Share

Bab 3

Author: Anotherika
last update Last Updated: 2025-01-15 14:27:29

Pernikahan dilangsungkan siang itu juga. Dengan saksi yang sudah dipersiapkan oleh Arzan, semua berjalan lancar. Tentu tidak sulit baginya untuk mendapatkan beberapa saksi mengingat relasinya yang luas.

Tidak ada orang yang tahu kecuali beberapa temannya yang dia minta mencari saksi. Tidak ada yang lainnya. Arzan minta bantuan temannya untuk mencarikan dirinya lima orang saksi untuk pernikahannya. Bahkan Arzan sampai membayar mereka untuk tutup mulut.

Pada awalnya teman Arzan merasa heran dengan apa yang dilakukan Arzan, mengingat bagaimana perilaku Arzan selama ini. Namun Arzan memilih bungkam, tidak mau membahasnya. Dirinya cuma minta untuk tidak memberi tahu atau membahas tentang pernikahan ini kepada siapapun. Terlebih orang tuanya.

Tidak ada gaun pengantin yang melekat pada tubuh Sheyza. Padahal hari ini merupakan hari yang sudah dia impikan sejak lama. Pernikahan sekali seumur hidup. Tapi apa yang bisa dirinya lakukan sekarang? Sheyza bahkan hanya mengenakan setelan gamis dengan jilbab yang tadi dibelikan oleh pria itu.

Lucu memang. Jika orang-orang menikah sudah mengenal satu sama lain. Entah sifatnya, perilakunya, atau apa yang disenangi dan tidak disenangi oleh calon suaminya. Sedangkan dirinya, bahkan nama saja dia tidak tahu.

Untuk sekarang, Sheyza hanya mengikuti alurnya saja. Karena sejak semalam, dirinya sudah hancur tak terbentuk. Tidak ada yang bisa dia harapkan lagi.

Disisi lain, Arzan terlihat gugup. Ini bukan pertama kali buatnya, tapi entah mengapa rasa gugup itu tetap ada.

Setelah Sheyza menuliskan namanya pada kertas yang disediakan penghulu, Arzan langsung menghafal nama calon istrinya itu.

Hingga beberapa saat....

"Saya terima nikah dan kawinnya Babby Zivilia Sheyra binti Fahrurrozi dengan mas kawin lima puluh juta rupiah dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah."

"Alhamdulillah,"

Para saksi mengadahkan tangan untuk mendoakan pengantin baru. Namun yang didoakan malah menitihkan air mata. Dirinya marah dengan apa yang sudah terjadi.

***

"Ini uang mahar sesuai dengan yang saya katakan tadi." Arzan menyerahkan amplop berisikan uang mahar milik Sheyza.

Sheyza mengambilnya kasar tanpa menatap mata sang suami barunya. Sedangkan Arzan sendiri sudah menebak jika gadis yang sekarang menjadi istrinya itu akan bersikap demikian. Tapi Arzan tidak akan marah. Dia akan sabar menghadapi gadis itu. Mau bagaimanapun disini dirinya yang salah. Walaupun karena dijebak, seharusnya dia bisa menahannya.

"Sore ini saya akan kembali ke jakarta. Kamu ikut saya, nanti kamu bisa tinggal di apartemen milik saya disana."

Sheyza menggeleng. "Saya disini saja. Saya punya rumah."

"Tapi saya tidak mengijinkan kamu tinggal disini sendirian. Apalagi tadi kamu bilang kalau kamu sebatang kara kan? Jadi kamu harus ikut saya ke Jakarta dan tinggal di apartemen saya."

Sheyza terkekeh sinis mendengarnya. "Lantas apa bedanya disana dengan disini? Saya tetap akan hidup sebatang kara kan?!"

Arzan menghela nafas panjang. "Kamu tidak sendiri Shey, saya suami kamu. Jadi saya sudah menjadi bagian hidup kamu." Bantah Arzan. Dirinya tak suka mendengar perkataan istri mudanya itu.

"Saya tidak mau ke Jakarta. Saya tetap mau disini!"

"Sheyza, saya mohon. Saya tidak mungkin bolak balik jakarta bandung. Perkejaan saya juga lumayan banyak di jakarta sana. Jadi saya mohon, kamu nurut ya?" Ingatlah ini baru pertama kalinya seorang Arzan memohon pada seorang wanita. Mengingat bagaimana dinginnya seorang Gus Arzan dan bagaimana para wanita tergila-gila padanya.

"Bukan urusan saya! Mau anda sesibuk apapun dengan pekerjaan, itu bukan urusan saya. Lagian saya juga tidak meminta anda untuk datang kesini."

Arzan bingung sendiri menghadapi gadis yang sekarang sudah menjadi istrinya itu. Melihat seberapa kekeh keinginan Sheyza, dirinya yakin jika gadis itu tidak akan mudah dibujuk. Namun tidak mungkin juga dia meninggalkan Sheyza sendiri dibandung.

"Eh Lo Sheyza. Kebetulan banget ketemu disini," seru seseorang dari belakang pasangan suami istri itu. Sekarang mereka sedang berada di taman yang tak jauh dari KUA tadi. Setelah resmi menikah, Sheyza langsung pergi begitu saja dari sana. Karena takut Sheyza akan pergi, jadi Arzan mengikuti langkah istrinya dan berakhirlah mereka ditaman.

Mendengar namanya dipanggil, Sheyza sontak menoleh ke belakang. Mata cantiknya terbelalak saat tahu orang yang dikenalnya sudah berkacak pinggang.

"Wow rupanya Lo punya sumber duit nih. Sini bagi ke gue!" Ucap pria bertubuh sangar namun tampan itu menelisik penampilan Gus Arzan dari atas sampai bawah. Dirinya yakin jika orang itu orang berduit.

Sheyza menggeleng takut. Dirinya beringsut ke belakang tubuh Arzan. Sungguh dia takut sekali dengan orang itu.

"Sheyza! Bagi duit sama gue!! Atau Lo mau gue apa-apain Lo?!" Geram pria itu.

Tubuh Sheyza bergetar takut. Baru dua hari kemarin pria di hadapannya itu datang padanya dan meminta uang. Bahkan dengan tega pria itu menarik rambut Sheyza dengan keras karena Sheyza tidak mau memberinya uang. Pria itu sebenarnya adalah anak angkat dari ayahnya. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Sheyza memilih hidup sendiri daripada hidup dengan kakak angkatnya itu. Dulu sebelum punya anak Sheyza, orang tuanya sempat mengadopsi seorang anak.

"Jangan ganggu Sheyza!" Ucap Arzan dingin.

Pria sangar itu terkekeh. "Rupanya Lo punya pahlawan kesiangan sekarang." Ucapnya sambil melirik Sheyza. "Kalo Lo suka sama Sheyza harus bagi duit sama gue. Gue abangnya." Lanjutnya pada Arzan.

"Gak ada uang apapun. Pergi sekarang dan jangan pernah ganggu Sheyza lagi!"

Pria sangar itu menggeram marah. "Lo ngatur gue hah?!!" Dan tanpa aba-aba pria itu langsung melayangkan pukulannya pada wajah Arzan. Saking kuatnya pukulan itu, Arzan sampai jatuh tersungkur ke tanah.

Sheyza menjerit kencang melihatnya, "Bang jang- arrggghhh" Jilbab yang dikenakan oleh Sheyza ditarik kencang hingga terlepas. Tidak hanya itu, rambut milik Sheyza pun juga ikut dijambak kuat.

Sheyza memekik keras karena merasakan kesakitan.

"Mana duit Lo hah?! Kasih gue sekarang!!" Marah pria sangar itu. Dan tak sengaja matanya melihat amplop coklat yang digenggam Sheyza. Tanpa banyak basa-basi, pria itu langsung merebut paksa amplop milik Sheyza.

"Jangan! I-tu...."

"Bacot Lo!" Pria itu menarik rambut Sheyza semakin kuat dan langsung membuat Sheyza semakin menjerit keras.

Bugh bugh bugh

Pukulan demi pukulan Arzan berikan pada pria yang sudah bertindak kurang ajar terhadap istrinya sampai pria itu tersungkur dan melepaskan tarikan tangannya pada rambut Sheyza. Arzan langsung membawa Sheyza pergi dari sana.

Sheyza hanya menurut saat tangannya ditarik oleh sang suami. Dia takut kalau pria yang dia panggil Abang itu mengikutinya.

Setelah dirasa cukup jauh mereka berhenti. "Kamu terluka?" Tanya Arzan menatap wajah cantik tetapi pucat itu.

Sheyza menggeleng.

"Sekarang juga kita ke Jakarta. Saya tidak mau hal seperti ini terjadi kembali."

Bimbang. Sheyza sungguh bimbang. Tapi jika tidak ikut suaminya, dirinya akan terus-terusan disiksa oleh pria tadi. Persetan dengan apa yang akan terjadi di jakarta nanti. Dirinya sudah kepalang hancur, dia sudah tidak mengharapkan apapun sekarang ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Sheyza istri rahasia    Bab 4

    Saat ini kedua orang suami istri itu sudah sampai di jakarta lebih tepatnya di apartemen milik Arzan. Tentu saja Arzan langsung membawa Sheyza ke apartemen miliknya. Karena tidak mungkin kalau membawa Sheyza ke pesantren, yang ada akan banyak tanda tanya disana terutama dari orang tua dan istrinya."Ini apartemen saya. Mulai sekarang kamu tinggal disini. Untuk keperluan kamu besok kita beli." Ucap Arzan sembari membukakan pintu untuk Sheyza.Sheyza menatap sekeliling ruangan yang terlihat sangat mewah. Semua barang-barangnya lengkap. Matanya memanas saat mengingat kehidupannya dulu. Dulu saat ayahnya masih ada, semua keinginan Sheyza tidak pernah terlewatkan. Apapun yang dia mau pasti dia dapatkan. Begitupun dengan kakak angkatnya. Mungkin karena hal itu lah sang kakak jadi seperti ini. Dia selalu meminta uang kepada Sheyza untuk mendapatkan hal-hal yang dia inginkan."Disana kamar saya dan akan menjadi kamar kamu juga mulai sekarang. Kamu bisa istirahat disana." Tunjuk Arzan pada seb

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 5

    Namanya Arshaka Syauqi Arzan. Usianya baru menginjak dua puluh sembilan tahun dan sudah menikah lima tahun yang lalu dengan wanita muslimah bernama Anisa Az-Zahra. Gadis yatim piatu pilihan abahnya. Sang Abah menjodohkan Anisa dengan Arzan karena ayah Anisa dengan abahnya dulu sahabatan. Dan mereka punya janji untuk menjodohkan kedua anak mereka jika sudah besar nanti. Keduanya tidak saling mengenal. Tapi karena baktinya kepada orang tua, Arzan menerima pernikahan itu.Setelah mendengar kepergian sahabatnya, kyai Rafiq langsung mencari keberadaan kediaman sang sahabat di Jogja hingga bertemu dengan anaknya. Itu semua karena terdapat foto didalam dompet milik Anisa. Sudah dua puluh lima tahun lamanya mereka tidak bertemu, tepatnya setelah ayah Anisa menikah dan langsung pindah ke Jogja.Anisa yang hidup sebatang kara menjadi bahagia karena bisa menjadi istri seorang Gus Arzan, penerus pondok pesantren Al-Hikmah. Dirinya tidak perlu susah-susah lagi mencari pekerjaan seperti yang dia la

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 6

    Sebuah unit apartemen adalah tujuan Arzan. Dan saat ini dirinya sudah sampai di depan unit apartemennya. Tanpa menunda-nunda Arzan langsung masuk mencari keberadaan Sheyza. Namun yang dicari ternyata tidak ada disana. Arzan masih berpikir positif mungkin Sheyza masih tidur mengingat ini masih pukul enam. Mungkin saja istrinya kelelahan dan tertidur nyenyak didalam kamar.Dengan langkah tegas Arzan memasuki kamarnya. Dirinya ingin memastikan jika istrinya benar-benar ada di dalam kamar.CeklekkKosong. Jantung Arzan berdebar tidak karuan, hatinya kalut. Takut Sheyza pergi dari sini. Langkahnya langsung tertuju pada kamar mandi di dalam kamar. Tanpa ragu Arzan langsung membukanya. Tak ada siapapun. Arzan cemas. Pikirannya sudah tidak bisa positif lagi. Dengan langkah tergesa, Arzan keluar dari dalam kamar itu. Jelas tujuannya adalah mencari Sheyza disekitar apartemen.Sedangkan gadis yang dicari malah sedang asik duduk di sebuah kursi dan menikmati semangkuk bubur ayam. Tadi pagi tiba-

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 7

    Arzan membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan yang ada di kota. Mereka sama-sama memakai masker untuk menutupi wajah. Penampilan Arzan juga tidak seperti biasanya. Jika biasanya Arzan memakai pakaian formal atau bersarung, kali ini pria itu memilih memakai celana jeans hitam serta jaket kulit miliknya. Arzan menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya. Tujuannya jelas agar tidak ada orang yang mengenalinya."Kita beli ponsel dulu," ajak Arzan. Tangannya meraih tangan Sheyza untuk digenggam, namun Sheyza langsung menepisnya. Sheyza tidak mau bersentuhan dengan Arzan lagi.Cukup tadi pagi kesalahan Sheyza lakukan. Entah setan dari mana dirinya malah berdiam diri saat sang suami memeluknya. Untuk sekarang dirinya akan tetap menjaga kewarasan untuk tidak bersentuhan lagi dengan suaminya."Maaf, tapi saya takut nanti kamu hilang." Ucap Arzan kekeh tetap ingin menggandeng tangan lentik Sheyza."Saya bisa sendiri, saya sudah besar. Jadi anda tidak perlu repot-repot. Saya pastikan saya tidak ak

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 8

    Cup Arzan langsung membungkam mulut yang sibuk membantahnya itu dengan ciuman. Dirinya terlalu gemas dengan gadis ini.***"Gus Arzan kemana ya? Udah sore hampir sore juga tapi kok belum datang. Dihubungi juga nggak diangkat, mana kerjaan banyak lagi." Dumel Ardi walaupun sambil mengerjakan beberapa tumpukan berkas yang menggunung di meja kerja Gus Arzan."Apa lagi sama istrinya ya? Kemarin kan sempat ditinggal ke Bandung, mungkin mereka lagi kangen-kangenan. Oke kalau gitu coba hubungi Ning Anisa aja, terus minta tolong Gus Arzan disuruh ke kantor gitu. Ah pasti langsung kesini kan, emang pinter banget kamu Ardi. Maaf ya Gus mengganggu waktu berduanya. Tapi kalau gak gini kerjaan gak selesai-selesai." Ide brilian Ardi muncul tiba-tiba. Ardi langsung mengeluarkan ponsel miliknya.***Anisa sedang duduk santai di kursi rotan samping ndalem, tiba-tiba ponselnya berdering. Buru-buru wanita berhijab biru itu mengambil ponsel di kantong gamisnya. Kepalanya mengernyit saat membaca nama A

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 9

    Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di pesantren Al-Hikmah. Arzan turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Saat kakinya melangkah ke ndalem, di depan pintu sudah terlihat keberadaan ummi Zulfa duduk di kursi rotan.Dengan tersenyum, Arzan menghampiri sang ummi dan mengulurkan tangannya pada ummi Zulfa. "Ummi kapan pulang? Abah kemana?""Abah sudah istirahat, tadi banyak sekali kegiatannya jadi mungkin kecapekan." Jawab ummi Zulfa lembut.Arzan menganggukkam kepalanya. "Terus ummi kenapa masih diluar sendirian. Ini sudah malam ummi, ayo istirahat kasihan Abah tidur sendirian."Ummi Zulfa menggeleng. "Ummi nungguin Abang pulang. Kenapa pulangnya sampai jam segini?"Arzan terkekeh. "Ummi kan sudah biasa lihat Abang pulang jam segini. Ini masih jam sepuluh lewat. Biasanya Abang juga pulang jam dua belas malam," jawab Arzan sembari beringsut duduk di dekat umminya. Dirinya benar-benar lelah seharian ini. Ya le

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 10

    Ini sudah terhitung lima kali Arzan memuntahkan isi perutnya. Wajah dan badannya juga terlihat lemas sekali."Mas nggak usah pergi ke kantor dulu deh, istirahat saja dirumah." Ucap Anisa yang sudah rapi dengan gamis ungunya. "Tapi maaf ya mas, Anisa gak bisa temenin mas dirumah. Anisa mau ke rumah sakit mau ngambil hasil pemeriksaan kemarin."Arzan hanya mengangguk saja. "Saya juga harus pergi keluar. Kamu bisa minta antar jemput pak Kardi ya," ucap Arzan. Pak Kardi adalah supir yang biasa mengantar umi dan Abah."Mau kemana mas? Mas kan lagi sakit, mending dirumah saja dulu. Itu dilaci ada obat masuk angin nanti bisa diminum setelah sarapan.""Saya harus ke kantor, banyak berkas yang belum saya tandatangani. Jam tiga sore nanti juga harus meeting klien dari Jepang."Anisa mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi mau maksa Arzan untuk tetap di rumah juga tidak bisa karena harus buru-buru pergi. Andai Anisa tidak pergi pasti dia akan menahan suaminya agar tidak berangkat ke kantor dulu. Dia

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 11

    Seorang pria jangkung bernama Noah, seorang travel agent yang baru beberapa hari ini Sheyza kenal. Mereka tak sengaja bertemu di sebuah tempat wisata. Beberapa hari yang lalu Sheyza pergi ke sebuah tempat wisata karena dirinya merasa bosan terus-terusan di apartemen, tanpa sepengetahuan Arzan tentunya. Dan siapa sangka dirinya bertemu dengan sosok Noah.Setelah beberapa saat mengobrol, Sheyza merasa nyambung dengan Noah. Dan ternyata Noah juga tinggal di apartemen yang sama dengannya cuma berbeda unit saja.Sebenarnya Noah tinggal di Bali bersama orang tuanya yang memang memiliki usaha disana. Dia di jakarta karena perjalanan bisnis dan tempat kelahirannya juga disini karena rumah neneknya disini. Jadi tak jarang juga Noah berkunjung ke Jakarta.Sheyza dan Noah sempat beberapa kali bertemu, walaupun hanya sekedar makan atau ngobrol di taman dekat apartemen."Woaahhh ini kamu beli buat aku?"Noah tersenyum senang melihat ekspresi gadis di depannya."Makasih Noah.... Makasih," Sheyza la

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Sheyza istri rahasia    Bab 83

    "Wahh, cucu Oma ganteng banget. Hish, udah gak sabar ya mau nikah. Oma penasaran banget sama perempuan yang udah bisa naklukin hati cucu Oma ini," kata Oma Ina sambil merapikan dasi Noah.Noah tersenyum malu-malu, bahkan pipinya sudah memerah seperti tomat, "Oma...""Ini kan lamaran dulu, tapi jangan lama-lama ya nikahnya. Oma mau kalian segera menikah."Noah mengangguk, dirinya juga tidak akan lama-lama menikahi Nabila. Dia ingin segera menghalalkan gadis itu."Udah ganteng banget. Sekarang kita keluar. Mama sama papa kamu udah nungguin diluar." Oma Ina menggamit lengan Noah mengajak cucunya keluar dari kamar.Sesuai rencana Noah, malam ini mereka akan datang ke rumah Nabila. Sesuai alamat yang telah diberikan oleh gadis itu. Noah juga sudah tau letak pondok pesantrennya, karena sore tadi Noah menyuruh orang untuk melacak pondok pasantren tersebut.Beberapa hantaran telah disediakan oleh Noah. Itu juga Oma Ina yang menyiapkannya. Oma Ina sangat antusias mendengar cucunya ingin menika

  • Sheyza istri rahasia    Bab 82

    FlashbackBeberapa hari sebelumnya."Mbak,"Sheyza yang sedang menimang Abyan langsung menoleh saat mendengar suara Nabila yang ada di samping kanannya. Dirinya saat ini sedang duduk disebuah kursi samping ndalem pondok pasantren. Abyas, kembaran Abyan itu saat ini sedang bersama dengan ummi Zulfa. Sheyza ingin mencari udara segar dan mengajak Abyan duduk disamping ndalem.Sheyza tersenyum manis. "Iya, Bila. Sini duduk,"Sheyza menepuk kursi di sebelahnya.Nabila tersenyum riang, lalu menghampiri kakak iparnya itu. "Gembul banget pipinya mbak. Hish gemesin banget deh." Ucap Nabila sambil menciumi pipi bayi itu yang anteng sekali.Sheyza terkekeh. "Iya, padahal baru beberapa hari juga kan? Cuman ASI doang, tapi masya Allah... Abyan sama Abyas sehat sekali sampai pada gembul gini.""Iya mbak. Jadi anak yang Sholeh ya sayang," ucap Nabila lagi. Sheyza hanya tertawa melihat tingkah adik iparnya itu yang sedang mengganggu Abyan. Sedangkan Abyan hanya diam saja, Abyan tidak mudah menangis

  • Sheyza istri rahasia    Bab 81

    "Jangan aneh-aneh. Kamu itu selalu saja bercanda," Nabila menghubungi Noah karena tak tahan dengan pesan yang dikirim oleh pria itu.Noah terkekeh ditelpon sana. "Saya gak bercanda sama sekali. Saya ingin menikahi kamu, Nabila. Saya memang tidak bisa mengatakan ini cinta. Tapi saya tertarik dengan kamu. Saya ingin lebih mengenal kamu lagi, tapi pastinya dalam hubungan yang halal. Saya ingin menikahi kamu," kata Noah sungguh-sungguh.Nabila meneguk ludahnya susah payah, dirinya bingung sendiri jadinya."Saya, emm saya gak bisa.""Kenapa? Saya mengajak kamu ke jalan yang benar, bukan mengajak kamu maksiat.""Tapi tapi saya gak bisa. Abang dan Abah saya pasti gak akan beri ijin," kata Nabila sambil menggigit bibirnya dengan kuat. Perasaan bingung itu menyeruak di dalam dirinya. Dia juga tidak tau kenapa bisa merasakan hal seperti ini. Bisa saja kan dia menolak Noah, tapi hatinya malah menginginkan hal lain, seolah berat menolak Noah. Aneh! Nabila merasakan sesuatu yang lain didalam hatin

  • Sheyza istri rahasia    Bab 80

    "Masya Allah, ganteng banget anak ayah." Arzan menciumi pipi Abyan dan Abyas secara bergantian. Keduanya dibaringkan ditepat tidur setelah tadi selesai mandi."Mirip banget sama ayah ya. Gak ada yang mirip sama bunda," Arzan terkekeh. Tak menyangka jika kedua anak kembarnya malah sangat mirip dengan dirinya."Ngomongin aku?" Tiba-tiba Sheyza keluar dari dalam kamar mandi dan langsung menghampiri ketiganya.Arzan menyambutnya dengan senyuman lebar. "Lihat sayang, bunda kalian udah cantik banget. Udah wangi lagi," Kata Arzan sambil menatap teduh ke arah Sheyza.Sheyza tersenyum malu-malu, berjalan menghampiri kedua bayinya lalu mengecup pipi keduanya dengan gemas."Lah, ayah kok gak dicium sih bunda. Masa Abyan sama Abyas doang!" protes Arzan dengan bibir yang mengerucut.Sheyza terkekeh kecil, mencubit dagu sang suami dengan gemas. "Nggak boleh cium didepan anak-anak, ayah.""Kenapa?" Arzan tampak tak terima."Mereka masih kecil. Beri contoh yang baik-baik untuk mereka ya.""Cium juga

  • Sheyza istri rahasia    Bab 79

    "Tolong!!" Sinta berteriak nyaring didalam sebuah ruangam. Dia sangat ketakutan karena ruangan itu sangat gelap, tidak ada cahaya sedikitpun yang menyinari. Sinta juga tidak tau kemana teman-temannya berada, sedari tadi dirinya menjerit juga tidak ada yang meresponnya. Lantai yang dingin menusuk kulit Sinta yang tak mengenakan apapun."Orion!!" Sinta berteriak memanggil nama cowok yang bersama dengannya tadi, namun hanya ada keheningan yang menjawab didalam ruangan itu.Sinta meneguk ludahnya susah payah, berarti dirinya benar-benar sendirian didalam ruangan ini."Papa!! Mama!! Tolong Sinta! Sinta takut disini hiks hiks hiks." Tangis Sinta menggema didalam ruangan. Dirinya tidak tau harus berbuat apa, ingin berlari dan pergi dari tempat terkutuk ini, tapi tangan dan kakinya sama sekali tidak bisa di gerakkan, dia di ikat."Siapapun kalian, jangan jadi pengecut kayak gini! Gue gak akan pernah lepasin siapapun yang udah berani main-main sama gue!!" teriak Sinta kembali.Ceklekk Tidak l

  • Sheyza istri rahasia    Bab 78

    Nabila menatapi Abangnya yang sibuk senyum-senyum sendiri, dirinya memutar otaknya bagaimana caranya agar sang Abang pergi dari ruangan yang ditempati olehnya ini. Karena dirinya tidak mau abangnya sampai melihat dirinya di datangi oleh seorang pria. Dirinya sangat tau seperti apa posesifnya sang Abang.Nabila menggigit bibir bawahnya dengan kuat. "Bang," panggil Nabila.Arzan menoleh. "Kenapa? Butuh sesuatu? Abang bisa ambilkan," ucap Arzan menoleh sebentar lalu pandangannya kembali lagi pada ponselnya yang masih hidup. Dirinya sibuk berbalas pesan dengan Sheyza.Nabila menggeleng. "Emm, Abang gak mau pulang aja?" Nabila bertanya dengan nada suara pelan hampir seperti berbisik."Apa? Apa? Abang gak denger yang kamu bilang. Coba suara kamu sedikit besar. Kamu udah kayak orang mau ngajak gosip aja ngomongnya pelan-pelan gitu," Nabila menghembuskan nafasnya kasar.Memberanikan diri. "Emm, Abang gak kangen sama si kembar? Udah beberapa jam Abang pergi, ummi sama Abah juga ada disini. Ab

