Deon mengangkat alisnya."Siapa lagi yang mau ikut?"Para siswa berdiri satu per satu.Deon berbalik."Satu, dua, tiga, patung!"Deon berbalik dan semua siswa tidak bergerak.Akan tetapi, pistol sudah ada di tangan pemuda tampan itu.Tangannya yang lain memegang peluru.Tatapan Deon menyapunya dengan tenang."Satu, dua, tiga, patung!"Saat Deon berbalik lagi, peluru sudah dimasukkan ke dalam pistolnya, tetapi dia belum sempat mematikan pengamannya."Satu, dua, tiga, patung!"Kali ini siswa itu membuka pengaman dan meletakkan jarinya di pelatuk."Satu, dua, tiga, patung!"Deon berbalik.Semua siswa menatapnya dengan angkuh.Pistol di tangan siswa itu diarahkan ke jantung Deon.Sudut bibirnya melengkung dan dia berkata, "Dor!"Lalu pelatuknya ditarik.Peluru itu ditembakkan ke arah jantung Deon.Deon tidak bergerak seolah ketakutan."Hahaha!"Para siswa tertawa dengan senyuman mengerikan di wajah mereka.Tepat saat peluru hendak menembus jantung Deon.Dia meraih peluru itu dengan tangann
"Pak Dean, a ... apa yang kamu lakukan terhadap mereka?"Linho menatap Deon dengan tercengang, wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan."Aku nggak melakukan apa pun, cuma melakukan obrolan ramah dengan mereka. Mereka benar-benar sadar atas kesalahan mereka dan memutuskan untuk berubah pikiran, juga menjadi orang baik."Senyuman Deon begitu ramah.Akan tetapi di mata siswa Kelas 37 SMA, senyuman itu seperti senyuman iblis."Pak Dean ...."Raut wajah Linho terlihat agak rumit.Mana mungkin dia tidak tahu seperti apa murid-murid ini? Kalau mengobrol ada gunanya, tetap saja tidak akan menjadi seperti ini. Benar-benar membuat orang takut.Dipadukan dengan teriakan yang datang dari ruang kelas tadi, dia tahu Dean pasti menggunakan suatu trik pada para siswa ini."Pak Dean, sebagian besar siswa di Didik Kasih adalah siswa yang istimewa."Tatapan Linho penuh makna.Yang disebut istimewa tentu saja mengacu pada latar belakang para siswa ini."Sebagai guru, kita nggak boleh cuma bekerja keras, ta
Para siswa tercengang.Mungkinkah guru kelas mereka telah menguasai Linho?Ternyata dia melawan semua tokoh besar di belakang mereka demi seorang guru.Semua siswa menatap siswa tampan itu dengan raut wajah muram.Kalau Deon menjadi wali kelas mereka, bagaimana mereka bisa mendominasi sekolah? Takutnya tangan dan kaki mereka akan dipatahkan lagi kalau tidak memperhatikan.Orang ini bukan guru, dia jelas seorang iblis.Pada saat ini mereka menyebut semua sebutan mereka yang diberikan oleh orang lain di sekolah kepada Deon."Nggak peduli apa hubunganmu dengan Linho, selama aku nggak mau kamu ada di sekolah ini, kamu harus enyah dari sini!"Bocah itu sama sekali tidak peduli.Dia menelepon lagi."Paman, aku Antonio."Antonio meletakkan ponselnya di atas meja dan menyalakan pengeras suara."Antonio, tumben menelepon pamanmu? Dasar, sudah beberapa tahun nggak meneleponku."Tawa ramah terdengar dari telepon dengan sanjungan dalam tawa tersebut."Paman, seingatku kamu bekerja di Departemen Pe
"Kunjungan Pak Roy ke Didik Kasih benar-benar merupakan kehormatan bagi kami!"Dengan senyuman ramah di wajahnya, Linho berjalan cepat menuju ke arah Roy dengan tangan tertangkup.Akan tetapi, Roy memasang raut wajah dingin dengan tangan di belakang punggung tanpa berjabat tangan dengan Linho dan melewatinya sebelum memasuki gerbang sekolah.Linho merasa getir dan bergegas mengikutinya."Pak Roy, kurasa mungkin ada kesalahpahaman, untuk mempermasalahkannya?"Linho berkata dengan suara rendah."Salah paham? Sekarang Didik Kasih sudah begitu hebat sampai guru berani menghajar siswanya."Roy mencibir.Kalau ayah Antonio mengetahui anaknya telah dipukuli di sekolah dan dia sebagai wakil kepala Departemen Pendidikan tidak melindunginya, takutnya dia akan dikuliti hidup-hidup."Benar-benar mustahil hal seperti itu bisa terjadi!"Linho menepuk dadanya. Sebelum keluar untuk menyambut Roy, dia sudah meminta seseorang untuk menghapus video pengawasan Kelas 17.Ini adalah satu-satunya hal terakhi
