Share

Bab 6

Penulis: Anotherika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 14:28:39

Sebuah unit apartemen adalah tujuan Arzan. Dan saat ini dirinya sudah sampai di depan unit apartemennya. Tanpa menunda-nunda Arzan langsung masuk mencari keberadaan Sheyza. Namun yang dicari ternyata tidak ada disana. Arzan masih berpikir positif mungkin Sheyza masih tidur mengingat ini masih pukul enam. Mungkin saja istrinya kelelahan dan tertidur nyenyak didalam kamar.

Dengan langkah tegas Arzan memasuki kamarnya. Dirinya ingin memastikan jika istrinya benar-benar ada di dalam kamar.

Ceklekk

Kosong. Jantung Arzan berdebar tidak karuan, hatinya kalut. Takut Sheyza pergi dari sini. Langkahnya langsung tertuju pada kamar mandi di dalam kamar. Tanpa ragu Arzan langsung membukanya. Tak ada siapapun. Arzan cemas. Pikirannya sudah tidak bisa positif lagi.

Dengan langkah tergesa, Arzan keluar dari dalam kamar itu. Jelas tujuannya adalah mencari Sheyza disekitar apartemen.

Sedangkan gadis yang dicari malah sedang asik duduk di sebuah kursi dan menikmati semangkuk bubur ayam. Tadi pagi tiba-tiba perutnya terasa lapar sekali padahal tadi malam dirinya sudah menghabiskan dua box nasi yang dibelikan suaminya. Karena tidak tahan, Sheyza langsung keluar dari apartemen itu. Beruntung dia masih ada selembar uang seratus ribu. Uang yang sempat Sheyza ambil dari baju yang robek kemarin.

Setelah berjalan beberapa meter, Sheyza langsung bisa melihat bapak-bapak jualan bubur ayam. Pembelinya juga lumayan ramai. Padahal waktu masih belum ada pukul enam. Entah apa yang membuat orang-orang makan bubur ayam sepagi ini.

Tanpa pikir panjang, Sheyza langsung memesan satu mangkuk bubur ayam. Dirinya tidak memikirkan apapun selain perutnya yang lapar. Bahkan Sheyza tidak menghiraukan beberapa pengunjung yang mencoba mengajaknya berbicara.

Cuek. Ya Sheyza memang secuek itu. Dirinya bahkan tidak percaya orang lain. Masa lalu yang membuatnya tak mempercayai perkataan seseorang dengan mudah. Bahkan Sheyza terkesan introvert. Kesehariannya hanya bekerja, bekerja dan bekerja. Tidak ada yang istimewa memang. Dirinya hanya memikirkan untuk makan besok, itu saja. Yang lainnya Sheyza tidak pernah terpikirkan sama sekali.

"Ck cantik doang tapi cuek. Jangan cuek-cuek cantik, nanti gak laku loh." Celetuk salah satu cowok yang makan bubur disana.

Jangan harap Sheyza akan menimpali. Sheyza bahkan sama sekali tidak menggubris celetukan cowok-cowok itu. Dengan tenang, Sheyza menghabiskan bubur hingga membuat pria yang menggoda bungkam, tak mengganggu Sheyza lagi.

"Mas nanti bungkus satu lagi ya," ucap Sheyza. Rasanya bubur ini sangat pas di lidahnya dan Sheyza ingin makan siang bubur ini lagi. Selain itu Sheyza senang juga karena harga terjangkau.

***

Sudah satu jam lebih Arzan mencari keberadaan Sheyza. Bahkan dirinya sudah meminta bantuan satpam yang berjaga untuk mencari keberadaan sang istri namun belum juga ketemu.

Arzan menghembuskan nafas kasar. Duduk kalut di sofa apartemen dengan pikiran yang kacau. Rasanya lelah sekali karena sedari tadi dirinya harus naik turun tangga mencari keberadaan Sheyza. Arzan tidak menggunakan lift karena menurutnya membuang-buang waktu. Dirinya harus segera menemukan Sheyza.

"Ya Allah kemana lagi aku harus mencari Sheyza," frustasi Arzan. Dirinya takut terjadi sesuatu pada istrinya.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Disana muncul Sheyza dengan tentengan bubur ayam di dalam plastik hitam.

Arzan langsung bangkit menghampiri Sheyza dan spontan memeluk tubuh kecil gadisnya. Sedangkan Sheyza tentu terkejut dengan sikap Arzan. Tubuhnya menegang tidak bisa digerakkan sama sekali.

Sheyza terpaku untuk sesaat. Tubuhnya terasa menegang tidak bisa bergerak. Jantungnya berdebar dan lidahnya kelu, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Padahal Sheyza sangat membenci pria ini, tapi kenapa pelukan ini rasanya sangat nyaman sampai membuat dirinya tak bisa berkutik.

Pria ini, pria yang berstatus sebagai suaminya, pria yang sudah mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Sesuatu yang selama ini Sheyza jaga, direnggut secara paksa oleh pria sialan itu. Tapi entah kenapa, Sheyza merasa sesuatu hal yang berbeda dalam dirinya saat sang suami dengan lancang memeluk tubuhnya.

Sedangkan Arzan sendiri merasa sangat nyaman mendekap tubuh gadis mungil itu. Mungkin rasa khawatir mendominasi dirinya untuk berbuat seperti itu.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam. Meresapi apa yang ada dalam dirinya masing-masing. Sampai pada waktu Sheyza tersadar saat mendengar suara dering ponsel milik suaminya. Sheyza buru-buru mendorong tubuh tinggi tegap dan wangi itu, lalu mundur beberapa langkah ke belakang.

Sheyza agak salah tingkah. Dirinya merutuki kebodohannya yang sempat terlena membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Arzan.

Arzan berdecak kesal. Mau tidak mau dirinya harus melepaskan tubuh yang seakan menjadi candu itu.

Arzan meraih ponselnya di saku celana. Mengangkat panggilan yang ternyata dari Ardi, asisten pribadinya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Ada apa Ar?" Tanya Arzan tanpa basa-basi.

"Anda dimana Gus? Saya sudah di kantor, hari ini ada meeting penting."

"Ya saya tau. Meeting masih jam sepuluh kan? sedangkan sekarang masih jam tujuh, masih ada waktu sebentar."

"Iya. Tapi Gus, mereka meminta kita untuk mempercepat meetingnya karena klien yang dari Jepang jam sepuluh harus segera kembali ke negaranya. Jadi jam delapan mereka sudah meminta kita untuk bertemu." Terang Ardi.

Arzan menghela nafasnya kasar. Sebenarnya sudah biasa para kliennya meminta diajukan waktu meeting, dan sejauh ini Arzan selalu tidak merasa keberatan. Tapi kali ini dia harus membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan. Sesuai ucapannya kemarin, dia akan menemani Sheyza membeli semua kebutuhannya.

Sebenarnya kemarin Arzan sudah berinisiatif membeli keperluan Sheyza sendiri, tapi dirinya lupa jika Sheyza juga memiliki ukuran. Jadi tak mungkin dirinya membeli sembarang ukuran. Kemarin waktu di bandung dia sempat membelikan Sheyza gamis tapi ternyata agak kebesaran. Jadi, daripada mubazir lebih baik dirinya membawa sekalian saja Sheyza belanja.

"Yaudah, batalkan saja kalau begitu. Saya masih ada urusan. Jika mereka memaksa, suruh mereka bertemu dilain waktu." Putus Arzan.

Sedangkan di seberang sana, Ardi tercengang mendengar perintah sang atasan. Tidak biasanya Arzan bersikap seperti ini, bahkan tidak pernah sama sekali selama dirinya menjadi asisten bosnya itu. "Tapi...."

"Maaf Ardi, saya sedang sibuk sekarang. Nanti kalau ada apa-apa hubungi saya lagi. Saya tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum,"

Setelah mengucapkan salam, Arzan langsung menutup panggilannya. Lalu matanya menatap gadis yang masih berdiri tak jauh dari pintu apartemen.

"Kamu bersiap-siap lah, kita akan pergi." Ucap Arzan.