  • Sheyza istri rahasia    Bab 77

    "Astaghfirullah, siapa yang sudah tega melakukan hal ini sama Bila. Ya Allah," Ummi Zulfa memekik saat melihat kondisi Nabila yang tidak baik-baik saja. Apa lagi tadi dokter mengatakan jika ada beberapa luka memar yang ada disekitar tubuh putrinya. Mereka semua tak tau apa yang telah di alami oleh Nabila sampai seperti ini. Nabila sama sekali tidak bercerita apapun."Ummi tenang dulu," Arzan menangkap tubuh ummi Zulfa yang hampir limbung. "Sakit jantung ummi bisa kambuh kalau ummi gak tenang," timpal Arzan lagi.Ummi Zulfa menggeleng dengan air mata yang terus berlinang, sungguh melihat kondisi anak perempuannya tidak baik-baik saja seperti saat ini membuat hatinya hancur."Ummi tenang dulu. Dokter tadi udah periksa Bila, katanya Bila baik-baik aja. Sebentar lagi juga siuman," kata Arzan berusaha menenangkan sang ummi."Siapa yang sudah melakukan hal ini sama adik kamu, bang. Dari kapan adik kamu mengalami hal menyedihkan seperti ini? Dan kenapa Bila diam aja? Kenapa Bila gak pernah

  • Sheyza istri rahasia    Bab 76

    Entah bagaimana perasaan Nabila sekarang, tapi yang jelas baru pertama kali ini dirinya merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul didalam dirinya."Ya Allah aku kenapa," monolog Nabila. Sejak meninggalkan ruangan pria itu tadi, Nabila tak berhenti tersenyum. Bahkan saat dosen menyampaikan materi kuliah, Nabila sama sekali tak mendengarnya.Brakk Tengah asik melamun, Nabila terlonjak kaget saat meja yang ditempati olehnya tiba-tiba digebrak oleh seseorang.Nabila mendongak, ternyata pelakunya adalah Sinta yang sudah berdiri didepannya sambil bersidekap dada bersama dengan antek-anteknya.Nabila meneguk ludahnya susah payah, apa lagi melihat wajah mereka yang sangat menyeramkan. Rasanya Nabila ingin kabur aja saat ini juga. Harusnya tadi Nabila pulang saja saat dosen selesai memberikan mata kuliah tadi, tapi karena terlalu larut akan perasaan anehnya, Nabila sampai lupa pada Sinta dan antek-anteknya yang bisa menggangunya kapan saja."Wuuu apa tuh," salah satu teman Sinta menunjuk

  • Sheyza istri rahasia    Bab 75

    Ting[Masuk Nabila, saya tau kamu sudah ada didepan. Kamu mau saya bukain pintu dan menarik kamu? Dengan senang hati akan saya lakukan.]Nabila berkedip pelan membaca pesan yang baru saja masuk diponselnya itu. Baru saja dirinya membuka ponsel dan mendapati pesan dari pria aneh itu. Nabila menarik nafasnya untuk sesaat lalu membuangnya kasar. Tangannya terangkat mengetuk pintu berwarna cokelat di depannya ini.Tok tok tok"Masuk!"Suara itu langsung terdengar membuat Nabila mendengus dan langsung menarik hendle pintu dan masuk ke dalam ruangan itu."Jauh banget kayaknya ruangan saya ya. Ini sudah hampir tiga puluh menit kamu baru sampai. Padahal saya, hanya membutuhkan waktu satu menit saja untuk sampai disini." Sinis Noah matanya menyorot tajam ke arah Nabila."Saya berjalan,""Saya juga jalan, apa kamu pikir saya terbang sampai ke ruangan saya?"Nabila melengos, menggeram kesal. Berdebat dengan pria didepannya ini tidak akan ada ujungnya, yang ada dirinya akan capek sendiri."Waktu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status