Home / Urban / Si Hebat Jack Morland / 3. Anda Ditangkap!

Share

3. Anda Ditangkap!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-04-06 16:14:50

Merasa begitu terhina dan sangat sedih, Jack pun pada akhirnya memilih untuk segera meninggalkan kediaman keluarga Osborne. Ia sudah tersadar sepenuhnya bila dia tidak akan mungkin lagi bisa mendapatkan Lily.

Lawannya adalah seorang Tobias Gray yang tidak hanya tampan tapi juga kaya luar biasa. Pesonanya begitu kuat sehingga Lily pun terpesona kepadanya.

Di samping itu, Lily juga benar-benar sudah tak menginginkan dirinya lagi. Tak ada alasan lain baginya untuk mempertahankan Lily. Lily telah menjadi mantan kekasihnya saat ini.

Dengan hati yang remuk, Jack berjalan sembari menahan rasa lapar yang mengganggunya. Akan tetapi, baru saja dia berjalan tidak terlalu jauh dari sana, dia malah dikejutkan dengan sebuah mobil polisi yang berhenti tepat di dekatnya.

Dua orang polisi turun dari mobil dan berjalan ke arahnya, "Jack Morland, Anda ditangkap. Silakan ikut kami ke kantor polisi."

Salah seorang dari polisi itu telah memegang tangannya dan berniat memborgolnya.

Jack membelalakkan mata, "Tunggu dulu. Apa salah saya, Pak? Saya tidak melakukan apapun."

Pria muda itu menatap bingung pada salah satu polisi yang sudah membuka borgol.

"Anda ditangkap karena telah berani memasuki rumah Lily Osborne tanpa izin."

Mulut Jack langsung ternganga.

"Apa? Tapi saya-"

"Kau bisa menjelaskannya di kantor polisi nanti," polisi itu segera memborgol Jack, lalu membawanya ke dalam mobil.

Begitu sampai di kantor polisi terdekat, sang petugas langsung menjebloskan dirinya ke dalam sel tahanan.

"Pak, saya tidak bersalah. Saya-"

"Kami sudah dikirimi sebuah rekaman CCTV dan kau memang terbukti masuk tanpa izin ke rumah keluarga Osborne. Astaga, anak muda. Kau sudah tidak bisa mengelak."

"Tapi, itu-"

"Kalau kau mau keluar dari sini, seseorang harus menjaminmu. Bagaimana? Apa kau punya keluarga untuk dihubungi?" tanya petugas itu.

Jack jelas tidak memilikinya.

Dia adalah seorang yatim piatu. Dia tinggal di panti asuhan sejak dia masih sangat kecil. Dia keluar dari tempat bernaungnya itu ketika dia mulai masuk ke universitas.

Sebenarnya, pemilik panti asuhan yang begitu sangat baik kepadanya masih tetap mengizinkan dirinya untuk tinggal di sana, tapi Jack menolak.

Dia tidak ingin membuat pihak panti asuhan mengeluarkan biaya lebih besar untuknya. Dia tahu diri sehingga dia pun memilih keluar dan tinggal di asrama yang telah disediakan oleh pihak kampus secara gratis bagi mahasiswa miskin tapi berprestasi.

Jack juga bekerja sebagai pekerja paruh waktu di beberapa tempat seperti restoran dan juga pembersih toilet di sebuah mall demi membiayai hidupnya sendiri.

"Saya tidak memiliki keluarga."

Sang polisi mendengus dan berkata lagi sebelum pergi, "Maka dari itu, jaga tingkahmu!"

"Apa yang kau pikirkan? Berani sekali memasuki rumah orang lain, apalagi keluarga Osborne. Apa kau mau membusuk di penjara, huh?" sambung salah seorang petugas lain.

Jack ingin berteriak sekarang ini. Dia tahu dia memang telah menyelinap masuk ke dalam rumah Lily tanpa izin, tapi dia sungguh tidak pernah mengira Lily akan melaporkannya seperti ini.

Jack berpikir keras tapi tetap tidak menemukan jalan keluar.

Sekitar satu jam kemudian, seseorang berkunjung ke sana menemui dirinya.

Wajah Jack langsung mengeras begitu melihat orang itu. "Kau ... apa yang sedang kau lakukan di sini?"

"Melihat nasib tikus got yang berani mengusikku," ujar Tobias sembari menyeringai.

