*Happy Reading*
"Mama Aika pulaaang!"
Kairo hanya bisa menggeleng pelan, mendengar seruan lantang istrinya ketika mobil yang dikemudikannya memasuki gerbang Rumah sang mertua.
Tidak tanggung-tanggung. Istrinya itu bahkan membuka kaca jendela di sampingnya, dan mengeluarkan sebagian tubuhnya saat berseru tadi. Mirip sekali dengan sopir angkot yang sedang mencari penumpang.
"Hati-hati, Aika. Nanti kamu jatuh," tegur Kairo, yang sudah pasti tidak akan diindahkan Aika.
Terbukti dari aksi Aika yang langsung melompat keluar, bahkan ketika mobil belum berhenti sepenuhnya. Benar-benar luar biasa memang istrinya ini. Itulah kenapa? Kairo tidak pernah mau membawa mobil tanpa kap jika bepergian dengan Aika.
Jika mobil berpintu tertutup aja Aika sudah seperti ini cara turunnya. Apalagi tanpa kap. Bayangkan sendiri aja deh, kemungkinan apa yang akan terjadi.
"Mas Bos, buruan! Lama, deh!" omel Aika, tetap menunggu Kai
*Happy Reading*"Gue menghamili Novia, Kai. Mantan calon istri lo."Apa?!Kairo tercekat di tempatnya. Benar-benar tidak menduga sama sekali dengan pernyataan Aaron barusan. Masalahnya, setahu Kairo, Aaron itu tidak mengenal Novia. Sebab dulu saat dia bersama Novia, Aaron dan Kairo sudah lama tidak bertemu lagi.Meski memang Kairo masih kadang bertukar kabar dengan Aaron via ponsel. Namun Kairo tidak pernah menunjukkan photo Novia pada Aaron. Bahkan, Kairo pulang ke Jakarta sehari sebelum pernikahannya, dan saat Aaron sampai tempat resepsi pun, Novia sudah memilih kabur.Lalu, bagaimana Aaron bisa mengenal Novia? Dan ... Kenapa sampai berakhir seperti ini?Tak ayal, berbagai dugaan pun mulai muncul di kepala Kairo. Di dominasi dengan dugaan buruk tentang kemungkinan Aaron dan Novia yang bermain curang dari belakangnya selama ini."A-apa, Ron? Lo ... A-apa?" Kairo terbata di tempatnya.Sekali lagi, Aaron
*Happy Reading*Saat ini, Kairo tidak bisa berkonsentrasi menyetir. Matanya berkali-kali melirik ke samping, tepatnya pada Aika yang biasanya berisik, tapi kali ini tumben anteng.Memang bukan tanpa alasan istrinya itu berubah seperti itu, semua itu pasti karena kejadian tadi di Rumahnya. Tentang masalah Aaron yang penyelesaiannya melibatkan mereka berdua.Ini memang sulit. Karena meski Aika sudah bilang akan berusaha ikhlas menerima Novia sebagai iparnya. Namun jelas itu tidak akan mudah. Hal ini akan membuatnya tidak nyaman beberapa waktu, dan Kairo tidak suka melihat Aika-nya ada di posisi itu.Lebih dari itu, Kairo juga tidak suka salah satu pernyataan Aika, yang masih saja pesimis tentang kondisinya."Aika belum tentu bisa punya Anak."Mendengar itu, rasanya Kairo ingin marah pada Aika. Karena merasa gadis itu seperti tak menghargai usahanya selama ini. Apalah arti pengobatan yang Aika jalani, jika dalam dirinya sendiri saja masih
Hayoo ... Jam berapa kalian baca part ini?*****Happy Reading*"Aaahhh ... Akhirnya sampai Rumah juga." Aika langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa, sesampainya mereka di apartment."Jangan tidur di sana, Aika. Pindah ke kamar sana, dan jangan lupa mandi dulu sebelum tidur," tegur Kairo kemudian, saat melihat Aika merebahkan tubuhnya di sofa tersebut, bahkan mulai menutup matanya."Aika cuma rebahan doang, kok. Nanti juga pindah kalau capeknya udah ilang." Aika menjawab, tanpa membuka matanya.Capek apa? Perasaan Aika tidak melakukan hal berat hari ini. Hanya mengunjungi Mamanya dan ... Makan Mie ayam dua mangkok beberapa jam lalu. Nah, capeknya di bagian mana? Kairo membatin."Terserah kamu saja. Tapi kalau sampai ketiduran di sana, saya gak gak mau gendong kamu ke dalam kamar," ucap Kairo lagi, seraya berlalu ke arah dapur, untuk mengambil segelas air dingin.Aika hanya menanggapi ucapan Kairo dengan
*Happy Reading*Kairo dalam kondisi bersiap untuk meeting pagi, saat kabar itu sampai padanya. Tepatnya kabar ditemukannya Bianca yang pingsan di depan gerbang Kantornya. Hingga seorang saksi, yaitu tukang jualan di sana menyatakan jika seorang teman Bianca di bawa paksa sebuah mobil hitam tak dikenal.Tak ayal, hati Kairo pun langsung teringat pada Aika, istrinya. Karena memang bukan rahasia umum lagi, jika Bianca dan Aika memang sangat dekat bahkan sering ke mana-mana berdua.Akhirnya, tanpa menunggu Bianca sadar terlebih dahulu, Kairo pun bergerak cepat memeriksa cctv di kantornya, dan benar saja, memang istrinya yang telah diculik.Sialan! Siapa yang berani macam-macam dengannya? Mengabaikan meeting besar yang harusnya dia hadiri, Kairo pun segera menghubungi Daddy, dan orang-orang terdekatnya. Minus para istri tentu saja, karena tidak ingin menimbulkan kepanikan apapun."Daddy sudah menyuruh Uncle Hans dan Raid bergerak. Kamu
