Harlan tercengang dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Deon mengangkat alisnya dan bertanya, "Akan kuanggap sebagai ya. Kamu menyentuh Luna dengan kesepuluh jarimu, benar begitu?"Begitu dia selesai berbicara, dia mematahkan kesepuluh jari Harlan.Dalam sekejap, darah Harlan muncrat dari jari-jarinya dan dia berlutut sambil menjerit kencang.Lalu, Deon menginjak kepala Harlan kuat-kuat. Walau Harlan berusaha sekuat tenaga untuk lepas, usahanya sia-sia!"Jangan khawatir, membunuhmu nggak akan membutuhkan waktu lama!"Deon lalu berkata kata demi kata, "Aku akan menyakitimu sampai setengah mati!"Setelah melontarkan ancamannya, Deon mengangkat kepala Harlan dan memperlihatkannya kepada para bawahan Harlan sambil berkata dengan nada dingin, "Bagi siapa pun yang membunuhnya, aku akan membiarkanmu hidup."Drap! Drap!Dalam sekejap, semua bawahan Harlan bergegas maju seperti orang gila, lalu meninju dan menendang tuan mereka sendiri!"Dasar binatang! Berani-beraninya kalian memukulk
"Deon? Apa yang kamu lakukan di sini?"Suzie tercengang. Namun, Deon sudah melewatinya seperti embusan angin sebelum dia sempat selesai bertanya!"Aneh sekali!" Suzie tercengang sejenak, lalu mengabaikannya dan buru-buru masuk ke kamar di lantai paling atas.Namun, lagi-lagi dia dihadapkan dengan pemandangan yang mengejutkannya.Ada Harlan yang terbaring di lantai dengan keadaan tangan dan kaki patah, lalu ada juga ratusan mayat yang berserakan!Siapa yang melakukannya?Suzie langsung mengingat Deon yang tadi melewatinya. Mungkinkah dia pelakunya?!"Uhuk!" Pada saat ini, Luna yang tidak sadarkan diri perlahan tersadar."Luna!" Suzie segera menghampiri dan memeluknya, lalu meminta maaf dengan air mata berlinang, "Maaf aku terlambat!""Zie, apa yang kamu lakukan di sini?"Luna membuka matanya dan menyadari bahwa luka-luka tubuhnya telah pulih, tetapi dia merasa seperti terkena amnesia.Dia hanya mengingat bahwa dia disudutkan oleh Harlan sampai terpaksa kabur ke kamar mandi, kemudian dia
Dia adalah Carlos Millard, adik laki-laki Camila yang baru dibebaskan dari penjara dua tahun lalu setelah membunuh seseorang secara tidak sengaja.Walau telah dipenjara, sikap keras kepalanya masih bertahan!"Bu!" panggil Deon dengan marah."Biarkan ibuku pergi, kalau nggak ... kamu akan menanggung akibatnya!"Deon segera melangkah ke arah Carlos!"Deon, jangan!" teriak Henni dengan wajah pucat karena kurang oksigen. "Ini adalah kesalahan orang tuaku dan nggak ada hubungannya dengan anak-anakku! Selesaikan masalahnya denganku saja!"Sambil menggigit rokok, Carlos melepaskan Henni dan berkata sambil tersenyum, "Kak Henni, aku ini pria baik-baik, aku nggak mungkin datang ke rumahmu tanpa alasan!""Aku mempunyai kontrak pinjaman yang menyatakan bahwa suamimu meminjam dua juta dariku lima belas tahun lalu! Setelah ditambah suku bunga dan inflasi bertahun-tahun, bukannya wajar-wajar saja aku meminta dikembalikan satu miliar?"Deon mengerutkan kening dan bertanya, "Bu, apa yang terjadi?""Du
Henni juga berkata dengan tidak percaya, "Nak, menurut Ibu itu tidak terdengar realistis ....""Percayalah padaku, Bu!" jawab Deon dengan tulus.Menatap wajah putranya yang tulus, Henni berkata dengan tegas, "Baiklah! Ibu percaya padamu. Ibu akan membiarkanmu mengambil keputusan!"Deon menulis sebuah kontrak, lalu menyerahkannya kepada mereka dan berkata dengan nada dingin, "Tanda tangan di sini. Rumah dan tanah bobrok ini akan menjadi milik kalian. Setelah ini, keluarga kami tidak lagi berutang apa pun pada kalian!"Carlos langsung menandatangani kontrak tersebut dengan kegirangan dan berkata, "Haha! Baiklah! Utang satu miliar kalian akan kuhapus semuanya! Aku berjanji nggak akan mengganggu kalian lagi di masa depan!"Cindy dan ibunya juga merasa sangat bahagia.Mereka tidak menyangka mereka akan mendapatkan rumah dan tanah ini secepat itu!Untungnya, Deon si bodoh tiba-tiba mengaku telah membeli seluruh Komplek Pantai Mas. Mereka hampir tertawa setengah mati!"Bu, ayo pergi ke rumah
Tamparannya begitu kuat sampai satpam itu langsung terjatuh ke lantai dan gigi-gigi gerahamnya hancur!Di hadapan semua orang, Gian membungkuk dan memungut Kartu Raja Gangster yang tadinya dibuang ke lantai.Lalu, dia menyekanya hingga bersih dengan pakaiannya sendiri, mengembuskan napas berat dan meminta maaf kepada Deon dengan hormat, "Maaf, Tuan Deon! Satpam ini masih baru dan belum memahami peraturan, tolong maafkan perilakunya. Sebagai pemilik Komplek Pantai Mas, Anda berhak menjatuhkan hukuman apa pun padanya!"Mendengar ucapan Gian ....Seolah-olah seseorang menekan tombol jeda, semuanya menjadi sunyi senyap!Saking tercengang, Cindy dan yang lainnya hanya bisa menganga hingga rahang bawah mereka hampir jatuh!Deon adalah Pemilik Komplek Pantai Mas!Camila buru-buru berkata, "Mustahil, dia itu hanyalah ...."Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Cindy langsung menutup mulutnya!Itu karena mata seseorang yang menakutkan sedang menatap mereka dengan tajam!Pak Gian menatap semua o
Deon tidak bisa berkata-kata lagi. Dia membantu Luna menyembuhkan bekas lukanya dan melupakan rasa sakitnya, tetapi Luna masih saja bersikap sedingin itu.Deon mau tak mau bergegas ke vila tempat tinggal Luna.Di sana, Deon melihat Luna yang mengenakan pakaian bisnis dan duduk di sofa dengan kaki terlipat. Dia menatap Deon dengan dingin dan bertanya, "Habis dari mana?""Membantu ibuku pindahan," jawab Deon.Mendengar jawaban ini, Luna langsung membatin dengan marah, 'Oh, begitu rupanya!'Aku terjebak di hotel, tapi kamu mengabaikanku dan malah asyik pindahan! Benar dugaanku, pria seperti ini memang nggak bisa diandalkan!'Deon memandang Luna sejenak. Dengan ekspresi tidak yakin, dia bertanya, "Bu Luna, luka-luka di tubuhmu sudah sembuh, 'kan? Apakah masih ada bagian yang sakit?""Tahu dari mana aku terluka?" tanya Luna sambil mengangkat sebelah alisnya.Lalu, dia mencibir dan berkata, "Tampaknya kamu cukup jago menjilat atasan, ya? Deon, kamu sama sekali nggak laki, yang ada malah muna
Kalau dilihat lebih dekat ....Yang digosok bukan kaki Luna, melainkan perut bagian bawahnya.Melihat Deon masuk, Luna langsung panik."Siapa yang menyuruhmu ... masuk?! Keluar! Kalau nggak, aku ... aku akan memukulmu!" ucap Luna sambil terengah-engah dan terus menatap Deon dengan mata waspada. Dia takut kejadian di kantor akan terulang kembali.Deon dengan hati-hati mengamati wajah dia dan berkata, "Aku nggak bermaksud jahat, Bu Luna. Aku masuk karena melihatmu seperti sedang nggak enak badan. Kalau kamu nggak keberatan, bolehkah aku memeriksamu sebentar?"Luna tidak menjawab dan menatap Deon dalam diam.Deon berkata, "Dahimu bercucuran keringat, artinya kondisi fisikmu saat ini sedang nggak bagus. Kalau begini terus, ambulans sekalipun nggak akan sempat menyelamatkanmu."Luna menggertakkan gigi dan berkata, "Ya, sudah! Periksa saja, jangan pakai acara sentuh-sentuhan!"Setelah Luna memberi izin, Deon mulai memeriksa keadaannya.Melihat wajah cantik Luna yang pucat serta tubuhnya yang
"Kenapa?" tanya Deon dan Luna dengan kaget."Karena prinsip kerja kami di sini adalah mendukung rujukan, bukan perceraian. Apalagi kalian baru saja menikah dan begitu serasi satu sama lain. Kalian adalah pasangan yang sempurna."Lalu, petugas itu tersenyum penuh arti dan berkata, "Biasanya, kalian pasti sangat mesra, 'kan? Aku nggak berhak memisahkan pasangan sesempurna kalian!"....Deon dan Luna terdiam.Mesra? Pasangan sempurna? Padahal, mereka baru saling kenal beberapa hari!Luna mengangkat alisnya dan berkata, "Aturan omong kosong apa itu?! Kalau begitu, kami harus menunggu berapa lama lagi sebelum bisa bercerai?"Petugas itu berkata, "Setidaknya satu bulan lagi!"Mereka akhirnya keluar dari Kantor Catatan Sipil.Luna tiba-tiba berkata, "Kalau begitu, kita belum bisa bercerai untuk sementara. Jangan pindah dulu sebelum penyakitku sembuh total. Begitu juga dengan perihal mengundurkan diri."Deon berkata, "Ya, sudah!"Mendengar jawaban Deon, Luna makin marah.Tampaknya, pria ini ti