แชร์

Bab 5

ผู้เขียน: Anotherika
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-15 14:28:16

Namanya Arshaka Syauqi Arzan. Usianya baru menginjak dua puluh sembilan tahun dan sudah menikah lima tahun yang lalu dengan wanita muslimah bernama Anisa Az-Zahra. Gadis yatim piatu pilihan abahnya. Sang Abah menjodohkan Anisa dengan Arzan karena ayah Anisa dengan abahnya dulu sahabatan. Dan mereka punya janji untuk menjodohkan kedua anak mereka jika sudah besar nanti. Keduanya tidak saling mengenal. Tapi karena baktinya kepada orang tua, Arzan menerima pernikahan itu.

Setelah mendengar kepergian sahabatnya, kyai Rafiq langsung mencari keberadaan kediaman sang sahabat di Jogja hingga bertemu dengan anaknya. Itu semua karena terdapat foto didalam dompet milik Anisa. Sudah dua puluh lima tahun lamanya mereka tidak bertemu, tepatnya setelah ayah Anisa menikah dan langsung pindah ke Jogja.

Anisa yang hidup sebatang kara menjadi bahagia karena bisa menjadi istri seorang Gus Arzan, penerus pondok pesantren Al-Hikmah. Dirinya tidak perlu susah-susah lagi mencari pekerjaan seperti yang dia lalui sebelum-sebelumnya. Bayangkan saja, Anisa yang hanya lulusan SMA, harus bersaing dengan para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan.

Setelah menjadi seorang Ning, Anisa hanya perlu duduk dirumah menunggu sang suami pulang kerja. Hanya sesekali membantu ummi Zulfa. Meski begitu, Anisa diperlakukan dengan baik layaknya keluarga sendiri. Tidak ada yang menganggap Anisa orang lain.

Meskipun tidak ada cinta dalam pernikahan itu, namun Arzan selalu mencoba untuk membangun rasa itu. Hingga lima tahun menikah, Arzan menyayangi Anisa.

Namun lima tahun menikah juga, mereka belum dikasih keturunan. Berulang kali ummi dan Abah meminta mereka untuk mengecek kesehatan tapi selalu ditolak oleh Anisa dengan alasan mereka sudah subur. Sedangkan Arzan sendiri tidak begitu mempermasalahkan nya. Karena dia tidak mau membuat Anisa menjadi sedih, alhasil Arzan selalu memberi pengertian kepada orang tuanya. Karena Anisa adalah menantu satu-satunya, jadi mereka memaklumi dan membiarkan Anisa melakukan apapun yang dia senangi, yang terpenting tidak keluar dari ajaran agama.

Sedangkan Arzan bukan hanya seorang Gus di pondok pesantren. Dirinya juga merupakan pengusaha sukses yang beberapa tahun terakhir perusahaannya berkembang pesat. Hingga mempunyai cabang di beberapa kota di Indonesia.

Gus Arzan adalah orang yang sangat kompeten. Dirinya juga terkenal galak dan minim ekspresi jika sedang mengajar. Arzan juga seseorang yang bisa menjaga pandangan dengan perempuan yang bukan mahram. Jangankan mengajak bicara, berdekatan saja dirinya sudah risih duluan. Kecuali dengan uminya, istrinya Anisa, dan juga adiknya Nabila.

Ya. Arzan punya satu adik perempuan bernama Nabila yang sekarang masih menempuh pendidikan kuliah. Namun tak jarang juga Nabila membantu mengajar di pondok pesantren. Usianya terbilang masih cukup muda baru dua puluh tahun, seusia dengan istri rahasianya - Babby Zivilia Sheyra.

Arzan mengembuskan napas kasar. Ini sudah pukul setengah tiga dini hari, namun sedari tadi dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak padahal tubuhnya sudah merasa sangat letih, namun matanya seolah tak mau terpejam. Dirinya malah terbayang-bayang oleh wajah cantik Sheyza.

Ya Sheyza. Setiap kali Arzan memejamkan matanya, bayang-bayang Sheyza yang menangis sambil melilitkan selimut di tubuhnya yang indah, malah memenuhi pikirannya. Dirinya sudah berulang kali beristighfar dan menghalau bayang-bayang itu, tapi nihil. Hasilnya tetap sama. Bayang-bayang itu seakan menari-nari di dalam pikirannya.

Arzan bingung sendiri. Bagaimana bisa dirinya membayangkan seseorang sampai seperti ini. Terlebih dengan orang yang baru dikenalnya. Biasanya Arzan tidak pernah seperti ini.

Merasa tidak tahan, akhirnya Arzan memilih bangkit dan melangkah ke balkon. Dirinya mendudukkan diri di sofa balkon. Arzan duduk sambil menatap langit yang masih tampak gelap, hanya dihiasi beberapa butir bintang.

Pikirannya tetap sama, masih seputar gadis yang dia renggut kesuciannya secara paksa.

"Mas ya ampun. Ngapain disini? Tadi katanya capek mau istirahat. Emang gak dingin juga pakai lengan pendek?"

Arzan tersenyum tipis mendengarnya. "Capek sayang, tapi kepikiran sama kerjaan." Sahut Arzan berbohong tentu saja. Mungkin benar kata orang, sekalinya berbohong maka akan ada kebohongan selanjutnya.

Arzan beristighfar didalam hatinya. Sungguh dia tidak menyangka bisa melakukan hal seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya terlalu sayang dengan sang istri hingga tidak mau membuatnya saki hati mendengar kenyataan sebenarnya.

Anisa tersenyum sambil melangkah lebih dekat dengan Arzan dan langsung mendudukkan dirinya pada pangkuan sang suami.

Deg

Arzan terkesiap. Entah mengapa ada sesuatu aneh yang menjalar pada tubuhnya saat Anisa duduk di pangkuannya. Padahal seharusnya hal seperti ini sudah biasa dilakukan, namun kali ini Arzan serasa tidak ingin melakukan hal-hal seperti ini dengan Anisa. Hatinya menolak.

Anisa bahkan melingkarkan kedua tangannya pada leher Arzan. "Mas, kita bisa me-"

"Mas ngantuk sayang. Maaf ya," sela Arzan sebelum Anisa mengajaknya yang aneh-aneh. Arzan tahu ini dosa menolak ajakan istri, tapi disisi lain Arzan memang tidak mau melakukannya. Mungkin esok atau lusa atau Minggu yang akan datang.

Anisa terpaku mendengar perkataan sang suami. Apalagi saat suaminya malah mendudukkan dirinya di kursi sebelahnya.

"Mas-"

"Mas lagi banyak banget kerjaan sayang, dan besok selepas subuh mas juga harus pergi lagi. Maaf ya." Arzan tau Anisa kecewa tapi mau bagaimana lagi, sesuatu dalam dirinya seakan menolaknya.

"Tapi kan kamu besok ada jadwal mengajar santri mas, kok malah mau pergi?" Dumel Anisa tidak mau dirinya ditinggal lagi.

"Kalau masalah itu mas sudah minta tolong sama ustadzah Sinta untuk menggantikan mas sementara waktu. Mas beneran sibuk banget sayang di kantor. Dan proyek ini tidak bisa ditinggalkan, lumayan besar soalnya."

Anisa mengangguk tersenyum mengiyakan. Meskipun dalam hatinya terbesit kecewa atas penolakan suaminya.

"Yaudah kita tidur lagi ya," ajak Arzan. Tangannya terulur mengusap rambut Anisa sembari mengajak masuk sang istri.

***

Benar yang dikatakan Arzan tadi malam kepada Anisa, bahwa dirinya akan pergi setelah melaksanakan shalat subuh. Bahkan suaminya itu terkesan terburu-buru sekali sampai sarapan pagi saja tidak sempat. Tidak biasanya memang, tapi Anisa tidak banyak bertanya. Anisa tidak mau membuat suaminya merasa terbebani dengan sikapnya yang egois. Meskipun dalam hatinya dia ingin sekali bertanya mau pergi kemana suaminya itu dan kenapa harus pagi-pagi sekali. Hal yang belum pernah Arzan lakukan selama mereka menikah lima tahun.

"Beneran kamu gak mau sarapan dulu mas? Ini masih pagi banget loh. Sarapan sebentar juga kayaknya masih belum telat." Ucap Anisa di sela mengantarkan sang suami menuju ke mobil.

Arzan tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Mas bisa sarapan di kantor sayang. Pekerjaan mas hari ini banyak banget, kasihan Ardi. Gara-gara mas tinggal kemarin Ardi harus ngerjain pekerjaan mas sendirian."

Lagi-lagi Anisa hanya bisa mengangguk. "Mas hati-hati ya,"

Arzan tersenyum dan langsung masuk ke dalam mobil setelah menyalami sang istri.

Yang membuat Anisa bingung adalah, biasanya setelah dirinya menyalami sang suami, Arzan akan mencium keningnya. Tapi ini....

Anisa menghembuskan nafasnya kasar, mencoba menghalau semua prasangka buruk yang menghantui pikirannya. Mungkin saja suaminya lupa karena sedang terburu-buru sekali. Ya seperti itu.

Disisi lain, Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Yang pasti agar segera sampai tujuan. Namun kali ini tujuannya berbeda dengan yang dia katakan kepada istrinya tadi.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Sheyza istri rahasia    Bab 6

    Sebuah unit apartemen adalah tujuan Arzan. Dan saat ini dirinya sudah sampai di depan unit apartemennya. Tanpa menunda-nunda Arzan langsung masuk mencari keberadaan Sheyza. Namun yang dicari ternyata tidak ada disana. Arzan masih berpikir positif mungkin Sheyza masih tidur mengingat ini masih pukul enam. Mungkin saja istrinya kelelahan dan tertidur nyenyak didalam kamar.Dengan langkah tegas Arzan memasuki kamarnya. Dirinya ingin memastikan jika istrinya benar-benar ada di dalam kamar.CeklekkKosong. Jantung Arzan berdebar tidak karuan, hatinya kalut. Takut Sheyza pergi dari sini. Langkahnya langsung tertuju pada kamar mandi di dalam kamar. Tanpa ragu Arzan langsung membukanya. Tak ada siapapun. Arzan cemas. Pikirannya sudah tidak bisa positif lagi. Dengan langkah tergesa, Arzan keluar dari dalam kamar itu. Jelas tujuannya adalah mencari Sheyza disekitar apartemen.Sedangkan gadis yang dicari malah sedang asik duduk di sebuah kursi dan menikmati semangkuk bubur ayam. Tadi pagi tiba-

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 7

    Arzan membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan yang ada di kota. Mereka sama-sama memakai masker untuk menutupi wajah. Penampilan Arzan juga tidak seperti biasanya. Jika biasanya Arzan memakai pakaian formal atau bersarung, kali ini pria itu memilih memakai celana jeans hitam serta jaket kulit miliknya. Arzan menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya. Tujuannya jelas agar tidak ada orang yang mengenalinya."Kita beli ponsel dulu," ajak Arzan. Tangannya meraih tangan Sheyza untuk digenggam, namun Sheyza langsung menepisnya. Sheyza tidak mau bersentuhan dengan Arzan lagi.Cukup tadi pagi kesalahan Sheyza lakukan. Entah setan dari mana dirinya malah berdiam diri saat sang suami memeluknya. Untuk sekarang dirinya akan tetap menjaga kewarasan untuk tidak bersentuhan lagi dengan suaminya."Maaf, tapi saya takut nanti kamu hilang." Ucap Arzan kekeh tetap ingin menggandeng tangan lentik Sheyza."Saya bisa sendiri, saya sudah besar. Jadi anda tidak perlu repot-repot. Saya pastikan saya tidak ak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 8

    Cup Arzan langsung membungkam mulut yang sibuk membantahnya itu dengan ciuman. Dirinya terlalu gemas dengan gadis ini.***"Gus Arzan kemana ya? Udah sore hampir sore juga tapi kok belum datang. Dihubungi juga nggak diangkat, mana kerjaan banyak lagi." Dumel Ardi walaupun sambil mengerjakan beberapa tumpukan berkas yang menggunung di meja kerja Gus Arzan."Apa lagi sama istrinya ya? Kemarin kan sempat ditinggal ke Bandung, mungkin mereka lagi kangen-kangenan. Oke kalau gitu coba hubungi Ning Anisa aja, terus minta tolong Gus Arzan disuruh ke kantor gitu. Ah pasti langsung kesini kan, emang pinter banget kamu Ardi. Maaf ya Gus mengganggu waktu berduanya. Tapi kalau gak gini kerjaan gak selesai-selesai." Ide brilian Ardi muncul tiba-tiba. Ardi langsung mengeluarkan ponsel miliknya.***Anisa sedang duduk santai di kursi rotan samping ndalem, tiba-tiba ponselnya berdering. Buru-buru wanita berhijab biru itu mengambil ponsel di kantong gamisnya. Kepalanya mengernyit saat membaca nama A

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 9

    Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di pesantren Al-Hikmah. Arzan turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Saat kakinya melangkah ke ndalem, di depan pintu sudah terlihat keberadaan ummi Zulfa duduk di kursi rotan.Dengan tersenyum, Arzan menghampiri sang ummi dan mengulurkan tangannya pada ummi Zulfa. "Ummi kapan pulang? Abah kemana?""Abah sudah istirahat, tadi banyak sekali kegiatannya jadi mungkin kecapekan." Jawab ummi Zulfa lembut.Arzan menganggukkam kepalanya. "Terus ummi kenapa masih diluar sendirian. Ini sudah malam ummi, ayo istirahat kasihan Abah tidur sendirian."Ummi Zulfa menggeleng. "Ummi nungguin Abang pulang. Kenapa pulangnya sampai jam segini?"Arzan terkekeh. "Ummi kan sudah biasa lihat Abang pulang jam segini. Ini masih jam sepuluh lewat. Biasanya Abang juga pulang jam dua belas malam," jawab Arzan sembari beringsut duduk di dekat umminya. Dirinya benar-benar lelah seharian ini. Ya le

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 10

    Ini sudah terhitung lima kali Arzan memuntahkan isi perutnya. Wajah dan badannya juga terlihat lemas sekali."Mas nggak usah pergi ke kantor dulu deh, istirahat saja dirumah." Ucap Anisa yang sudah rapi dengan gamis ungunya. "Tapi maaf ya mas, Anisa gak bisa temenin mas dirumah. Anisa mau ke rumah sakit mau ngambil hasil pemeriksaan kemarin."Arzan hanya mengangguk saja. "Saya juga harus pergi keluar. Kamu bisa minta antar jemput pak Kardi ya," ucap Arzan. Pak Kardi adalah supir yang biasa mengantar umi dan Abah."Mau kemana mas? Mas kan lagi sakit, mending dirumah saja dulu. Itu dilaci ada obat masuk angin nanti bisa diminum setelah sarapan.""Saya harus ke kantor, banyak berkas yang belum saya tandatangani. Jam tiga sore nanti juga harus meeting klien dari Jepang."Anisa mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi mau maksa Arzan untuk tetap di rumah juga tidak bisa karena harus buru-buru pergi. Andai Anisa tidak pergi pasti dia akan menahan suaminya agar tidak berangkat ke kantor dulu. Dia

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Sheyza istri rahasia    Bab 11

    Seorang pria jangkung bernama Noah, seorang travel agent yang baru beberapa hari ini Sheyza kenal. Mereka tak sengaja bertemu di sebuah tempat wisata. Beberapa hari yang lalu Sheyza pergi ke sebuah tempat wisata karena dirinya merasa bosan terus-terusan di apartemen, tanpa sepengetahuan Arzan tentunya. Dan siapa sangka dirinya bertemu dengan sosok Noah.Setelah beberapa saat mengobrol, Sheyza merasa nyambung dengan Noah. Dan ternyata Noah juga tinggal di apartemen yang sama dengannya cuma berbeda unit saja.Sebenarnya Noah tinggal di Bali bersama orang tuanya yang memang memiliki usaha disana. Dia di jakarta karena perjalanan bisnis dan tempat kelahirannya juga disini karena rumah neneknya disini. Jadi tak jarang juga Noah berkunjung ke Jakarta.Sheyza dan Noah sempat beberapa kali bertemu, walaupun hanya sekedar makan atau ngobrol di taman dekat apartemen."Woaahhh ini kamu beli buat aku?"Noah tersenyum senang melihat ekspresi gadis di depannya."Makasih Noah.... Makasih," Sheyza la

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-16
  • Sheyza istri rahasia    Bab 12

    "Kondisi pasien masih syok ringan dan terdapat luka lebam di dekat matanya. Untung saja kandungan nya tidak apa-apa." Terang dokter setelah memeriksa keadaan Sheyza. Setelah kejadian Sheyza pingsan, keduanya langsung membawa Sheyza ke rumah sakit karena panik.Apa yang disampaikan dokter itu membuat mata Noah membola, begitu juga dengan Arzan. Tubuhnya menegang, lidahnya keluar tidak mampu mengucapkan kata-kata."Is-istri saya ha-mil?""Ya. Dan kandungannya masih trimester pertama, masih tiga Minggu. Dijaga ya mas, karena trimester pertama itu sangat rentan keguguran." Jawab dokter.Arzan mengusap wajahnya. Rasa haru langsung menyeruak di dalam hatinya, tidak pernah menyangka jika istri rahasianya hamil. Dadanya berdebar kencang. Rasa syukur terus keluar dari bibir Arzan. "Lain kali kalau mau berantem di tempat yang jauh mas. Kalau perlu ke mars sekalian biar tidak kena perempuan. Kalau begini kan kasihan mbaknya. Beruntung mbaknya cuma pingsan dan lebam. Kalau sampai dedek bayinya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-17
  • Sheyza istri rahasia    Bab 13

    "Jangan bicara omong kosong Babby, karena sampai kapanpun saya tidak akan menceraikan kamu. Kamu milik saya selamanya, dan kita akan membesarkan anak ini bedua."Sheyza menutup telinganya saat lagi-lagi perkataan Arzan terngiang-ngiang di kepalanya. Perkataan itu terus berdengung di telinganya. Apa maksud pria itu? Kenapa dia berbicara seperti itu??Sungguh Sheyza tidak menyangka jika Arzan akan mengatakan hal tersebut padanya.Mau sampai kapan hubungannya ini? Tidak mungkin bukan pernikahan ini dirahasiakan selamanya?Ceklekk Arzan masuk ke dalam kamar mendapati sang istri sedang meringkuk di atas tempat tidur. Padahal ini sudah sore hari tapi Sheyza belum makan sedari siang.Arzan menghampiri Sheyza lalu mengelus kepalanya lembut. Terbesit rasa sayang dalam dirinya untuk istri rahasianya ini."Babby, makan dulu. Saya sudah buatkan sop daging untuk kamu." Ucap Arzan lembut. Tadi dirinya memang sempat berbelanja untuk mengisi kulkas. Dia juga sedang ingin makan sop daging, karena bis