Tobias mengintip ke arah sel tahanan yang ditempati oleh Jack sekilas dan mengernyitkan dahi seakan jijik.

"Bagaimana rasanya? Apa sangat dingin di dalam sana? Ada tikusnya di sana?" tanya Tobias, tapi Jack tidak menyahut.

Tobias pun tersenyum puas, "Senang sekali Lily akhirnya mendengarkan saranku untuk melaporkanmu pada polisi."

Jack langsung memutar kepala.

"Jadi, kau yang mencoba mempengaruhi dia? Kau ... kenapa? Kau sudah mendapatkan Lily, mengapa kau masih ingin menggangguku?"

Tobias Gray tertawa mengejek.

"Kenapa? Ah, mungkin karena kau berani memacari Lily sebelum aku. Huh, ini melukai egoku. Aku tidak bisa menerimanya."

Jack sungguh tidak mengerti. Dia yang berada di balik sel hanya bisa membalas, "Pergilah!"

"Wow, kau berani mengusirku? Apa kau tidak ingin tahu alasanku datang ke sini?"

"Tidak perlu."

"Wah, sangat disayangkan! Padahal aku ingin memberimu satu kesempatan agar kau bisa bebas dari sini. Bagaimana? Apa kau tidak tertarik?"

Jack menoleh ke arah lelaki yang telah merebut kekasihnya itu. "Apa maksudmu?"

"Aku akan menjadi penjaminmu tapi dengan satu syarat."

Jack sudah tahu Tobias pasti akan meminta sesuatu. "Apa yang kau mau?"

"Berlututlah di depanku, cium kakiku dan mintalah ampunan dariku karena kau berani memukulku. Setelah itu maka aku akan membebaskanmu," jelas Tobias yang sudah begitu yakin bila Jack akan benar-benar melakukannya.

Jack mencengkeram jeruji besi.

"Tunggu apa lagi? Apa kau tidak mau bebas?" Tobias berkata dengan menyeringai.

Jack mundur satu langkah, tapi tidak berlutut, "Lebih baik aku membusuk di sini daripada aku harus melakukan itu."

Wajah Tobias berubah ungu seketika. "Dasar bodoh. Kau memilih neraka."

"Neraka lebih baik," balas Jack tanpa rasa takut.

"Baiklah, kalau memang itu yang kau inginkan. Selamat menderita di sini. Kau tidak akan pernah bisa keluar dari tempat ini, Jack Morland." Tobias pun meludah ke arah Jack dan ludahanan mengenai baju Jack.

Tobias menyeringai puas dan akhirnya melangkah pergi setelah memberi tatapan mencemooh pada Jack.

Jack yang kesal pun segera melepas kemeja yang telah diludahi oleh Tobias dan hanya bisa menghela napas. Dia sadar sudah tak memiliki harapan untuk bebas.

Sebenarnya dia bersedia melakukan apa saja untuk bisa bebas, tapi tidak dengan menjadi orang bodoh di hadapan Tobias Gray yang telah menginjak-injak harga dirinya itu.

Tak lama berselang, petugas polisi kembali datang ke sana. "Jack Morland, kau sudah dibebaskan."

Seakan merasa telah salah mendengar, Jack memasang ekspresi wajah penuh tanda tanya, "Dibebaskan? Siapa yang membebaskan saya?"

"Keluargamu."

"Kaluarga saya? Siapa?" Jack tentu saja bingung. Dia sama sekali tidak memiliki keluarga.

Apa mungkin Lily Osborne yang telah melepaskannya? Apa dia sudah berubah pikiran? Apa sebenarnya dia memang masih memiliki sedikit perasaan kasihan untuknya?

Tapi, rasanya tidak mungkin. Jack tahu kemungkinan Lily melepaskannya sangatlah kecil.

"Kau ingin keluar atau tidak?" Suara petugas polisi berhasil mengagetkan dirinya.

Jack pun dengan tergesa-gesa keluar dari sel tahanan itu.

"Di mana orang yang membebaskan saya?" Jack bertanya.

"Di depan."

Jack dengan cepat berjalan ke depan tapi dia hanya melihat dua orang berjas hitam terlihat berdiri di sana.

Orang pertama tampak sudah tua, mungkin berusia sekitar enam puluh tahunan, sementara yang satunya terlihat masih agak muda, mungkin sekitar empat puluh tahunan.

Orang yang lebih muda langsung bergegas mendekat, "Tuan Muda."

Jack pun menatap orang itu dengan ekspresi bingung, "Tuan Muda? Maaf, Anda sepertinya sudah salah orang."

Kini giliran orang yang lebih tua itu mendekati Jack, "Tidak mungkin salah. Kau itu Jack. Jack Morland."

Mata Jack melebar dengan sempurna. "Bagaimana Anda bisa tahu nama saya? Anda siapa?"

Orang tua itu langsung memegang bahu Jack dan berkata dengan suara pelan, "Tentu saja aku tahu kau. Kau cucuku, Jack. Dan aku Hugh, Hugh Morland, kakekmu."

Pria itu bergerak memeluk Jack yang masih terlihat sangat kebingungan.

"Astaga, aku tidak menyangka kau sudah sebesar ini. Jack, kau pun sungguh mirip sekali dengan ayahmu." Hugh menepuk-nepuk punggung Jack.

"Akhirnya aku menemukanmu, cucuku."

Jack yang diliputi kebingungan segera melepaskan diri Hugh. "Cucu Anda? Tapi, saya tidak mengenal Anda. Saya-"

"Ikutlah dengan kami dulu, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu di rumah." Hugh terlihat berkaca-kaca saat menatap Jack.

Jack memang merasa aneh ketika dipeluk oleh Hugh, tapi dia masih sulit mempercayai semua perkataan laki-laki itu itu.

"Ayo, kita pulang, Nak!"

Sang pria muda yang Jack pikir berusia sekitar empat puluh tahunan itu membungkuk dengan hormat, "Silakan, Tuan Muda."

Jack kemudian diarahkan untuk masuk ke dalam sebuah mobil mewah yang hanya pernah Jack lihat di majalah saja.

Itu adalah mobil hitam super mewah itu bernama RI-76. Jack tahu hanya ada sekitar sepuluh buah jenis mobil itu di seluruh dunia.

Tapi, sebelum dia sempat memikirkan hal itu lebih lanjut, dia mendengar Hugh berujar, "Kau tahu, Jack. Sudah sepuluh tahun lebih aku mencarimu. Aku sudah hampir putus asa karena tidak kunjung menemukanmu. Tapi, semua itu terbayar sekarang ini. Kau sudah ditemukan."

Hugh terlihat bahagia sekali tapi Jack masih meragukan hal itu. Dia takut bila semua itu hanya sebatas khayalan.

Perjalanan mereka pun tak memakan waktu yang lama. Jack dan rombongan itu sudah sampai di sebuah rumah berukuran besar dan luas yang begitu mirip mansion milik orang-orang kaya Ocean Hill.

Jack terpana melihat betapa megahnya rumah itu.

Jack bahkan hampir tak bisa menutup mulutnya saat memasuki area bagian dalam rumah itu. Semua furnitur yang begitu mewah dan kursi sofa pun seperti dilapisi emas.

Namun, semua pemandangan itu tak bisa dibandingkan dengan sebuah foto berukuran besar yang terpajang di dinding ruang tamu.

Foto itu adalah foto keluarga yang terdiri dari Hugh yang terlihat masih muda dan seorang wanita yang mungkin istri Hugh dan wanita muda serta seorang laki-laki muda yang sedang memeluk seorang anak kecil.

Jack pun melongo.

Dia menatap lebih teliti pada foto anak kecil itu dan langsung terkejut luar biasa. Seketika dia menoleh pada Hugh. "Itu saya. Bagaimana bisa?"

Hugh yang berdiri di belakang Jack pun tersenyum senang pada Jack. "Tentu saja bisa. Itu memang kau. Selamat datang di rumah kembali, cucuku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Hebat Jack Morland    4. Saya Tidak Ingat!

    "Sir, saya masih sulit mempercayainya." Jack berkata dengan sangat jujur.Hugh langsung tersenyum lembut pada Jack. "Aku mengerti. Tak mudah untuk kau mempercayainya, tapi inilah kenyataannya. Kau memang cucuku, satu-satunya cucuku, Jack."Hugh menambahkan lagi, "Kau adalah pewaris kerajaan bisnis keluarga Morland."Pewaris kerajaan bisnis? Dirinya? Seseorang yang kerap disebut sebagai seorang pecundang? Bagaimana mungkin bisa begitu?Jack yang kepalanya sudah dipenuhi oleh berbagai pertanyaan pun bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi, Tuan? Kalau saya cucu Anda, kenapa Anda membiarkan saya hidup sendirian di panti asuhan?"Tentu saja hal itulah yang membuat Jack kebingungan.Hugh tidak terkejut dengan pertanyaan itu dan pria tua itu pun langsung menjawab, "Jack, kau sudah salah paham, Nak. Biar Kakek jelaskan terlebih dulu."Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, ayah Jack, Joss dan ibunya, Claire sedang mengajak bermain Jack ke sebuah taman yang terletak tak jauh dari rumah keluarga b

    Last Updated : 2025-04-06
  • Si Hebat Jack Morland    5. Aku Masih Mahasiswa!

    "Apa Kakek sedang bercanda? Bagaimana mungkin aku menggantikan Kakek?" Jack berkata dengan ekspresi terlihat luar biasa bingung. Hugh tersenyum lembut. "Kenapa tidak mungkin? Harus berapa kali aku katakan? Kau satu-satunya pewaris kerajaan bisnis keluarga ini, tentu kau adalah pengganti Kakek." Setelah mempercayai statusnya, Jack malah semakin terlihat kebingungan. "Ta-tapi, Kek. Aku masih seorang mahasiswa." "Memang kenapa kalau kau masih mahasiswa? Kau tetap bisa menjalankan perusahaan keluarga sembari kau belajar di universitas." Hugh berhenti sejenak, mengamati ekspresi cucunya. "Dan lagi pula, kudengar kau mengambil jurusan bisnis manajemen. Bukankah itu sangat cocok?" Jack tidak pernah menduganya. "Aku mengambil jurusan itu dengan harapan setelah lulus nantinya bisa mengembangkan bisnisku sendiri." Hugh bertepuk tangan untuk sang cucu, "Itu luar biasa, Jack. Itu baru keturunan keluarga Morland." Jack meringis. "Tapi, tidakkah aku masih terlalu muda untuk menjalankan bis

    Last Updated : 2025-04-06
  • Si Hebat Jack Morland    6. Aku Bukan Pengemis!

    Tobias Gray mengernyitkan dahi kembali, "Voucher? Buat apa?"Lily menatap Jack si mantan kekasih dengan pandangan meremehkan, "Astaga, Toby. Lihatlah sepatu bututnya itu! Mungkin dia ingin memiliki sepatu baru."Tebakan Lily itu membuat Tobias sontak tertawa terpingkal-pingkal. Dia memberikan tatapan mencibir pada Jack, "Sepatu? Jadi, kau mau membeli sepatu di mall milik keluargaku, pecundang?"Jack masih terdiam, menanti ucapan Tobias selanjutnya seolah dia tahu Tobias masih belum berhenti berbicara."Apa kau tidak tahu berapa harga minimum sepatu di Gray Mall?" ucap Tobias sambil menyeringai, "Ah, tidak. Kalau aku sebutkan, aku takut kau akan pingsan.""Katakan saja berapa harganya!" Jack membalas masih menahan diri. "Tidak usah, yang pasti kau tidak akan mampu membelinya.""Jangankan sepasang, sebelahnya saja kau tak akan sanggup," tambah Tobias dengan senyum mengejek yang semakin menyebalkan."Bagaimana kalau aku bisa membelinya?" balas Jack pada akhirnya yang sudah tidak sanggup

    Last Updated : 2025-04-10
  • Si Hebat Jack Morland    7. Aku Tidak Mencuri!

    "Kau akan diperiksa lebih lanjut di sana tentang uang yang kau bawa ini."Sang petugas menuntun Jack untuk menuju ke arah ruang keamanan. Akan tetapi, sebelum mereka berjalan lebih jauh, seseorang berkata, "Tunggu!"Dua petugas itu pun berhenti dan menoleh."Tuan Muda Gray." Mereka menyapa dengan membungkuk sopan.Jack tidak menduga akan bertemu dengan orang itu sekarang. Namun, saat dia ingat dia sedang berada di mall milik keluarga Gray, dia pun berpikir bila kemungkinan besar bertemu dengan pria muda yang telah mencuri kekasihnya itu sangatlah besar.Jack melihat Tobias Gray sedang berjalan bersama Lily dengan tangan tertaut pada lengan Toby. "Ada apa ini?" Toby bertanya pada dua satpam itu."Anak muda ini adalah pengemis yang mencuri uang, Pak." Salah satu dari penjaga itu menjawab.LIily melebarkan mata. "Mencuri? Uang milik siapa yang dia curi?"Jack menghela napas dengan lelah, "Aku tidak mencuri apapun. Uang itu bukan hasil curian."Tobias menatap Jack dengan tatapan menghina

    Last Updated : 2025-04-10
  • Si Hebat Jack Morland    8. Terima Kasih, Lily!

    Sebelum karyawan itu sempat membalas, Lily Osborne bergerak mendekat ke arah Jack lalu merebut sepatu mewah itu dari tangan Jack yang terkejut melihat Lily sudah berdiri di dekatnya. Gadis cantik itu meneliti bahan sepatu pilihan Jack tersebut dan juga harganya. Tidak salah. Sepatu memang berharga $200.000. Lily bahkan harus menghitung angka nol di bagian belakang angka dua itu demi memastikan harga sepatu memanglah sudah benar."Apa kau sedang bercanda, Jack? Harga sepatu ini bahkan lebih besar dari gajimu selama bertahun-tahun sebagai seorang pelayan. Jadi, bagaimana mungkin kamu bisa membelinya?"Tobias ikut berjalan mendekat ke arah sang kekasih. "Sudahlah, biarkan saja, Lily. Mana mungkin dia punya uang? Dia pasti hanya ingin menipu kita saja."Lily menyerahkan sepatu itu pada sang karyawan, "Kembalikan pada tempatnya saja. Dia tak akan bisa membayarnya. Dia ... hanya membohongi kalian saja. Pasti saat dia sampai di kasir, dia akan memberi alasan bila dia tak bisa membayar kare

    Last Updated : 2025-04-10
  • Si Hebat Jack Morland    9. Dasar Penipu!

    "Mencuri bagaimana? Aku sama sekali tidak mencuri." Jack menggelengkan kepala dengan tegas.Tobias mendengus keras, "Kau pikir kau bisa menipuku? Mana mungkin tikus got sepertimu memiliki uang sebanyak itu?"Lily mendukung argumen Tobias, sang kekasih. Dia pun ikut menambahkan dengan nada mengejek, "Untuk membeli makanan saja terkadang kau tidak bisa. Lalu, bagaimana mungkin kau sekarang bisa membayar sepatu berharga $200.000. Jelas sekali ini tidak masuk akal."Jack menatap dua orang itu secara bergantian. Pria yang masih memegang ponselnya yang bermodel kuno itu pun menanggapi, "Kenapa tidak masuk akal? Kalian sendiri tadi melihat bagaimana aku membayarnya. Aku membayarnya sendiri.""Bohong. Kau pasti menghubungi seseorang kan? Iya kan? Dasar penipu!" tuduh Lily sambil tersenyum mengejek. Tobias Gray berkata cepat, "Tunggu dulu, Lily. Bukankah kau tadi bilang jika dia memiliki teman yang lumayan kaya? Yah, meskipun aku sangat yakin dia tidak lebih kaya dariku.""Siapa orang itu? Mu

    Last Updated : 2025-04-11
  • Si Hebat Jack Morland    10. Pecat Dia!

    Badan Aletta Miller langsung bergetar hebat mendengar ancaman sang putra pemilik Gray Mall itu. Gadis muda itu tentu saja sangat takut. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia tidak memiliki pekerjaan. Dia masih memiliki seorang adik laki-laki kecil yang masih membutuhkan banyak biaya. Usianya masih dua belas tahun. Tahun depan, Aletta harus mengirimkan sang adik ke sekolah lain setelah lulus dari sekolah dasar. Lalu, bagaimana dia bisa melakukan semua itu jika dia dipecat dari mall itu? Air matanya langsung terjatuh begitu dia memikirkan bagaimana menderita hidupnya dan adiknya bila dia menjadi seorang pengangguran."Mencari pekerjaan itu tidak mudah. Aku pikir kau juga tahu akan hal itu," Tobias terlihat menatap gadis itu dengan tatapan kesal."Maafkan saya, Pak. Tapi, saya tidak mengerti mengapa sikap saya dikatakan salah. Saya benar-benar hanya mencoba melakukannya sesuai dengan peraturan perusahaan. Peraturan nomor 12, Pak." Meskipun Aletta sangat ketakutan, dia tak mau

    Last Updated : 2025-04-11
  • Si Hebat Jack Morland    11. Berlututlah!

