*Happy Reading*
Bianca [Woy, Nyonya Bos kurang asem! Gue emang lagi gabut. Tapi gabut gue karena lagi banyak kerjaan. Butuh Refresing! Ngapa malah lo tambahin sih kerjaan gue? Gelo sia teh!]
Aika terkekeh sendiri di tempatnya, saat mendapati chat omelan dari Bianca, yang tidak terima dengan limpahan pekerjaan darinya. Emang enak!
Aika [Siapa suruh tadi ngasih ide jadi Nyonya Bos yang baik dan benar. Ya gue turuti lah. Sekarang makan tuh laporan!]
Aika membalas dengan kejam. Sengaja ingin membuat Bianca makin ngamuk dan ngomel-ngomel di Kantor. Tetapi tidak bisa menolak, soalnya yang melimpahkan kerjaan itu adalah atasan divisi mereka, Mak Dety.
Nah, bisa apa Bianca selain nerimo. ya kan?
Bianca [Bangke lo, ya! Otak gue ngebul ini]
Syukurin! Makanya jangan suka nyebar racun. Kena getahnya sendiri kan sekarang. Aika kok di lawan. Gak bakal bisa lah.
*Happy Reading*Katakan Aika gila, hingga dengan santainya menawarkan sebuah poligami pada suaminya sendiri, tanpa terlihat tersakiti. Meski sebenarnya apa yang dia perlihatkan, jelas jauh berbeda dengan kondisi hatinya.Wanita mana yang baik-baik saja jika di poligami?Aika tahu, itu memang hal yang sangat-sangat gila. Akan tetapi, Aika pun tidak tahu. Kenapa saat melihat Rara yang hamil namun di sia-siakan suaminya? Gambaran Kairo yang terlihat bahagia saat beinteraksi dengan pasien anak itu pun terlintas di kepalanya.Aika rasa, mereka cocok. Rara pasti akan bahagia jika punya suami yang bertanggung jawab seperti Mas Bos. Dan Mas Bos pun pasti akan bahagia jika memiliki istri yang sempurna seperti Rara.Nah, cocok, kan?Lalu, bagaimana dengan Aika? Lupakan saja! Kebahagiaan Aika bukan lagi yang utama. Penting Mas Bos-nya. Aika benar-benar tidak tega melihat Mas Bos-nya bertahan dengan kondisinya yang entah kapan bisa sem
*Happy Reading*Kairo marah!Aika tahu, suaminya saat ini sedang marah. Meski Kairo sendiri tidak bicara apa-apa. Bahkan berusaha bersikap biasa saja. Namun Aika bisa merasa jika ada yang mengganjal di hati suaminya.Kenapa, ya? Apa ini karena seharian ini Aika berusaha menjodohkannya dengan Rara? Tapi itu kan untuk kebaikan masa depan Mas Bos juga.Kairo butuh keturunan, dan Aika belum tentu bisa memberikannya. Maka dari itu Aika cuma ingin membantu. Apa Aika salah?"Mas Bos?" Aika menarik lengan jas Kairo, saat sampai di Apartement, dan Kairo ingin berlalu meninggalkannya begitu saja.Aika tidak tahan di cuekin seperti ini. Sepanjang perjalanan dari Rumah sakit sampai Apartement, Kairo terus mendiamkannya.Aika tahu, Kairo memang pendiam pada dasarnya. Cuek dan dingin bahkan kesan yang pria itu tunjukan pada semua orang. Akan tetapi, biasanya tidak sedingin ini.Biasanya meski selalu diam dan hanya mendengarkan oc
*Happy Reading*"Gue salah ya, Bi?""Uhm ... uhm ... gimana aku harus menjawab pertanyaan yang--""Bi! Gue serius!" sentak Aika kemudian. Saat mendengar Bianca menyahut dengan menirukan selebgram di IG.Bianca mah emang ngeselin, orang lagi curhat malah dibecandai. Tak tanggung-tanggung, Bianca juga menirukan gaya suaranya seperti yang tenar dengan nama Ratu salome itu.Kebanyakan bikin Reels di IG, sih!"Lah? Gue juga serius, kali," bantah Bianca kemudian, "meski nada jawaban gue kek becanda di telinga lo. Tapi maksud dari omongan gue itu serius! Gue beneran gak tahu gimana cara jawab pertanyaan lo, yang lo sendiri sebenarnya udah tahu jawabannya apa? Kan, jadi bikin gue auto emosi," Bianca menambahkan dengan menggebu-gebu. Membuat Aika langsung terdiam seketika."Jadi beneran gue salah?" lirih gadis itu kemudian, yang setelah di tinggalkan Kairo yang mengunci diri di Ruang kerjanya, menangis hebat usai menyadari keegoisa
Mas Bos 105*Happy Reading*Sebenarnya, Aika tidak bermaksud jadi pengecut, atau menunda-nunda menyelesaikan masalahnya dengan Mas Bos. Aika juga niat awalnya menyelesaikan semuanya malam itu juga sesuai arahan Bianca.Namun bukan karena cuaca malam itu juga, enak untuk buka paha atau semacamnya, ya? Sepertinya saran itu terlalu sesat untuk di ikuti.Bukan sesat mungkin, lebih tepatnya Aika belum berani menawarkan diri. Makanya, malam itu niat Aika hanya bicara kembali dengan Mas Bos, sekaligus Minta maaf.Siapa sangka? Saat Aika menemui Mas bos, suaminya ternyata sudah terlelap di sofa ruang kerjanya, dengan wajah yang syarat akan rasa lelah.Jadi ... mana tega Aika gangguin. Itulah kenapa? Akhirnya Aika pun memutuskan membiarkan Mas Bos istirahat, dan membuka obrolan ini besok saja.Sayangnya, keesokan harinya kenyataan lain menyapanya. Karena saat dia membuka mata, Aika tidak menemukan Mas Bos di Apartement mereka