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-18

บทล่าสุด

  • Sheyza istri rahasia    Bab 77

    "Astaghfirullah, siapa yang sudah tega melakukan hal ini sama Bila. Ya Allah," Ummi Zulfa memekik saat melihat kondisi Nabila yang tidak baik-baik saja. Apa lagi tadi dokter mengatakan jika ada beberapa luka memar yang ada disekitar tubuh putrinya. Mereka semua tak tau apa yang telah di alami oleh Nabila sampai seperti ini. Nabila sama sekali tidak bercerita apapun."Ummi tenang dulu," Arzan menangkap tubuh ummi Zulfa yang hampir limbung. "Sakit jantung ummi bisa kambuh kalau ummi gak tenang," timpal Arzan lagi.Ummi Zulfa menggeleng dengan air mata yang terus berlinang, sungguh melihat kondisi anak perempuannya tidak baik-baik saja seperti saat ini membuat hatinya hancur."Ummi tenang dulu. Dokter tadi udah periksa Bila, katanya Bila baik-baik aja. Sebentar lagi juga siuman," kata Arzan berusaha menenangkan sang ummi."Siapa yang sudah melakukan hal ini sama adik kamu, bang. Dari kapan adik kamu mengalami hal menyedihkan seperti ini? Dan kenapa Bila diam aja? Kenapa Bila gak pernah

  • Sheyza istri rahasia    Bab 76

    Entah bagaimana perasaan Nabila sekarang, tapi yang jelas baru pertama kali ini dirinya merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul didalam dirinya."Ya Allah aku kenapa," monolog Nabila. Sejak meninggalkan ruangan pria itu tadi, Nabila tak berhenti tersenyum. Bahkan saat dosen menyampaikan materi kuliah, Nabila sama sekali tak mendengarnya.Brakk Tengah asik melamun, Nabila terlonjak kaget saat meja yang ditempati olehnya tiba-tiba digebrak oleh seseorang.Nabila mendongak, ternyata pelakunya adalah Sinta yang sudah berdiri didepannya sambil bersidekap dada bersama dengan antek-anteknya.Nabila meneguk ludahnya susah payah, apa lagi melihat wajah mereka yang sangat menyeramkan. Rasanya Nabila ingin kabur aja saat ini juga. Harusnya tadi Nabila pulang saja saat dosen selesai memberikan mata kuliah tadi, tapi karena terlalu larut akan perasaan anehnya, Nabila sampai lupa pada Sinta dan antek-anteknya yang bisa menggangunya kapan saja."Wuuu apa tuh," salah satu teman Sinta menunjuk

  • Sheyza istri rahasia    Bab 75

    Ting[Masuk Nabila, saya tau kamu sudah ada didepan. Kamu mau saya bukain pintu dan menarik kamu? Dengan senang hati akan saya lakukan.]Nabila berkedip pelan membaca pesan yang baru saja masuk diponselnya itu. Baru saja dirinya membuka ponsel dan mendapati pesan dari pria aneh itu. Nabila menarik nafasnya untuk sesaat lalu membuangnya kasar. Tangannya terangkat mengetuk pintu berwarna cokelat di depannya ini.Tok tok tok"Masuk!"Suara itu langsung terdengar membuat Nabila mendengus dan langsung menarik hendle pintu dan masuk ke dalam ruangan itu."Jauh banget kayaknya ruangan saya ya. Ini sudah hampir tiga puluh menit kamu baru sampai. Padahal saya, hanya membutuhkan waktu satu menit saja untuk sampai disini." Sinis Noah matanya menyorot tajam ke arah Nabila."Saya berjalan,""Saya juga jalan, apa kamu pikir saya terbang sampai ke ruangan saya?"Nabila melengos, menggeram kesal. Berdebat dengan pria didepannya ini tidak akan ada ujungnya, yang ada dirinya akan capek sendiri."Waktu

