Kemunculan Deon memberi Luna keberanian yang tak bisa dijelaskan dan akhirnya memutuskan untuk melawan Keluarga Yossef.Luna tidak mau kalah dan berkata."Aku punya 20% saham grup dan merupakan tiga pemegang saham terbesar. Sebagian besar grup mendengarkan perintahku!""Bukannya bisa dipecat kalian begitu saja!"Julian memukul meja dan berdiri."Sekarang grup telah lumpuh. Kalau kamu terus berada di posisi ini, cepat atau lambat kamu akan dikeluarkan! Akui saja!"Luna mengangkat alisnya dan berkata, "Aku akan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini!"Simon mencibir."Cari solusi? Menurutmu berapa banyak waktu yang kamu punya? Aku cuma bisa memberimu paling banyak satu hari!"Luna tercengang. "Apa? Satu hari? Nggak ada yang akan selesai dengan waktu sesingkat itu!"Awalnya Luna ingin Keluarga Suzie untuk memberikan bantuan.Akan tetapi, itu akan memakan waktu paling cepat empat sampai lima hari. Satu hari itu mustahil.Johan berkata, "Kalau kamu nggak bisa melakukannya, mundur sa
"Konglomerat kelas atas?" Setelah mendengar ini, semua orang langsung melihat ke luar jendela.Di depan pintu Grup Lixon ada begitu banyak mobil mewah papan atas, antara lain Bugatti Veyron, Porsche Phantom, Lamborghini Poison dan Stretch Lincoln Limousine ....Di badan mobil-mobil ini ada tanda yang sangat jelas."Ini ... mobil milik James dari Kamar Dagang Tristar keluarga konglomerat terbesar Negara Gauri!""Ini mobil Tuan Smith, konglomerat konsorsium dari Negara Suarna!""Ini mobil istimewa Pangeran Brano, raja minyak Negara Timore!""Ada juga Negara Sanju, Negara Marion ... bahkan mobil lapis baja dari militer Provinsi Xino!"Semua orang ternganga saat melihat adegan yang luar biasa ini.Luna berkata dengan heran."Mataku nggak rabun, 'kan? Aku sering melihat orang-orang ini di berita saat belajar untuk gelar doktor di luar negeri. Pengaruh mereka sebanding dengan pengaruh seorang kepala negara!"Mengapa mereka semua muncul di depan pintu Grup Lixon?Mungkinkah ....Memikirkan ha
Deon menatap para anggota Keluarga Yossef sambil tersenyum.Sekarang, giliran para dewan direktur inilah yang cemberut!Julian berkata dengan marah, "Kamu bercanda, 'kan? Kamu meminta kami berlutut?! Kamu pikir kamu siapa?!"Johan menimpali dengan marah."Lancang sekali kamu yang hanya seorang pegawai biasa mengancam kami? Nggak tahukah kamu bahwa jabatan kami semua di sini jauh di atasmu?""Menghancurkanmu atau bahkan membunuhmu adalah hal yang sangat mudah bagi kami!"Namun, Luna menyeringai dan berkata, "Tapi, menurutku apa yang dikatakan Deon cukup masuk akal."Para anggota Keluarga Yossef berseru dengan marah, "Luna, apa maksudmu?!""Kalian bertanya apa maksudku? Aku menanyakan pertanyaan yang sama saat kalian memaksaku tadi, tapi jawaban apa yang kalian berikan padaku?"Luna melipat kedua tangan dan mencibir."Jadi orang itu harus bisa dipercaya! Tadi kalian mengancam akan mengusirku kalau Deon nggak bisa menyelamatkan Grup Lixon dalam sepuluh menit, tapi begitu dia berhasil, kal
"Dasar bajingan! Beraninya kamu menamparku!"Pipi kiri dan kanan Julian seketika bengkak hingga membesar dua kali. Darahnya juga berceceran di lantai!Deon berkata."Terserah apa katamu! Berlututlah dan panggil aku 'Ayah' sekarang juga! Kalau nggak, aku akan terus memukulimu!""Deon, aku ini direktur Grup Lixon! Kalau kamu memukulku lagi, aku akan memecatmu!"Julian mengancamnya dengan penuh amarah.Luna berkata dengan tenang."Paman, kuasa atas seluruh personel di perusahaan kita ada di tanganku. Meskipun Paman seorang direktur, Paman nggak memiliki otoritas untuk memecat karyawanku."Semakin lama, semakin cepat pula tamparan Deon mendarat di wajah Julian. Dia bahkan menamparnya beberapa kali dalam satu detik!"Ayah! Kak! Sepupu-sepupuku! Kenapa kalian nggak melakukan apa-apa dan hanya melihatku ditampar oleh berandal ini?!"Namun, Simon dan yang lainnya tidak mengacuhkannya.Pendirian mereka sangat jelas, bahwa mereka hanya menganggapnya sedang sial! Siapa suruh dia menyinggung Deon?
