Share

1193. Part 7

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-30 01:03:09

SEPEMINUMAN teh berlalu. Bukit Watu Hatur mulai dibiasi sinar matahari yang mencorong cukup menyengat. Sosok Raja Setan Seruling Maut dan Siluman Kawah Api tetap berdiri agak berhimpitan di atas batu cadas. Keseimbangan kedua tokoh sesat ini memang sudah sangat tinggi. Kendati batu cadas itu cukup menyulitkan mereka berdiri, keduanya tetap tegak seolah menantang langit. Sementara itu, sosok lelaki berlengan kiri buntung itu juga tegak berdiri. Ada keinginan kuat untuk melirik Raja Setan Seruling Maut dan Siluman Kawah Api. Terutama ingin memperjelas siapakah perempuan berdagu lancip yang mengenakan pakaian panjang warna jingga kemerahan.

Namun, Maut Tangan Satu tak berani melakukannya. Dalam keheningan malam yang membius, mendadak satu sosok berpakaian dan berjubah hitam berkelebat ke sana. Lelaki yang di pipi kanannya terdapat codetan bekas luka ini, dalam dua tarikan napas saja sudah berdiri di hadapan Raja Setan Seruling Maut dan Siluman Kawah Api.

"Maafkan kedatang

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1194. Part 8

    Raja Setan Seruling Maut langsung buka mulut, "Perempuan yang baru datang! Apakah kehadiranmu di tempat ini untuk buka urusan denganku!"Perempuan yang tak lain Nenek Cabul adanya, pasang senyum. Dicobanya mempergunakan daya tarik yang dimilikinya guna memikat Raja Setan Seruling Maut. Sikap yang diperlihatkannya itu memancing dengusan Siluman Kawah Api."Orang yang telah lama ingin kujumpa! Sudah tentu aku tak memiliki keinginan seperti itu! Yang ada, justru keinginan untuk bergabung denganmu! Julukanku.... Nenek Cabul!"Raja Setan Seruling Maut hanya sekilas arahkan pandangan pada payudara Nenek Cabul. Di lain kejap dia berkata diiringi dengusan, "Diam di tempatmu! Kau kupilih pula sebagai saksi dari pertarungan yang akan kulakukan! Dengar baik-baik! Bila ada yang berbuat tak menyenangkanku, akan kubunuh saat ini juga!"Kendati masing-masing orang, kecuali Siluman Kawah Api, keluarkan dengusan, namun mereka tak ada yang membuka mulut. Kesemuanya bertany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1195. Part 9

    Suara Pendekar Bijaksana terdengar lagi.Kali ini ditujukan pada Raja Setan Seruling Maut kembali, "Aku akan muncul bila orang yang kutunggu datang! Percayalah, dialah satu-satunya orang yang dapat mengalahkan dan menghancurkan seluruh sepak terjangmu!"Sebelum Raja Setan Seruling Maut membuka mulut, terdengar suara, "Peri Gelang Rantai! Rasa-rasanya kita belum terlambat datang! Mungkin mereka sedang mempersiapkan satu sambutan yang sangat meriah untuk kita!"-o0o-Masing-Masing orang, kecuali Raja Setan Seruling Maut yang sedang geram dan menduga-duga di manakah beradanya Pendekar Bijaksana lantas mencelat ke depan dan lepaskan serangan-serangan dahsyat, alihkan pandangan ke kanan.Mereka melihat dua sosok tubuh muncul di sana. Yang berada di sebelah kiri, seorang lelaki tua namun masih memiliki tubuh tegap dengan kumis menjuntai. Melangkah dengan kedua tangan berada di punggung. Yang seorang lagi, seorang nenek berpakaian panjang hitam penuh tamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1196. Part 10

    Sementara itu, bibir perempuan berpayudara besar namun sudah kendor itu tersungging seringaian penuh ejekan. Di pandanginya sejenak benda yang berada di tangannya. Sebuah trisula yang terdiri dari empat buah jajaran besi dan sepanjang lengan orang dewasa. Dua buah besi saling berapatan dan memberikan jarak yang agak renggang di bagian tengah. Keempat besi yang berangkai itu berujung lancip dan sama rata. Lalu dengan kepala ditengadahkan dan suara dingin, Nenek Cabul berseru, "Mungkin kau sudah ditakdirkan untuk mampus disenjata milikmu sendiri. Raja Dewa! Tetapi aku masih berbaik hati! Kuberi kesempatan kau untuk merebutnya! Bila kau berhasil mendapatkan benda ini, maka kau tetap sebagai pemiliknya! Hanya saja, jangan terlalu banyak berharap!"Untuk sesaat Raja Dewa tak berucap. Matanya lekat menatap Trisula Mata Empat yang tergenggam erat di tangan Nenek Cabul."Apa pun yang terjadi, aku akan tetap menghadapi semua ini...." Habis membatin demikian, lelaki tua namun be

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1197. Part 11

    Kejap lain, Dewi Kematian berkata, "Sudah kukatakan, aku tak punya urusan dengan manusia itu! Bila kau hendak melakukannya, silakan!"Maung Kumayang menggeram."Keparat betul! Perempuan ini memang telah mengikat janji denganku untuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular! Tetapi, dia telah mengatakan tak punya urusan dengan Seruling Maut! Peduli setan! Aku tak mau lagi diperbudak oleh lelaki berpakaian merah-merah itu! Seruling Gading harus kumiliki!"Habis membatin demikian, dengan anggukan keras dan suara dingin, Maung Kumayang berkata, "Baik! Kau tak perlu repot dengan urusanku! Aku akan...."Kata-kata Maung Kumayang terputus, tatkala terdengar satu suara diiringi tawa yang konyol, "Wah, wah! Pestanya sudah dimulai, ya? Ada Nenek Cabul! Ada Dewi Kematian! Dan ada Maung Kumayang! Lho, Iho... kenapa dengan lelaki berpakaian merah-merah itu? Apakah dia sudah gila! Masa bodoh! Aku mendapat lawan yang mana, nih!"-o0o-Seketika masing-masing orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1198. Part 12

    "Kau akan merasakan yang lebih hebat lagi!"Wuuutttt! Wuuuttt!Kali ini Si Buta dari Sungai Ular tak mau bertindak ayal. Setelah melompat ke samping dan begitu kakinya menjejak tanah, segera dihempos tubuhnya ke depan. Pukulan 'Geledek' sudah dilepaskan.Seketika menghempas gelombang angin raksasa. Merasakan gelombang angin dahsyat menggebah ke arahnya, Maung Kumayang mengulangi sekali lagi gerakannya.Saat itu juga menderu satu gelombang angin mengandung hawa panas tinggi. Namun yang mengejutkan, justru terdengar seruan tertahan dari Maung Kumayang.Bersamaan dengan itu, lelaki yang kini berdiri membungkuk itu segera membuang tubuh ke belakang bila tak ingin tubuhnya tersambar hawa panas dari pancaran sentakan tenaga yang dilepaskan Manggala.Rupanya, pemuda dari Sungai ular ini sudah alirkan tenaga inti ‘Geledek’ yang dipadukan dengan Ajian ‘Badai Topan Samudra!’ milik Istana Dasar Samudra.Dewi Kematian yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1199. Part 13

    RAMBATAN siang kini sudah menjelma menjadi senja. Bias-bias sisa matahari seharusnya me mancing perhatian orang karena keindahan yang meraja dan pesona yang sukar ditepiskan. Di penghujung sana, beberapa ekor Ular beterbangan dan seakan membentuk sebuah lukisan yang menawan. Namun, tak seorang pun dari orang-orang yang berada di Bukit Watu Hatur yang tertarik untuk menikmati keindahan itu. Masing-masing orang sibuk mempertahankan diri.Peri Gelang Rantai yang berhasil menghalau setiap serangan Siluman Kawah Api dengan gelang-gelang hitamnya, kali ini sudah mencelat melancarkan serangan. Rupanya, Peri Gelang Rantai benar-benar hendak menuntaskan seluruh pertarungannya.Siluman Kawah Api sendiri berulangkali menggeram keras dan memaki-maki. Sulit baginya untuk memperpendek jarak. Sekali dua kali dia memang berhasil memusnahkan dan memukul jatuh gelang-gelang hitam yang dilepaskan oleh Peri Gelang Rantai. Namun kembali lagi dia harus berjumpalitan menghindarinya.B

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1200. Part 14

    Memikir demikian, pemuda dari Sungai ular ini pun mempercepat gerakannya. Dicecarnya Maung Kumayang terlebih dulu yang benar-benar keheranan karena ternyata ramuan yang diminumnya tak banyak membawa hasil menghadapi Si Buta dari Sungai Ular. Bahkan lelaki bercodet ini mulai disadarkan oleh pikirannya sendiri. Kalau dia terlalu muluk untuk mendapatkan Seruling Gading dengan kemampuan yang tak seberapa itu! Menerima serangan gencar yang dilancarkan Si Buta dari Sungai Ular, Maung Kumayang berulang kali menjerit tertahan dan tunggang-langgang dengan wajah pucat laksana tak berdarah!Sementara itu, mendapati Maung Kumayang dalam keadaan kritis, Dewi Kematian seakan melupakan kejengkelannya pada Maung Kumayang saat bersama-sama dengan Dewi Topeng Perak. Dia pun turun membantu. Si Buta dari Sungai Ular menggeram gusar saat merasakan gempuran di belakangnya. Cepat dia membuang tubuh ke belakang dan hinggap dengan kedua kaki dipentangkan di atas tanah.Tatapannya diarahkan sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1201. Part 15

    "Celaka! Bila belum teratasi juga... semua orang yang berada di sini bisa mati. Apakah aku... oh! Bukankah Peri Gelang Rantai mengatakan Trisula Mata Empat bisa menandingi Seruling Gading? Bila memintanya dari Nenek Cabul, bisa dipastikan kalau perempuan itu tak akan memberi....”Di antara orang-orang yang sedang menghadapi masalah besar itu, sosok Pendekar Bijaksana yang diharapkan muncul oleh Seruling Maut Darah, tetap tak menampakkan batang hidungnya. Keadaan ini membuat Raja Setan Seruling Maut bertambah gusar. Dipercepat alunan Seruling Gading. Raja Dewa yang dari hidungnya telah mengalirkan darah segar, berkata dengan tersendat pada Nenek Cabul, suaranya pelan dan sarat kesakitan, "Kau... tentunya... tak ingin mati.... Pergunakan... Trisula.... Mata Empat... untuk... menahan getaran.... Seruling Gading...."Nenek Cabul yang tubuhnya bergetar hebat pula mengangkat kepalanya. Kepucatan wajahnya semakin nampak."Apa... apa... yang mesti... kulakukan...,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status