Roy langsung jatuh terkulai ke lantai.Sebagai Menteri Pertahanan, Ketua Hans jarang ikut campur dalam urusan administratif karena kerahasiaan identitasnya. Akan tetapi begitu dia turun tangan, para tetua meja bundar lainnya akan memberinya perhatian dan tidak akan mengabaikannya begitu saja.Kalau Ketua Hans langsung mengangkat masalah ini, bahkan ayah Antonio pun tidak akan berani menolaknya.Kali ini semuanya sudah tamat.Siapa sangka seorang guru bisa memiliki status yang begitu tinggi?Sebelumnya, Antonio masih belum sadar sejak Ketua Hans memasuki ruang kelas.Dia memiliki latar belakang keluarga paling kuat di kelas ini.Setidaknya itulah dilihat dari luar.Antonio juga pernah bertemu dengan Ketua Hans. Saat masih kecil, ayahnya mengajak Antonio mengunjungi rumah Ketua Hans.Saat Ketua Hans masuk ke ruang kelas, dia berdiri untuk menyapa. Akan tetapi, Ketua Hans benar-benar mengabaikannya dan langsung berjalan ke arah wali kelas iblis.Antonio benar-benar tercengang.Siapa orang
Malam ini Deon bergadang sepanjang malam.Meskipun untuk saat ini Deon telah menaklukkan anak-anak nakal di kelasnya, tidak ada gunanya mengandalkan taktik memberikan tekanan kalau ingin meningkatkan kinerjanya. Dia juga harus memperbaiki cara mengajarnya.Jadi Deon menghabiskan satu malam membuat garis besar revisi.Tidak, mungkin tidak tepat kalau menyebutnya garis besar revisi. Bagi anak-anak yang mengikuti ujian sepanjang tahun, itu hanya bisa disebut sebagai silabus belajar.Untung saja nilai dasar mereka sangat rendah. Selama mereka belajar dengan baik sesuai rencana Deon, tidak sulit untuk meningkatkan nilai keseluruhan mereka sebesar 30% dalam waktu satu minggu.Setelah bergadang semalaman, keesokan paginya Deon masih muncul di kelas dengan semangat tinggi.Pelajaran pertama hari ini adalah kelas matematika Deon.Selain wali kelas, Deon juga menjabat sebagai guru matematika Kelas 17.Karena hal ini, mantan guru matematika Kelas 17 bahkan menelepon Deon dan mengucapkan terima ka
Deon menjadi curiga.Setelah menculik orang, kelompok pria bertopeng ini tidak menghubungi orang tua Antonio dan Karina, malah menghubungi wali kelas mereka.Mungkinkah mereka ingin mengincarnya?Kalau memang ingin mengincarnya, berarti identitasnya sebagai Dean telah terungkap.Deon menarik napas dalam-dalam.Apa pun yang terjadi, dia harus pergi. Meskipun kemarin Antonio menembak dirinya, sekarang Deon adalah wali kelas mereka."Jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun dulu, termasuk pihak sekolah."Deon menatap kapten satpam dan beberapa satpam yang pucat sambil berkata dengan suara rendah."Hah? N ... nggak bisa begitu. Kita nggak mampu memikul tanggung jawab ini!"Dahi kapten satpam dipenuhi keringat dingin dan suaranya bergetar."Apakah kamu pikir sekarang bisa memikul tanggung jawab? Kalau orang tua kedua siswa itu mengetahui abar ini, kalian akan langsung dikuliti hidup-hidup!""Lagi pula, para preman itu cuma menyuruhku untuk pergi ke sana sendirian. Kalau kalian melaporkan h
"Mereka cuma muridku. Apa yang membuat kalian berpikir aku akan mengorbankan hidupku demi mereka?"Deon mencibir dan bertanya."Karena identitas mereka!""Kami merekam videonya. Kalau kamu menolak, kami akan membunuh mereka dan merilis videonya! Menurutmu apakah nanti orang tua mereka yang naik pitam akan menyalahkanmu atas kematian mereka? Saat itu kamu dan orang tuamu akan mati mengenaskan! Aku yakin orang tua mereka pasti akan melakukan itu!"Pria kurus itu tertawa dengan suara melengking, merasa sangat bangga pada dirinya sendiri."Kalau begitu, apa kamu pikir orang tua mereka nggak akan bisa menemukan kalian?"Raut wajah Deon menjadi muram dan dia bertanya dengan suara rendah."Kamu nggak perlu khawatir. Kami punya solusi."Pria kurus itu terkekeh dan berkata dengan licik."Kalian ...."Wajah Deon memerah karena marah dan seluruh tubuhnya gemetar.Melihat Deon terlihat seperti ini dari atas gedung, ketiga pria bertopeng itu tertawa terbahak-bahak.Saat berikutnya, sosok Deon melom