"Deon, ayo jangan mengacau lagi dan makanlah, oke?""Apa kamu nggak menyukaiku? Perilakumu yang nggak masuk akal cuma akan menghilangkan kesan baikku terhadapmu!"Lina berkata pada Deon dengan agak kesal.Mendengar ini, Deon tanpa sadar tertegun sejenak."Aku menyukaimu?""Bukankah begitu?"Menurut Lina, Deon selalu menjauhkannya dari Ricky dan yang lainnya, serta membelanya adalah karena dia menyukai penampilannya. Itulah sebabnya, dia berinisiatif mengajak Deon makan malam bersama.Bagaimanapun, Deon yang sekarang sudah kaya dan berkuasa. Selama menunjukkan sedikit pesona, dia bisa memenangkan pria seperti itu, jadi mengapa tidak?"Kamu terlalu banyak berpikir."Deon tersenyum canggung.Apa kata yang saat ini sangat terkenal di internet?Gadis yang terlalu percaya diri.Benar, Deon merasa kata ini sangat tepat untuk menggambarkan Lina."Deon, yang baru saja kukatakan adalah aku nggak mau kamu terus mengacau. Akan sangat memalukan kalau sampai nanti diusir dari restoran. Sebenarnya ak
Wajah Lina memucat.Setelah beberapa lama, dia menggertakkan gigi dan berkata."Apakah seorang wanita layak atau nggak untuk pria masih harus bersaing dalam mendapatkan uang dan kekuasaan dengannya? Aku sangat cantik, mana mungkin aku tidak layak untukmu?""Cantik? Cuma itu saja."Deon menatap Lina sambil menggelengkan kepalanya dan berkata.Benar, Lina cukup cantik.Dari SMP hingga kuliah, dia adalah siswi tercantik di kelas dan bahkan di seluruh sekolah. Kalau di internet, dia pasti akan menjadi wanita cantik pujaan para pria.Akan tetapi dibandingkan dengan dewi papan atas seperti Luna Suzie, dia masih tertinggal jauh."Cuma itu saja? Aku!?"Lina membelalakkan mata dengan tidak percaya."Bisa-bisanya kamu mengatakan hal seperti itu!?""Maaf menyela bualanmu, aku benar-benar nggak bisa mendengarkannya lagi."Kali ini koki menyela pembicaraan keduanya.Ada senyuman aneh di wajahnya dan penghinaan yang jelas."Tuan, restoran kami adalah Restoran Michelin bintang tiga. Tahukah kamu apa
Lina terlihat linglung.Saat ini akhirnya dia mengerti apa yang Deon katakan.Mengerti apa maksud dari peraturannya adalah peraturan seluruh Kota Sielo.Meskipun masih malu karena melanggar aturan yang ditetapkan oleh sebuah restoran, Deon mampu melakukan apa pun yang dia inginkan dan bahkan membuat semua orang mengikuti aturannya.Lina memang tidak layak untuknya.Seketika wajah Lina menjadi sepucat kertas."Ayo pergi, makan di sini juga membosankan."Deon menggelengkan kepalanya dan berkata sambil berdiri.Saat ini sebuah sosok cantik bergegas masuk ke dalam restoran."Deon, cepat ikut aku. Ada masalah mendesak!"Orang yang datang mengenakan seragam polisi yang menonjolkan sosok seksinya.Itu Mira!Dia meraih tangan Deon dan menariknya keluar.Mira benar-benar mengabaikan tatapan tajam Lunaria dan Suzie atau dengan kata lain, dia sangat cemas hingga tidak sempat untuk peduli."Apa yang terjadi?"Deon bertanya setelah ditarik keluar dari restoran oleh Mira."Tadi malam terjadi banyak
Kini gedung apartemen yang dulunya ramai dikunjungi orang terlihat seperti gedung hantu, tidak ada satu pun orang yang terlihat.Lift telah dimatikan, jadi Deon dan Mira terpaksa mengandalkan kaki untuk naik ke atas dengan tangga."TKP ada di lantai 23. Korban adalah seorang petualang. Menurut penyelidikan kami, korban sedang berkeliling Negara Lordia dan kemarin baru saja kembali dari Ricosa."Mira menjelaskan situasinya kepada Deon sambil menaiki tangga.Harus dikatakan meskipun Mira adalah seorang wanita, kekuatan fisiknya lebih baik daripada kebanyakan pria.Dia menaiki lantai 23 tanpa kehabisan napas."Sudah datang."Ada seorang petugas yang menjaga tangga. Saat melihat Mira, dia mengangguk padanya dan tatapannya tertuju pada Deon."Siapa ini?"Petugas bertanya."Ini bala bantuan yang kuundang. Dia datang untuk melihat situasinya."Mira menjawab.Petugas itu seumuran dengan Mira. Sepertinya dia belum lama berada di Biro Keamanan.Dia tertegun sejenak dan menggaruk kepalanya."Dia
"Ketua, dia ...."Mira hendak menjelaskan, tetapi disela oleh pria itu."Aku nggak peduli siapa dia, suruh dia pergi sekarang juga. Mira, kamu ada dalam daftar dan itu sudah menjadi bentuk perhatianku padamu. Ayah kita adalah teman, itu sebabnya aku menambahkan namamu ke dalam daftar dan memberimu lebih banyak kesempatan untuk berlatih.""Tapi orang lain nggak boleh, mengerti?"Pria itu berkata dengan nada penuh kasih sayang.Mira merinding.Orang lain di kamar 2308 mengabaikan mereka dan berkonsentrasi pada urusan mereka sendiri.Sejak melangkah ke tempat kejadian, Deon fokus mengamati adegan itu tanpa berkata apa-apa.Akhirnya saat ini dia berbicara."Aku diundang oleh Mira untuk membantu membereskan kasus ini. Bagaimana aku bisa membantu kalau aku nggak diizinkan masuk ke tempat kejadian?"Mendengar ini, pria itu merasa sangat konyol."Kamu? Membantu menyelesaikan kasus ini?""Tahukah kamu siapa aku?""Pakar penyelesaian kejahatan nomor satu di Provinsi Hollow dengan gelar detektif
"Nggak masalah. Pembunuhnya masuk dan keluar melalui jendela. Ini juga bisa menjelaskan kenapa si pembunuh nggak meninggalkan jejak si pembunuh di kamar atau koridor setelah membunuh orang."Deon mengangguk dan berkata.Dia mengenakan sarung tangan dan membuka jendela kamar.Saat melihat ke bawah, ketinggian lantai 23 membuat orang pusing.Bagian luar gedung apartemen berupa dinding kaca halus.Dinding luar yang kosong membuat orang sulit membayangkan bagaimana seseorang bisa mencapai lantai 23 dengan memanjat dinding luar."Sok pintar! Kamu pikir kami belum memikirkan kemungkinan ini? Hanya saja ini adalah kemungkinan pertama yang kami singkirkan! Kalau kamu mampu, buktikan pada kami! Aku ingin melihat bagaimana kamu bisa masuk dan keluar melalui jendela!"Pria itu berkata dengan nada dingin.Tentu saja, Deon tidak akan sebodoh itu untuk menyarankan gagasan menggantung tubuhnya dengan tali. Bagaimanapun, ini ada di lantai 23.Kalau ingin menggunakan tali untuk menggantung tubuhnya, pa
Mereka melihatnya menekuk lutut dan pinggangnya, lalu tubuhnya melompat dengan lincah.Deon tidak melompat secara vertikal, melainkan dengan sudut 45 derajat.Saat tubuh mencapai batasnya, Deon mengandalkan kekuatan inti yang kuat untuk tetap berada di udara sejenak.Kemudian, dia menendang dinding dengan kedua kakinya dan tubuhnya melompat ke atas lagi.Dia mampu meraih tepi jendela yang menonjol dari dinding dengan tangannya.Akan tetapi, hanya ada delapan ujung jari yang tergantung di ambang jendela untuk menopang kekuatan seluruh tubuh.Otot-otot di lengan Deon menonjol dan jari-jarinya mengerahkan kekuatan untuk melemparkan tubuhnya ke udara.Dengan cara ini, Deon menaiki gedung satu demi satu lantai. Di mata pemerintah provinsi dan orang lain di lapangan, sosoknya menjadi semakin kecil, tetapi semakin agung.Pria itu merasakan kulit kepalanya mati rasa.Dalam sekejap mata, Deon telah naik ke lantai 20.Itu lebih dari 60 meter di udara.Kalau tidak hati-hati, dia akan hancur berke
Ada terobosan besar dalam penyelidikan.Petugas kembali ke Biro Kota dan kini seluruh lantai di Biro Kota telah dikosongkan sebagai area kantor petugas.Di dinding, Randika memasang foto noda darah dari tinggi ke rendah secara berurutan.Randika mengerutkan kening sambil menatap foto-foto berlumuran darah ini.Seperti yang Deon katakan, jalur masuk dan keluar si pembunuh menghindari semua kamera dengan sempurna.Foto-foto berlumuran darah ini tidak bisa memberi mereka petunjuk lagi.Deon duduk di kursi sambil menunggu para petugas mengutarakan pendapatnya.Akan tetapi, yang ditunggu adalah keheningan yang panjang.Jadi, dia menghela napas tanpa daya.Sebenarnya Deon tidak ingin menjadi pusat perhatian. Lagi pula, menunjukkan terlalu banyak perhatian akan membuat orang membencinya."Deon, apa kamu mengetahui sesuatu?"Desahan itu terdengar agak menusuk di telinga Randika, membuatnya merasa agak tidak nyaman. Meskipun keterampilan dan keberanian Deon membuatnya kagum, dia tidak pernah ka