Wesley langsung marah-marah dan berkata dengan kasar, "Memangnya kamu sehebat itu? Di perusahaan mana kamu bekerja? Berapa penghasilanmu dalam sebulan?""Aku karyawan di departemen penjualan Grup Lixon yang baru-baru ini diangkat menjadi karyawan tetap. Kalau nggak salah, sekarang gajiku naik menjadi 8 juta," jawab Deon.Mendengar jawaban Deon, ekspresi teman-teman Wesley sontak berubah dan mereka bergumam satu sama lain, "Delapan juta?"Apakah telinga mereka keliru?Lingkaran pertemanan mereka terdiri dari pebisnis-pebisnis dengan kekayaan bersih yang melebihi 200 miliar per bulan. Lancang sekali pria dengan gaji 8 juta ini ikut nimbrung di sini?Detik selanjutnya, mereka langsung tertawa terbahak-bahak sambil mengejek Deon."Apa? Delapan juta? Untuk membeli salah satu pakaianku saja nggak cukup!""Harga makanan anjing peliharaanku saja sekitar 150 juta! Bagaimana caranya dia hidup hanya dengan gaji 8 juta?"Wesley dan teman-temannya adalah anak orang kaya yang dapat menghasilkan ratu
Bahasa Faransi Deon yang elegan langsung membungkam seisi ruangan.Saking suninya, suara jarum jatuh pun pasti akan menggema!Semua orang saling memandang. Mustahil ... orang dengan gaji 8 juta itu bisa berbahasa Faransi?Koki pastri asal Negara Faransi itu juga berdiri dalam diam.Melihat sang koki tidak menjawab, Wesley tidak bisa menahan tawanya."Kalau memang nggak bisa, buat apa kamu berpura-pura bisa berbahasa Faransi? Lihat, kokinya saja nggak memahami satu kata pun yang kamu katakan. Malu-maluin saja kamu ini!"Di luar dugaan, koki pastri Faransi itu tiba-tiba mengacungkan jempol pada Deon dan berkata dalam bahasa Indonesia yang kaku.Begitu koki tersebut memuji Deon, semua orang di sana tercengang!"Tuan, kalau bukan karena kulit Anda, aku pasti sudah mengira bahwa kamu itu penduduk asli negara kami. Bahasa Faransi-mu bagus sekali, seolah kamu lahir dan besar di Negara Faransi!"Apalagi Wesley yang wajahnya kembang kempis karena kesal ....Setelah koki itu pergi ....Suzie ter
Wajah Suzie yang ketakutan seketika memucat. Dia buru-buru berteriak, "Lepaskan aku! Aku akan memberimu uang! Uang yang berlimpah!""Tentu saja aku suka uang, tapi aku juga menginginkanmu!"Pria kekar itu menjawab sambil menyeringai.Suzie benar-benar putus asa. Dari sekilas saja, dia sudah bisa menebak bahwa pria ini adalah orang tidak beres yang sering berpindah rumah. Karena tidak punya tempat tinggal tetap, dia tentu tidak takut terhadap siapa pun.Pada saat ini, jari ramping seseorang tiba-tiba menarik lengan pria besar itu.Ternyata orang itu adalah Deon. Dia bertanya dengan tenang, "Permisi, aku ingin bertanya tentang asal tato di dadamu itu."Pria besar itu tertegun sejenak. Melihat Deon melirik tato berbentuk huruf V di dadanya, dia tiba-tiba meludahi wajah Deon."Pergi sana! Mengganggu saja!"Tiba-tiba saja, tubuh besarnya terhempas ke belakang dengan cepat.Bahkan kepalanya pun tertancap di dinding sepenuhnya dan darahnya mengucur dengan deras! Sungguh tragis!Suzie termangu
"Sudah?" tanya Luna.Menghadapi hinaan keluarganya sendiri, Luna tetap tenang dan hanya menanggapi mereka dengan muka datar."Aku adalah wakil presiden eksekutif grup ini yang mengepalai sembilan departemen utama. Aku akan bertanggung jawab penuh atas insiden ini.""Bertanggung jawab? Kamu kira kamu sanggup menutupi kerugian kita dengan membeli kembali produk kita seorang diri? Ini kerugian yang sangat besar!" ucap Julian dengan marah.Simon melambaikan tangannya."Dewan direksi hanya bisa memberimu tenggat waktu setengah bulan. Kalau kamu nggak berhasil menyelesaikan masalah ini dalam tenggat waktu itu, yang bisa kamu lakukan hanyalah mengundurkan diri!""Ya, sudah!" jawab Luna.Lalu, dia meninggalkan ruangan dewan direksi dengan ekspresi dingin.Namun, setelah berjalan cukup jauh, tangannya mulai gemetaran.Di luar dugaan, keadaan Harlan membuat Keluarga Tier berang. Mereka pasti akan melakukan segala cara untuk menekan Grup Lixon.Luna tahu bahwa dewan direksi Keluarga Yossef telah
Di gedung kantor Grup Sinarta.Dylan mengantar Deon ke kantor eksekutif melalui jalur khusus.Di dalam, ada Darren yang mengenakan setelan tradisional terbaring di ranjang dan di sampingnya ada seorang lelaki tua yang sedang membuatkannya obat."Dylan, bukankah kamu bilang akan membawa seorang dokter hebat untuk mengobati penyakitku? Kamu berbohong, ya?"Darren memandang Deon yang berdiri di belakang Dylan dan bertanya sambil mengerutkan kening, "Siapa itu? Kenapa kamu berbohong padaku?"Dylan terkekeh."Dasar berengsek tua, beraninya kamu meremehkan orang lain. Beliau adalah Dokter Deon, dokter hebat yang aku sebutkan itu! Bersyukurlah, karena di luar sana ada banyak orang kaya yang bahkan nggak bisa diobati dokter ini, tak peduli betapa berkuasanya mereka!"Mendengar ucapan Dylan, Darren dan pria tua di sampingnya tidak bisa menahan tawa mereka.Siapa pun bisa melihat bahwa mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Dylan."Dylan, Dylan. Kamu memang hanya menang otot, t
Darren terkejut dan seketika berubah pikiran."Astaga, saya sungguh tercela! Dokter Deon, tolong maafkan saya! Saya mohon, tolong obati penyakit saya dan selamatkan hidup saya yang nggak berarti ini!""Demi Dylan, aku akan mengobatimu satu kali ini."Deon menjawab dengan acuh tak acuh.Deon merasakan denyut nadi Darren, lalu memicingkan matanya dan berkata, "Ada tumor ganas yang bermutasi di otakmu. Karena otak terhubung ke saraf kranial, tumor ini nggak bisa diangkat dengan operasi.""Yah, menurut pengobatan Barat, kamu pasti sudah dianggap mati. Bahkan pengobatan tradisional pun hanya bisa memperpanjang hidupmu selama beberapa tahun."Deon menjelaskan sambil tersenyum pahit."Ada satu cara untuk membasmi tumormu dengan cepat.""Tolong katakan! Saya nggak peduli berapa harganya, saya akan membelinya!" pinta Darren dengan girang."Kamu nggak perlu membayar sepeser pun," ucap Deon sambil menggeleng.Lalu, dia tiba-tiba menampar Darren!Dalam sekejap ....Darren terhempas beberapa meter
"Aku hanya kebetulan lewat," jawab Deon.Karena tidak ingin Daniel tahu bahwa dirinya sedang merawat Darren, Deon pun berbohong.Luna terkejut sejenak, lalu berkata dengan agak kesal."Omong kosong apa itu? Karena kamu kebetulan lewat dan melihatku di sini, kamu boleh ikut campur dalam urusan orang lain, begitu? Pergi sana, hal ini nggak menyangkut karyawan biasa sepertimu!"Grup Sinarta adalah raksasa di dunia bisnis. Bagi mereka, melukai seorang karyawan tingkat rendah seperti Deon bukanlah hal yang mustahil!"Bu Luna, melindungi atasan adalah salah satu tugas karyawan," jawab Deon dengan tenang."Lagi pula, hubungan kita melampaui hubungan atasan dan bawahan pada umumnya ...."Telinga Luna memerah dan matanya yang berbentuk almond membelalak. "Berisik! Pergi sana!"Deon kebingungan, lalu berkata, "Kamu kesal saat aku berusaha membantumu, tapi kamu juga kesal saat aku nggak membantumu. Bos macam apa yang memperlakukan karyawannya sendiri sekasar itu?"Luna tidak bisa berkata-kata.Ho
'Nggak, nggak. Yang lebih penting lagi, kenapa tadi hatimu goyah saat melihat Deon?'Kamu nggak boleh menyimpan perasaan terhadap pegawaimu sendiri!'Luna menarik napas dalam-dalam dan membatin, 'Ilusi! Tak dipungkiri lagi, itu pasti ilusi!'Dalam sekejap, wajahnya yang tadi merona dan menawan kembali menjadi datar dan dingin seperti sedia kala.Darren tersenyum dan berkata, "Kalian berdua datang untuk menemuiku, 'kan? Kebetulan aku sedang ada waktu luang, silakan masuk!"Di mata Darren, Deon tampak sangat peduli pada gadis ini, jadi tentu saja dia harus membelanya dengan melakukan permintaannya dan membantunya sebisa mungkin.Luna merasa tersanjung dan buru-buru berkata, "Terima kasih banyak, Pak Darren.""Deon," panggil Luna sambil berbalik.Akan tetapi, Deon malah sudah berjalan cukup jauh.Sebenarnya, Deon memang berencana pulang dan hanya bermaksud membantu Luna masuk.Namun, tindakannya tidak terlihat demikian di mata Luna.Kalau Deon benar-benar mengenal Darren, kenapa dia nggak
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco