Share

Bab 4

Penulis: Anotherika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 14:27:53

Saat ini kedua orang suami istri itu sudah sampai di jakarta lebih tepatnya di apartemen milik Arzan. Tentu saja Arzan langsung membawa Sheyza ke apartemen miliknya. Karena tidak mungkin kalau membawa Sheyza ke pesantren, yang ada akan banyak tanda tanya disana terutama dari orang tua dan istrinya.

"Ini apartemen saya. Mulai sekarang kamu tinggal disini. Untuk keperluan kamu besok kita beli." Ucap Arzan sembari membukakan pintu untuk Sheyza.

Sheyza menatap sekeliling ruangan yang terlihat sangat mewah. Semua barang-barangnya lengkap. Matanya memanas saat mengingat kehidupannya dulu. Dulu saat ayahnya masih ada, semua keinginan Sheyza tidak pernah terlewatkan. Apapun yang dia mau pasti dia dapatkan. Begitupun dengan kakak angkatnya. Mungkin karena hal itu lah sang kakak jadi seperti ini. Dia selalu meminta uang kepada Sheyza untuk mendapatkan hal-hal yang dia inginkan.

"Disana kamar saya dan akan menjadi kamar kamu juga mulai sekarang. Kamu bisa istirahat disana." Tunjuk Arzan pada sebuah pintu yang ada di ruangan itu. "Tapi maaf masih banyak barang punya saya. Besok saya akan datang membawa beberapa keperluan dan baju buat kamu. Atau kalau perlu kita belanja bersama semua keperluan kamu." Sambung Arzan.

Cantik. Sangat cantik. Matanya menatap lekat wajah cantik istri keduanya itu. Arzan tidak menampik hal itu. Dirinya terpesona dengan kecantikannya.

Arzan juga pria normal. Semua pria akan menikmati pemandangan yang indah-indah bukan? Tapi biasanya Arzan tidak pernah melakukan hal seperti itu karena dosa. Dirinya sangat pandai menjaga pandangan. Namun kini dengan Sheyza? Mungkin karena Sheyza sekarang sudah menjadi istrinya, jadi tidak masalah bukan.

Tapi dulu, Arzan harus berbulan-bulan menyesuaikan diri dengan istri pertamanya. Sedangkan dengan Sheyza, kenapa rasanya berbeda?

"Kamu bisa langsung istirahat. Saya pamit pulang ke pesantren, saya akan bermalam disana. Nanti saya pesankan makan untuk makan malam kamu." Ucap Arzan lagi. Meskipun ucapannya terkesan diabaikan dan dirinya seakan didiamkan oleh istri barunya, Arzan tidak masalah. Dirinya sadar diri. Yang terpenting adalah Sheyza tidak berontak dan meminta untuk pergi.

Sedangkan Sheyza tidak peduli dengan apapun yang akan suami barunya lakukan. Yang dia inginkan saat ini adalah ketenangan. Dia rasa tempat ini juga lebih baik untuk menghindari pria bajingan kemarin.

Sheyza menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Tubuhnya lelah, sungguh lelah. Hampir semalaman dirinya tidak tidur gara-gara kejadian sialan itu bersama sang suami. Ditambah siangnya harus menghadapi drama pernikahan dan jangan lupakan kejadian di taman dengan pria yang dia panggil Abang itu juga. Semuanya terasa begitu melelahkan untuk Sheyza. Sudah lelah tubuh, ditambah lelah batin juga. Sungguh miris nasib hidupnya. Entah sampai kapan dirinya harus merasakan kepedihan hidup yang seakan tiada hentinya.

"Shey kalau kamu mau istirahat, langsung di kamar saja. Saya mau ambil makanan didepan," ucap Arzan.

Sheyza tidak membalas apapun. Matanya malah dia pejamkan dengan tenang, mengabaikan ucapan sang suami.

Arzan mengembuskan napas kasar. Memilih mengalah, Arzan mengalah keluar dari ruangan.

Menit berlalu hingga beberapa jam terlewati. Tak terasa Sheyza sudah tertidur beberapa jam lamanya. Tubuh yang tadinya sangat lelah, sekarang sudah lebih agak mendingan.

Sheyza membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk pada netranya. Sedetik kemudian matanya terbelalak saat menyadari ruangannya tampak beda. Apalagi posisinya sekarang terbaring miring diatas ranjang empuk. Padahal seingatnya tadi dirinya tidur di sofa. Tapi ini... Siapa yang memindahkan nya?