*Happy Reading*"Kusut banget muka lo, lupa di setrika ya, tadi sebelum berangkat?"Bibir Aika makin maju lima senti, saat mendengar tanya itu keluar dari mulut Bianca ketika baru saja tiba di meja kerjanya."Bukan lupa di setrika.""Lalu?""Cuma lagi kangen aja sama Mas Bos," aku Aika jujur, seraya mendaratkan diri dikursi kerjanya, dan merebahkan kepala dengan lesu ke atas meja. yang masih rapi pagi ini."Hilih, sekarang aja kangen. Kemaren-kemaren bukannya mau dikasih ke orang."Bianca memang teman kampret. Tahu kawannya sedang bersedih bukannya dihibur, malah di ledekin. Kurang kampret apalagi coba tuh cewek."Ck, udah sih, Bi. Jangan ngungkit itu lagi. Bete tahu gak sih, kalau ingat. Iya tahu, gue emang salah waktu itu. Tapi kan, sekarang gue udah tahu salah.""Sayangnya, pas sadar Mas Bos udah kabur. Jadinya--""Bi!" seru Aika murka, karena Bianca masih saja tidak mau mengerti kondisi hatinya.Aika tu
*Happy Reading*Babang Al Mine [Ini sudah landing. Pak Bos bilang, tolong jaga Nyonya Bos sebentar lagi]Alhamdulilah ...Sepertinya kelebayan Bianca gak sia-sia, gaes! Eh, tapi ... Tunggu dulu!Kalau si Pak Bos udah landing, dan gercep ke Kantor, tapi ternyata Aika baik-baik saja. Ketahuan dong kalau Bianca bohong. Waduh! Gawat, dong! Bisa dikebiri Bianca sama Pas Bos.Lalu, ini harus bagaimana?Menyadari bencana yang akan segera tiba. Bianca pun bergegas ke meja Aika lagi, dan mengguncang tubuh Aika dengan tidak manusiawi."Ck, apa dah lo, Bi?! Ganggu aja! Orang mau merem bentar aja gak boleh! Mau lo apa, sih?" Tentu saja, Aika pun jadi sewot setelahnya."Maunya lo sakit hari ini," terang Bianca jujur, membuat Aika langsung mendelik marah."Maksud lo apa? Lo ngedoain gue sakit!" sengit Aika kemudian.Udah tahu Aika lagi bad mood. Si Bianca malah nyari ribut, jangan salahin Aika kala
*Happy Reading*Aika bergerak gelisah ditempatnya, seraya meremas-remas ujung blouse yang sedang dia kenakan, sampai kusut dibuatnya.Bukan. Itu bukan karena Aika sedang kebelet pup, ambeien atau bisulan. Tentu saja tidak, Aika cukup beruntung karena dijauhkan dari penyakit-penyakit seperti itu, meski orangnya serampangan dan kadang jorok.Lalu, Kenapa Aika seperti itu dari tadi? Kairo! Ya. Semua itu karena Kairo, yang duduk dihadapannya. Terus menatap dengan datar tanpa senyum sedikitpun.Kan keringat Aika auto banjir dari berbagai lobang kalau begini. Untung tadi pagi Aika tidak lupa pakai deodorant. Kalau tidak? Entah bagaimana aroma ruangan ini karenanya."Uhm ... Mas Bos ... masih marah ya, sama Aika?" Setelah sekian lama memilih berdiam diri, Aika pun mencoba membuka suara."Menurut kamu?" tanya balik Kairo, membuat Aika langsung frustasi di tempatnya."Masih marah, ya? Itu diem aja," cicit Aika seraya me
*Happy Reading* "Mama Aika pulaaang!" Kairo hanya bisa menggeleng pelan, mendengar seruan lantang istrinya ketika mobil yang dikemudikannya memasuki gerbang Rumah sang mertua. Tidak tanggung-tanggung. Istrinya itu bahkan membuka kaca jendela di sampingnya, dan mengeluarkan sebagian tubuhnya saat berseru tadi. Mirip sekali dengan sopir angkot yang sedang mencari penumpang. "Hati-hati, Aika. Nanti kamu jatuh," tegur Kairo, yang sudah pasti tidak akan diindahkan Aika. Terbukti dari aksi Aika yang langsung melompat keluar, bahkan ketika mobil belum berhenti sepenuhnya. Benar-benar luar biasa memang istrinya ini. Itulah kenapa? Kairo tidak pernah mau membawa mobil tanpa kap jika bepergian dengan Aika. Jika mobil berpintu tertutup aja Aika sudah seperti ini cara turunnya. Apalagi tanpa kap. Bayangkan sendiri aja deh, kemungkinan apa yang akan terjadi. "Mas Bos, buruan! Lama, deh!" omel Aika, tetap menunggu Kai
Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.
*Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas
Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih