"Dylan Kareem, Raja Mafia Kota Sielo?!" gumam Henni.Mendengar nama itu, dia merasa seperti disambar petir. Dia buru-buru merangkak dan memeluk paha Deon."Nak, jangan! Kamu nggak boleh membunuhnya!""Ibu, ada apa?!""Dylan adalah orang paling kejam di Kota Sielo! Dia bahkan mempunyai puluhan ribu orang pengikut! Kalau kita macam-macam dengannya, kita benar-benar akan mati!"Saking takutnya, wajah Henni menjadi pucat pasi.Beberapa tahun yang lalu, seorang kerabat jauh Henni tak sengaja menyinggung salah satu bawahan Dylan. Setelah itu, tangan dan kaki semua anggota keluarga kerabat tersebut dipotong dan mereka menjadi pengemis cacat yang tinggal di jalanan.Pada akhirnya, keluarga mereka yang beranggotakan lima orang itu semuanya mati kelaparan!Melihat pemandangan ini, Carlos langsung menyeringai."Hahaha! Bagaimana? Kalian takut, 'kan? Biar kuberitahu, ya. Bukan hanya kenalan, Dylan itu kerabatku! Sebenarnya nama lengkapku adalah Carlos Millard Kareem! Dia akan membela dan membantuk
"Keduanya ada di Restoran Black Rose?"Deon terlihat kaget. "Kenapa nggak bilang dari tadi?"Dia segera menelepon Luna dan Suzie secara bergantian.Namun, mereka berdua tidak dapat dihubungi sama sekali.Deon melihat sekeliling dengan sangat cemas dan bergumam, "Mereka nggak bekerja sama menghindariku, 'kan?"Kalau begini jadinya, dia tidak punya pilihan selain naik taksi dan pergi ke restoran itu.....Di dalam Restoran Black Rose.Luna dan Suzie sedang mengisi ulang gelas bir mereka."Ada apa dengan Deon hari ini? Kenapa dia meneleponku terus, ya?"Luna mengangkat sebelah alisnya, lalu meletakkan ponselnya.Hari ini, Luna mengenakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Dia mengenakan gaun sabrina berwarna merah yang memperlihatkan belahan dadanya, dipadukan dengan korset renda dan stoking putih tipis yang membuatnya terlihat seksi dan dewasa."Hihi, Luna, jangan-jangan kamu sengaja nggak menjawab panggilannya supaya dia tahu bahwa kamu lagi minum-minum di sini? Iya, 'kan?"Suzie mengg
Suzie spontan berkata, "Luna, kamu pasti sudah mabuk berat! Kamu yang biasanya nggak mungkin berbicara seperti itu!"Wajah Luna memerah karena mabuk dan dia terkekeh seolah sedang menertawakan dirinya sendiri."Hanya di saat otakku sudah banjir alkohol, barulah aku berani memimpikan hal-hal liar seperti ini. Bermimpi akan bertemu Pangeran Tampan, layaknya gadis-gadis pada umumnya.""Tapi, sayangnya pria sekaliber itu ditakdirkan untuk berdiri di puncak gunung dan memimpin orang lain. Mustahil aku bisa bertemu dengannya dalam kehidupan kali ini.""Apalagi ... bertemu dan jatuh cinta pada satu sama lain!""Sudahlah, aku lelah membicarakan hal ini. Ayo minum!"Keduanya saling mendentingkan gelas dan tidak menyadari bahwa Deon terus menelepon mereka sepanjang malam.Di saat restoran sudah tutup, barulah mereka keluar sambil tersandung-sandung.Luna sangat mabuk sampai tidak bisa berdiri tegak, jadi Suzie menuntunnya keluar dengan susah payah."Aku tahu kamu nggak bisa minum, makanya aku se
"Aku ... aku ...."Daniel sangat ketakutan hingga kakinya gemetaran dan wajahnya pucat pasi.Di sisi lain, Penggoda Bersaudara berjalan ke arahnya sambil terkekeh dengan ekspresi mengejek."Ada apa? Bukankah kamu ingin menjadi pahlawan bagi gadis-gadis ini? Ayo, maju! Kami sedang memberimu kesempatan untuk menjadi pahlawan, lho! Maju sini!"Daniel berseru dengan putus asa dan bergegas ke hadapan Penggoda Bersaudara sambil menarik pelatuk pistolnya.Namun, Penggoda Bersaudara langsung menghancurkan laras pistol Daniel dengan tangan mereka, lalu mengeluarkan peluru di dalamnya dan memakannya!"Mereka bukan manusia! Mereka monster!" seru Daniel dengan ketakutan. Detik berikutnya, dia langsung meninggalkan Luna dan Suzie dan melarikan diri!Luna dan Suzie menganga dan wajah mereka memucat menjadi seputih kertas!Suzie mencibir dan berkata, "Luna, kamu yakin orang seperti itu menyelamatkanmu dari Harlan?"Luna mengepalkan jari-jarinya dengan erat dan wajahnya makin pucat."Mustahil .... Dan
Suzie menganga dengan sangat lebar hingga mulutnya menjadi seukuran telur ayam!Deon menampar seorang master bela diri lagi!Itu pun penjahat buronan setingkat Penggoda Bersaudara!"Bu Suzie, bagaimana dengan Bu Luna? Kenapa dia nggak ada di sini? Apakah dia sudah pulang duluan?"Deon bertanya dengan bingung.Suzie menjawab dengan bersemangat."Oh, iya! Ayo kita kembali ke sana dan selamatkan Luna! Dia ditangkap oleh Penggoda Bersaudara lainnya dan dalam bahaya!"Deon seketika menjadi tegang dan berkata, "Di mana dia? Bawa aku ke sana!"Sungguh ceroboh, dia tidak menduga kedua Penggoda Bersaudara sama-sama berada di sini!Suzie melangkah ke depan Deon untuk menuntun jalan, tetapi Penggoda Bersaudara bungsu yang tadinya tumbang tiba-tiba saja bangun dan melompat ke depan mereka dengan suara mendentum.Separuh dari wajahnya kini cacat, tetapi dia malah tertawa dengan arogan."Hahaha! Menarik sekali! Ini pertama kalinya aku bertemu orang sekuat dirimu di tempat yang membosankan ini.""Sun
"Oh, begitu rupanya," sela Deon tanpa ekspresi."Kalau begitu, aku akan langsung membunuhmu saja!""Kamu kira kamu sehebat itu?" tanya Penggoda Bersaudara sulung sambil terkekeh. "Aku bisa membunuh seratus orang lemah sepertimu dalam satu tarikan napas!"Pada saat ini, sekelompok perwira bersenjata lengkap tiba-tiba datang!"Warga sipil sekalian, segera keluar dari sini! Ini adalah tempat yang berbahaya bagi kalian!"Seorang wanita jangkung berambut merah gelap bergelombang mengenakan sepatu bot tempur dan berjalan ke hadapan mereka dengan heroik dan anggun.Daniel mengikuti wanita itu dari belakang dan tiba-tiba berseru ke arah Deon."Apa? Kamu lagi? Pria bau terkutuk! Kamu kira ini tempat bersantai untuk orang lemah sepertimu? Enyahlah, Kapten Mira akan turun tangan sendiri untuk menindaklanjuti masalah ini!"Setelah melarikan diri, ternyata Daniel pergi ke markas Biro Penegakan Hukum untuk melaporkan kejadian tersebut.Setelah itu, anggota-anggota elit dari Biro Penegakan Hukum pun
"Lancang sekali kamu! Dasar genit! Tak tahu malu!" seru Mira dengan sangat marah hingga dadanya serasa hampir meledak."Aku hanya akan memberimu waktu tiga detik. Kalau kamu menolak meminta maaf, aku nggak punya pilihan selain mengotorimu!" ucap Deon dengan ekspresi yang tetap datar.Tiga ....Dua ....Satu!"Maaf!"Mira meminta maaf sambil menatap Deon dengan sangat kesal, seolah ingin menelannya hidup-hidup saat ini juga.Deon melepaskannya dan bahkan tak lupa untuk mencubit pantatnya."Apa ini? Aku nggak menyangkanya, ternyata pantatmu bagus juga, ya!"Mira sangat marah, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.Sepanjang hidupnya, dia belum pernah diperlakukan seperti ini oleh pria mana pun!Deon menghampiri Penggoda Bersaudara sulung yang sekarat itu."Ceritakan semua informasi yang kamu ketahui tentang Organisasi V."Ekspresi Mira seketika berubah, lalu melirik tato "V" di dada pria itu. Akan tetapi, kriminal genit itu malah menggertakkan giginya."Nggak mau! Kalau aku menceritaka
Bagas bergegas ke ruang tamu.Namun, dia malah mendengar gerangan seorang wanita dari dalam yang mengeluh."Tuan Sven, apa yang kamu lakukan? Ah! Jangan sentuh aku!""Tuan Sven, sadar dirilah! Kamu nggak boleh .... Lepaskan aku!"Bagas mengerutkan kening dan masuk ke dalam ruang tamu. Di sana, seorang pria berjubah hitam sedang mengganggu selir baru Bagas sambil berlutut.Pakaiannya robek di mana-mana hingga bentuk aslinya bahkan tidak terlihat lagi! Kini, tubuh anggunnya hanya ditutupi sepotong kain usang.Dia adalah gadis muda yang baru saja menapak usia 18 tahun dan bahkan belum sempat menikmati masa mudanya.Ketika dia melihat Bagas masuk, dia langsung bergegas ke arahnya sambil menangis.Bagas justru terkekeh."Tuan Sven memang punya selera yang bagus! Tapi, gadis ini adalah selirku, sayangnya aku nggak bisa memberikannya padamu. Nanti aku akan meminta pelayanku untuk mencarikan yang lebih cantik untuk menemanimu!"Tuan Sven juga tersenyum main-main."Tuan Bagas sangat beruntung b