut, bahkan mulai menutup matanya."Aika cuma rebahan doang, kok. Nanti juga pindah kalau capeknya udah ilang." Aika menjawab, tanpa membuka matanya.Capek apa? Perasaan Aika tidak melakukan hal berat hari ini. Hanya mengunjungi Mamanya dan ... Makan Mie ayam dua mangkok beberapa jam lalu. Nah, capeknya di bagian mana? Kairo membatin."Terserah kamu saja. Tapi kalau sampai ketiduran di sana, saya gak gak mau gendong kamu ke dalam kamar," ucap Kairo lagi, seraya berlalu ke arah dapur, untuk mengambil segelas air dingin.Aika hanya menanggapi ucapan Kairo dengan

Bab terbaru

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 2

    Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 1

    *Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas

  • Siap, Mas Bos!   Epilog

    Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 134

    Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 133

    Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 132

    Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 131

    Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 130

    Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 129

    Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih

DMCA.com Protection Status