  • Sheyza istri rahasia    Bab 74

    "Namanya Nabila, gadis cantik yang katanya anak salah satu pemilik pondok pesantren dikota ini."Kening Noah berkerut samar, matanya yang sedang menatapi foto gadis cantik itu langsung teralih ke arah orang yang ada disampingnya."Anak kyai?"Pria itu mengangguk. "Tapi tidak ada yang tau siapa dan dimana letak pondok pasantren tersebut. Kehidupan Nabila juga selalu diprivasi. Nama ayah, nama ibunya, dan saudaranya semua tidak ada yang tahu. Beberapa kali para dosen bertanya juga pada rektor, tapi rektor tetap bungkam dan tidak mau menjawab.""Tapi yang saya tau, beberapa mahasiswi mengatakan jika Nabila ini adalah anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren." Ucap pria itu lagi.Noah terus berpikir keras, merasa penasaran kenapa mesti identitas serta keluarga gadis itu dirahasiakan."Kalau masalah pembullyan itu saya sama sekali tidak tau pak Noah. Saya juga taunya setelah bapak yang mengatakannya."Noah mengangguk. "Sedari dulu, kampus ini anti pembullyan. Bahkan kita beberapa k

  • Sheyza istri rahasia    Bab 73

    Malam itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan mengguyur kota Jakarta. Angin berhembus kencang memenuhi ruangan karena jendela kamar itu dibuka lebar.Sheyza melamun didepan jendela kamar, sambil menatapi air hujan yang berjatuhan.Abyan dan Abyas sudah terlelap sedari tadi. Beruntung kedua bayi kembar itu tidak terlalu rewel, jadi Sheyza bisa menenangkan rasa sesak yang menggerogoti hatinya saat ini.Siapa yang tidak sakit hati melihat foto yang baru saja dikirim oleh nomor orang yang tak dikenal, apa lagi didalam foto itu suaminya hanya duduk berdua dengan seorang perempuan.Pikiran buruk pun terlintas didalam kepala Sheyza, apakah suaminya selingkuh? Tapi kenapa? Bukankah rumah tangga mereka baru saja baik-baik saja.Sheyza menghembuskan nafasnya kasar, melirik jam yang menggantung diatas dinding. Ini sudah pukul setengah sebelas malam, namun suaminya belum pulang.Dia melirik ponselnya yang menganggur. Arzan bahkan sama sekali tidak menghubunginya. Hal itu semakin membuat resah di

  • Sheyza istri rahasia    Bab 72

    "Mas, Shey curiga deh, kayaknya ada sesuatu yang disembuyiin sama Bila." Sheyza menata sang suami yang sedang sibuk mengotak-ngatik ponselnya.Namun, Arzan terlalu fokus dan menghiraukan ucapan sang istri."Mas!"Sheyza mengguncang lengan sang suami, membuat Arzan terkesiap. "Eh a-pa sayang?"Sheyza mengerucutkan ujung bibirnya. "Mas kenapa sihh. Sibuk banget sama ponsel, padahal dari tadi Shey lagi ngomong loh, tapi mas cuekin aja." Gerutu Sheyza.Arzan menggaruk bagian kepalanya yang tak gatal. "Maaf sayang, mas tadi ngecek laporan dari Ardi," ucap Arzan. "Kamu tadi ngomong apa? Coba ulang lagi, mas beneran gak denger."Sheyza menghela nafasnya kasar, tidak biasanya suaminya seperti ini. Walaupun mengecek laporan, suaminya akan tetap mendengarkan dan tidak pernah mengabaikannya.Tapi Sheyza tetap maklumi, mungkin ini hal yang sangat penting hingga membuat suaminya seperti ini."Tadi Shey bilang, kalau Bila akhir-akhir ini kayak aneh gitu. Bila kayak nyembunyiin sesuatu mas. Shey gak

  • Sheyza istri rahasia    Bab 71

    "Hari ini kamu harus ke kampus, Noah. Oma mau kamu sekarang yang hendle kampus milik kakek kamu," ucap Oma Ina.Noah menghela nafasnya kasar, padahal dirinya malas jika berurusan dengan kampus itu. Dirinya juga punya pekerjaannya sendiri, bukan seorang pengangguran."Jangan menolak, karena cepat atau lambat saat kamu telah menikah nanti kampus itu Oma pindah atas nama kamu. Jadi mulai sekarang belajarlah sampai kamu mendapatkan calon istri." Ucap Oma Ina lagi yang tidak ingin dibantah.Noah mengangguk saja, tanpa berniat mengatakan apapun.Sedangkan Ana yang ada diruangan itu geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan mamanya."Ma, universitas itu haknya kak Rofiq, bukan hak kita ma. Bahkan papa jelas-jelas nulis disurat wasiatnya. Kenapa mama malah mau balik nama atas Noah?" Protes Ana.Oma Ina melotot. "Kamu diam Ana! Tau apa kamu tentang surat wasiat itu?!! Yang kamu baca itu hanya karangan saja, bukan benar-benar yang ditulis oleh papa kamu. Saya tau sendiri bagaimana sifat suam

  • Sheyza istri rahasia    Bab 70

    "Bagaimana bah, kenapa Arzan belum juga hubungi kita? Ini udah hampir jam 2," ummi Zulfa terus gelisah saat tidak mendapatkan kabar sama sekali dari sang putra. Dia sangat takut terjadi sesuatu pada anak gadisnya.Kyai Rofiq menghela nafasnya panjang. Ingin pergi mencari Nabila, tapi takut terjadi sesuatu pada sang istri mengingat ummi Zulfa memiliki riwayat penyakit jantung. "Ummi tenang dulu ya. Mungkin apa yang dibilang Arzan benar, bisa jadi ban mobil mereka bocor jadi mereka cari bengkel dulu."Ummi Zulfa menggeleng, "Kenapa sampai jam segini? Ini udah gak wajar bah. Kalau pun cari bengkel, mungkin jam sembilan saja sudah sampai dipondok. Tapi ini," tiba-tiba ummi Zulfa memegangi jantungnya yang terasa sesak.Kyai Rofiq langsung panik melihat itu. "Ummi tenang dulu. Jangan terlalu banyak pikiran." Kyai Rofiq menuntun sang istri menuju ke sofa yang ada diruangan itu."Duduk dulu. Biar Abah buatkan minuman untuk ummi,"Ummi Zulfa tidak menanggapinya, karena jantungnya benar-benar t

  • Sheyza istri rahasia    Bab 69

    "Kamu tidur aja biar mas yang jagain si kembar," ucap Arzan pada Sheyza. "Mas masih harus kerjain beberapa berkas lagi," Arzan menunjuk ke arah laptop yang ada dipangkuannya.Sheyza menganggukkan kepalanya. "Kalau mereka nangis nanti mas bangunin aku ya," Sheyza benar-benar mengantuk, matanya terasa sangat berat untuk terbuka.Arzan mengelus lembut kepala istrinya dengan sayang. Menyematkan kecupan dikepala sang istri sebelum membenarkan selimut tebal yang membalut tubuh sang istri."Selamat malam, mimpi indah. Terimakasih telah melahirkan dua bayi lucu untuk kita," ucap ArzanSheyza tersenyum, hatinya merasa benar-benar sangat bahagia saat sekarang ini. Dia merasa tidak ada lagi yang harus dikhawatirkan tentang hubungannya dengan sang suami. Mereka telah bahagia, apa lagi dengan kehadiran Abyan dan Abyas."Yaudah, tidur yang nyenyak. Mas duduk disofa sana, takutnya ganggu kamu dan mereka tidur." Ucap Arzan.Sheyza mengangguk, lalu mulai memejamkan kedua bola matanya yang terasa membe

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status