Kening Sheyza berkerut. "Mau kemana?" Tanyanya bingung. Dan percayalah, baru kali ini Arzan mendengar suara lembut milik istrinya itu. Bahkan Arzan sempat tertegun sebentar.

Sheyza tidak bicara seperti kemarin, bahkan Sheyza menatapnya dengan teduh. Bukan tatapan permusuhan seperti kemarin.

Cantik sekali. Arzan sampai tidak berhenti mengaguminya.

"Ekhm. Saya kan sudah berjanji kemarin. Hari ini saya akan membeli semua keperluan kamu. Jadi kita pergi sekarang, cari barang yang kamu mau."

Sheyza menghela nafasnya kemudian menggeleng. "Saya mau disini saja. Jika anda ingin membelikan ya silahkan. Tapi saya tidak mau pergi bersama anda." Rasanya Sheyza takut. Takut jika pergi bersama pria itu sewaktu-waktu bisa ketahuan oleh istri pertama suaminya. Dan dirinya tidak mau menjadi alasan orang lain terluka.

Arzan menggeleng. "Saya tidak bisa pergi sendiri. Saya tidak tahu apa yang kamu butuhkan. Jadi, mari pergi bersama. Kamu tenang saja, kita bisa pakai masker jika kamu takut kita akan ketahuan orang lain."

Sheyza tampak berpikir usulan Arzan, menimang-nimang ajakan suaminya. Kalau dipikir dia memang butuh beberapa perlengkapan pribadinya.

"Saya berjanji tidak akan ketahuan Shey,"

"Tunggu lima menit, saya bersiap dulu." Sheyza berlalu dari sana. Membawa serta plastik hitam berisi bubur ayamnya tadi.

***

Di dalam kamar Sheyza tidak berganti baju karena memang dia belum memiliki baju apapun disini. Disini hanya ada baju milik Arzan. Namun tentu Sheyza tidak akan berani meminjam baju milik pria itu. Dan kemungkinan besar juga baju Arzan akan tampak kedodoran jika dikenakan olehnya.

Sheyza hanya mencuci wajahnya agar tidak kelihatan lusuh. Matanya menatap pantulan dirinya di cermin.

Cantik. Sheyza akuu dirinya memang cantik walaupun tanpa make up sedikit pun. Bibirnya yang mungil berwarna pink alami itu membuat orang mengira dirinya memakai lipstik, padahal tidak.

Banyak pria yang jatuh hati kepadanya, namun Sheyza tidak pernah tertarik dengan pria manapun. Cinta? Bahkan Sheyza tidak percaya apa itu cinta.

Cinta hanya akan membuat orang merasakan sakit yang bertubi-tubi. Bahagia yang didapat hanya sesaat. Janji manis yang terucap hanya kebohongan belaka. Nyatanya cinta menyakitkan.

Dadanya mendadak sesak. Sheyza menghapus buliran bening yang tiba-tiba sudah berada di pipinya. "Hiks mama tenanglah disana. Sheyza janji akan menjadi anak yang baik dan tidak akan menyakiti siapapun. Maafkan Shey tidak bisa menjaga kehormatan Shey,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sheyza istri rahasia    Bab 7

    Arzan membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan yang ada di kota. Mereka sama-sama memakai masker untuk menutupi wajah. Penampilan Arzan juga tidak seperti biasanya. Jika biasanya Arzan memakai pakaian formal atau bersarung, kali ini pria itu memilih memakai celana jeans hitam serta jaket kulit miliknya. Arzan menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya. Tujuannya jelas agar tidak ada orang yang mengenalinya."Kita beli ponsel dulu," ajak Arzan. Tangannya meraih tangan Sheyza untuk digenggam, namun Sheyza langsung menepisnya. Sheyza tidak mau bersentuhan dengan Arzan lagi.Cukup tadi pagi kesalahan Sheyza lakukan. Entah setan dari mana dirinya malah berdiam diri saat sang suami memeluknya. Untuk sekarang dirinya akan tetap menjaga kewarasan untuk tidak bersentuhan lagi dengan suaminya."Maaf, tapi saya takut nanti kamu hilang." Ucap Arzan kekeh tetap ingin menggandeng tangan lentik Sheyza."Saya bisa sendiri, saya sudah besar. Jadi anda tidak perlu repot-repot. Saya pastikan saya tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 8

    Cup Arzan langsung membungkam mulut yang sibuk membantahnya itu dengan ciuman. Dirinya terlalu gemas dengan gadis ini.***"Gus Arzan kemana ya? Udah sore hampir sore juga tapi kok belum datang. Dihubungi juga nggak diangkat, mana kerjaan banyak lagi." Dumel Ardi walaupun sambil mengerjakan beberapa tumpukan berkas yang menggunung di meja kerja Gus Arzan."Apa lagi sama istrinya ya? Kemarin kan sempat ditinggal ke Bandung, mungkin mereka lagi kangen-kangenan. Oke kalau gitu coba hubungi Ning Anisa aja, terus minta tolong Gus Arzan disuruh ke kantor gitu. Ah pasti langsung kesini kan, emang pinter banget kamu Ardi. Maaf ya Gus mengganggu waktu berduanya. Tapi kalau gak gini kerjaan gak selesai-selesai." Ide brilian Ardi muncul tiba-tiba. Ardi langsung mengeluarkan ponsel miliknya.***Anisa sedang duduk santai di kursi rotan samping ndalem, tiba-tiba ponselnya berdering. Buru-buru wanita berhijab biru itu mengambil ponsel di kantong gamisnya. Kepalanya mengernyit saat membaca nama A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 9

    Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di pesantren Al-Hikmah. Arzan turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Saat kakinya melangkah ke ndalem, di depan pintu sudah terlihat keberadaan ummi Zulfa duduk di kursi rotan.Dengan tersenyum, Arzan menghampiri sang ummi dan mengulurkan tangannya pada ummi Zulfa. "Ummi kapan pulang? Abah kemana?""Abah sudah istirahat, tadi banyak sekali kegiatannya jadi mungkin kecapekan." Jawab ummi Zulfa lembut.Arzan menganggukkam kepalanya. "Terus ummi kenapa masih diluar sendirian. Ini sudah malam ummi, ayo istirahat kasihan Abah tidur sendirian."Ummi Zulfa menggeleng. "Ummi nungguin Abang pulang. Kenapa pulangnya sampai jam segini?"Arzan terkekeh. "Ummi kan sudah biasa lihat Abang pulang jam segini. Ini masih jam sepuluh lewat. Biasanya Abang juga pulang jam dua belas malam," jawab Arzan sembari beringsut duduk di dekat umminya. Dirinya benar-benar lelah seharian ini. Ya le

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 10

    Ini sudah terhitung lima kali Arzan memuntahkan isi perutnya. Wajah dan badannya juga terlihat lemas sekali."Mas nggak usah pergi ke kantor dulu deh, istirahat saja dirumah." Ucap Anisa yang sudah rapi dengan gamis ungunya. "Tapi maaf ya mas, Anisa gak bisa temenin mas dirumah. Anisa mau ke rumah sakit mau ngambil hasil pemeriksaan kemarin."Arzan hanya mengangguk saja. "Saya juga harus pergi keluar. Kamu bisa minta antar jemput pak Kardi ya," ucap Arzan. Pak Kardi adalah supir yang biasa mengantar umi dan Abah."Mau kemana mas? Mas kan lagi sakit, mending dirumah saja dulu. Itu dilaci ada obat masuk angin nanti bisa diminum setelah sarapan.""Saya harus ke kantor, banyak berkas yang belum saya tandatangani. Jam tiga sore nanti juga harus meeting klien dari Jepang."Anisa mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi mau maksa Arzan untuk tetap di rumah juga tidak bisa karena harus buru-buru pergi. Andai Anisa tidak pergi pasti dia akan menahan suaminya agar tidak berangkat ke kantor dulu. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 11

    Seorang pria jangkung bernama Noah, seorang travel agent yang baru beberapa hari ini Sheyza kenal. Mereka tak sengaja bertemu di sebuah tempat wisata. Beberapa hari yang lalu Sheyza pergi ke sebuah tempat wisata karena dirinya merasa bosan terus-terusan di apartemen, tanpa sepengetahuan Arzan tentunya. Dan siapa sangka dirinya bertemu dengan sosok Noah.Setelah beberapa saat mengobrol, Sheyza merasa nyambung dengan Noah. Dan ternyata Noah juga tinggal di apartemen yang sama dengannya cuma berbeda unit saja.Sebenarnya Noah tinggal di Bali bersama orang tuanya yang memang memiliki usaha disana. Dia di jakarta karena perjalanan bisnis dan tempat kelahirannya juga disini karena rumah neneknya disini. Jadi tak jarang juga Noah berkunjung ke Jakarta.Sheyza dan Noah sempat beberapa kali bertemu, walaupun hanya sekedar makan atau ngobrol di taman dekat apartemen."Woaahhh ini kamu beli buat aku?"Noah tersenyum senang melihat ekspresi gadis di depannya."Makasih Noah.... Makasih," Sheyza la

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Sheyza istri rahasia    Bab 12

    "Kondisi pasien masih syok ringan dan terdapat luka lebam di dekat matanya. Untung saja kandungan nya tidak apa-apa." Terang dokter setelah memeriksa keadaan Sheyza. Setelah kejadian Sheyza pingsan, keduanya langsung membawa Sheyza ke rumah sakit karena panik.Apa yang disampaikan dokter itu membuat mata Noah membola, begitu juga dengan Arzan. Tubuhnya menegang, lidahnya keluar tidak mampu mengucapkan kata-kata."Is-istri saya ha-mil?""Ya. Dan kandungannya masih trimester pertama, masih tiga Minggu. Dijaga ya mas, karena trimester pertama itu sangat rentan keguguran." Jawab dokter.Arzan mengusap wajahnya. Rasa haru langsung menyeruak di dalam hatinya, tidak pernah menyangka jika istri rahasianya hamil. Dadanya berdebar kencang. Rasa syukur terus keluar dari bibir Arzan. "Lain kali kalau mau berantem di tempat yang jauh mas. Kalau perlu ke mars sekalian biar tidak kena perempuan. Kalau begini kan kasihan mbaknya. Beruntung mbaknya cuma pingsan dan lebam. Kalau sampai dedek bayinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Sheyza istri rahasia    Bab 13

    "Jangan bicara omong kosong Babby, karena sampai kapanpun saya tidak akan menceraikan kamu. Kamu milik saya selamanya, dan kita akan membesarkan anak ini bedua."Sheyza menutup telinganya saat lagi-lagi perkataan Arzan terngiang-ngiang di kepalanya. Perkataan itu terus berdengung di telinganya. Apa maksud pria itu? Kenapa dia berbicara seperti itu??Sungguh Sheyza tidak menyangka jika Arzan akan mengatakan hal tersebut padanya.Mau sampai kapan hubungannya ini? Tidak mungkin bukan pernikahan ini dirahasiakan selamanya?Ceklekk Arzan masuk ke dalam kamar mendapati sang istri sedang meringkuk di atas tempat tidur. Padahal ini sudah sore hari tapi Sheyza belum makan sedari siang.Arzan menghampiri Sheyza lalu mengelus kepalanya lembut. Terbesit rasa sayang dalam dirinya untuk istri rahasianya ini."Babby, makan dulu. Saya sudah buatkan sop daging untuk kamu." Ucap Arzan lembut. Tadi dirinya memang sempat berbelanja untuk mengisi kulkas. Dia juga sedang ingin makan sop daging, karena bis

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Sheyza istri rahasia    Bab 14

    "Assalamualaikum ummi," sapa Arzan lembut. Walaupun sebenarnya dia agak keberatan dengan sikap Anisa tadi yang memotong obrolan dirinya dengan ustadz Anwar, Arzan tidak mengabaikan sang ummi yang duduk di depan ndalem."Waalaikumsalam Abang, Alhamdulillah anak ummi sudah pulang. Kamu sehat kan bang? Gimana kerjaannya?" "Abang sehat ummi, Alhamdulillah semuanya lancar. Ini juga berkat doa dari ummi," jawab Arzan."Mau ummi buatkan te-""Biarkan mas Arzan istirahat dulu ya ummi, assalamualaikum," sela Anisa tanpa memperdulikan tanggalpan sang ibu mertua. Namun untungnya ummi Zulfa tidak mempermasalahkan sikap menantunya. Mungkin karena sudah ditinggal berhari-hari Anisa merasa kangen dengan suaminya.Arzan mengetatkan rahangnya mendengar Anisa menyela perkataan ummi Zulfa. Apalagi perempuan itu terus menarik tangannya tanpa persetujuan.Setelah sampai di kamar."Apa maksud kamu berbicara seperti itu?" Pekik Arzan. Emosinya sudah terpatik sedari mereka masih mengobrol dengan ustadz Anwa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Sheyza istri rahasia    Bab 77

    "Astaghfirullah, siapa yang sudah tega melakukan hal ini sama Bila. Ya Allah," Ummi Zulfa memekik saat melihat kondisi Nabila yang tidak baik-baik saja. Apa lagi tadi dokter mengatakan jika ada beberapa luka memar yang ada disekitar tubuh putrinya. Mereka semua tak tau apa yang telah di alami oleh Nabila sampai seperti ini. Nabila sama sekali tidak bercerita apapun."Ummi tenang dulu," Arzan menangkap tubuh ummi Zulfa yang hampir limbung. "Sakit jantung ummi bisa kambuh kalau ummi gak tenang," timpal Arzan lagi.Ummi Zulfa menggeleng dengan air mata yang terus berlinang, sungguh melihat kondisi anak perempuannya tidak baik-baik saja seperti saat ini membuat hatinya hancur."Ummi tenang dulu. Dokter tadi udah periksa Bila, katanya Bila baik-baik aja. Sebentar lagi juga siuman," kata Arzan berusaha menenangkan sang ummi."Siapa yang sudah melakukan hal ini sama adik kamu, bang. Dari kapan adik kamu mengalami hal menyedihkan seperti ini? Dan kenapa Bila diam aja? Kenapa Bila gak pernah

  • Sheyza istri rahasia    Bab 76

    Entah bagaimana perasaan Nabila sekarang, tapi yang jelas baru pertama kali ini dirinya merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul didalam dirinya."Ya Allah aku kenapa," monolog Nabila. Sejak meninggalkan ruangan pria itu tadi, Nabila tak berhenti tersenyum. Bahkan saat dosen menyampaikan materi kuliah, Nabila sama sekali tak mendengarnya.Brakk Tengah asik melamun, Nabila terlonjak kaget saat meja yang ditempati olehnya tiba-tiba digebrak oleh seseorang.Nabila mendongak, ternyata pelakunya adalah Sinta yang sudah berdiri didepannya sambil bersidekap dada bersama dengan antek-anteknya.Nabila meneguk ludahnya susah payah, apa lagi melihat wajah mereka yang sangat menyeramkan. Rasanya Nabila ingin kabur aja saat ini juga. Harusnya tadi Nabila pulang saja saat dosen selesai memberikan mata kuliah tadi, tapi karena terlalu larut akan perasaan anehnya, Nabila sampai lupa pada Sinta dan antek-anteknya yang bisa menggangunya kapan saja."Wuuu apa tuh," salah satu teman Sinta menunjuk

  • Sheyza istri rahasia    Bab 75

    Ting[Masuk Nabila, saya tau kamu sudah ada didepan. Kamu mau saya bukain pintu dan menarik kamu? Dengan senang hati akan saya lakukan.]Nabila berkedip pelan membaca pesan yang baru saja masuk diponselnya itu. Baru saja dirinya membuka ponsel dan mendapati pesan dari pria aneh itu. Nabila menarik nafasnya untuk sesaat lalu membuangnya kasar. Tangannya terangkat mengetuk pintu berwarna cokelat di depannya ini.Tok tok tok"Masuk!"Suara itu langsung terdengar membuat Nabila mendengus dan langsung menarik hendle pintu dan masuk ke dalam ruangan itu."Jauh banget kayaknya ruangan saya ya. Ini sudah hampir tiga puluh menit kamu baru sampai. Padahal saya, hanya membutuhkan waktu satu menit saja untuk sampai disini." Sinis Noah matanya menyorot tajam ke arah Nabila."Saya berjalan,""Saya juga jalan, apa kamu pikir saya terbang sampai ke ruangan saya?"Nabila melengos, menggeram kesal. Berdebat dengan pria didepannya ini tidak akan ada ujungnya, yang ada dirinya akan capek sendiri."Waktu

  • Sheyza istri rahasia    Bab 74

    "Namanya Nabila, gadis cantik yang katanya anak salah satu pemilik pondok pesantren dikota ini."Kening Noah berkerut samar, matanya yang sedang menatapi foto gadis cantik itu langsung teralih ke arah orang yang ada disampingnya."Anak kyai?"Pria itu mengangguk. "Tapi tidak ada yang tau siapa dan dimana letak pondok pasantren tersebut. Kehidupan Nabila juga selalu diprivasi. Nama ayah, nama ibunya, dan saudaranya semua tidak ada yang tahu. Beberapa kali para dosen bertanya juga pada rektor, tapi rektor tetap bungkam dan tidak mau menjawab.""Tapi yang saya tau, beberapa mahasiswi mengatakan jika Nabila ini adalah anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren." Ucap pria itu lagi.Noah terus berpikir keras, merasa penasaran kenapa mesti identitas serta keluarga gadis itu dirahasiakan."Kalau masalah pembullyan itu saya sama sekali tidak tau pak Noah. Saya juga taunya setelah bapak yang mengatakannya."Noah mengangguk. "Sedari dulu, kampus ini anti pembullyan. Bahkan kita beberapa k

  • Sheyza istri rahasia    Bab 73

    Malam itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan mengguyur kota Jakarta. Angin berhembus kencang memenuhi ruangan karena jendela kamar itu dibuka lebar.Sheyza melamun didepan jendela kamar, sambil menatapi air hujan yang berjatuhan.Abyan dan Abyas sudah terlelap sedari tadi. Beruntung kedua bayi kembar itu tidak terlalu rewel, jadi Sheyza bisa menenangkan rasa sesak yang menggerogoti hatinya saat ini.Siapa yang tidak sakit hati melihat foto yang baru saja dikirim oleh nomor orang yang tak dikenal, apa lagi didalam foto itu suaminya hanya duduk berdua dengan seorang perempuan.Pikiran buruk pun terlintas didalam kepala Sheyza, apakah suaminya selingkuh? Tapi kenapa? Bukankah rumah tangga mereka baru saja baik-baik saja.Sheyza menghembuskan nafasnya kasar, melirik jam yang menggantung diatas dinding. Ini sudah pukul setengah sebelas malam, namun suaminya belum pulang.Dia melirik ponselnya yang menganggur. Arzan bahkan sama sekali tidak menghubunginya. Hal itu semakin membuat resah di

  • Sheyza istri rahasia    Bab 72

    "Mas, Shey curiga deh, kayaknya ada sesuatu yang disembuyiin sama Bila." Sheyza menata sang suami yang sedang sibuk mengotak-ngatik ponselnya.Namun, Arzan terlalu fokus dan menghiraukan ucapan sang istri."Mas!"Sheyza mengguncang lengan sang suami, membuat Arzan terkesiap. "Eh a-pa sayang?"Sheyza mengerucutkan ujung bibirnya. "Mas kenapa sihh. Sibuk banget sama ponsel, padahal dari tadi Shey lagi ngomong loh, tapi mas cuekin aja." Gerutu Sheyza.Arzan menggaruk bagian kepalanya yang tak gatal. "Maaf sayang, mas tadi ngecek laporan dari Ardi," ucap Arzan. "Kamu tadi ngomong apa? Coba ulang lagi, mas beneran gak denger."Sheyza menghela nafasnya kasar, tidak biasanya suaminya seperti ini. Walaupun mengecek laporan, suaminya akan tetap mendengarkan dan tidak pernah mengabaikannya.Tapi Sheyza tetap maklumi, mungkin ini hal yang sangat penting hingga membuat suaminya seperti ini."Tadi Shey bilang, kalau Bila akhir-akhir ini kayak aneh gitu. Bila kayak nyembunyiin sesuatu mas. Shey gak

  • Sheyza istri rahasia    Bab 71

    "Hari ini kamu harus ke kampus, Noah. Oma mau kamu sekarang yang hendle kampus milik kakek kamu," ucap Oma Ina.Noah menghela nafasnya kasar, padahal dirinya malas jika berurusan dengan kampus itu. Dirinya juga punya pekerjaannya sendiri, bukan seorang pengangguran."Jangan menolak, karena cepat atau lambat saat kamu telah menikah nanti kampus itu Oma pindah atas nama kamu. Jadi mulai sekarang belajarlah sampai kamu mendapatkan calon istri." Ucap Oma Ina lagi yang tidak ingin dibantah.Noah mengangguk saja, tanpa berniat mengatakan apapun.Sedangkan Ana yang ada diruangan itu geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan mamanya."Ma, universitas itu haknya kak Rofiq, bukan hak kita ma. Bahkan papa jelas-jelas nulis disurat wasiatnya. Kenapa mama malah mau balik nama atas Noah?" Protes Ana.Oma Ina melotot. "Kamu diam Ana! Tau apa kamu tentang surat wasiat itu?!! Yang kamu baca itu hanya karangan saja, bukan benar-benar yang ditulis oleh papa kamu. Saya tau sendiri bagaimana sifat suam

  • Sheyza istri rahasia    Bab 70

    "Bagaimana bah, kenapa Arzan belum juga hubungi kita? Ini udah hampir jam 2," ummi Zulfa terus gelisah saat tidak mendapatkan kabar sama sekali dari sang putra. Dia sangat takut terjadi sesuatu pada anak gadisnya.Kyai Rofiq menghela nafasnya panjang. Ingin pergi mencari Nabila, tapi takut terjadi sesuatu pada sang istri mengingat ummi Zulfa memiliki riwayat penyakit jantung. "Ummi tenang dulu ya. Mungkin apa yang dibilang Arzan benar, bisa jadi ban mobil mereka bocor jadi mereka cari bengkel dulu."Ummi Zulfa menggeleng, "Kenapa sampai jam segini? Ini udah gak wajar bah. Kalau pun cari bengkel, mungkin jam sembilan saja sudah sampai dipondok. Tapi ini," tiba-tiba ummi Zulfa memegangi jantungnya yang terasa sesak.Kyai Rofiq langsung panik melihat itu. "Ummi tenang dulu. Jangan terlalu banyak pikiran." Kyai Rofiq menuntun sang istri menuju ke sofa yang ada diruangan itu."Duduk dulu. Biar Abah buatkan minuman untuk ummi,"Ummi Zulfa tidak menanggapinya, karena jantungnya benar-benar t

  • Sheyza istri rahasia    Bab 69

    "Kamu tidur aja biar mas yang jagain si kembar," ucap Arzan pada Sheyza. "Mas masih harus kerjain beberapa berkas lagi," Arzan menunjuk ke arah laptop yang ada dipangkuannya.Sheyza menganggukkan kepalanya. "Kalau mereka nangis nanti mas bangunin aku ya," Sheyza benar-benar mengantuk, matanya terasa sangat berat untuk terbuka.Arzan mengelus lembut kepala istrinya dengan sayang. Menyematkan kecupan dikepala sang istri sebelum membenarkan selimut tebal yang membalut tubuh sang istri."Selamat malam, mimpi indah. Terimakasih telah melahirkan dua bayi lucu untuk kita," ucap ArzanSheyza tersenyum, hatinya merasa benar-benar sangat bahagia saat sekarang ini. Dia merasa tidak ada lagi yang harus dikhawatirkan tentang hubungannya dengan sang suami. Mereka telah bahagia, apa lagi dengan kehadiran Abyan dan Abyas."Yaudah, tidur yang nyenyak. Mas duduk disofa sana, takutnya ganggu kamu dan mereka tidur." Ucap Arzan.Sheyza mengangguk, lalu mulai memejamkan kedua bola matanya yang terasa membe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status