Beberapa saat kemudian Sheyza sudah bisa menebak siapa yang memindahkan dirinya. Mendadak sebal. Ya siapa lagi kalau bukan suami barunya. Marah? Jelas! Dirinya sudah bertekad untuk tidak disentuh lagi oleh pria itu. Walaupun cuman gendong atau digenggam, Sheyza tetap tidak mau. Tapi ini, sial dirinya kecolongan.

Setelah selesai menyumpah serapahi sang suami, Sheyza bangkit menatap sekeliling kamar yang sangat rapi itu. Sungguh dirinya merasa dejavu. Dia teringat akan tempat tinggalnya yang dulu.

Bangun tidur seperti ini biasanya Sheyza akan langsung minum air. Karena di kamar tidak ada air minum, mau tidak mau dirinya harus bangkit mencarinya sendiri. Tujuannya saat ini adalah dapur.

Sampai di dapur, Sheyza terkejut mendapati dua kotak makan. Ditambah ada note kecil disana.

"Shey saya pulang dulu. Maaf saya tidak tahu makanan kesukaan kamu, tapi saya berharap kamu menyukainya. Kalau bosan, kamu bisa menonton TV, karena keperluan kamu baru akan saya belanjakan besok, termasuk ponsel kamu."

Sheyza tertegun membaca note itu.

***

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, ya Allah mas. Mas kenapa baru pulang? Mas tidak apa-apa kan?" Dan baru saja masuk ndalem, Arzan sudah disambut dengan istrinya, Anisa.

Anisa menatap Arzan cemas karena sedari kemarin ponsel milik suaminya itu tidak bisa dihubungi sama sekali. Khawatir? Jelas. Anisa takut terjadi sesuatu pada suaminya. Terlebih suaminya pergi sendiri tanpa Ardi, asistennya. Biasanya Arzan akan membawa serta Ardi saat perjalanan ke luar kota.

Arzan tersenyum simpul. "Maaf ya sayang," ucapnya sambil mengusap kepala Anisa sayang.

"Ponsel mas susah banget di hubungi, padahal online. Ardi juga sudah coba hubungi kamu, tapi tetap gabisa." Sebal Anisa.

Arzan bingung mau menjawab bagaimana. Dia memang sengaja tidak mengangkat panggilan dari siapapun. Selain sibuk karena kejadian kemarin, dirinya juga sedang tidak ingin diganggu oleh orang rumah karena nanti akan membuat bimbang dengan keputusan yang akan diambilnya.

"Maaf ya sayang, kemarin ma-"

"Ya ampun gus, saya cariin loh sampai ke Bandung tapi anda tidak ada,"

Suara Ardi tiba-tiba muncul dari pintu ndalem. Ardi yang ikut kalut karena tidak mendapat kabar apapun dari sang bos langsung ambil tindakan. Ditengah kesibukan yang melandanya, dia tetap meluangkan waktu untuk mencari sang atasan ke bandung. Dirinya mengecek ke alamat hotel yang dikirim oleh Arzan sebelum berangkat. Tapi hasilnya nihil. Malah resepsionis hotel bilang kalau Arzan sudah checkout sedari kemarin. Jadilah Ardi kembali ke jakarta dan langsung menuju ke ndalem, siapa tahu Gus Arzan sudah sampai rumah.

Arzan menanggapi dengan senyum. "Maaf Ardi, acara peresmian milik Bella kemarin benar-benar menyita waktu saya. Saya jadi tidak sempat membuka handphone."

Ardi mengangguk. "Tidak apa Gus. Yang penting anda baik-baik saja itu sudah cukup. Kalau begitu saya pamit mau ke kantor lagi," Ardi undur diri karena merasa urusannya sudah selesai disana.

Arzan mengangguk saja. Lalu tatapannya mengarah ke ndalem yang tampak sepi. "Ummi sama Abah kemana?"

"Ummi sama Abah tadi bilang ada keperluan di luar. Mas pasti capek, ayo istirahat." Ajak Anisa lembut.

Arzan menurut saja karena memang dia merasakan tubuhnya amat sangat lelah. Setelah kejadian kemarin, rasa-rasanya Arzan butuh tidur yang nyenyak.

Bab terkait

  • Sheyza istri rahasia    Bab 5

    Namanya Arshaka Syauqi Arzan. Usianya baru menginjak dua puluh sembilan tahun dan sudah menikah lima tahun yang lalu dengan wanita muslimah bernama Anisa Az-Zahra. Gadis yatim piatu pilihan abahnya. Sang Abah menjodohkan Anisa dengan Arzan karena ayah Anisa dengan abahnya dulu sahabatan. Dan mereka punya janji untuk menjodohkan kedua anak mereka jika sudah besar nanti. Keduanya tidak saling mengenal. Tapi karena baktinya kepada orang tua, Arzan menerima pernikahan itu.Setelah mendengar kepergian sahabatnya, kyai Rafiq langsung mencari keberadaan kediaman sang sahabat di Jogja hingga bertemu dengan anaknya. Itu semua karena terdapat foto didalam dompet milik Anisa. Sudah dua puluh lima tahun lamanya mereka tidak bertemu, tepatnya setelah ayah Anisa menikah dan langsung pindah ke Jogja.Anisa yang hidup sebatang kara menjadi bahagia karena bisa menjadi istri seorang Gus Arzan, penerus pondok pesantren Al-Hikmah. Dirinya tidak perlu susah-susah lagi mencari pekerjaan seperti yang dia la

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 6

    Sebuah unit apartemen adalah tujuan Arzan. Dan saat ini dirinya sudah sampai di depan unit apartemennya. Tanpa menunda-nunda Arzan langsung masuk mencari keberadaan Sheyza. Namun yang dicari ternyata tidak ada disana. Arzan masih berpikir positif mungkin Sheyza masih tidur mengingat ini masih pukul enam. Mungkin saja istrinya kelelahan dan tertidur nyenyak didalam kamar.Dengan langkah tegas Arzan memasuki kamarnya. Dirinya ingin memastikan jika istrinya benar-benar ada di dalam kamar.CeklekkKosong. Jantung Arzan berdebar tidak karuan, hatinya kalut. Takut Sheyza pergi dari sini. Langkahnya langsung tertuju pada kamar mandi di dalam kamar. Tanpa ragu Arzan langsung membukanya. Tak ada siapapun. Arzan cemas. Pikirannya sudah tidak bisa positif lagi. Dengan langkah tergesa, Arzan keluar dari dalam kamar itu. Jelas tujuannya adalah mencari Sheyza disekitar apartemen.Sedangkan gadis yang dicari malah sedang asik duduk di sebuah kursi dan menikmati semangkuk bubur ayam. Tadi pagi tiba-

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 7

    Arzan membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan yang ada di kota. Mereka sama-sama memakai masker untuk menutupi wajah. Penampilan Arzan juga tidak seperti biasanya. Jika biasanya Arzan memakai pakaian formal atau bersarung, kali ini pria itu memilih memakai celana jeans hitam serta jaket kulit miliknya. Arzan menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya. Tujuannya jelas agar tidak ada orang yang mengenalinya."Kita beli ponsel dulu," ajak Arzan. Tangannya meraih tangan Sheyza untuk digenggam, namun Sheyza langsung menepisnya. Sheyza tidak mau bersentuhan dengan Arzan lagi.Cukup tadi pagi kesalahan Sheyza lakukan. Entah setan dari mana dirinya malah berdiam diri saat sang suami memeluknya. Untuk sekarang dirinya akan tetap menjaga kewarasan untuk tidak bersentuhan lagi dengan suaminya."Maaf, tapi saya takut nanti kamu hilang." Ucap Arzan kekeh tetap ingin menggandeng tangan lentik Sheyza."Saya bisa sendiri, saya sudah besar. Jadi anda tidak perlu repot-repot. Saya pastikan saya tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 8

    Cup Arzan langsung membungkam mulut yang sibuk membantahnya itu dengan ciuman. Dirinya terlalu gemas dengan gadis ini.***"Gus Arzan kemana ya? Udah sore hampir sore juga tapi kok belum datang. Dihubungi juga nggak diangkat, mana kerjaan banyak lagi." Dumel Ardi walaupun sambil mengerjakan beberapa tumpukan berkas yang menggunung di meja kerja Gus Arzan."Apa lagi sama istrinya ya? Kemarin kan sempat ditinggal ke Bandung, mungkin mereka lagi kangen-kangenan. Oke kalau gitu coba hubungi Ning Anisa aja, terus minta tolong Gus Arzan disuruh ke kantor gitu. Ah pasti langsung kesini kan, emang pinter banget kamu Ardi. Maaf ya Gus mengganggu waktu berduanya. Tapi kalau gak gini kerjaan gak selesai-selesai." Ide brilian Ardi muncul tiba-tiba. Ardi langsung mengeluarkan ponsel miliknya.***Anisa sedang duduk santai di kursi rotan samping ndalem, tiba-tiba ponselnya berdering. Buru-buru wanita berhijab biru itu mengambil ponsel di kantong gamisnya. Kepalanya mengernyit saat membaca nama A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 9

    Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di pesantren Al-Hikmah. Arzan turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Saat kakinya melangkah ke ndalem, di depan pintu sudah terlihat keberadaan ummi Zulfa duduk di kursi rotan.Dengan tersenyum, Arzan menghampiri sang ummi dan mengulurkan tangannya pada ummi Zulfa. "Ummi kapan pulang? Abah kemana?""Abah sudah istirahat, tadi banyak sekali kegiatannya jadi mungkin kecapekan." Jawab ummi Zulfa lembut.Arzan menganggukkam kepalanya. "Terus ummi kenapa masih diluar sendirian. Ini sudah malam ummi, ayo istirahat kasihan Abah tidur sendirian."Ummi Zulfa menggeleng. "Ummi nungguin Abang pulang. Kenapa pulangnya sampai jam segini?"Arzan terkekeh. "Ummi kan sudah biasa lihat Abang pulang jam segini. Ini masih jam sepuluh lewat. Biasanya Abang juga pulang jam dua belas malam," jawab Arzan sembari beringsut duduk di dekat umminya. Dirinya benar-benar lelah seharian ini. Ya le

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 10

    Ini sudah terhitung lima kali Arzan memuntahkan isi perutnya. Wajah dan badannya juga terlihat lemas sekali."Mas nggak usah pergi ke kantor dulu deh, istirahat saja dirumah." Ucap Anisa yang sudah rapi dengan gamis ungunya. "Tapi maaf ya mas, Anisa gak bisa temenin mas dirumah. Anisa mau ke rumah sakit mau ngambil hasil pemeriksaan kemarin."Arzan hanya mengangguk saja. "Saya juga harus pergi keluar. Kamu bisa minta antar jemput pak Kardi ya," ucap Arzan. Pak Kardi adalah supir yang biasa mengantar umi dan Abah."Mau kemana mas? Mas kan lagi sakit, mending dirumah saja dulu. Itu dilaci ada obat masuk angin nanti bisa diminum setelah sarapan.""Saya harus ke kantor, banyak berkas yang belum saya tandatangani. Jam tiga sore nanti juga harus meeting klien dari Jepang."Anisa mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi mau maksa Arzan untuk tetap di rumah juga tidak bisa karena harus buru-buru pergi. Andai Anisa tidak pergi pasti dia akan menahan suaminya agar tidak berangkat ke kantor dulu. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 11

    Seorang pria jangkung bernama Noah, seorang travel agent yang baru beberapa hari ini Sheyza kenal. Mereka tak sengaja bertemu di sebuah tempat wisata. Beberapa hari yang lalu Sheyza pergi ke sebuah tempat wisata karena dirinya merasa bosan terus-terusan di apartemen, tanpa sepengetahuan Arzan tentunya. Dan siapa sangka dirinya bertemu dengan sosok Noah.Setelah beberapa saat mengobrol, Sheyza merasa nyambung dengan Noah. Dan ternyata Noah juga tinggal di apartemen yang sama dengannya cuma berbeda unit saja.Sebenarnya Noah tinggal di Bali bersama orang tuanya yang memang memiliki usaha disana. Dia di jakarta karena perjalanan bisnis dan tempat kelahirannya juga disini karena rumah neneknya disini. Jadi tak jarang juga Noah berkunjung ke Jakarta.Sheyza dan Noah sempat beberapa kali bertemu, walaupun hanya sekedar makan atau ngobrol di taman dekat apartemen."Woaahhh ini kamu beli buat aku?"Noah tersenyum senang melihat ekspresi gadis di depannya."Makasih Noah.... Makasih," Sheyza la

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Sheyza istri rahasia    Bab 12

    "Kondisi pasien masih syok ringan dan terdapat luka lebam di dekat matanya. Untung saja kandungan nya tidak apa-apa." Terang dokter setelah memeriksa keadaan Sheyza. Setelah kejadian Sheyza pingsan, keduanya langsung membawa Sheyza ke rumah sakit karena panik.Apa yang disampaikan dokter itu membuat mata Noah membola, begitu juga dengan Arzan. Tubuhnya menegang, lidahnya keluar tidak mampu mengucapkan kata-kata."Is-istri saya ha-mil?""Ya. Dan kandungannya masih trimester pertama, masih tiga Minggu. Dijaga ya mas, karena trimester pertama itu sangat rentan keguguran." Jawab dokter.Arzan mengusap wajahnya. Rasa haru langsung menyeruak di dalam hatinya, tidak pernah menyangka jika istri rahasianya hamil. Dadanya berdebar kencang. Rasa syukur terus keluar dari bibir Arzan. "Lain kali kalau mau berantem di tempat yang jauh mas. Kalau perlu ke mars sekalian biar tidak kena perempuan. Kalau begini kan kasihan mbaknya. Beruntung mbaknya cuma pingsan dan lebam. Kalau sampai dedek bayinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Sheyza istri rahasia    Bab 41

    "temen apa temen?" Oma menatap cucunya itu dengan tatapan meledek. Sesuai yang di ucapkan oleh Oma Ina tadi, kedua nya kini tengah mengobrol berdua. Sedangkan Sheyza, di suruh istirahat di kamar oleh Oma.Noah mendengus, mengambil keripik yang baru saja di buat oleh bibik lalu memakan nya dengan santai."Temen doang Oma."Oma mengangguk. "Iya teman, Oma percaya. Tapi kenapa kamu membawa kabur temen kamu dari suaminya hm?""Noah enggak bawa kabur Oma.""Jangan berbohong Noah. Oma tau dia itu istri orang karena dia dalam keadaan hamil," Oma menghela nafas nya kasar. "Atau kemungkinan besar dia hamil sama kamu iya?"Noah menggeleng kan kepala nya cepat. "Noah enggak mungkin berbuat seperti itu Oma, malu-maluin. Kalau Noah mau pasti melakukannya dalan keadaan sudah halal. Walaupun Noah begajulan, tapi Noah masih menjunjung nilai-nilai seperti itu." Noah menghembuskan nafas nya kasar, sebenarnya tak jarang dari teman kolega bisnisnya yang sering mengajak one night stand. Tapi Noah selalu m

  • Sheyza istri rahasia    Bab 40

    Nabila dan Kyai Rofiq berlarian ke ruang IGD saat seorang perawat mengatakan jika pasien kecelakaan barusan ada di ruang IGD. Beruntung tidak banyak pasien didalamnya, hanya beberapa orang saja. Kyai Rofiq juga tak kalah khawatirnya dengan putra laki-laki satu-satunya itu. Sedari menuju ke klinik, beliau tidak henti-hentinya meramalkan doa."Ya Allah bang, gimana keadaannya?""Tidak apa-apa, hanya lecet sedikit." Sahut Arzan yang sudah duduk dibrankar, tangannya tidak diinfus karena hanya ada beberapa luka lecet di kening serta tangannya.Nabila menghembuskan nafasnya lega. Walaupun masih jengkel dengan perilaku abangnya, tapi tidak bisa dipungkiri juga kalau Nabila khawatir saat abahnya mengatakan Arzan kecelakaan."Kok bisa kecelakaan bang?""Emm tadi ada orang lewat didepan Abang bah, Abang yang lagi fokus lihat samping kanan tidak sadar. Jadi pas noleh ke depan lihat orangnya Abang terkejut, langsung banting setir deh.""Orangnya tidak apa-apa?"Arzan menggeleng. "Orangnya tidak

  • Sheyza istri rahasia    Bab 39

    POV Noah"Malam-malam begini beneran mau ke Jakarta? Cuacanya lagi gak mendukung, jaraknya juga lumayan jauh. Gimana kalau besok aja?"Noah menoleh ke arah temannya yang mengajak bicara. "Udah gak bisa ditunda lagi, gue mau ketemu seseorang.""Bukannya sebulan lalu Lo juga udah pulang ke Jakarta?"Kepala Noah mengangguk. "Tapi gak ketemu orangnya, bahkan gue udah suruh orang buat nyari." Sebulan yang lalu Noah memang sudah kembali ke jakarta untuk bertemu Sheyza. Namun sayang orang yang ingin ditemuinya malah tidak ada. Dia sudah mencari Sheyza kemana-mana sampai beberapa hari tapi hasilnya tetap tidak ada. Noah sampai membayar orang untuk ikut mencari keberadaan Sheyza.Tapi Noah juga tidak bisa lama-lama di Jakarta karena dia harus menghandle perusahaan yang ada di Bali. Papanya sedang sakit dan tidak bisa masuk ke kantor. Alhasil dia terpaksa menyerahkan pencariannya kepada orang-orangnya.Dan malam ini setelah papanya pilih, Noah pamit terbang ke Jakarta. Dia ingin mencari Sheyza

  • Sheyza istri rahasia    Bab 38

    "Hahhaha," Anisa tertawa lepas dengan kejadian hari ini. Dirinya puas luar biasa, apa yang dia inginkan akhirnya tercapai juga. Sheyza berhasil pergi dengan drama yang dibuat olehnya. "Tidak sia-sia aku minum obatnya. Mungkin efeknya memang begini, tapi setelah minum penawarnya nanti aku yakin akan kembali seperti semula." Monolog Anisa sambil menatap pantulan dirinya pada cermin besar dikamarnya. Tidak masalah untuk sementara waktu dirinya harus menggunakan kursi roda seperti ini karena kakinya memang benar-benar lumpuh setelah mengonsumsi obat yang dia letakkan di dalam makanannya kemarin. Yang terpenting adalah sandiwaranya berhasil. "Anisa dilawan," bangganya pada diri sendiri. "Makanya jangan jadi pelakor kecil." Padahal dari awal Anisa lah yang bersalah disini. Dia berbohong tentang identitas aslinya, hingga berakhir Kyai Rofiq percaya kalau dirinya lah anak kandung dari pak Arman, sahabat Kyai Rofiq dulu.Anisa menggoyang-goyangkan penawar obat yang ada didalam botol kaca ya

  • Sheyza istri rahasia    Bab 37

    "Dasar wanita tidak tahu diri!! Akibat perbuatan kamu Anisa menjadi lumpuh sekarang!"Deg Hati Sheyza langsung sesak mendengarnya. Dirinya tidak salah dengar kan?"Maksud anda apa?" Tanya Sheyza masih mencoba tegar agar air matanya tidak mengalir."Kamu-""Gus tolong jangan bicara seperti itu, anda bisa melukai hati mbak Sheyza," Tegur Ardi saat dirinya baru saja sampai di ndalem dengan mendorong kursi roda Anisa."Jangan membelanya Ardi, dia tidak pantas dibela. Dia perempuan hina! Sudah ditampung disini bukannya berterimakasih malah membuat kegaduhan."DegHancur sudah hati Sheyza, bulir bening yang sekuat tenaga ditahan olehnya nyatanya tidak dia mampu. Air mata langsung keluar deras membasahi pipinya. Mau bagaimanapun Sheyza juga prempuan yang hatinya selembut sutra."Mbak Shey maksud Gus Arzan bukan seperti itu. Dia han-""Jangan ikut campur Ardi. Jangan sekali-kali kamu bela perempuan ini! Dia sudah mencelakai istri saya Anisa. Andai Anisa tidak sadar dengan pil itu, mungkin se

  • Sheyza istri rahasia    Bab 35

    "I-ini siapa kamu?" Tanya kyai Rofiq tergagap, tatapannya mengisyaratkan keingintahuan.Sheyza tersenyum kecut. Setelah rahasia pernikahannya kebongkar, Kyai Rofiq sama sekali tidak pernah mau berbicara kepadanya. Setiap kali Sheyza mencoba menyapanya, mertuanya itu sama sekali tidak merespon. Hal itu jelas membuktikan kalau mertuanya itu tidak merestui hubungan mereka. Hanya Nabila yang dengan baik hati mau menerima dirinya menjadi keluarga.Sheyza menekan rasa sesak di dadanya. "Maaf pak kyai, bisa kembalikan fotonya?" Pinta Sheyza sopan.Tapi tidak diindahkan oleh Kyai Rofiq. Beliau masih memperhatikan foto itu, "Apa hubungan kamu dengan perempuan ini?" "Dia ibu saya. Dan hanya itu kenang-kenangan yang saya miliki. Jadi saya mohon pak Kyai kembalikan foto itu,"DegTubuh Kyai Rofiq menegang mendengar perkataan Sheyza.***Malam begitu larut, Sheyza membalikkan tubuhnya kesana kemari. Perasaan gelisah menghantui dirinya. Apalagi ditambah perutnya yang sudah membesar hingga menyulit

  • Sheyza istri rahasia    Bab 35

    "I-ini siapa kamu?" Tanya kyai Rofiq tergagap, tatapannya mengisyaratkan keingintahuan.Sheyza tersenyum kecut. Setelah rahasia pernikahannya kebongkar, Kyai Rofiq sama sekali tidak pernah mau berbicara kepadanya. Setiap kali Sheyza mencoba menyapanya, mertuanya itu sama sekali tidak merespon. Hal itu jelas membuktikan kalau mertuanya itu tidak merestui hubungan mereka. Hanya Nabila yang dengan baik hati mau menerima dirinya menjadi keluarga.Sheyza menekan rasa sesak di dadanya. "Maaf pak kyai, bisa kembalikan fotonya?" Pinta Sheyza sopan.Tapi tidak diindahkan oleh Kyai Rofiq. Beliau masih memperhatikan foto itu, "Apa hubungan kamu dengan perempuan ini?" "Dia ibu saya. Dan hanya itu kenang-kenangan yang saya miliki. Jadi saya mohon pak Kyai kembalikan foto itu,"DegTubuh Kyai Rofiq menegang mendengar perkataan Sheyza.***Malam begitu larut, Sheyza membalikkan tubuhnya kesana kemari. Perasaan gelisah menghantui dirinya. Apalagi ditambah perutnya yang sudah membesar hingga menyulit

  • Sheyza istri rahasia    Bab 34

    "Mbak obatnya lain?" Tanya Nabila seolah menebak pikiran Sheyza.Sheyza mengangguk tanpa ragu. "Sepertinya ada yang menukarnya. Waktu pertama kali mbak kasih obat ke ibu obatnya hitam pekat, sedangkan yang ini hitamnya agak pudar. Dan setelah dihancurkan juga ternyata dalamnya berbeda."Pikiran Nabila langsung tertuju pada satu orang, si telur busuk. Ini pasti ulahnya!"Bila tahu mbak siapa orangnya, Bila tidak akan diam saja!" Ucap Nabila menggebu-gebu. Kalau sampai benar Anisa yang menukar obat ummi, dia akan memberikan ganjaran yang setimpal untuk kakak iparnya itu.Sheyza menahan lengan Nabila saat Nabila ingin pergi. "Jangan menuduh tanpa bukti,""Tapi ini sudah cukup membuktikan mbak. Bila yakin dia orangnya karena hanya dia yang menjadi pemeran antagonis disini." Sheyza menggeleng, "Kamu mau dimarahi sama Gus Arzan atau Kyai Rofiq?"Nabila bungkam, apa yang dikatakan oleh Sheyza benar. Jika dirinya menegur Anisa sekarang pasti Abah serta abangnya akan menjadi garda terdepan me

  • Sheyza istri rahasia    Bab 33

    Beberapa hari berlalu."Maaf ya mbak kalau yang jemput Bila, soalnya bang Arzan lagi sibuk banget." Ucap Nabila sambil mengemasi barang-barang milik Sheyza ke dalam tas.Sheyza hanya tersenyum kecut. Entah ini hanya perasaannya atau emang suaminya itu benar-benar sibuk, tapi sudah beberapa hari ini Arzan seperti menghindari dirinya. Bahkan Arzan tidak pernah ke rumah sakit lagi setelah beberapa hari yang lalu saat mengatakan kalau semua orang sudah mengetahui hubungan mereka. Arzan hanya bertukar pesan untuk menanyakan keadaannya. Itupun hanya sebentar seolah hanya untuk formalitas saja. Arzan memang sudah meminta maaf, tapi Sheyza sendiri masih merasa aneh. Apalagi sang suami tidak perhatian seperti biasanya.Sheyza mencoba memaklumi, mungkin memang suaminya benar-benar sibuk dan hingga tidak sempat untuk memperhatikan dirinya."Ayo mbak, nanti tidurnya di kamar sebelah Bila ya. Kemarin Bu Desi sudah beresin baju-baju punya mbak Shey dan ditaruh di kamar sebelah Bila." Ucap Nabila se

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status