Rafael dan timnya menyelinap masuk, langsung menuju server utama. Dengan bantuan perangkat peretasan, mereka mengunduh data penting tentang operasi ilegal Leon, termasuk bukti transaksi gelap yang dapat menghancurkan reputasinya.Sebelum pergi, Rafael memerintahkan sistem untuk menyabotase pabrik senjata di lokasi tersebut, menyebabkan ledakan yang menghancurkan sebagian besar fasilitas. Keesokan harinya, berita tentang ledakan di BlackSite-12 tersebar luas. Leon, yang tadinya percaya diri, tampak gelisah dalam wawancara media. > Reporter: “Apa tanggapan Anda tentang insiden ini?” Leon: “Kami sedang menyelidiki. Tapi saya yakinkan, ini tidak akan menghentikan operasi kami.” Di balik layar, Leon menerima laporan tentang data yang hilang. “Ini bukan kecelakaan,” gumamnya. “Ini Rafael.” Di markas sementara, Rafael mempelajari data yang telah dia curi. Dia menemukan jaringan sekutu Leon, yang melibatkan beberapa tokoh penting di pemerintahan dan militer. > Sistem: “Rekomendasi: Gu
Sistem memberikan cetak biru untuk teknologi baru: Specter Suit, sebuah pakaian tempur yang memungkinkan penggunanya untuk menjadi tak terlihat sementara dan meningkatkan kekuatan fisik hingga sepuluh kali lipat.“Berapa lama untuk memproduksi ini?” tanya Rafael.> Sistem:“Dengan sumber daya yang ada, 48 jam.”“Lakukan secepatnya.”Dalam waktu dua hari, Specter Suit pertama selesai dibuat. Rafael memutuskan untuk tidak mengandalkan timnya kali ini. Ini adalah pertempuran pribadi.Dengan menggunakan Specter Suit, Rafael menyusup ke salah satu basis Umbra di Moskow. Teknologi stealth dan penguatan fisik membuatnya mampu melewati penjagaan ketat tanpa terdeteksi.Namun, ketika dia mencapai ruang kontrol utama, seseorang sudah menunggunya.Rafael memasuki ruang kontrol utama dengan hati-hati. Sensornya menunjukkan tanda-tanda aktivitas, tetapi ruangan itu tampak sepi. Teknologi canggih dari Specter Suit membuat setiap gerakannya nyaris tak bersuara.Namun, begitu dia melangkah lebih jauh
Malam sebelum serangan yang diperkirakan, markas Rafael dipenuhi aktivitas. Semua tim bekerja tanpa henti untuk menyiapkan protokol darurat yang tersedia. Namun, ketegangan tidak menghilangkan momen humor kecil di antara mereka.Di ruang utama, Dimas memeriksa senjata otomatis yang baru diaktifkan. Clara berdiri di sampingnya sambil mengotak-atik tablet.“Clara, kalau kita selamat dari ini, aku traktir makan. Apa pun yang kamu mau,” ujar Dimas dengan nada bercanda.Clara menatapnya sekilas. “Jangan janji kosong. Terakhir kali kamu bilang begitu, aku malah ditraktir nasi goreng di pinggir jalan.”“Nasi goreng itu enak, kan?” jawab Dimas sambil terkekeh.Rafael lewat dan mendengar percakapan mereka. “Kalian bisa membahas makanan nanti. Kalau Umbra menyerang dan kita kalah, kita semua bakal diet permanen.”Semua orang tertawa kecil, meskipun mereka tahu betapa seriusnya situasi ini.Rafael memanggil tim intinya ke ruang strategis. Peta holografik menunjukkan area di sekitar markas mereka
Rafael merasa seperti sedang menyusun catur di atas papan tanpa melihat semua bidak. Proyek Phantom memberikan informasi berharga, tetapi jaringan Umbra terlalu besar untuk dilumpuhkan dalam satu serangan. Sistem memberi petunjuk baru, tapi ancaman di sekitarnya semakin berlapis.Keesokan harinya, Rafael mendapat undangan misterius untuk pertemuan rahasia. Lokasinya? Sebuah restoran kecil yang terletak di pinggir kota, jauh dari keramaian. Undangan itu tidak menyebutkan siapa pengirimnya, hanya simbol kecil berbentuk bayangan bulan sabit—ikon yang tak asing lagi bagi Rafael.Di restoran, seorang wanita dengan mantel hitam duduk di pojok, menyesap teh dengan tenang. Rafael mendekat, menatap wanita itu dengan ekspresi datar.“Kalau ini jebakan, aku harap kau punya rencana melarikan diri yang bagus,” ucap Rafael sambil duduk.Wanita itu tersenyum tipis. “Kalau ini jebakan, kau tidak akan bisa duduk dengan santai seperti ini.”Namanya Serena, salah satu operator tingkat tinggi di jaringan
Di tengah misi, Serena membawa tim ke ruang kontrol utama fasilitas. Dengan cepat, dia mulai mematikan sebagian besar sistem keamanan menggunakan akses yang dia miliki. Namun, sesuatu terasa tidak beres. Dimas memperhatikan gerak-gerik Serena yang tampak terlalu percaya diri. “Apa yang sebenarnya kau lakukan?” tanya Dimas curiga. Serena menoleh dengan senyum tipis. “Aku membuka jalan untuk kita.” “Benarkah?” Dimas semakin mendekat. “Atau kau membuka jalan untuk dirimu sendiri?” Ketegangan meningkat saat Serena berhenti sejenak, lalu melanjutkan pekerjaannya. “Dengar, kita tidak punya waktu untuk berdebat sekarang. Kalau kau tidak percaya padaku, tunggu sampai kita keluar dari sini.” Dimas tampak masih ragu, tetapi Rafael, yang memantau situasi dari markas, memberikan perintah melalui saluran komunikasi. “Dimas, fokus pada misi. Kita tidak bisa gagal.” Ketika Serena akhirnya membuka pintu ke laboratorium utama, tim menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di tengah ruangan, ada sebu
Dalam beberapa hari berikutnya, Rafael menggerakkan rencananya. Dengan memanfaatkan jaringan intelijen dan sistemnya, dia menyebarkan informasi palsu bahwa Quantum Core sedang dalam proses pengiriman ke lokasi lain. Berita itu dengan cepat sampai ke telinga Umbra. Di markas mereka, pria berjas hitam yang sebelumnya hanya mengawasi kini berdiri di depan layar besar. “Rafael mulai bergerak.” Seorang agen di sebelahnya mengangguk. “Apakah kita akan menelan umpan itu?” Pria itu tersenyum tipis. “Tidak sepenuhnya. Kita ikuti permainannya, tapi kita ubah aturan di tengah jalan.” Di malam yang sunyi, Rafael dan timnya sudah bersiap di lokasi jebakan—sebuah gudang besar di pinggiran kota yang tampak kosong, tapi sebenarnya dipenuhi sensor dan perangkat keamanan tingkat tinggi. Serena duduk di sudut, memeriksa senjatanya. “Berapa lama sampai mereka muncul?” Rafael menatap j
Rafael memandangi Elder Fang dengan penuh perhatian. Orang tua ini bukan tipe yang berbasa-basi. Jika dia mengatakan ada seseorang yang bisa diburu, berarti orang itu benar-benar bernilai tinggi. Elder Fang meletakkan gelas wiskinya. “Ada seorang pria bernama Victor Langley. Dia bukan hanya pengusaha, tapi juga dalang di balik beberapa jaringan kriminal internasional. Dia punya koneksi dengan Umbra.” Serena mengernyit. “Nama yang familiar… Dia pemilik Langley Group, kan? Perusahaan investasi terbesar di Eropa?” Elder Fang mengangguk. “Tepat. Tapi yang tidak diketahui banyak orang, Langley Group hanyalah fasad. Di belakangnya, Victor mengendalikan pasar gelap, manipulasi saham, bahkan beberapa proyek militer rahasia.” Rafael menyandarkan punggungnya, berpikir. “Dan bagaimana dia bisa menguntungkan aku?” > Sistem: “Misi Baru Tersedia: Target: Victor Langley Tujuan: Hancurkan jaring
Di dalam ruang kendali, Rafael menatap layar yang dipenuhi dengan ribuan dokumen rahasia milik Victor Langley. Setiap file berisi informasi yang bisa menghancurkan pria itu—transaksi ilegal, korupsi, hingga keterlibatannya dalam organisasi bayangan. Serena bersandar di kursi dengan tangan terlipat. “Jadi, bagaimana kita akan memainkan ini? Kita punya cukup bukti untuk mengirimnya ke neraka.” Rafael tersenyum tipis. “Kalau kita hanya membocorkannya, dia masih bisa mencari jalan keluar. Kita harus merusak fondasi yang menopang kekuasaannya.” Dimas mengangguk. “Kita hancurkan dia dari dalam.” Rafael mengetuk mejanya, memikirkan strategi terbaik. “Langley punya tiga pilar utama: jaringan bisnisnya, sekutu politiknya, dan pasukan bayangannya. Kita akan meruntuhkan satu per satu.” > Sistem: “Misi ‘Jatuhnya Victor Langley’ diperbarui. Target: 1. Menghancurkan jaringan bisnisnya 2. Menjatuhkan sekutu politiknya 3. Melumpuhkan pasukan bayangannya Hadiah Tambahan: 50.000 Poin Kekayaa
Udara malam menyelinap masuk melalui jendela apartemen Clara yang setengah terbuka. Di sisi ruangan, Rafael duduk bersandar di sofa, matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan peta pengawasan baru dari sistem. Titik-titik merah yang melingkari nama Clara dan Ronald bergerak perlahan, seolah menjadi pengingat bahwa setiap langkah mereka kini diawasi, bukan hanya oleh Rafael, tapi oleh kekuatan yang belum terlihat wujudnya.Clara duduk tak jauh darinya, kedua tangannya memeluk bantal kecil di pangkuan, pandangannya kosong. Sejak pengakuan malam itu, atmosfir di antara mereka berubah. Tak ada lagi sekat formal atasan dan bawahan, yang tersisa hanya dua manusia yang sama-sama terjebak di dalam permainan yang tak mereka pahami sepenuhnya.“Pak Rafael…” suara Clara lirih memecah kesunyian.Rafael menoleh, sorot matanya tak sekeras biasanya. “Panggil nama gue aja kalau gak ada orang lain, Clara.”Clara terdiam sejenak, lalu mencoba, “Rafael…”“Ya?”“Kenapa… mereka targetin saya? Saya
Rafael duduk sendirian di ruang tamu penthouse-nya. Lampu temaram menyelimuti ruangan, hanya ditemani bayangan dirinya sendiri di jendela besar yang menghadap gemerlap kota. Di tangannya, segelas whisky yang bahkan belum disentuh. Pikirannya melayang ke percakapan dengan Leonhart beberapa jam lalu.Leonhart.Nama yang sebelumnya asing, tapi entah kenapa terasa seperti bom waktu yang baru saja aktif di bawah kakinya. Ia tahu, menolak pria itu bukan akhir dari segalanya. Justru itu awal dari sesuatu yang lebih berbahaya.Sistem tiba-tiba berbunyi lagi.> Ding! Misi Khusus Terbuka: "Menyusun Bayangan Sendiri"Deskripsi: Ketika kau menolak ajakan penguasa lama, kau harus menciptakan kekuatanmu sendiri agar tak dihancurkan.Tujuan: Bangun jaringan rahasia di balik bisnis-bisnismu. Rekrut orang-orang yang bisa dipercaya, tanpa mereka menyadari tujuan utamamu.Hadiah: Blueprint Proyek Rahasia 'Fortress' + 1 Kunci Informasi Tentang Leonhart.Mata Rafael menyipit.Jaringan rahasia? Dia bukan k
Rafael menatap kartu hitam di tangannya dengan ekspresi datar, tetapi pikirannya penuh dengan analisis. Kata-kata Adrian tadi masih bergema di telinganya:"Dunia di mana uang bukan lagi batasan."Sistem dalam benaknya tetap diam setelah peringatan sebelumnya. Itu saja sudah cukup memberi tahu Rafael bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang kartu ini.“Jadi, Rafael,” suara Adrian terdengar lagi. “Apa yang akan kau pilih? Kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar… atau jalan yang sulit sendirian?”Rafael menempatkan kartu itu kembali ke meja dan tersenyum tipis. “Kau terlalu percaya diri, Adrian.”Adrian mengangkat alis. “Maksudmu?”“Aku tidak pernah sendirian,” jawab Rafael, bersandar di kursinya. “Kau berpikir bahwa aku sampai di titik ini karena ‘bantuan’ dari sesuatu? Itu lucu.”Adrian menatapnya dalam-dalam, mencoba mencari celah dalam ekspresi Rafael. Tapi Rafael tidak memberi sedikit pun petunjuk.Lalu, Adrian tertawa kecil. “Ternyata kau belum berubah. Masi
Malam itu, Rafael duduk di balkon apartemennya, menyesap anggur sambil menatap kelap-kelip kota. Udara dingin berhembus, membawa ketenangan sejenak setelah semua kekacauan yang terjadi. Vincent Caldwell telah ditangkap, dan Noah Sinclair menghilang tanpa jejak setelah jebakan itu.Serena berdiri di belakangnya, menyilangkan tangan dengan ekspresi penuh pertimbangan.“Ini terlalu mudah,” ujarnya pelan.Rafael meletakkan gelasnya dan tersenyum kecil. “Kau juga merasa begitu?”Serena mengangguk. “Vincent memang sudah tumbang, tapi Noah… dia bukan orang yang akan menerima kekalahan begitu saja.”Dimas, yang baru datang membawa dokumen, menimpali, “Dan Leonard? Kita membiarkannya pergi begitu saja?”Rafael tertawa pelan. “Dia bukan ancaman. Hanya seorang pengecut yang mencoba bertahan hidup.”Serena masih terlihat tidak tenang. “Tapi pengecut juga bisa menjadi duri dalam daging.”Rafael menatap ke kejauhan, matanya memancarkan kilau tajam. “Itulah kenapa kita harus mulai bergerak lebih cep
Di sebuah apartemen mewah, Rafael duduk di depan meja kerja dengan laptop terbuka. Cahaya dari layar menyorot wajahnya yang serius. Flash drive yang diberikan Leonard sudah terhubung, dan mata Rafael menyapu berbagai dokumen yang tersimpan di dalamnya.Beberapa file berisi laporan keuangan yang dimanipulasi, transaksi mencurigakan, hingga rekaman percakapan antara Vincent dan seseorang yang disamarkan suaranya.“Ada yang aneh…” gumam Rafael.Ia mengaktifkan perangkat dekripsi yang ada di sistemnya untuk mengembalikan suara asli dari rekaman itu. Tidak butuh waktu lama sebelum suara yang familiar terdengar."Vincent, aku sudah memberikan semua informasi yang kau butuhkan. Jangan buat kesalahan kali ini."Dahi Rafael mengernyit.Suaranya tidak asing—terdengar seperti seseorang dari keluarga Sinclair.“Sistem, bisa identifikasi siapa orang ini?”> Sistem:“Menganalisis suara…98% kecocokan dengan Noah Sinclair.”Tatapan Rafael langsung berubah tajam.Noah Sinclair.Sepupunya.Pria itu di
Rafael duduk di ruangannya, menatap layar yang dipenuhi data tentang Vincent Caldwell dan jaringan investasinya. Black Fox telah bekerja tanpa henti, menyelidiki setiap celah yang bisa mereka manfaatkan. Namun, semakin dalam mereka menggali, semakin banyak anomali yang muncul.“Rafael, ada sesuatu yang tidak beres,” kata Black Fox, matanya terpaku pada layar.“Apa itu?”“Ada transaksi mencurigakan yang dibuat atas namamu.”Rafael menajamkan pandangan. “Transaksi apa?”“Sejumlah besar dana ditransfer ke rekening offshore. Dan yang lebih buruk, ada bukti yang menunjukkan bahwa itu berkaitan dengan pencucian uang.”Dimas mengumpat. “Sial, mereka benar-benar ingin menjatuhkanmu.”Serena menatap Rafael dengan waspada. “Apa kita bisa menghapus bukti itu?”Black Fox menggeleng. “Terlalu berisiko. Jika kita menghapusnya begitu saja, itu malah akan terlihat lebih mencurigakan.”Sistem berbunyi.> Sistem:"Kau sedang dijebak dalam permainan cermin. Mereka membuat skenario seolah-olah kau yang b