"Kak Quina belum diberi tahu atasan? Bu Luna memecatku, jadi tentu saja aku harus keluar!"Deon tersenyum pahit dan hendak melewati Quina.Quina menghalangi jalannya dan berkata dengan kaget."Dipecat? Dipecat apanya? Aku malah diberitahu bahwa kamu naik jabatan, bukan dipecat!""Kamu naik jabatan menjadi ketua tim kedua!"Mendengar jawaban itu ....Deon langsung membeku karena tidak percaya."Apa? Aku bukan dipecat, tapi naik jabatan???""Iya! Manajer departemen SDM bahkan mendatangiku secara pribadi khusus untuk menyampaikan berita ini!"Quina menjawab dengan jujur.Pikiran manusia memang tidak bisa ditebak!Dimas langsung merangkul bahu Deon dengan gembira dan berkata sambil tersenyum lebar."Kak Deon! Wah, wah! Kamu memang kecil-kecil cabai rawit, ya! Kamu bertingkah seolah-olah kamu akan dipecat, tapi nyatanya kamu naik jabatan!""Banyak dari kami harus menunggu tiga sampai lima tahun setelah menjadi karyawan tetap sebelum diangkat menjadi pemimpin tim! Progresmu bagaikan roket!"
"Duduk? Bu Luna, apa maksudmu?"Deon kebingungan. Apakah wanita ini sengaja mengusir Bu Suzie karena ingin menyudutkannya di sini?"Aku menyuruhmu duduk, jangan banyak bicara!" balas Luna sambil mengangkat alisnya.Deon pun duduk di sofa.Sepertinya Luna juga akan duduk di sofa, tapi bukan begitu!Dia malah berbaring telentang di sofa dan menampangkan sosok seksinya tepat di depan mata Deon!Setelah itu, dia melepas sepatu hak tinggi kristalnya.Lalu, dia meletakkan kaki jenjangnya yang dibalut stoking hitam di lutut Deon.Deon hampir mimisan, tetapi dia menahannya."Bu Luna, aku bukan orang seperti itu! Aku nggak berniat menjual tubuhku!"Sepasang kaki Luna yang dibalut stoking hitam itu sungguh indah dan menarik perhatiannya, menggoda sekali!Mendengar jawaban Deon, Luna berkata dengan nada dingin, "Jangan berpikir yang nggak-nggak, ya!""Aku nggak enak badan lagi. Aku merasa pijatan kakimu kemarin cukup membantu, jadi aku ingin mencobanya lagi."Deon akhirnya paham, lalu berkata, "T
Mendengar pertanyaan ini, Deon merentangkan tangannya dan berkata, "Yah, semuanya seperti yang kamu lihat sendiri!""Jangan mengelak terus. Maksudku adalah, bagaimana kamu bisa tahu bahwa orang penting dari Provinsi Xino itu akan berinvestasi di Grup Lixon?"Lalu, Luna melanjutkan ucapannya kata demi kata."Jangan khawatir, karena kamu berinisiatif menemui Ketua untuk membantuku, aku nggak akan meminta hal lain darimu lagi.""Kamu hanya perlu memberitahuku satu hal, siapa orang penting dari Provinsi Xino yang membantuku di saat aku membutuhkan bantuan itu?"Deon akhirnya paham. Mereka menganggap identitas Raja Gangsternya sebagai orang lain, bukan Deon Pastillo.Namun, Deon tidak keberatan dengan hal ini dan tidak akan repot-repot memperbaiki kesalahan ini.Dia pun mulai mengarang cerita."Dalam perjalanan ke kantor, aku bertemu para dewan direksi itu dan nggak sengaja mendengar percakapan mereka. Mereka bilang bahwa seorang tokoh besar memerintahkan mereka untuk menginvestasikan enam
Bagas menuruti perintah Deon."Tuan Sven sangat rahasia dan jarang menyebutkan apa pun tentang Organisasi V kepadaku. Tapi, dia pernah nggak sengaja mengungkapkan bahwa Organisasi V sedang merencanakan sesuatu yang besar. Kalau berhasil, rencana tersebut bahkan bisa menumbangkan seluruh negara kita!"Bagas menjelaskan secara detail.Mata Deon terlihat berapi-api."Siapa pun yang berani menyerang Negara Lordia tanpa seizinku sebagai Raja Gangster sama saja menyatakan perang terhadapku!""Organisasi V, kuakui kalian sangat berani, tapi aku akan memusnahkan kalian dengan tanganku sendiri!"Deon memang sudah pensiun dan bekerja sendirian.Namun, dia tetaplah Raja Gangster yang sesungguhnya!Killan berkata dengan sungguh-sungguh, "Jutaan tentara sedang menunggu perintahmu di Provinsi Xino, sebutkan saja perintahnya!"Deon menggeleng-geleng."Musuh kita hari ini berbeda dengan musuh kita di masa lalu. Raja Neraka sekalipun bisa kita kalahkan dengan mudah karena kita nggak takut bertarung sec
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco