Selama diperjalanan menuju Kantor Polisi Pusat Kota B, Penyidik Huang menjelaskan banyak hal tentang ia sudah memperkirakan gerak-gerikku selama dua bulan terakhir.
Hasil dari pemantauan itu ialah:
1. Ding Shu adalah seorang introvert sejati.
2. Ding Shu bisa bersosialisasi dengan baik walaupun anak rumahan.
3. Ding Shu kaya.
4. Ding Shu hanya keluar rumah bila ada keperluan. Menurut keterangan saksi (warga sekitar), dia hanya keluar rumah sebulan sekali untuk belanja bulanan untuk kebutuhannya hidup.
5. Ding Shu tidak menyukai orang, kecuali Pasangan Ming, pemilik kontrakan.
6. Ding Shu menjadi Samara Gwenn, karakter fiksi yang diciptakannya hanya untuk mencari kekayaan.
7. Ding Shu tak pernah menjelaskan Samara Gwenn pada kliennya bahwa orang itu tak nyata.
8. Ding Shu bisa berbahasa jerman, rusia, dan inggris dengan baik. Riwayat ini ditemukan setelah menganalisa unggahan gambar yang ada di
“Ketua, Pengacara Jung tidak bisa dihubungi. Saya sudah mencoba pihak HRD untuk menghubungi dua staf lainnya. Namun kata Pak Qin, salah satu stafnya sudah mengundurkan diri sejak sebulan lebih sepertinya,” jelas seorang wanita yang terdengar kesal dari panggilan telpon.Adapun pria yang tengah mendengarkan itu semua melalui pengeras suara di dalam mobilnya hanya diam saja.“Saya akan mencari informasi lagi. Tidak, lebih baik saya saja yang turun tangan menjemput Nona Ding,” ucap wanita itu lagi. Juanxi bisa menerka dari intonasinya. Pernyataan itu adalah pilihan yang sangat berat untuk diucapakan asistennya.“Tak perlu, Mei Hui. Aku dalam perjalanan ke kantor polisi,” jawab Juanxi.“Baiklah kalau begitu. Terima kasih Ketua. Saya putus telponnya,” ucap Mei Hui dengan cepat dan panggilan itu benar-benar berhenti. Kini di dalam mobil itu langsung kembali terdengar senandung instrumen jazz.“Dia benar-benar tak suka diganggu malam hari ya,” ujar Juanxi. Kemudian ia melirik ke arah jam arl
Setelah setengah jam Penyidik Huang dan Senho menjelaskan hasil pengintaian mereka terhadap Samara Gwenn selama dua bulan terakhir. Juanxi dibuat terkejut dengan mendengar ada seseorang yang tahan tak bersosialisasi dalam waktu yang sangat lama. Bahkan ia hanya keluar rumah sebulan sekali untuk keperluan hidup.Memang ada kalanya ia keluar rumah untuk beberapa kali dalam sebulan tersebut. Namun kebanyakan hanya berbicara dengan pemilik tuan rumah kontrakannya.“Apa dia punya trauma terhadap orang? Sampai sebegitunya menghindari orang?” Tanya Juanxi.“Kalau dari pengamatanku sepertinya tidak. Dia hanya malas berbicara,” sambung Senho, polisi intel yang ikut mengawasi kediaman Samara Gwenn alias Ding Shu.“Aku setuju,” gumam Juanxi yang teringat interaksi antara Shushu dengan pianis yang cerewet itu. “Dia akan berbicara setelah lawannya mengatakan banyak hal. S
Penyidik Huang kembali ke ruangan tak lama setelahnya. Ia datang membawa ponsel Shushu dan memberikannya pada ke pemiliknya. “Senho akan mentraskripkan pembicaraan hari ini. Kami sudah mengecek isi percakapan di ponsel Nona Ding. Jika berkenan kami juga ingin terhubung dengan Lian Quo Xin atau Mazstars89. Kami juga akan menyelidiki lebih lanjut tentang Zhou.co,” tutur Penyidik Huang.“Anu… sejak awal kalian bilang, hasil penelusuran dari situs judi online itu tidak ada petinggi atau perwakilan dari perusahaan Zhou.co, kan?” Tanya Shushu dengan ragu-ragu.“Ya, benar. Jadi kami merasa ini sangat aneh. Apalagi melihat bukti yang tertera di ponsel Anda, bahwa Anda terus menerima dana gelap dari akun yang kemungkinan besar berhubungan dengan situs tersebut. Walaupun tim kami masih belum sepenuhnya melacak akun tersebut. Jadi kami merasa ada kemungkinan Anda berbohong,” timpal seorang polisi tua dengan perut yang buncit. Dia masuk ke ruangan ini bersamaan dengan Penyidik Huang, dan terus me
Juanxi hanya diam saja melihat mobil tantenya melenggang pergi dengan mudahnya. Kemudian ia tertawa. Hanya saja ia tak tahu apa yang lucu di sana. Hanya ingin tertawa saja. Dia menggelengkan kepalanya sekilas dan langsung masuk ke mobilnya. Tujuannya adalah apartemen pribadinya.Sesampainya ia di sana, ia merasa sangat antusias sekali untuk kembali tidur. Dirinya sangat yakin adegan mimpi kali ini pasti berbeda lagi. Dugaannya memanglah benar.Setelah berbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaiannya. Ia terlelap dengan mudahnya. Kali ini sosok aktor yang terlihat jelas di sana masihlah Shushu seorang diri. Gadis itu berlari dengan membawa kotak kaleng melalui area pepohonan yang Juanxi duga sebagai hutan. Sedangkan dalam mimpi tersebut, posisi Juanxi berada di atas kapal, dan ia melihat Shushu berlari di daratan sembari dikejar beberapa orang.Saat ia terbangun, terik mentari mulai menyinari sekitar kamarnya melalui su
Shushu diberi tahu oleh Penyidik Huang bahwa mereka berharap bisa bertemu dengan peretas yang ia temui di internet itu. Selama tiga hari ia menginap di hotel bintang empat itu. Shushu jarang sekali keluar kamar selain sarapan atau mengambil paket di lobi bawah. Terkadang ia juga meminta tolong bellboy di bawah yang mengantarkan barangnya ke kamar.Dia hanya menghabiskan waktu untuk menonton film, berendam, lalu tidur. Dia menganggap rentetan kegiatan yang ia lalui sebagai liburan.Tak lupa ia juga sering menelpon Ibu Yanyan dan Paman Zinbei untuk mengabarkan keadaanya agar kedua orang tua itu tidak khawatir. Selain itu ia juga menceritakan kisahnya pada Quo Xin. Namun itu semua melalui chat semata. Sayangnya masih belum ada respon dari Kakak Peretas tersebut.Shushu pernah mengalaminya, dan proses pemakaman itu cukup menguras energi dan mental. Jadi ia hanya bisa menjelaskan keadaan Ka Quo Xin pada Penyidik Huang, dan ke
“Kau melihatnya dua kali ya,” ucap seorang pria dengan kemeja biru muda dengan dasi yang sudah tak rapi lagi. Ia mengenggam jasnya dengan tas laptop di tangan kirinya. Dia melirik ke arah wanita yang merupakan klien dari Pengacara Jung. Siapa lagi kalau bukan Shushu. “Dan dua kali memutuskan untuk tetap bertahan,” jawab Shushu dengan santai. “Tuan Bai santai saja, tak perlu merasa tak enak,” sambungnya lagi. Semua ini terjadi saat Ketua Tim HRD Dantons, Pak Jin datang dan memberikan surat peringatan kepada Pengacara Jung. Jika mendapat surat cinta ke dua kalinya. Maka, Pengacara Jung akan diberhentikan secara tidak terhormat. Pak Jin datang sebelum perdebatan antara Tuan Bai, staf laki-laki yang berusia 29 tahun, selesai mendiskusikan proses pengunduran diri dalam tim kerja Pengacara Jung. Alhasil, dirinya pun masih terikat dengan pengacara tersebut. Hanya saja ia masih bertekad untuk tetap keluar dari tim tersebut. Tuan Bai benar-benar yakin dengan cara bekerjanya Pengacara Jung,
Shushu memutuskan untuk kembali pulang ke kontrakannya. Empat hari adalah waktu yang cukup untuk menjadikan kenyataan sandiwara dinas luar. Selain itu ia merasa dirinya juga diawasi di hotel itu. Ada kalanya ia bertemu dengan Penyidik Huang di restoran saat sarapan. Dia tidak sendirian ada putranya bersama keluarga kecilnya di sana. Shushu sepat berkenalan langsung dengan mereka. Sedikit informasi juga ia dapatkan bahwa usia Penyidik Huang adalah 54 tahun. Sedangkan putranya berusia lebih tua lima tahun dibandingkan Huang Juanxi, Pemilik Firma Hukum Dantons saat ini. Shushu juga baru mengetahui usia pria tinggi itu adalah 32 tahun. Putranya Penyidik Huang adalah anak tunggal. Dia sudah menikah dengan wanita berkembangsaan Belanda. Juga telah memiliki anak kembar, putra dan putri yang berusia lima tahun. Shushu tidak banyak mengobrol dengan mereka dan memilih untuk makan sendirian setiap kali bertemu. Lagipula tidak nyaman untuk bergabung dengan keluarga orang. Sedangkan posisi diri
Shushu melepaskan helm yang ia kenakan dan memberikannya pada ojek online yang membawanya ke salah satu bangunan di Distrik Merah. Kendati pemiliknya berniat mengambil helm tersebut, Shushu menahannya dengan sangat kuat. “Pak, boleh saya minta tolong?” ucap Shushu dengan serius.“Ya?” bingung Bapak Ojek tersebut.“Boleh Bapak tunggu saya di sini. Saya akan segera turun setelah bertemu dengan teman saya,” ucap Shushu. Kemudian ia melihat wajah ragu pria yang baru saja mengantarnya ke area tersebut. “Saya akan beri uang tambahan, tip, dan bintang lima!” Pekik Shushu lagi.Bapak Ojek itu menatap Shushu penuh dengan keraguan. Bukan kerana dirinya tak ingin menunggu. Namun sejauh ini anak-anak muda yang menjadi penumpangnya selalu berbohong dengan alasan yang sama. Pada akhirnya mereka lebih asik bermain dengan temannya dan melupakan dirinya yang menunggu. Hanya saja ia melihat dari sorot mata Shushu yang dalam keadaan sulit. Jadi ia mengira dia akan bertemu orang yang jahat.“Perlu saya t
Setelah pemeriksaan singkat, Shushu menyadarinya dirinya mengalami gejala anemia dan tekanan darah rendah. Dokter meminta ners yang mendampinginya untuk memasukan Shushu sebagai daftar pasien agar bisa diberi beberapa obat untuk dikonsumsi.Pada akhirnya, ada dua pasien di dalam satu bangsal ini. Satu yang terlihat seperti akan mati kapan saja. Satu lagi yang berusaha meyakinkan semua orang dirinya tak sakit.Sebenarnya Shushu melakukan itu sebab dirinya takut disuntik dan diinfus. Dia terlihat ingin pergi dari tempat itu kapan saja. Namun Juanxi mengenggam erat pergelangan tangannya.Para perawat telah memasukan satu ranjang lagi ke ruangan rawat inap itu. Posisinya bersampingan dengan ranjang milik Juanxi.“Tidurlah dengan benar,” tegas Juanxi yang sudah mulai berbicara lancar.“Sa-sa-saya tak sakit kok,” jawab Shushu dengan formal dan tergagap. Dia terl
Tempat yang paling tak disukai Shushu terpaksa harus ia tempati selama empat hari lamanya. Sebab, kondisi suaminya yang baru ia nikahi belum seminggu itu terlihat sangat mengkhawatirkan. Suhu demamnya mencapai 40 derajat celcius.Selama dirinya di rumah sakit, bohong, jika Shushu juga tidak merasa sakit. Wajahnya pucat, makannya pun tidak karuan.Siapapun yang mengunjungi mengira Shushu sangat khawatir dengan suaminya yang terbaring tak sadarkan diri. Bahkan makan pun harus dipenuhi dengan cairan nutrisi melalui selang infus.Ada kalanya setiap Juanxi sadarkan diri untuk beberapa menit, Shushu akan membantu menyuapi air hangat atau sup hangat perlahan dengan sendok kecil. Sebab pria itu sendiri tak memiliki tenaga untuk mengangkat kepalanya.“Nak, kamu pulang saja dulu, tidak apa-apa,” tutur Sun Lili yang datang pagi sekali untuk membantu Shushu. Juanxi masih tak sadarkan diri. Namun suhu
“Kenapa kau tak cerita soal kebakaran itu padaku? Bukankah kita teman?” tanya Quo Xin. Dia benar-benar tidak tahu soal itu.Sejujurnya Quo Xin bisa menyelesaikan permasalahan dokumen yang rusak itu secepat mungkin. Hanya saja keadaannya dengan mantan mertua serta putrinya kala itu cukup rumit. Dia jarang punya waktu leluasa membuka laptopnya.Semua menjadi mudah ketika ia sudah memindahkan data putrinya di Kota B ini. Namun ini semua hanya alasan. Quo Xin merasa bersalah atas waktu yang terbuang secara cuma-cuma. Dia tak mengira masalah keterlibatan Shushu dengan situs judi online ini begitu berat. Bahkan pihak di sana berani mengancam dengan cara murahan seperti itu.“Walaupun begitu kau setuju begitu cepat untuk menikah,” ungkap Quo Xin. Kemudian ia meraih tangan Shushu dan menggenggamnya erat. “Batalkan saja kontraknya!”“Tidak bisa, kita sudah menikah. Lagipula keadaanya tidak sesimpel ini, Zhou.co itu mungkin saja tidak terlibat dengan judi online saja,” ucap Shushu. Dia menginga
Pukul enam pagi, seorang wanita paruh baya berjalan cepat menelusuri lorong rumah sakit yang panjang. Dia hanya menggunakan sandal, dan jaket untuk menutupi pakaian tidurnya. Bahkan helm pun masih bertengger setia di kepalanya.Ruang 278, tanpa ragu-ragu, dia langsung membukanya. Di dalam sana ada seorang wanita muda berdiri menganggukan kepala berulang kali atas penjelasan dokter yang bertugas.“Bagaimana?” tanya Quo Xin.“Baru saja dipindahkan dari UGD, dia demam sushu 40 derajat, sepertinya kelelahan bekerja,” tutur Shushu dengan wajah yang lelah.“Ibu juga harus istirahat yang baik untuk menjaga suami Anda. Wajah Ibu kurang baik,” ucap dokter pria itu lagi. Shushu hanya menganggukan kepalanya berulang kaliFokus Quo Xin bukan lagi cerita dibalik kenapa ia membutuhkan ambulans di pagi buta lagi. Namun, bagaimana bisa ia mendapatkan suami dalam waktu yang begitu cepat setelah ia tinggal beberapa bulan di kota lain?Setelah kepergian dokter dan perawat tersebut. Quo Xin hanya diam sa
Juanxi terus mengalami mimpi yang panjang, dan semua kejadian itu membuatnya merasa tak nyaman. Kepalanya terasa berat dan panas menerima semua informasi itu. Fakta bahwa kematian Shushu itu begitu menyedihkan membuatnya sangat terpukul.Tidak seharusnya Shushu mengalami itu semua. Dia bukan seperti apa yang digambarkan semua artikel tersebut. Wanita nakal, pemakai narkoba, penipu, dan lainnya.Hal yang membuatnya lebih terpukul ialah adegan dimana Paman Zinbei dan Ibu Yanyan datang ke kantornya untuk meminta tolong mencari kebenaran kematian Shushu.Kini Juanxi paham kenapa Shushu tadi menangis begitu lelah ketika ia tahu bahwa namanya bisa dibersihkan tidak terlibat situs judi online itu. Semua usaha Shushu menyelidiki kasusnya sendiri selama ini, agar tidak membuat dua orang tua itu sedih dan terpukul.Dalam kehidupan pertama itu, ia melihat wajah Paman Zinbei, dan Ibu Yanyan, lima kali lipat terlihat lebih tua dibandingkan kehidupannya sekarang. Mereka telah mendatangi berbagai ka
Juanxi menjadi kesal melihat ponsel milik Shushu yang terus berdering sedari tadi. Dia langsung mematikannya secara total. Lalu membawa tubuh Shushu yang tertidur karena lelah menangis ke kamarnya. Juanxi melihat keseluruhan interior ruangan yang sederhana, namun memiliki tiga pintu ruangan lainnya lagi. Dia penasaran untuk apa saja tiga ruangan di dalam kamarnya ini. Juanxi menerka salah satunya pasti toilet, dan ruang pakaian. Adapun sisanya ia tak begitu yakin. Juanxi menyadari beberapa hal dari mengenal Shushu dalam waktu yang sangat singkat ini. Dia terlalu mudah untuk percaya, namun tak ingin menaruh rasa percaya begitu dalam. Kontradiksi sekali bukan? Dua kata yang bisa dijelaskan ialah polos kebangetan. Kendati dikatakan polos, dia tahu dunia lebih baik. Apalagi soal pekerjaannya dan mengatur finansialnya. Hanya saja melihat ia menangis begitu lepas karena namanya bisa dibersihkan dari tuduhan sindikat judi online itu. Juanxi melihat sosok Shushu menjadi lebih kompleks lagi
Setelah Juanxi memakan hidangan makan malam, ia sepakat dengan satu hal penting dalam kisah cinta keduanya bahwa Juanxi lah yang pertama kali tertarik. Untungnya kesimpulan ini bisa ditarik setelah keduanya mengetahui kegemaran yang mirip dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan.“Kau benar-benar yang merancang semua perhiasan itu?” tanya Juanxi masih tak percaya. Shushu hanya menganggukan kepalanya. “Aku tak menyangka kau designernya!” pekik Juanxi lagi dengan bersemangat.Tiga tahun yang lalu ia pernah dipaksa ikut adiknya, Lin Yi mengunjungi sebuah lelang perhiasan esklusif di Negara S. Tak pernah terbayang anting yang dibeli adiknya itu dengan harga 2 juta dollar. Itu sebuah karya duet antara desainer dan pengrajin yang berbeda. Anting itu termasuk salah satu barang termahal kelima yang terjual dalam lelang malam itu.“Aku masih tidak paham bagaimana kau bisa melakukan itu semua? Kebanyakan illustrator akan mengambil jalan sebagai komikus,” tanya Juanxi.“Seberapa baik kamu menggam
Shushu dan Juanxi diam di depan pintu lift yang sudah tertutup lama. Suasana yang heboh sebelumnya mendadak tenang.Juanxi sibuk dengan pikirannya, dia tak tahu harus memulai obrolan dengan membahas hal apa, ataukah basa-basi saja terlebih dahulu? Dia merasa canggung dengan keheningan ini. “Kau menangani mereka lebih baik dari dugaanku,” ujarnya.“Nenek Huang dan Ibu Lili orang yang baik, Paman Haifeng juga,” ungkap Shushu.Juanxi yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Panggil mereka Ibu dan Ayah saja mulai dari sekarang,” timpal Juanxi.“Aku memahami kekhawatiranmu. Namun, tidak. Ini batasanku ketika tidak ada mereka. Pernikahan ini hanya berlangsung sebentar. Apa kau sudah makan?” ujar Shushu sembari mengalihkan pembicaraan.“Aku belum makan malam,” jujur Juanxi tanpa pikir panjang.“Kalau begitu makan di tempatku saja,” balas Shushu. Kemudian ia berjalan lebih dahulu untuk membuka pintu apartemennya, lalu membuka pintu lebar-lebar agar pria bertubuh tinggi dan besar itu
“Gege, bagaimana bisa kau menikah begitu cepat?” bisik Dongxi, si anak bungsu.“Ugh, tak bisakah kalian datang itu mengabari terlebih dahulu,” ucap Juanxi yang mulai kesal dengan ribuan pertanyaan yang dilontarkan anggota keluarganya.Awalnya ia senang melihat kepanikan yang muncul di wajah Shushu. Kini semua berubah semenjak, Shushu berkomunikasi dengan sangat baik dengan nenek, dan kedua orang tuanya di ruang tengah apartemennya. Padahal tadi dia benar-benar terlihat seperti tak tahu harus apa.Juanxi yang melihat itu merasa senang sebab merasakan Shushu bergantung untuk pertolongannya. Namun lihat sekarang, dia tertawa santai dengan nenek, ibu, dan ayahnya juga.“Santailah ka, aku juga penasaran kenapa kalian berdua tiba-tiba mendaftarkan pernikahan,” sanggah Lin Yi, adik perempuan Juanxi.Shushu diam saja menatap Juanxi. Dia juga ingin mendengar alasan apa yang akan dilontarkan Juanxi. Sisanya ia akan mengikuti alur dari cerita pria itu.Sedari Shushu bertemu Keluarga Huang secara