*Happy Reading*
Babang Al Mine [Ini sudah landing. Pak Bos bilang, tolong jaga Nyonya Bos sebentar lagi]
Alhamdulilah ...
Sepertinya kelebayan Bianca gak sia-sia, gaes! Eh, tapi ... Tunggu dulu!
Kalau si Pak Bos udah landing, dan gercep ke Kantor, tapi ternyata Aika baik-baik saja. Ketahuan dong kalau Bianca bohong. Waduh! Gawat, dong! Bisa dikebiri Bianca sama Pas Bos.
Lalu, ini harus bagaimana?
Menyadari bencana yang akan segera tiba. Bianca pun bergegas ke meja Aika lagi, dan mengguncang tubuh Aika dengan tidak manusiawi.
"Ck, apa dah lo, Bi?! Ganggu aja! Orang mau merem bentar aja gak boleh! Mau lo apa, sih?" Tentu saja, Aika pun jadi sewot setelahnya.
"Maunya lo sakit hari ini," terang Bianca jujur, membuat Aika langsung mendelik marah.
"Maksud lo apa? Lo ngedoain gue sakit!" sengit Aika kemudian.
Udah tahu Aika lagi bad mood. Si Bianca malah nyari ribut, jangan salahin Aika kala
*Happy Reading*Aika bergerak gelisah ditempatnya, seraya meremas-remas ujung blouse yang sedang dia kenakan, sampai kusut dibuatnya.Bukan. Itu bukan karena Aika sedang kebelet pup, ambeien atau bisulan. Tentu saja tidak, Aika cukup beruntung karena dijauhkan dari penyakit-penyakit seperti itu, meski orangnya serampangan dan kadang jorok.Lalu, Kenapa Aika seperti itu dari tadi? Kairo! Ya. Semua itu karena Kairo, yang duduk dihadapannya. Terus menatap dengan datar tanpa senyum sedikitpun.Kan keringat Aika auto banjir dari berbagai lobang kalau begini. Untung tadi pagi Aika tidak lupa pakai deodorant. Kalau tidak? Entah bagaimana aroma ruangan ini karenanya."Uhm ... Mas Bos ... masih marah ya, sama Aika?" Setelah sekian lama memilih berdiam diri, Aika pun mencoba membuka suara."Menurut kamu?" tanya balik Kairo, membuat Aika langsung frustasi di tempatnya."Masih marah, ya? Itu diem aja," cicit Aika seraya me
*Happy Reading* "Mama Aika pulaaang!" Kairo hanya bisa menggeleng pelan, mendengar seruan lantang istrinya ketika mobil yang dikemudikannya memasuki gerbang Rumah sang mertua. Tidak tanggung-tanggung. Istrinya itu bahkan membuka kaca jendela di sampingnya, dan mengeluarkan sebagian tubuhnya saat berseru tadi. Mirip sekali dengan sopir angkot yang sedang mencari penumpang. "Hati-hati, Aika. Nanti kamu jatuh," tegur Kairo, yang sudah pasti tidak akan diindahkan Aika. Terbukti dari aksi Aika yang langsung melompat keluar, bahkan ketika mobil belum berhenti sepenuhnya. Benar-benar luar biasa memang istrinya ini. Itulah kenapa? Kairo tidak pernah mau membawa mobil tanpa kap jika bepergian dengan Aika. Jika mobil berpintu tertutup aja Aika sudah seperti ini cara turunnya. Apalagi tanpa kap. Bayangkan sendiri aja deh, kemungkinan apa yang akan terjadi. "Mas Bos, buruan! Lama, deh!" omel Aika, tetap menunggu Kai
*Happy Reading*"Gue menghamili Novia, Kai. Mantan calon istri lo."Apa?!Kairo tercekat di tempatnya. Benar-benar tidak menduga sama sekali dengan pernyataan Aaron barusan. Masalahnya, setahu Kairo, Aaron itu tidak mengenal Novia. Sebab dulu saat dia bersama Novia, Aaron dan Kairo sudah lama tidak bertemu lagi.Meski memang Kairo masih kadang bertukar kabar dengan Aaron via ponsel. Namun Kairo tidak pernah menunjukkan photo Novia pada Aaron. Bahkan, Kairo pulang ke Jakarta sehari sebelum pernikahannya, dan saat Aaron sampai tempat resepsi pun, Novia sudah memilih kabur.Lalu, bagaimana Aaron bisa mengenal Novia? Dan ... Kenapa sampai berakhir seperti ini?Tak ayal, berbagai dugaan pun mulai muncul di kepala Kairo. Di dominasi dengan dugaan buruk tentang kemungkinan Aaron dan Novia yang bermain curang dari belakangnya selama ini."A-apa, Ron? Lo ... A-apa?" Kairo terbata di tempatnya.Sekali lagi, Aaron
*Happy Reading*Saat ini, Kairo tidak bisa berkonsentrasi menyetir. Matanya berkali-kali melirik ke samping, tepatnya pada Aika yang biasanya berisik, tapi kali ini tumben anteng.Memang bukan tanpa alasan istrinya itu berubah seperti itu, semua itu pasti karena kejadian tadi di Rumahnya. Tentang masalah Aaron yang penyelesaiannya melibatkan mereka berdua.Ini memang sulit. Karena meski Aika sudah bilang akan berusaha ikhlas menerima Novia sebagai iparnya. Namun jelas itu tidak akan mudah. Hal ini akan membuatnya tidak nyaman beberapa waktu, dan Kairo tidak suka melihat Aika-nya ada di posisi itu.Lebih dari itu, Kairo juga tidak suka salah satu pernyataan Aika, yang masih saja pesimis tentang kondisinya."Aika belum tentu bisa punya Anak."Mendengar itu, rasanya Kairo ingin marah pada Aika. Karena merasa gadis itu seperti tak menghargai usahanya selama ini. Apalah arti pengobatan yang Aika jalani, jika dalam dirinya sendiri saja masih
Hayoo ... Jam berapa kalian baca part ini?*****Happy Reading*"Aaahhh ... Akhirnya sampai Rumah juga." Aika langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa, sesampainya mereka di apartment."Jangan tidur di sana, Aika. Pindah ke kamar sana, dan jangan lupa mandi dulu sebelum tidur," tegur Kairo kemudian, saat melihat Aika merebahkan tubuhnya di sofa tersebut, bahkan mulai menutup matanya."Aika cuma rebahan doang, kok. Nanti juga pindah kalau capeknya udah ilang." Aika menjawab, tanpa membuka matanya.Capek apa? Perasaan Aika tidak melakukan hal berat hari ini. Hanya mengunjungi Mamanya dan ... Makan Mie ayam dua mangkok beberapa jam lalu. Nah, capeknya di bagian mana? Kairo membatin."Terserah kamu saja. Tapi kalau sampai ketiduran di sana, saya gak gak mau gendong kamu ke dalam kamar," ucap Kairo lagi, seraya berlalu ke arah dapur, untuk mengambil segelas air dingin.Aika hanya menanggapi ucapan Kairo dengan
*Happy Reading*Kairo dalam kondisi bersiap untuk meeting pagi, saat kabar itu sampai padanya. Tepatnya kabar ditemukannya Bianca yang pingsan di depan gerbang Kantornya. Hingga seorang saksi, yaitu tukang jualan di sana menyatakan jika seorang teman Bianca di bawa paksa sebuah mobil hitam tak dikenal.Tak ayal, hati Kairo pun langsung teringat pada Aika, istrinya. Karena memang bukan rahasia umum lagi, jika Bianca dan Aika memang sangat dekat bahkan sering ke mana-mana berdua.Akhirnya, tanpa menunggu Bianca sadar terlebih dahulu, Kairo pun bergerak cepat memeriksa cctv di kantornya, dan benar saja, memang istrinya yang telah diculik.Sialan! Siapa yang berani macam-macam dengannya? Mengabaikan meeting besar yang harusnya dia hadiri, Kairo pun segera menghubungi Daddy, dan orang-orang terdekatnya. Minus para istri tentu saja, karena tidak ingin menimbulkan kepanikan apapun."Daddy sudah menyuruh Uncle Hans dan Raid bergerak. Kamu
*Happy Reading*Aika menangis dalam diam di sudut ruangan kotor dan pengap. Merepih sakit mengingat nasibnya saat ini. Kenapa? Kenapa dia harus merasakan hal ini lagi?Rasanya seperti dejavu. Aika pernah mengalami hal ini di masa lalu, kan? Meski beberapa hal berbeda, tetap saja tujuannya sama. Mereka semua ingin merisak Aika sebagaimana teman-temannya dulu.Lalu, kalau dulu dia bisa selamat karena Aaron datang tepat waktu. Sekarang bagaimana? Akan kah Tuhan kembali menyelamatkannya dengan mengirim seseorang.Namun siapa? Siapa yang akan Tuhan kirim sebagai penyelamat? Aaron lagikah? Tidak mungkin. Saat ini Aaron sedang sibuk meyakinkan Novia agar mau menikah dengannya. Mas Bos? Aika juga berharap akan hal itu. Tetapi, Bisakah? Sementara Aika sendiri tidak tahu, Apa Mas Bosnya sudah mengetahui tentang penculikannya atau tidak? Lagipula, Mas Bos sedang sangat sibuk sekarang.Lalu, jika bukan mereka berdua, siapa yang akan dat
*Happy Reading*Brugh!Kairo pasrah, saat Aika mendorongnya ke tembok, ketika baru saja hendak mengunci pintu Suit Room di sebuah hotel, yang dia pesan beberapa saat lalu."Wow! Ternyata kamu liar juga ya, Istriku?" ucap Kairo tersenyum bangga, di sela ciuman panas yang Aika lakukan."Maaf, Mas Bos. Tapi Aika gak kuat lagi," balas Aika seraya menciumi rahang suaminya dengan rakus.Tidak tahu berapa dosis yang sudah para begundal itu berikan pada Aika. Namun sepertinya cukup tinggi, hingga bisa membuat Aika sangat liar seperti ini.Kairo tidak masalah sama sekali, justru di satu sisi dia sangat berterima kasih karena secara tidak langsung hal itu membuat dia bisa menyempurnakan pernikahannya. Namun di sisi lainnya, tentu saja Kairo masih sangat marah pada kejadian hari ini."Its Oke, Aika. Saya akan mencoba mengimbangimu." Kairo tersenyum sombong, sebelum menarik pinggang Aika dalam satu hentakan. Membuat Kaki gadis itu ref