*Happy Reading*
Kairo marah!
Aika tahu, suaminya saat ini sedang marah. Meski Kairo sendiri tidak bicara apa-apa. Bahkan berusaha bersikap biasa saja. Namun Aika bisa merasa jika ada yang mengganjal di hati suaminya.
Kenapa, ya? Apa ini karena seharian ini Aika berusaha menjodohkannya dengan Rara? Tapi itu kan untuk kebaikan masa depan Mas Bos juga.
Kairo butuh keturunan, dan Aika belum tentu bisa memberikannya. Maka dari itu Aika cuma ingin membantu. Apa Aika salah?
"Mas Bos?" Aika menarik lengan jas Kairo, saat sampai di Apartement, dan Kairo ingin berlalu meninggalkannya begitu saja.
Aika tidak tahan di cuekin seperti ini. Sepanjang perjalanan dari Rumah sakit sampai Apartement, Kairo terus mendiamkannya.
Aika tahu, Kairo memang pendiam pada dasarnya. Cuek dan dingin bahkan kesan yang pria itu tunjukan pada semua orang. Akan tetapi, biasanya tidak sedingin ini.
Biasanya meski selalu diam dan hanya mendengarkan oc
*Happy Reading*"Gue salah ya, Bi?""Uhm ... uhm ... gimana aku harus menjawab pertanyaan yang--""Bi! Gue serius!" sentak Aika kemudian. Saat mendengar Bianca menyahut dengan menirukan selebgram di IG.Bianca mah emang ngeselin, orang lagi curhat malah dibecandai. Tak tanggung-tanggung, Bianca juga menirukan gaya suaranya seperti yang tenar dengan nama Ratu salome itu.Kebanyakan bikin Reels di IG, sih!"Lah? Gue juga serius, kali," bantah Bianca kemudian, "meski nada jawaban gue kek becanda di telinga lo. Tapi maksud dari omongan gue itu serius! Gue beneran gak tahu gimana cara jawab pertanyaan lo, yang lo sendiri sebenarnya udah tahu jawabannya apa? Kan, jadi bikin gue auto emosi," Bianca menambahkan dengan menggebu-gebu. Membuat Aika langsung terdiam seketika."Jadi beneran gue salah?" lirih gadis itu kemudian, yang setelah di tinggalkan Kairo yang mengunci diri di Ruang kerjanya, menangis hebat usai menyadari keegoisa
Mas Bos 105*Happy Reading*Sebenarnya, Aika tidak bermaksud jadi pengecut, atau menunda-nunda menyelesaikan masalahnya dengan Mas Bos. Aika juga niat awalnya menyelesaikan semuanya malam itu juga sesuai arahan Bianca.Namun bukan karena cuaca malam itu juga, enak untuk buka paha atau semacamnya, ya? Sepertinya saran itu terlalu sesat untuk di ikuti.Bukan sesat mungkin, lebih tepatnya Aika belum berani menawarkan diri. Makanya, malam itu niat Aika hanya bicara kembali dengan Mas Bos, sekaligus Minta maaf.Siapa sangka? Saat Aika menemui Mas bos, suaminya ternyata sudah terlelap di sofa ruang kerjanya, dengan wajah yang syarat akan rasa lelah.Jadi ... mana tega Aika gangguin. Itulah kenapa? Akhirnya Aika pun memutuskan membiarkan Mas Bos istirahat, dan membuka obrolan ini besok saja.Sayangnya, keesokan harinya kenyataan lain menyapanya. Karena saat dia membuka mata, Aika tidak menemukan Mas Bos di Apartement mereka
*Happy Reading*"Kusut banget muka lo, lupa di setrika ya, tadi sebelum berangkat?"Bibir Aika makin maju lima senti, saat mendengar tanya itu keluar dari mulut Bianca ketika baru saja tiba di meja kerjanya."Bukan lupa di setrika.""Lalu?""Cuma lagi kangen aja sama Mas Bos," aku Aika jujur, seraya mendaratkan diri dikursi kerjanya, dan merebahkan kepala dengan lesu ke atas meja. yang masih rapi pagi ini."Hilih, sekarang aja kangen. Kemaren-kemaren bukannya mau dikasih ke orang."Bianca memang teman kampret. Tahu kawannya sedang bersedih bukannya dihibur, malah di ledekin. Kurang kampret apalagi coba tuh cewek."Ck, udah sih, Bi. Jangan ngungkit itu lagi. Bete tahu gak sih, kalau ingat. Iya tahu, gue emang salah waktu itu. Tapi kan, sekarang gue udah tahu salah.""Sayangnya, pas sadar Mas Bos udah kabur. Jadinya--""Bi!" seru Aika murka, karena Bianca masih saja tidak mau mengerti kondisi hatinya.Aika tu
*Happy Reading*Babang Al Mine [Ini sudah landing. Pak Bos bilang, tolong jaga Nyonya Bos sebentar lagi]Alhamdulilah ...Sepertinya kelebayan Bianca gak sia-sia, gaes! Eh, tapi ... Tunggu dulu!Kalau si Pak Bos udah landing, dan gercep ke Kantor, tapi ternyata Aika baik-baik saja. Ketahuan dong kalau Bianca bohong. Waduh! Gawat, dong! Bisa dikebiri Bianca sama Pas Bos.Lalu, ini harus bagaimana?Menyadari bencana yang akan segera tiba. Bianca pun bergegas ke meja Aika lagi, dan mengguncang tubuh Aika dengan tidak manusiawi."Ck, apa dah lo, Bi?! Ganggu aja! Orang mau merem bentar aja gak boleh! Mau lo apa, sih?" Tentu saja, Aika pun jadi sewot setelahnya."Maunya lo sakit hari ini," terang Bianca jujur, membuat Aika langsung mendelik marah."Maksud lo apa? Lo ngedoain gue sakit!" sengit Aika kemudian.Udah tahu Aika lagi bad mood. Si Bianca malah nyari ribut, jangan salahin Aika kala
*Happy Reading*Aika bergerak gelisah ditempatnya, seraya meremas-remas ujung blouse yang sedang dia kenakan, sampai kusut dibuatnya.Bukan. Itu bukan karena Aika sedang kebelet pup, ambeien atau bisulan. Tentu saja tidak, Aika cukup beruntung karena dijauhkan dari penyakit-penyakit seperti itu, meski orangnya serampangan dan kadang jorok.Lalu, Kenapa Aika seperti itu dari tadi? Kairo! Ya. Semua itu karena Kairo, yang duduk dihadapannya. Terus menatap dengan datar tanpa senyum sedikitpun.Kan keringat Aika auto banjir dari berbagai lobang kalau begini. Untung tadi pagi Aika tidak lupa pakai deodorant. Kalau tidak? Entah bagaimana aroma ruangan ini karenanya."Uhm ... Mas Bos ... masih marah ya, sama Aika?" Setelah sekian lama memilih berdiam diri, Aika pun mencoba membuka suara."Menurut kamu?" tanya balik Kairo, membuat Aika langsung frustasi di tempatnya."Masih marah, ya? Itu diem aja," cicit Aika seraya me
*Happy Reading* "Mama Aika pulaaang!" Kairo hanya bisa menggeleng pelan, mendengar seruan lantang istrinya ketika mobil yang dikemudikannya memasuki gerbang Rumah sang mertua. Tidak tanggung-tanggung. Istrinya itu bahkan membuka kaca jendela di sampingnya, dan mengeluarkan sebagian tubuhnya saat berseru tadi. Mirip sekali dengan sopir angkot yang sedang mencari penumpang. "Hati-hati, Aika. Nanti kamu jatuh," tegur Kairo, yang sudah pasti tidak akan diindahkan Aika. Terbukti dari aksi Aika yang langsung melompat keluar, bahkan ketika mobil belum berhenti sepenuhnya. Benar-benar luar biasa memang istrinya ini. Itulah kenapa? Kairo tidak pernah mau membawa mobil tanpa kap jika bepergian dengan Aika. Jika mobil berpintu tertutup aja Aika sudah seperti ini cara turunnya. Apalagi tanpa kap. Bayangkan sendiri aja deh, kemungkinan apa yang akan terjadi. "Mas Bos, buruan! Lama, deh!" omel Aika, tetap menunggu Kai
*Happy Reading*"Gue menghamili Novia, Kai. Mantan calon istri lo."Apa?!Kairo tercekat di tempatnya. Benar-benar tidak menduga sama sekali dengan pernyataan Aaron barusan. Masalahnya, setahu Kairo, Aaron itu tidak mengenal Novia. Sebab dulu saat dia bersama Novia, Aaron dan Kairo sudah lama tidak bertemu lagi.Meski memang Kairo masih kadang bertukar kabar dengan Aaron via ponsel. Namun Kairo tidak pernah menunjukkan photo Novia pada Aaron. Bahkan, Kairo pulang ke Jakarta sehari sebelum pernikahannya, dan saat Aaron sampai tempat resepsi pun, Novia sudah memilih kabur.Lalu, bagaimana Aaron bisa mengenal Novia? Dan ... Kenapa sampai berakhir seperti ini?Tak ayal, berbagai dugaan pun mulai muncul di kepala Kairo. Di dominasi dengan dugaan buruk tentang kemungkinan Aaron dan Novia yang bermain curang dari belakangnya selama ini."A-apa, Ron? Lo ... A-apa?" Kairo terbata di tempatnya.Sekali lagi, Aaron
*Happy Reading*Saat ini, Kairo tidak bisa berkonsentrasi menyetir. Matanya berkali-kali melirik ke samping, tepatnya pada Aika yang biasanya berisik, tapi kali ini tumben anteng.Memang bukan tanpa alasan istrinya itu berubah seperti itu, semua itu pasti karena kejadian tadi di Rumahnya. Tentang masalah Aaron yang penyelesaiannya melibatkan mereka berdua.Ini memang sulit. Karena meski Aika sudah bilang akan berusaha ikhlas menerima Novia sebagai iparnya. Namun jelas itu tidak akan mudah. Hal ini akan membuatnya tidak nyaman beberapa waktu, dan Kairo tidak suka melihat Aika-nya ada di posisi itu.Lebih dari itu, Kairo juga tidak suka salah satu pernyataan Aika, yang masih saja pesimis tentang kondisinya."Aika belum tentu bisa punya Anak."Mendengar itu, rasanya Kairo ingin marah pada Aika. Karena merasa gadis itu seperti tak menghargai usahanya selama ini. Apalah arti pengobatan yang Aika jalani, jika dalam dirinya sendiri saja masih