*Happy Reading*Aika menangis dalam diam di sudut ruangan kotor dan pengap. Merepih sakit mengingat nasibnya saat ini. Kenapa? Kenapa dia harus merasakan hal ini lagi?Rasanya seperti dejavu. Aika pernah mengalami hal ini di masa lalu, kan? Meski beberapa hal berbeda, tetap saja tujuannya sama. Mereka semua ingin merisak Aika sebagaimana teman-temannya dulu.Lalu, kalau dulu dia bisa selamat karena Aaron datang tepat waktu. Sekarang bagaimana? Akan kah Tuhan kembali menyelamatkannya dengan mengirim seseorang.Namun siapa? Siapa yang akan Tuhan kirim sebagai penyelamat? Aaron lagikah? Tidak mungkin. Saat ini Aaron sedang sibuk meyakinkan Novia agar mau menikah dengannya. Mas Bos? Aika juga berharap akan hal itu. Tetapi, Bisakah? Sementara Aika sendiri tidak tahu, Apa Mas Bosnya sudah mengetahui tentang penculikannya atau tidak? Lagipula, Mas Bos sedang sangat sibuk sekarang.Lalu, jika bukan mereka berdua, siapa yang akan dat
*Happy Reading*Brugh!Kairo pasrah, saat Aika mendorongnya ke tembok, ketika baru saja hendak mengunci pintu Suit Room di sebuah hotel, yang dia pesan beberapa saat lalu."Wow! Ternyata kamu liar juga ya, Istriku?" ucap Kairo tersenyum bangga, di sela ciuman panas yang Aika lakukan."Maaf, Mas Bos. Tapi Aika gak kuat lagi," balas Aika seraya menciumi rahang suaminya dengan rakus.Tidak tahu berapa dosis yang sudah para begundal itu berikan pada Aika. Namun sepertinya cukup tinggi, hingga bisa membuat Aika sangat liar seperti ini.Kairo tidak masalah sama sekali, justru di satu sisi dia sangat berterima kasih karena secara tidak langsung hal itu membuat dia bisa menyempurnakan pernikahannya. Namun di sisi lainnya, tentu saja Kairo masih sangat marah pada kejadian hari ini."Its Oke, Aika. Saya akan mencoba mengimbangimu." Kairo tersenyum sombong, sebelum menarik pinggang Aika dalam satu hentakan. Membuat Kaki gadis itu ref
*Happy Reading*"Aika saya mau ke--" Kairo pun urung melanjutkan kalimatnya, saat melihat kelakuan Aika di pinggiran tempat tidur, yang membuat kening pria itu berkerut samar."Kamu sedang apa?" Akhirnya malah tanya itu yang menjadi lanjutannya."Sedang meredakan nyeri," sahut Aika santai. Masih tanpa malu melakukan kegiatannya."Meredakan nyeri?" beo Kairo setelahnya. Masih tidak mengerti.Aika pun mendengkus kesal, seraya melirik suaminya itu dengan galak."Iya, meredakan nyeri! Di sini ..." Aika menunjuk bagian bawah tubuhnya telak. "Masih nyeri banget tau, kalau dipake buat jalan. Kalau kegesek rasanya ngilu-ngilu sedep. Makanya Aika kipasin. Soalnya kalau di tiupin gak nyampe!" beritahu gadis itu panjang lebar, seraya kembali mengipasi bagian yang dia bilang masih ngeri itu dengan muka bertekuk.Kairo hanya menanggapi ocehan Aika dengan gelengan kepala tak habis pikir. Sudah rahasia umum jika Aika memang absurd, baik
Mas bos 117*Happy Reading*Saat Kairo tiba di Restaurant Hotel yang masih dia tempati. Rein sudah menantinya seorang diri dengan wajah kesal di meja yang berada di Restauran tersebut."Kau telat dua menit, Kairo Putra Setiawan," desisnya dingin ketika Kairo baru saja duduk di hadapan anak mafia itu."Sorry, Rein. Aku harus membujuk istriku dulu tadi." Kairo mengemukakan alasannya.Berdecak satu kali, Rein pun mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam tas ranselnya, dan menyerahkan benda itu kehadapan Kairo."Yang kau minta," terangnya singkat, padat, dan jelas.Kairo pun menerimanya dengan senang hati, dan lalu membukanya di sana juga serta membacanya dengan seksama."Kau yakin tidak ada yang terlewatkan?" Kairo memastikan."Kau meragukan pekerjaanku?" tanya balik Rein tak suka."Tentu saja tidak. Didikan uncle Raid tidak pernah mengecewakan," balas Kairo seraya memasukan semua lembaran ditan