Tamparannya begitu kuat sampai satpam itu langsung terjatuh ke lantai dan gigi-gigi gerahamnya hancur!Di hadapan semua orang, Gian membungkuk dan memungut Kartu Raja Gangster yang tadinya dibuang ke lantai.Lalu, dia menyekanya hingga bersih dengan pakaiannya sendiri, mengembuskan napas berat dan meminta maaf kepada Deon dengan hormat, "Maaf, Tuan Deon! Satpam ini masih baru dan belum memahami peraturan, tolong maafkan perilakunya. Sebagai pemilik Komplek Pantai Mas, Anda berhak menjatuhkan hukuman apa pun padanya!"Mendengar ucapan Gian ....Seolah-olah seseorang menekan tombol jeda, semuanya menjadi sunyi senyap!Saking tercengang, Cindy dan yang lainnya hanya bisa menganga hingga rahang bawah mereka hampir jatuh!Deon adalah Pemilik Komplek Pantai Mas!Camila buru-buru berkata, "Mustahil, dia itu hanyalah ...."Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Cindy langsung menutup mulutnya!Itu karena mata seseorang yang menakutkan sedang menatap mereka dengan tajam!Pak Gian menatap semua o
Deon tidak bisa berkata-kata lagi. Dia membantu Luna menyembuhkan bekas lukanya dan melupakan rasa sakitnya, tetapi Luna masih saja bersikap sedingin itu.Deon mau tak mau bergegas ke vila tempat tinggal Luna.Di sana, Deon melihat Luna yang mengenakan pakaian bisnis dan duduk di sofa dengan kaki terlipat. Dia menatap Deon dengan dingin dan bertanya, "Habis dari mana?""Membantu ibuku pindahan," jawab Deon.Mendengar jawaban ini, Luna langsung membatin dengan marah, 'Oh, begitu rupanya!'Aku terjebak di hotel, tapi kamu mengabaikanku dan malah asyik pindahan! Benar dugaanku, pria seperti ini memang nggak bisa diandalkan!'Deon memandang Luna sejenak. Dengan ekspresi tidak yakin, dia bertanya, "Bu Luna, luka-luka di tubuhmu sudah sembuh, 'kan? Apakah masih ada bagian yang sakit?""Tahu dari mana aku terluka?" tanya Luna sambil mengangkat sebelah alisnya.Lalu, dia mencibir dan berkata, "Tampaknya kamu cukup jago menjilat atasan, ya? Deon, kamu sama sekali nggak laki, yang ada malah muna
Kalau dilihat lebih dekat ....Yang digosok bukan kaki Luna, melainkan perut bagian bawahnya.Melihat Deon masuk, Luna langsung panik."Siapa yang menyuruhmu ... masuk?! Keluar! Kalau nggak, aku ... aku akan memukulmu!" ucap Luna sambil terengah-engah dan terus menatap Deon dengan mata waspada. Dia takut kejadian di kantor akan terulang kembali.Deon dengan hati-hati mengamati wajah dia dan berkata, "Aku nggak bermaksud jahat, Bu Luna. Aku masuk karena melihatmu seperti sedang nggak enak badan. Kalau kamu nggak keberatan, bolehkah aku memeriksamu sebentar?"Luna tidak menjawab dan menatap Deon dalam diam.Deon berkata, "Dahimu bercucuran keringat, artinya kondisi fisikmu saat ini sedang nggak bagus. Kalau begini terus, ambulans sekalipun nggak akan sempat menyelamatkanmu."Luna menggertakkan gigi dan berkata, "Ya, sudah! Periksa saja, jangan pakai acara sentuh-sentuhan!"Setelah Luna memberi izin, Deon mulai memeriksa keadaannya.Melihat wajah cantik Luna yang pucat serta tubuhnya yang
"Kenapa?" tanya Deon dan Luna dengan kaget."Karena prinsip kerja kami di sini adalah mendukung rujukan, bukan perceraian. Apalagi kalian baru saja menikah dan begitu serasi satu sama lain. Kalian adalah pasangan yang sempurna."Lalu, petugas itu tersenyum penuh arti dan berkata, "Biasanya, kalian pasti sangat mesra, 'kan? Aku nggak berhak memisahkan pasangan sesempurna kalian!"....Deon dan Luna terdiam.Mesra? Pasangan sempurna? Padahal, mereka baru saling kenal beberapa hari!Luna mengangkat alisnya dan berkata, "Aturan omong kosong apa itu?! Kalau begitu, kami harus menunggu berapa lama lagi sebelum bisa bercerai?"Petugas itu berkata, "Setidaknya satu bulan lagi!"Mereka akhirnya keluar dari Kantor Catatan Sipil.Luna tiba-tiba berkata, "Kalau begitu, kita belum bisa bercerai untuk sementara. Jangan pindah dulu sebelum penyakitku sembuh total. Begitu juga dengan perihal mengundurkan diri."Deon berkata, "Ya, sudah!"Mendengar jawaban Deon, Luna makin marah.Tampaknya, pria ini ti
Deon bertanya dengan penasaran."Kamu akan tahu setelah masuk ke mobil," ucap Suzie sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum manis."Ini instruksi Bu Luna, jadi kamu nggak berhak menolak!"Deon mengangkat alisnya dan membatin dengan heran, 'Luna meminta Bu Suzie datang menjemputku, padahal kita baru saja beradu mulut? Aneh sekali.'Namun, dia tidak berlama-lama meragukannya karena mengingat Suzie pernah membantunya sebelumnya. Pada akhirnya, Deon tetap masuk ke dalam mobil.Tak disangka, Suzie justru membawanya ke sebuah bar."Bu Suzie, Bu Luna memintamu untuk membawaku ke bar?" tanya Deon dengan terkejut."Hehe, kukira kamu akan langsung tahu begitu masuk ke mobil."Suzie mendorong Deon dengan lembut dan menuntunnya ke tempat duduk, lalu mengibas rambutnya dan berkata."Deon, sebenarnya Bu Luna nggak memberiku instruksi apa pun. Akulah yang ingin membawamu ke sini."Deon berkata dengan bingung, "Bu Suzie, aku kurang paham."Suzie bergumam, "Jangan panggil aku Bu Suzie, kita, 'kan
Wesley langsung marah-marah dan berkata dengan kasar, "Memangnya kamu sehebat itu? Di perusahaan mana kamu bekerja? Berapa penghasilanmu dalam sebulan?""Aku karyawan di departemen penjualan Grup Lixon yang baru-baru ini diangkat menjadi karyawan tetap. Kalau nggak salah, sekarang gajiku naik menjadi 8 juta," jawab Deon.Mendengar jawaban Deon, ekspresi teman-teman Wesley sontak berubah dan mereka bergumam satu sama lain, "Delapan juta?"Apakah telinga mereka keliru?Lingkaran pertemanan mereka terdiri dari pebisnis-pebisnis dengan kekayaan bersih yang melebihi 200 miliar per bulan. Lancang sekali pria dengan gaji 8 juta ini ikut nimbrung di sini?Detik selanjutnya, mereka langsung tertawa terbahak-bahak sambil mengejek Deon."Apa? Delapan juta? Untuk membeli salah satu pakaianku saja nggak cukup!""Harga makanan anjing peliharaanku saja sekitar 150 juta! Bagaimana caranya dia hidup hanya dengan gaji 8 juta?"Wesley dan teman-temannya adalah anak orang kaya yang dapat menghasilkan ratu
Bahasa Faransi Deon yang elegan langsung membungkam seisi ruangan.Saking suninya, suara jarum jatuh pun pasti akan menggema!Semua orang saling memandang. Mustahil ... orang dengan gaji 8 juta itu bisa berbahasa Faransi?Koki pastri asal Negara Faransi itu juga berdiri dalam diam.Melihat sang koki tidak menjawab, Wesley tidak bisa menahan tawanya."Kalau memang nggak bisa, buat apa kamu berpura-pura bisa berbahasa Faransi? Lihat, kokinya saja nggak memahami satu kata pun yang kamu katakan. Malu-maluin saja kamu ini!"Di luar dugaan, koki pastri Faransi itu tiba-tiba mengacungkan jempol pada Deon dan berkata dalam bahasa Indonesia yang kaku.Begitu koki tersebut memuji Deon, semua orang di sana tercengang!"Tuan, kalau bukan karena kulit Anda, aku pasti sudah mengira bahwa kamu itu penduduk asli negara kami. Bahasa Faransi-mu bagus sekali, seolah kamu lahir dan besar di Negara Faransi!"Apalagi Wesley yang wajahnya kembang kempis karena kesal ....Setelah koki itu pergi ....Suzie ter
Wajah Suzie yang ketakutan seketika memucat. Dia buru-buru berteriak, "Lepaskan aku! Aku akan memberimu uang! Uang yang berlimpah!""Tentu saja aku suka uang, tapi aku juga menginginkanmu!"Pria kekar itu menjawab sambil menyeringai.Suzie benar-benar putus asa. Dari sekilas saja, dia sudah bisa menebak bahwa pria ini adalah orang tidak beres yang sering berpindah rumah. Karena tidak punya tempat tinggal tetap, dia tentu tidak takut terhadap siapa pun.Pada saat ini, jari ramping seseorang tiba-tiba menarik lengan pria besar itu.Ternyata orang itu adalah Deon. Dia bertanya dengan tenang, "Permisi, aku ingin bertanya tentang asal tato di dadamu itu."Pria besar itu tertegun sejenak. Melihat Deon melirik tato berbentuk huruf V di dadanya, dia tiba-tiba meludahi wajah Deon."Pergi sana! Mengganggu saja!"Tiba-tiba saja, tubuh besarnya terhempas ke belakang dengan cepat.Bahkan kepalanya pun tertancap di dinding sepenuhnya dan darahnya mengucur dengan deras! Sungguh tragis!Suzie termangu