Sehari setelah pertemuan dengan Vincent Caldwell, Rafael kembali ke kantornya. Meskipun ia menolak tawaran Vincent, ia tahu bahwa orang seperti Vincent tidak akan tinggal diam.Dan benar saja, sistem kembali berbunyi.> Sistem:"Efek dari keputusanmu mulai terlihat. Kelompok Vincent Caldwell telah mengambil langkah untuk mempersempit ruang gerak finansialmu."Tindakan yang direkomendasikan:Lacak pergerakan mereka dan siapkan langkah antisipasi.Jangan bereaksi terburu-buru.Black Fox, yang sejak tadi memantau pasar, menghela napas. “Mereka mulai menyerang. Beberapa rekening bisnis kita sedang mengalami pembekuan mendadak. Bank mengklaim bahwa ini hanya pemeriksaan rutin, tapi jelas ini bukan kebetulan.”Dimas mengetuk meja dengan keras. “Brengsek. Mereka mencoba melumpuhkan kita dari dalam.”Serena menyilangkan tangan. “Kalau begini, kita tidak bisa hanya diam.”Rafael memijat pelipisnya. “Jelas tidak. Tapi kita juga tidak bisa asal menyerang tanpa rencana.”Ia berpikir sejenak, lalu
Rafael menatap layar besar di ruang kontrolnya. Video yang mengatasnamakan dirinya mulai menyebar luas, menampilkan potongan suara yang terdengar seperti dirinya, membicarakan strategi gelap untuk menghancurkan pesaingnya."Ini editan yang sangat halus," kata Black Fox, matanya berkilat penuh fokus. "Mereka menggunakan deepfake suara dan kemungkinan besar AI untuk menyusun ini. Tidak mudah membuktikan kalau ini palsu dalam waktu singkat."Dimas menggeram. "Mereka benar-benar mencoba menghancurkan nama baik Rafael secara total."Serena menatap Rafael dengan penuh perhatian. "Apa kita akan mengklarifikasi? Atau justru menggunakan ini untuk keuntungan kita?"Sistem berbunyi di benaknya.> Sistem:"Opsi terbaik saat ini bukanlah membela diri secara langsung. Biarkan musuhmu terpancing lebih jauh hingga mereka membuat kesalahan."Tindakan yang direkomendasikan:Jangan buru-buru menyangkal, tetapi biarkan publik mempertanyakan keabsahan video tersebut.Gunakan teknik psikologis untuk membua
Di ruang kontrolnya, Rafael membaca ulang artikel yang menyerangnya. Setiap kata seolah-olah telah dirancang dengan hati-hati untuk merusak reputasinya. Tuduhan pencucian uang, aliran dana mencurigakan, bahkan keterlibatan dalam aktivitas ilegal yang tidak pernah ia lakukan—semuanya terpampang di berbagai media utama.Dimas mengepalkan tangan. "Ini jelas serangan yang sudah dirancang sebelumnya. Mereka tahu kapan harus menyerang."Black Fox mengetik cepat, menelusuri sumber berita. "Aku sudah memeriksa, sebagian besar media yang menyebarkan ini memiliki koneksi dengan jaringan investor rahasia. Tapi yang lebih menarik, ada sejumlah dana besar yang masuk ke mereka beberapa hari sebelum berita ini keluar."Serena menyipitkan mata. "Jadi, seseorang membayar media untuk menyerang kita."Rafael tersenyum tipis. "Bukan hanya seseorang. Ini adalah gabungan dari mereka yang tidak ingin aku menang."Sistem kembali berbunyi:> Sistem:"Langley dan sekutunya memiliki pengaruh kuat dalam industri