*Happy Reading*
"Nyuk, oi!"
"Hm ...."
"Nyuk?"
"Apa?"
"Nyuk?"
"Ck, apa sih, Bi? Dari tadi nyak nyuk nyak nyuk aja! Udah gue sahut juga, masih aja nyak nyuk nyak nyuk. Mau lo apa sebenarnya?"
Aika pun akhirnya menyalak garang. Saat Bianca terus memanggilnya meski sudah disahuti. Maunya apa coba, nih, orang?
Sayangnya, meski sudah dihardik segalak itu pun, tanggapan Bianca hanya nyengir konyol dan ....
"Gak ada apa-apa sih, Ka. Cuma tes kuping aja," jawab Bianca tanpa dosa.
Kan, dia mah nyebelin. Bisa banget bikin orang kesel. Gak tahu apa kerjaan Aika lagi banyak banget ini. Bukannya bantuin, malah ngerecokin aja. Aika ngadu sama Mas Bos, baru nyaho lo, Bianca!
"Rese lo, ya! Kampret banget kelakuan lo."
"Lah, kan emang gue ratu kampret. Lo lupa kalau yang bikin lo jadi sekampret ini juga berkat gue?"
Dia malah bangga!
Benar-benar emang si Bianca ini, kelakuannya absurd banget.
*Happy Reading*Bianca [Woy, Nyonya Bos kurang asem! Gue emang lagi gabut. Tapi gabut gue karena lagi banyak kerjaan. Butuh Refresing! Ngapa malah lo tambahin sih kerjaan gue? Gelo sia teh!]Aika terkekeh sendiri di tempatnya, saat mendapati chat omelan dari Bianca, yang tidak terima dengan limpahan pekerjaan darinya. Emang enak!Aika [Siapa suruh tadi ngasih ide jadi Nyonya Bos yang baik dan benar. Ya gue turuti lah. Sekarang makan tuh laporan!]Aika membalas dengan kejam. Sengaja ingin membuat Bianca makin ngamuk dan ngomel-ngomel di Kantor. Tetapi tidak bisa menolak, soalnya yang melimpahkan kerjaan itu adalah atasan divisi mereka, Mak Dety.Nah, bisa apa Bianca selain nerimo. ya kan?Bianca [Bangke lo, ya! Otak gue ngebul ini]Syukurin! Makanya jangan suka nyebar racun. Kena getahnya sendiri kan sekarang. Aika kok di lawan. Gak bakal bisa lah.
*Happy Reading*Katakan Aika gila, hingga dengan santainya menawarkan sebuah poligami pada suaminya sendiri, tanpa terlihat tersakiti. Meski sebenarnya apa yang dia perlihatkan, jelas jauh berbeda dengan kondisi hatinya.Wanita mana yang baik-baik saja jika di poligami?Aika tahu, itu memang hal yang sangat-sangat gila. Akan tetapi, Aika pun tidak tahu. Kenapa saat melihat Rara yang hamil namun di sia-siakan suaminya? Gambaran Kairo yang terlihat bahagia saat beinteraksi dengan pasien anak itu pun terlintas di kepalanya.Aika rasa, mereka cocok. Rara pasti akan bahagia jika punya suami yang bertanggung jawab seperti Mas Bos. Dan Mas Bos pun pasti akan bahagia jika memiliki istri yang sempurna seperti Rara.Nah, cocok, kan?Lalu, bagaimana dengan Aika? Lupakan saja! Kebahagiaan Aika bukan lagi yang utama. Penting Mas Bos-nya. Aika benar-benar tidak tega melihat Mas Bos-nya bertahan dengan kondisinya yang entah kapan bisa sem
*Happy Reading*Kairo marah!Aika tahu, suaminya saat ini sedang marah. Meski Kairo sendiri tidak bicara apa-apa. Bahkan berusaha bersikap biasa saja. Namun Aika bisa merasa jika ada yang mengganjal di hati suaminya.Kenapa, ya? Apa ini karena seharian ini Aika berusaha menjodohkannya dengan Rara? Tapi itu kan untuk kebaikan masa depan Mas Bos juga.Kairo butuh keturunan, dan Aika belum tentu bisa memberikannya. Maka dari itu Aika cuma ingin membantu. Apa Aika salah?"Mas Bos?" Aika menarik lengan jas Kairo, saat sampai di Apartement, dan Kairo ingin berlalu meninggalkannya begitu saja.Aika tidak tahan di cuekin seperti ini. Sepanjang perjalanan dari Rumah sakit sampai Apartement, Kairo terus mendiamkannya.Aika tahu, Kairo memang pendiam pada dasarnya. Cuek dan dingin bahkan kesan yang pria itu tunjukan pada semua orang. Akan tetapi, biasanya tidak sedingin ini.Biasanya meski selalu diam dan hanya mendengarkan oc
*Happy Reading*"Gue salah ya, Bi?""Uhm ... uhm ... gimana aku harus menjawab pertanyaan yang--""Bi! Gue serius!" sentak Aika kemudian. Saat mendengar Bianca menyahut dengan menirukan selebgram di IG.Bianca mah emang ngeselin, orang lagi curhat malah dibecandai. Tak tanggung-tanggung, Bianca juga menirukan gaya suaranya seperti yang tenar dengan nama Ratu salome itu.Kebanyakan bikin Reels di IG, sih!"Lah? Gue juga serius, kali," bantah Bianca kemudian, "meski nada jawaban gue kek becanda di telinga lo. Tapi maksud dari omongan gue itu serius! Gue beneran gak tahu gimana cara jawab pertanyaan lo, yang lo sendiri sebenarnya udah tahu jawabannya apa? Kan, jadi bikin gue auto emosi," Bianca menambahkan dengan menggebu-gebu. Membuat Aika langsung terdiam seketika."Jadi beneran gue salah?" lirih gadis itu kemudian, yang setelah di tinggalkan Kairo yang mengunci diri di Ruang kerjanya, menangis hebat usai menyadari keegoisa
Mas Bos 105*Happy Reading*Sebenarnya, Aika tidak bermaksud jadi pengecut, atau menunda-nunda menyelesaikan masalahnya dengan Mas Bos. Aika juga niat awalnya menyelesaikan semuanya malam itu juga sesuai arahan Bianca.Namun bukan karena cuaca malam itu juga, enak untuk buka paha atau semacamnya, ya? Sepertinya saran itu terlalu sesat untuk di ikuti.Bukan sesat mungkin, lebih tepatnya Aika belum berani menawarkan diri. Makanya, malam itu niat Aika hanya bicara kembali dengan Mas Bos, sekaligus Minta maaf.Siapa sangka? Saat Aika menemui Mas bos, suaminya ternyata sudah terlelap di sofa ruang kerjanya, dengan wajah yang syarat akan rasa lelah.Jadi ... mana tega Aika gangguin. Itulah kenapa? Akhirnya Aika pun memutuskan membiarkan Mas Bos istirahat, dan membuka obrolan ini besok saja.Sayangnya, keesokan harinya kenyataan lain menyapanya. Karena saat dia membuka mata, Aika tidak menemukan Mas Bos di Apartement mereka
*Happy Reading*"Kusut banget muka lo, lupa di setrika ya, tadi sebelum berangkat?"Bibir Aika makin maju lima senti, saat mendengar tanya itu keluar dari mulut Bianca ketika baru saja tiba di meja kerjanya."Bukan lupa di setrika.""Lalu?""Cuma lagi kangen aja sama Mas Bos," aku Aika jujur, seraya mendaratkan diri dikursi kerjanya, dan merebahkan kepala dengan lesu ke atas meja. yang masih rapi pagi ini."Hilih, sekarang aja kangen. Kemaren-kemaren bukannya mau dikasih ke orang."Bianca memang teman kampret. Tahu kawannya sedang bersedih bukannya dihibur, malah di ledekin. Kurang kampret apalagi coba tuh cewek."Ck, udah sih, Bi. Jangan ngungkit itu lagi. Bete tahu gak sih, kalau ingat. Iya tahu, gue emang salah waktu itu. Tapi kan, sekarang gue udah tahu salah.""Sayangnya, pas sadar Mas Bos udah kabur. Jadinya--""Bi!" seru Aika murka, karena Bianca masih saja tidak mau mengerti kondisi hatinya.Aika tu
*Happy Reading*Babang Al Mine [Ini sudah landing. Pak Bos bilang, tolong jaga Nyonya Bos sebentar lagi]Alhamdulilah ...Sepertinya kelebayan Bianca gak sia-sia, gaes! Eh, tapi ... Tunggu dulu!Kalau si Pak Bos udah landing, dan gercep ke Kantor, tapi ternyata Aika baik-baik saja. Ketahuan dong kalau Bianca bohong. Waduh! Gawat, dong! Bisa dikebiri Bianca sama Pas Bos.Lalu, ini harus bagaimana?Menyadari bencana yang akan segera tiba. Bianca pun bergegas ke meja Aika lagi, dan mengguncang tubuh Aika dengan tidak manusiawi."Ck, apa dah lo, Bi?! Ganggu aja! Orang mau merem bentar aja gak boleh! Mau lo apa, sih?" Tentu saja, Aika pun jadi sewot setelahnya."Maunya lo sakit hari ini," terang Bianca jujur, membuat Aika langsung mendelik marah."Maksud lo apa? Lo ngedoain gue sakit!" sengit Aika kemudian.Udah tahu Aika lagi bad mood. Si Bianca malah nyari ribut, jangan salahin Aika kala
*Happy Reading*Aika bergerak gelisah ditempatnya, seraya meremas-remas ujung blouse yang sedang dia kenakan, sampai kusut dibuatnya.Bukan. Itu bukan karena Aika sedang kebelet pup, ambeien atau bisulan. Tentu saja tidak, Aika cukup beruntung karena dijauhkan dari penyakit-penyakit seperti itu, meski orangnya serampangan dan kadang jorok.Lalu, Kenapa Aika seperti itu dari tadi? Kairo! Ya. Semua itu karena Kairo, yang duduk dihadapannya. Terus menatap dengan datar tanpa senyum sedikitpun.Kan keringat Aika auto banjir dari berbagai lobang kalau begini. Untung tadi pagi Aika tidak lupa pakai deodorant. Kalau tidak? Entah bagaimana aroma ruangan ini karenanya."Uhm ... Mas Bos ... masih marah ya, sama Aika?" Setelah sekian lama memilih berdiam diri, Aika pun mencoba membuka suara."Menurut kamu?" tanya balik Kairo, membuat Aika langsung frustasi di tempatnya."Masih marah, ya? Itu diem aja," cicit Aika seraya me