    Aletta Miller sontak segera menghapus air mata yang telah membasahi pipinya. Gadis itu kemudian mencoba untuk memberanikan diri menatap pada Tobias Gray, sang putra dari pemilik mall besar tempatnya bekerja itu. Pria muda itu kini sedang berdiri tidak jauh darinya. Jarak mereka tak kurang dari tiga meter saja sehingga Aletta bisa melihat bagaimana Tobias terlihat begitu serius mengatakan hal itu. "Apa Anda sungguh-sungguh, Pak? Apa saya tidak akan dihukum?" Aletta bertanya dengan nada yang begitu sangat lirih.Siapapun yang mendengar suara gadis muda itu, mereka akan dengan mudah mengetahui jika gadis itu memang sedang sangat ketakutan.Lily Osborne semakin tidak sabar dan menjadi begitu kesal gadis yang tidak kalah cantik darinya itu. Dia juga mulai cemburu.Sementara itu Tobias masih terlihat tenang dan berwibawa. "Sejak kapan aku bercanda untuk masalah seperti ini, Nona ....?""Aletta Miller," ucap Kevin, sang manager ketika Tobias menoleh ke arahnya seolah-olah sedang bertanya k

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Si Hebat Jack Morland    13. Kau Meminta Gaji?

    "Pak, saya sungguh sangat meminta maaf pada Anda. Tapi, ini tidak seperti yang Anda pikirkan. Saya hanya merasa ... tidak ingin membebani orang lain." Aletta berhenti berkata selama beberapa detik, seakan memikirkan kata-kata yang tepat yang tidak akan menyinggung Jack.Melihat Jack yang terlihat sedang menunggunya, dia segera melanjutkan, "Anda tadi sudah menolong saya, Pak. Saya rasa itu sudah sangat cukup. Saya bisa mencari pekerjaan sendiri."Jack mengerti. Dia tahu gadis muda di depannya ini memang sebenarnya tidak terlalu percaya kepadanya, tapi dia senang Aletta berbicara dengan cara yang sangat sopan sehingga dia tidak mempermasalahkan hal itu."Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusanmu, Nona. Tapi, jika Anda membutuhkan bantuan, Anda bisa hubungi saya. Saya akan dengan senang hati memiliki pekerja seperti Anda." Pria itu berkata sambil meminta Aletta untuk menyimpan nomornya.Aletta mengerutkan kening tapi tetap mencatat nomor ponsel Jack di ponselnya. Ketika Jack pergi da

  • Si Hebat Jack Morland    12. Bangunlah dari Mimpimu!

    Ledakan tawa seketika memenuhi di sekitar toko itu. Itu adalah suara tawa Tobias Gray dan juga Lily Osborne.Bagaimana tidak mereka berdua itu tertawa, sebab di mata mereka Jack Morland adalah mahasiswa paling miskin di kampus mereka. Lalu, mereka kemudian melihat dia membela karyawan perempuan itu dengan cara menawarkan sebuah pekerjaan.Siapa yang akan percaya kepadanya?"Jack, bangunlah dari mimpimu! Tolong jangan gila!" Tobias menggelengkan kepala dan masih sambil tertawa keras.Lily menyeka air mata yang jatuh menetes akibat menertawakan kekonyolan Jack. Gadis itu lalu menanggapi, "Jack, ayolah. Kau masih waras kan?"Jack tidak merespon dan dia malah mengambil sepatu milik Aletta yang ditinggal tak jauh di belakangnya. Aletta masih bingung bagaimana dia harus bertindak."Pak, Anda serius?" Aletta akhirnya bertanya."Saya selalu serius." Jack memberikan sepasang sepatu milik Aletta tersebut kepada sang pemilik.Lily memutar bola mata. Dulu Jack memang selalu bersikap manis kepada

  • Si Hebat Jack Morland    11. Berlututlah!

    Aletta Miller sontak segera menghapus air mata yang telah membasahi pipinya. Gadis itu kemudian mencoba untuk memberanikan diri menatap pada Tobias Gray, sang putra dari pemilik mall besar tempatnya bekerja itu. Pria muda itu kini sedang berdiri tidak jauh darinya. Jarak mereka tak kurang dari tiga meter saja sehingga Aletta bisa melihat bagaimana Tobias terlihat begitu serius mengatakan hal itu. "Apa Anda sungguh-sungguh, Pak? Apa saya tidak akan dihukum?" Aletta bertanya dengan nada yang begitu sangat lirih.Siapapun yang mendengar suara gadis muda itu, mereka akan dengan mudah mengetahui jika gadis itu memang sedang sangat ketakutan.Lily Osborne semakin tidak sabar dan menjadi begitu kesal gadis yang tidak kalah cantik darinya itu. Dia juga mulai cemburu.Sementara itu Tobias masih terlihat tenang dan berwibawa. "Sejak kapan aku bercanda untuk masalah seperti ini, Nona ....?""Aletta Miller," ucap Kevin, sang manager ketika Tobias menoleh ke arahnya seolah-olah sedang bertanya k

  • Si Hebat Jack Morland    10. Pecat Dia!

    Badan Aletta Miller langsung bergetar hebat mendengar ancaman sang putra pemilik Gray Mall itu. Gadis muda itu tentu saja sangat takut. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia tidak memiliki pekerjaan. Dia masih memiliki seorang adik laki-laki kecil yang masih membutuhkan banyak biaya. Usianya masih dua belas tahun. Tahun depan, Aletta harus mengirimkan sang adik ke sekolah lain setelah lulus dari sekolah dasar. Lalu, bagaimana dia bisa melakukan semua itu jika dia dipecat dari mall itu? Air matanya langsung terjatuh begitu dia memikirkan bagaimana menderita hidupnya dan adiknya bila dia menjadi seorang pengangguran."Mencari pekerjaan itu tidak mudah. Aku pikir kau juga tahu akan hal itu," Tobias terlihat menatap gadis itu dengan tatapan kesal."Maafkan saya, Pak. Tapi, saya tidak mengerti mengapa sikap saya dikatakan salah. Saya benar-benar hanya mencoba melakukannya sesuai dengan peraturan perusahaan. Peraturan nomor 12, Pak." Meskipun Aletta sangat ketakutan, dia tak mau

  • Si Hebat Jack Morland    9. Dasar Penipu!

    "Mencuri bagaimana? Aku sama sekali tidak mencuri." Jack menggelengkan kepala dengan tegas.Tobias mendengus keras, "Kau pikir kau bisa menipuku? Mana mungkin tikus got sepertimu memiliki uang sebanyak itu?"Lily mendukung argumen Tobias, sang kekasih. Dia pun ikut menambahkan dengan nada mengejek, "Untuk membeli makanan saja terkadang kau tidak bisa. Lalu, bagaimana mungkin kau sekarang bisa membayar sepatu berharga $200.000. Jelas sekali ini tidak masuk akal."Jack menatap dua orang itu secara bergantian. Pria yang masih memegang ponselnya yang bermodel kuno itu pun menanggapi, "Kenapa tidak masuk akal? Kalian sendiri tadi melihat bagaimana aku membayarnya. Aku membayarnya sendiri.""Bohong. Kau pasti menghubungi seseorang kan? Iya kan? Dasar penipu!" tuduh Lily sambil tersenyum mengejek. Tobias Gray berkata cepat, "Tunggu dulu, Lily. Bukankah kau tadi bilang jika dia memiliki teman yang lumayan kaya? Yah, meskipun aku sangat yakin dia tidak lebih kaya dariku.""Siapa orang itu? Mu

  • Si Hebat Jack Morland    8. Terima Kasih, Lily!

    Sebelum karyawan itu sempat membalas, Lily Osborne bergerak mendekat ke arah Jack lalu merebut sepatu mewah itu dari tangan Jack yang terkejut melihat Lily sudah berdiri di dekatnya. Gadis cantik itu meneliti bahan sepatu pilihan Jack tersebut dan juga harganya. Tidak salah. Sepatu memang berharga $200.000. Lily bahkan harus menghitung angka nol di bagian belakang angka dua itu demi memastikan harga sepatu memanglah sudah benar."Apa kau sedang bercanda, Jack? Harga sepatu ini bahkan lebih besar dari gajimu selama bertahun-tahun sebagai seorang pelayan. Jadi, bagaimana mungkin kamu bisa membelinya?"Tobias ikut berjalan mendekat ke arah sang kekasih. "Sudahlah, biarkan saja, Lily. Mana mungkin dia punya uang? Dia pasti hanya ingin menipu kita saja."Lily menyerahkan sepatu itu pada sang karyawan, "Kembalikan pada tempatnya saja. Dia tak akan bisa membayarnya. Dia ... hanya membohongi kalian saja. Pasti saat dia sampai di kasir, dia akan memberi alasan bila dia tak bisa membayar kare

  • Si Hebat Jack Morland    7. Aku Tidak Mencuri!

    "Kau akan diperiksa lebih lanjut di sana tentang uang yang kau bawa ini."Sang petugas menuntun Jack untuk menuju ke arah ruang keamanan. Akan tetapi, sebelum mereka berjalan lebih jauh, seseorang berkata, "Tunggu!"Dua petugas itu pun berhenti dan menoleh."Tuan Muda Gray." Mereka menyapa dengan membungkuk sopan.Jack tidak menduga akan bertemu dengan orang itu sekarang. Namun, saat dia ingat dia sedang berada di mall milik keluarga Gray, dia pun berpikir bila kemungkinan besar bertemu dengan pria muda yang telah mencuri kekasihnya itu sangatlah besar.Jack melihat Tobias Gray sedang berjalan bersama Lily dengan tangan tertaut pada lengan Toby. "Ada apa ini?" Toby bertanya pada dua satpam itu."Anak muda ini adalah pengemis yang mencuri uang, Pak." Salah satu dari penjaga itu menjawab.LIily melebarkan mata. "Mencuri? Uang milik siapa yang dia curi?"Jack menghela napas dengan lelah, "Aku tidak mencuri apapun. Uang itu bukan hasil curian."Tobias menatap Jack dengan tatapan menghina

  • Si Hebat Jack Morland    6. Aku Bukan Pengemis!

    Tobias Gray mengernyitkan dahi kembali, "Voucher? Buat apa?"Lily menatap Jack si mantan kekasih dengan pandangan meremehkan, "Astaga, Toby. Lihatlah sepatu bututnya itu! Mungkin dia ingin memiliki sepatu baru."Tebakan Lily itu membuat Tobias sontak tertawa terpingkal-pingkal. Dia memberikan tatapan mencibir pada Jack, "Sepatu? Jadi, kau mau membeli sepatu di mall milik keluargaku, pecundang?"Jack masih terdiam, menanti ucapan Tobias selanjutnya seolah dia tahu Tobias masih belum berhenti berbicara."Apa kau tidak tahu berapa harga minimum sepatu di Gray Mall?" ucap Tobias sambil menyeringai, "Ah, tidak. Kalau aku sebutkan, aku takut kau akan pingsan.""Katakan saja berapa harganya!" Jack membalas masih menahan diri. "Tidak usah, yang pasti kau tidak akan mampu membelinya.""Jangankan sepasang, sebelahnya saja kau tak akan sanggup," tambah Tobias dengan senyum mengejek yang semakin menyebalkan."Bagaimana kalau aku bisa membelinya?" balas Jack pada akhirnya yang sudah tidak sanggup

  • Si Hebat Jack Morland    5. Aku Masih Mahasiswa!

    "Apa Kakek sedang bercanda? Bagaimana mungkin aku menggantikan Kakek?" Jack berkata dengan ekspresi terlihat luar biasa bingung. Hugh tersenyum lembut. "Kenapa tidak mungkin? Harus berapa kali aku katakan? Kau satu-satunya pewaris kerajaan bisnis keluarga ini, tentu kau adalah pengganti Kakek." Setelah mempercayai statusnya, Jack malah semakin terlihat kebingungan. "Ta-tapi, Kek. Aku masih seorang mahasiswa." "Memang kenapa kalau kau masih mahasiswa? Kau tetap bisa menjalankan perusahaan keluarga sembari kau belajar di universitas." Hugh berhenti sejenak, mengamati ekspresi cucunya. "Dan lagi pula, kudengar kau mengambil jurusan bisnis manajemen. Bukankah itu sangat cocok?" Jack tidak pernah menduganya. "Aku mengambil jurusan itu dengan harapan setelah lulus nantinya bisa mengembangkan bisnisku sendiri." Hugh bertepuk tangan untuk sang cucu, "Itu luar biasa, Jack. Itu baru keturunan keluarga Morland." Jack meringis. "Tapi, tidakkah aku masih terlalu muda untuk menjalankan bis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status