Setelah setengah jam Penyidik Huang dan Senho menjelaskan hasil pengintaian mereka terhadap Samara Gwenn selama dua bulan terakhir. Juanxi dibuat terkejut dengan mendengar ada seseorang yang tahan tak bersosialisasi dalam waktu yang sangat lama. Bahkan ia hanya keluar rumah sebulan sekali untuk keperluan hidup.Memang ada kalanya ia keluar rumah untuk beberapa kali dalam sebulan tersebut. Namun kebanyakan hanya berbicara dengan pemilik tuan rumah kontrakannya.“Apa dia punya trauma terhadap orang? Sampai sebegitunya menghindari orang?” Tanya Juanxi.“Kalau dari pengamatanku sepertinya tidak. Dia hanya malas berbicara,” sambung Senho, polisi intel yang ikut mengawasi kediaman Samara Gwenn alias Ding Shu.“Aku setuju,” gumam Juanxi yang teringat interaksi antara Shushu dengan pianis yang cerewet itu. “Dia akan berbicara setelah lawannya mengatakan banyak hal. S
Penyidik Huang kembali ke ruangan tak lama setelahnya. Ia datang membawa ponsel Shushu dan memberikannya pada ke pemiliknya. “Senho akan mentraskripkan pembicaraan hari ini. Kami sudah mengecek isi percakapan di ponsel Nona Ding. Jika berkenan kami juga ingin terhubung dengan Lian Quo Xin atau Mazstars89. Kami juga akan menyelidiki lebih lanjut tentang Zhou.co,” tutur Penyidik Huang.“Anu… sejak awal kalian bilang, hasil penelusuran dari situs judi online itu tidak ada petinggi atau perwakilan dari perusahaan Zhou.co, kan?” Tanya Shushu dengan ragu-ragu.“Ya, benar. Jadi kami merasa ini sangat aneh. Apalagi melihat bukti yang tertera di ponsel Anda, bahwa Anda terus menerima dana gelap dari akun yang kemungkinan besar berhubungan dengan situs tersebut. Walaupun tim kami masih belum sepenuhnya melacak akun tersebut. Jadi kami merasa ada kemungkinan Anda berbohong,” timpal seorang polisi tua dengan perut yang buncit. Dia masuk ke ruangan ini bersamaan dengan Penyidik Huang, dan terus me
Juanxi hanya diam saja melihat mobil tantenya melenggang pergi dengan mudahnya. Kemudian ia tertawa. Hanya saja ia tak tahu apa yang lucu di sana. Hanya ingin tertawa saja. Dia menggelengkan kepalanya sekilas dan langsung masuk ke mobilnya. Tujuannya adalah apartemen pribadinya.Sesampainya ia di sana, ia merasa sangat antusias sekali untuk kembali tidur. Dirinya sangat yakin adegan mimpi kali ini pasti berbeda lagi. Dugaannya memanglah benar.Setelah berbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaiannya. Ia terlelap dengan mudahnya. Kali ini sosok aktor yang terlihat jelas di sana masihlah Shushu seorang diri. Gadis itu berlari dengan membawa kotak kaleng melalui area pepohonan yang Juanxi duga sebagai hutan. Sedangkan dalam mimpi tersebut, posisi Juanxi berada di atas kapal, dan ia melihat Shushu berlari di daratan sembari dikejar beberapa orang.Saat ia terbangun, terik mentari mulai menyinari sekitar kamarnya melalui su
Shushu diberi tahu oleh Penyidik Huang bahwa mereka berharap bisa bertemu dengan peretas yang ia temui di internet itu. Selama tiga hari ia menginap di hotel bintang empat itu. Shushu jarang sekali keluar kamar selain sarapan atau mengambil paket di lobi bawah. Terkadang ia juga meminta tolong bellboy di bawah yang mengantarkan barangnya ke kamar.Dia hanya menghabiskan waktu untuk menonton film, berendam, lalu tidur. Dia menganggap rentetan kegiatan yang ia lalui sebagai liburan.Tak lupa ia juga sering menelpon Ibu Yanyan dan Paman Zinbei untuk mengabarkan keadaanya agar kedua orang tua itu tidak khawatir. Selain itu ia juga menceritakan kisahnya pada Quo Xin. Namun itu semua melalui chat semata. Sayangnya masih belum ada respon dari Kakak Peretas tersebut.Shushu pernah mengalaminya, dan proses pemakaman itu cukup menguras energi dan mental. Jadi ia hanya bisa menjelaskan keadaan Ka Quo Xin pada Penyidik Huang, dan ke
“Kau melihatnya dua kali ya,” ucap seorang pria dengan kemeja biru muda dengan dasi yang sudah tak rapi lagi. Ia mengenggam jasnya dengan tas laptop di tangan kirinya. Dia melirik ke arah wanita yang merupakan klien dari Pengacara Jung. Siapa lagi kalau bukan Shushu. “Dan dua kali memutuskan untuk tetap bertahan,” jawab Shushu dengan santai. “Tuan Bai santai saja, tak perlu merasa tak enak,” sambungnya lagi. Semua ini terjadi saat Ketua Tim HRD Dantons, Pak Jin datang dan memberikan surat peringatan kepada Pengacara Jung. Jika mendapat surat cinta ke dua kalinya. Maka, Pengacara Jung akan diberhentikan secara tidak terhormat. Pak Jin datang sebelum perdebatan antara Tuan Bai, staf laki-laki yang berusia 29 tahun, selesai mendiskusikan proses pengunduran diri dalam tim kerja Pengacara Jung. Alhasil, dirinya pun masih terikat dengan pengacara tersebut. Hanya saja ia masih bertekad untuk tetap keluar dari tim tersebut. Tuan Bai benar-benar yakin dengan cara bekerjanya Pengacara Jung,
Shushu memutuskan untuk kembali pulang ke kontrakannya. Empat hari adalah waktu yang cukup untuk menjadikan kenyataan sandiwara dinas luar. Selain itu ia merasa dirinya juga diawasi di hotel itu. Ada kalanya ia bertemu dengan Penyidik Huang di restoran saat sarapan. Dia tidak sendirian ada putranya bersama keluarga kecilnya di sana. Shushu sepat berkenalan langsung dengan mereka. Sedikit informasi juga ia dapatkan bahwa usia Penyidik Huang adalah 54 tahun. Sedangkan putranya berusia lebih tua lima tahun dibandingkan Huang Juanxi, Pemilik Firma Hukum Dantons saat ini. Shushu juga baru mengetahui usia pria tinggi itu adalah 32 tahun. Putranya Penyidik Huang adalah anak tunggal. Dia sudah menikah dengan wanita berkembangsaan Belanda. Juga telah memiliki anak kembar, putra dan putri yang berusia lima tahun. Shushu tidak banyak mengobrol dengan mereka dan memilih untuk makan sendirian setiap kali bertemu. Lagipula tidak nyaman untuk bergabung dengan keluarga orang. Sedangkan posisi diri
Shushu melepaskan helm yang ia kenakan dan memberikannya pada ojek online yang membawanya ke salah satu bangunan di Distrik Merah. Kendati pemiliknya berniat mengambil helm tersebut, Shushu menahannya dengan sangat kuat. “Pak, boleh saya minta tolong?” ucap Shushu dengan serius.“Ya?” bingung Bapak Ojek tersebut.“Boleh Bapak tunggu saya di sini. Saya akan segera turun setelah bertemu dengan teman saya,” ucap Shushu. Kemudian ia melihat wajah ragu pria yang baru saja mengantarnya ke area tersebut. “Saya akan beri uang tambahan, tip, dan bintang lima!” Pekik Shushu lagi.Bapak Ojek itu menatap Shushu penuh dengan keraguan. Bukan kerana dirinya tak ingin menunggu. Namun sejauh ini anak-anak muda yang menjadi penumpangnya selalu berbohong dengan alasan yang sama. Pada akhirnya mereka lebih asik bermain dengan temannya dan melupakan dirinya yang menunggu. Hanya saja ia melihat dari sorot mata Shushu yang dalam keadaan sulit. Jadi ia mengira dia akan bertemu orang yang jahat.“Perlu saya t
Setelah menanyakan beberapa hal pada pria paruh baya yang menjadi ojek Shushu, Penyidik Huang melanjutkannya dengan menelpon Lian Quo Xin. Pemilk apartemen yang baru saja dibobol. Hanya saja panggilan itu tak berjalan mulus sebab mertua Quo Xin berteriak histeris mengira mantan menantunya itu menjadi pengaruh buruk untuk cucunya. Hanya karena tahu Quo Xin sedang berbicara dengan Penyidik Huang, polisi.Shushu yang mendengarkan cerita itu dari Senho dan Xi Ming—dua polisi intel yang menetap di area perumahannya untuk mengawasinya.“Mertunya itu sangat tak adil. Padahal dia sendiri yang memenjarakan Ka Quo Xin,” ucap Shushu setelah diam sangat lama.“Oi, fokusmu dari cerita tadi soal masalah keluarganya si peretas? Bukan kondisimu sekarang?” tanya Xi Ming yang menggendong seekor kucing bengal yang cukup gemuk. Dia duduk diam di paha Xi Ming tanpa peduli sekitarnya.“Terus?” tanya Shushu yang bingung.Senho yang berada di samping Xi Ming hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Kedua pemu