Share

Halwa Bebas?

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-03-17 13:13:30

"Ya, kalau butuh sesuatu jangan sungkan-sungkan untuk meneleponku, kau lihat ponsel di atas meja itu ... "

Halwa mengalihkan perhatiannya ke atas meja kecil di samping tempat tidurnya, terlihat di sana sebuah ponsel keluaran terbaru, dan Halwa langsung mengangguk sambil kembali menatap Victor.

"Ada nomor ponselku di sana. Jangan ragu-ragu untuk meneleponku, Ok?"

"Iya, terima kasih, Vic."

"Ah, ya. Jangan menghubungi orang tuamu dengan ponsel itu, takutnya Edzhar nanti akan melacaknya saat dia tahu kamu sudah bebas dan keluar dari Turki."

"Iyaa ... "

"Dan jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu Edzhar," ujarnya seolah mengerti apa yang sedang di khawatirkan Halwa saat ini.

"Terima kasih," ucapnya lagi

"Istirahatlah, aku tidak akan lama ... "

Dan setelah Halwa mengangguk, Victor kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu.

Halwa tidak dapat menghentikan air matanya, ia terharu dengan kebaikan Victor yang mau membebaskannya dari neraka itu, juga menyelamatkan nyawanya dan juga anaknya.

"Terima kasih, Vic. Terima kasih, aku akan membalas semua kebaikanmu ini. Tidak sekarang, aku tidak memiliki apapun untuk aku beri padamu. Mungkin nanti, kelak apapun yang kamu minta akan aku berikan, untuk membalas semua kebaikanmu ini," janji Halwa.

Ia mengusap lembut perutnya, entah ia telah mengambil keputusan yang tepat dengan terus mempertahankan anak hasil pemerkosaan ini atau tidak?

Tapi satu hal yang pasti, ia tidak akan pernah mau menghilangkan nyawa seseorang, apalagi nyawa darah dagingnya sendiri, meski mungkin seumur hidup ia akan terus mengingat, penyebab anaknya itu bisa hadir di bumi ini.

"Tumbuhlah jadi anak yang baik ya, Sayang. Aku adalah ibu sekaligus ayah untukmu," desah Halwa pelan.

Sementara itu, di sebuah club eksklusif di pusat kota Istanbul, Edzhar sedang berjalan hilir mudik, nampak tidak dapat mengendalikan kegelisahannya, karena hingga saat ini belum juga menemukan titik terang kasus bunuh dirinya Tita,

"Sudah dua bulan, Yas! Dan belum ada titik terang juga tentang siapa pria yang sudah memperkosa Tita itu?" geramnya untuk kesekian kalinya.

"Kejadian di malam hari, Tuan. Fitur wajah mereka tidak terlihat jelas, tapi kami masih terus mencocokkan wajahnya. Sedang CCTV di bagian geladak terhenti, setelah Nona Tita menceburkan diri ke laut, Tuan," jelas Yas.

"Mungkinkah sebenarnya Tita selamat? Karena hingga kini mayatnya tidak dapat digtemukan," tanya Levin.

Levin, Ethan, Aaron dan Victor sudah satu minggu ini berada di Istanbul, untuk memberikan dukungan pada Edzhar dalam mencari pelaku pemerkosa kekasihnya itu, yang hingga kini masih misterius, sama misteriusnya dengan jasad Tita yang hingga kini tidak dapat ditemukan.

Edzhar langsung menatap tajam Levin, "Pertanyaan bodoh! Kalau Tita masih hidup, dia pasti akan langsung menghubungiku!"

"Bagaimana dengan sahabatnya, Halwa? Apa kau masih terus membayar orang untuk menyiksanya?" tanya Ethan.

Keempat sahabatnya itu tidak ada yang setuju dengan perbuatan gila Edzhar, yang langsung menjudge Halwa sebagai tersangka, hanya karena berdasarkan pengakuan Tita di telepon sebelum pergi ke kapal pesiar itu.

Bagaimana bisa memutuskan seseorang bersalah hanya berdasarkan keterangan dari satu pihak saja? Bahkan Edzhar sma sekali tidak mau mendengarkan pembelaan Halwa. Pria itu telah dibutakan oleh Tita, sejak dulu.

"Ya, dan jangan ada lagi yang membelanya! Atau aku akan memutuskan hubungan dengan kalian! Wanita itu srigala berbulu domba, menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya!" desis Edzhar,

"Apa kau tidak merasa kasihan dengan wanita cantik itu, Ed? Wanita itu sampai mencoba untuk bunuh diri! Dia pasti putus asa sekali saat itu," timpal Levin.

"Itu cuma akal-akalan wanita licik itu saja, untuk menarik rasa simpatiku ... Tapi aku tidak akan berbelas kasih padanya, setelah apa yang sudah wanita itu lakukan pada Titaku!" tegas Edzhar.

Tatapan mereka teralihkan pada pintu yang mengayun terbuka,

"Tumben kau telat datang, Vic? Biasanya kau yang paling on time," tanya Edzhar ketika Victor baru saja bergabung dengan mereka.

"Ketiduran!" jawab Victor santai, lalu duduk di antara Levin dan Ethan,

"Dimana Aaron?" tanyanya.

"Sudah pulang tadi pagi, Lea sakit," jawab Ethan.

"Vic ... Siapa yang kau curigai, yang menjadi dalang dari semua ini?" tanya Edzhar pada Victor, seperti biasa pria itu hanya menjawab dengan mengangkat bahunya kalau sedang malas berbicara.

"Kau harus bertanya dengan tulisan, atau pesan singkat, baru Victor bisa menjawabnya panjang lebar," ujar Levin, dan Victor hanya mengabaikannya.

Mereka terus membahas masalah Tita ketika asisten pribadi Edzhar kembali masuk, lalu menyerahkan sebuah rekaman CCTV ke Edzhar.

"Rekaman kapal pesiar itu?" tanya Edzhar, tapi Yas menggelengkan kepalanya,

"Bukan, Tuan. Ini adalah rangkuman rekaman CCTV tempat nona Halwa ditahan selama dua bulan ini, yang anda minta," jawab Yas.

Edzhar memutar beberapa rekaman selama dua bulan yang menjadi satu itu. yang di ambil bagian Halwanya saja.

Halwa yang sedang menyapu lantai, lalu tiba-tiba tahanan wanita lainnya lewat, dan tanpa basa-basi menarik kencang rambut Halwa hingga wanita itu memekik kesakitan.

Sepertinya narapidana tadi menarik rambut Halwa terlalu kencang, hingga terlihat ada banyak rambut yang rontok di tangan Halwa, dan wanita itu langsung membuangnya ke tempat sampah terdekat.

Lalu rekaman beralih ke video selanjutnya, kali ini di ruang cuci baju, dimana Halwa sedang meringkuk di lantai, kemungkinan besar sedang melindungi perutnya dari tendangan silih berganti narapidana lainnya di punggung dan kakinya.

"Sudah dapat identitas Sipir penjara yang bersamanya itu?" tanya Edzhar dingin.

"Tidak, Tuan. Karena tidak sekalipun Nona Halwa terlihat bersama sipir, atau pria lainnya," jawabnya.

Edzhar mengerang pelan, lalu mengacak rambutnya dengan kesal, "Itu berarti anak yang sedang dikandungnya adalah benar anakku? Ya Tuhan ... "

Edzhar meraih kerah baju Yas, "Cepat cabut tuntutan saya padanya, dan bawa Halwa ke Penthouse saya!" perintah Edzhar.

Yas terlihat ragu-ragu untuk menjawabnya, tapi mau tidak mau Tuannya itu tetap harus mengetahuinya,

"Tapi ... Nona Halwa sudah tidak ada di rumah sakit itu lagi, Tuan. Seseorang membawanya dan bahkan sudah membebaskannya, jadi status Nona Halwa saat ini bukan lagi narapidana."

"Cari dan temukan siapapun yang berani menentang saya itu!" raung Edzhar.

"Kamera CCTV rusak secara bersamaan saat Nona Halwa menghilang dari rumah sakit, dan tidak ada satupun saksi mata yang melihat Nona Halwa keluar dari rumah sakit itu, Tuan. Saya juga sudah bertanya siapa penjamin kebebasan Halwa, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mau mengatakannya, sekeras apapun saya mengancam mereka, Tuan," jelas Yas.

"Orang itu pasti berpengaruh, tidak mungkin kepala penjara sialan itu mau menentang saya, kalau yang membebaskan Halwa itu adalah orang biasa! Siapa orang itu?" geram Edzhar.

"Cari identitas siapapun yang membebaskan Halwa, saya akan memberikan pelajaran padanya!" perintahnya pada Yas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cinta Pada Pandangan Pertama

    Setahun yang laluHalwa dan Tita duduk di barisan kursi terdepan, mereka terpisah dari teman-teman satu fakultasnya, untuk memudahkan prosesi wisuda, karena mereka termasuk wisudawan berprestasi.Tepat pukul delapan, rektor dan jajaran rektorat masuk dan duduk di tempat yang sudah disiapkan untuk mereka.Setelah semua rektor dan jajarannya sudah menempati posisi mereka masing-masing, pemimpin paduan suara keluar dari barisannya, disusul dengan suara MC yang meminta seluruh peserta untuk menyanyikan lagu kebangsaan secara bersama-sama.Hingga akhirnya nama-nama wisudawan yang berprestasi dari tiap fakultas, dipanggil satu persatu untuk naik ke atas panggung, untuk menerima ijasah langsung dari rektor.Tempat duduk mereka yang berada di barisan terdepan dekat panggung, membantu prosesi berjalan sangat cepat dan mulus, hingga akhirnya MC menyebut nama Halwa."Aira Halwatuzahra!" "Semangat!" seru Tita sambil meremas tangan Halwa sebelum ia berdiri dan naik ke atas panggung.Dengan arahan

    Last Updated : 2025-03-17
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kosong

    Turki, negara transkontinental, satu negara seribu rasa. Negara yang penuh dengan kekontrasan, tempat bertemunya tradisi Timur dan Barat, dimana pemandangan reruntuhan dan bangunan kuno bersanding dengan dunia modern, serta kehidupan sekuler dan religius yang berjalan berdampingan. Negara yang ingin sekali Halwa kunjungi, itu makanya ia tidak menolak saat Tita mengajaknya ke negara ini, untuk merayakan ulang tahun kekasihnya, Edzhar. Kini, nyaris tiga bulan Halwa berada di negara ini, dan sekarang adalah malam terakhirnya di negara ini.Halwa menatap ke luar jendela kamarnya, menatap nanar ke pemandangan kota Istanbul ini, yang pamornya tak kalah impresif dibandingkan dengan ibu kota Turi, Ankara. Satu-satunya kota di dunia yang berada di dua benua. Hanya dengan menaiki kapal ferry, kita sudah bisa berpindah dari Benua Asia ke Benua Eropa."Kamu sudah siap?" tanya Victor.Halwa balik badan menghadap pria yang sudah menyelamatkannya itu, "Ya," jawabnya, lalu melangkah mundur saat Vic

    Last Updated : 2025-03-28
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Depresi

    Halwa sudah membayangkan kalau pertemuannya dengan kedua orang tuanya akan mengharu biru. Tapi ternyata lebih dari itu.Kini Halwa terduduk di lantai, dengan kepalanya yang ia rebahkan di atas pangkuan mamanya, dengan papanya yang duduk di sebelahnya, yang tangan tuanya kini sedang mengusap lembut kepala Halwa.Segala kepahitan dan penderitaan hidupnya selama tiga bulan ini, Halwa curahkan semuanya kepada kedua orang tuanya itu, sambil sesengukan ia menceritakan semuanya, tidak ada satupun yang ia sembunyikan."Aku sudah hancur sekarang, Ma, Pa. Pria itu sudah menghancurkan masa depanku," isak Halwa, airmatanya masih terus membasahi celana pajang mamanya.Orang tua mana yang tidak akan bersedih mendengar nasib malang yang menimpa putrinya, tidak terkecuali dengan mama dan papanya Halwa.Halwa dapat merasakan tetesan air mata mamanya yang jatuh ke kepala Halwa, tapi Halwa tetap bergeming, ia tetap merebahkan kepalanya di atas pangkuan mama

    Last Updated : 2025-03-28
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kenangan Yang Berbahaya

    "Kenapa aku harus ke Psikiater?" tanya Halwa keesokan harinya. Mama merangkul pundak Halwa, "Untuk membantumu supaya lebih cepat pulih dari trauma itu, Sayang. Dan bukan di sini, kamu akan memulai konsultasi saat sudah berada di Spanyol nanti," jawabnya. "Dimana Victor? Aku belum melihatnya pagi ini?" tanya Halwa. "Dia dan Papa sedang mengurus dokumen kepindahan kita. Beruntung kamu menemukan pria sebaik dia Aira," jawab mama sambil merapikan rambut Halwa, "Mau Mama kuncir?" tanyanya dan Halwa menganggukkan kepalanya. Kini ia tidak bisa mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi, bahkan hanya sekedar untuk mengikat rambutnya. Akibat dari tendangan keras di bahunya hingga menyebabkan tulang lengan atas bergeser dari soket bahunya. "Tunggu sebantar, Mama ambil sisir dan ikat rambut dulu," ujar mamanya sambil berdiri, lalu melangkah ke dalam kamar Halwa. Bosan hanya duduk-duduk saja sejak tadi, Halwa melangkahkan kakinya dengan pelan ke halaman rumahnya. Desanya ini berada d

    Last Updated : 2025-03-28
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Jebakan

    Desa Albarracin, Spanyol. Salah satu desa terindah di dunia. Desa yang menyajikan panorama abad pertengahan yang sangat kental, rumah-rumah di desa ini rata-rata dibangun di atas bukit, dengan material-material yang ringan, begitu juga dengan rumah peristirahatan Victor ini. Dari jendela kamarnya Halwa dapat melihat ke sekeliling desa itu, dan ia merasa seperti tinggal di abad pertengahan, dengan banyaknya benteng batu yang menghiasi sudut kota, dan bukit-bukit tandus yang mengelilingi desa yang berada di wilayah tengah Aragon ini, meski demikian udaranya terasa sejuk. Di gang-gang sempit desa ini terdapat jalur-jalur yang berliku, yang mengarah ke menara-menara batu kuno, istana-istana dan juga kapel-kapel, serta situs bersejarah lainnya. "Kamu tidak istirahat, Aira?" tanya mama, "Tidurlah sebentar, kamu tidak tidur selama di pesawat." Halwa "Aku takut, Ma. Aku selalu merasa ketakutan saat akan beranjak tidur. Aku takut mimpi buruk lagi," jawab Halwa. "Besok Victor akan men

    Last Updated : 2025-03-28
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Jangan Sakiti Mereka

    Dengan kedua telapak tangan bersandar pada kaca besar ruang kerjanya, Edzhar terlihat seperti sedang menikmati pemandangan ibu kota, yang dipenuhi dengan gedung-gedung bertingkat, dan kendaraan yang padat merayap. Tapi sebenarnya pikirannya sedang tersita pada sosok wanita yang ia cari-cari selama ini. Sudah satu bulan lebih anak buah Edzhar belum bisa menemukan keberadaannya, Halwa. Wanita yang sudah menyebabkan kekasihnya bunuh diri. Kedua matanya masih menyala-nyala dengan api dendam. Ia belum puas memberi pelajaran pada wanita itu, tapi seseorang telah berhasil mengeluarkannya dari dalam penjara. Edzhar selalu bertanya-tanya di dalam hatinya, siapa sosok yang sudah berani menantangnya itu? Dan sampai kini pun ia belum menemukan para pria yang sudah melecehkan kekasihnya itu. Semua yang terlibat di dalam insiden itu seperti menghilang di telan bumi, termasuk Halwa. "Sampai aku bisa menemukanmu, habis kau Halwa!!" geram Edzhar sambil mengepalkan kedua tangannya. Sesaat kemudian

    Last Updated : 2025-03-28
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Desakan Edzhar

    Pria yang dipanggil Yas langsung menyerahkan tabletnya pada Halwa, dan Halwa merasa nyawanya tercabut dari raganya saat itu juga, saat ia melihat tayangan video orang tuanya yang tengah disekap entah dimana.Halwa menjatuhkan tablet itu dan langsung mencengkram lengan Edzhar,"Jangan sakiti mereka, please! Aku saja. Sakiti aku saja jangan mereka," isaknya."Mulai saat ini, turuti keinginan saya!" tegas Edzhar sambil menepis tangan Halwa."Ya, Aku akan menuruti apapun maumu." "Ingat! Kalau kau sampai mencoba untuk bunuh diri lagi, orang tuamu juga akan segera menyusulmu! Kalau kau mencoba kabur dari saya lagi, saya akan memotong bagian tubuh orang tuamu itu setiap harinya sampai kau kembali! Mengerti?" ancam Edzhar dan dengan cepat Halwa menganggukkan kepalanya."Sekarang katakan padaku, bagaimana Victor bisa membantumu?" "A ... Aku tidak tahu. Terakhir aku ingat aku memutus nadiku sendiri di kamar mandi, dan aku terba

    Last Updated : 2025-03-29
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Serangan Panik

    "Jangan takut, Nona. Kami hanya akan merias wajahmu dan merapikan rambutmu," jawab salah satu dari mereka dengan lembut sambil mendudukkan Halwa di kursi meja riasnya. "Meriasku? Untuk apa?" Halwa melihat kedua wanita itu saling tatap dengan bingung dari cerminnya, sepertinya kedua wanita itupun tidak mengetahui apa tujuan dari pria iblis itu menyuruh mereka merias Halwa. 'Apa pria itu mau menjualku? Ya Tuhan! Aku takut sekali. Aku tidak bisa meminta bantuan pada siapapun, bahkan ponselpun aku tidak pegang, semua disita Edzhar.' desah Halwa dalam hati. Halwa membiarkan kedua wanita itu meriasnya, juga menata rambut panjangnya, protes pun akan percuma, karena sudah jelas kedua wanita itu pasti lebih takut pada Edzhar. Halwa menatap pantulan dirinya di cermin, ia bukanlah tipe wanita yang suka berhias diri, berbeda dengan sahabatnya Tita, yang selalu berhias dan berpakaian serba modis kemanapun wanita itu pergi

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cruel Woman

    "Kontraksiku sudah mulai sering, sebentar lagi anak ini akan segera lahir. Cepat suruh orangmu itu ke rumah Edzhar sekarang!" seru Tita pada Marcus.Itulah rencana mereka saat Tita akan melahirkan, mereka akan membuat Edzhar percaya kalau anak yang tengah dikandung Halwa bukanlah anaknya, melainkan anak dari sipir penjara. Marcus bahkan sudah membayar seseorang untuk mengedit foto Halwa dan juga sipir penjara itu, sebagai bukti kuat kalau pria itu benar ayah biologis dari sikembar.Saat Halwa keluar dari rumah Edzhar, Marcus dan anak buahnya akan memukuli Halwa hingga cukup sabagai alasan segera dilakukannya operasi caesar untuk mengeluarkan anak-anaknya, yang akan Tita ambil salah satunya.Rencana yang sudah tersusun rapi melalui pesan singkat Tita dan Marcus."Tenang saja, kami sedang dalam perjalanan ke rumah itu," sahut Marcus."Ingat, setelah kamu menukar bayi kita dengan putri Halwa, segera singkirkan wanita itu dan putran

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Mata Indah Halwa

    Hari-hari berikutnya Edzhar lewati dengan menyibukkan dirinya di kantor. Ia terus bekerja seolah-olah akan mati kelaparan esok harinya kalau ia tidak melakukan itu.Semua semata-mata hanya sebagai pelarian dirinya saja dari masalah hidupnya, juga rasa bersalahnya pada Halwa yang terus saja datang menghantuinya. Dan di atas semua itu, ucapan Halwa yang selalu terngiang di telinganya itulah yang membuatnya semakin terjatuh ke lubang penyesalan yang terdalam.'Seandainya ada reinkarnasi di dunia ini, aku hanya berharap aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi. Beribu kali siklus kehidupan pun berulang, aku akan tetap memanjatkan permohonan yang sama, semoga aku tidak bertemu kamu lagi!"Kata-kata itulah yang selalu terngiang di telinganya, tiap kali Edzhar sedang sendiri seperti saat ini.Edzhar meletakkan penanya, lalu bersandar pada kursi kebesarannya sambil menekan pelipisnya dengan jari telunjuk dan juga ibu jarinya,"Ya, kamu memang

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Awal Kejatuhan Tita

    "Tuan, bangun Tuan!" seru Yas sambil mengguncang bahu Edzhar yang tertidur di sofa panjangnya."Hmmm, ada apa Yas? Apa wanita sialan itu sudah pergi?" tanya Edzhar setengah mengantuk."Belum, Tuan. Tapi di bawah ada pihak berwajib, mereka meminta izin Tuan untuk menangkap Nona Tita." jawab Yas, membuat rasa kantuk Edzhar seketika menghilang."Atas dasar apa?" tanyanya lagi sambil melesat berdiri."Maaf, seharusnya saya memberitahu anda terlebih dahulu sebelum menyampaikan laporan ini pada Anne anda. Saya hanya tidak menyangka kalau Anne anda akan langsung memanggil pihak berwajib.""Katakan saja intinya, Yas. Tuduhan apa yang telah dijatuhkan pada wanita itu? Dan kenapa Anne yang melaporkannya ke pihak berwajib?""Biar pihak berwajib saja yang akan menerangkannya pada anda nanti, Tuan. Saya takut, jika anda tidak muncul juga di bawah, Anne anda akan bersikap kalap pada Nona Tita.""Kenapa rumah ini tidak pernah tenang?"

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Penyesalan Yang Mendalam

    "Karena aku cemburu padanya, Ed! Dia selalu mendapatkan apa yang dia mau! Bahkan termasuk mendapatkanmu!""Hanya karena itu kau berniat jahat padanya?" tanya Edzhar lagi."Halwa telah merebut pria yang aku cintai!" jawab Tita sebelum tangisnya kembali pecah."Lebih baik kau simpan saja air matamu itu, Ta! Aku tidak akan tersentuh dengan air matamu itu! Dan kau tidak mencintaiku, tapi Marcus! Kau telah selingkuh dengannya!""Memangnya kenapa kalau aku selingkuh dengannya? Toh aku hanya jalan saja tanpa melakukan apapun! Kau tahu sendiri siapa yang telah mengambil mahkotaku! Dan jangan sok suci, kaupun selingkuh dengan Halwa, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau kalian berc1uman di pertunjukan laser show!""Kami tidak c1uman, sialan!" geram Edzhar."Mana aku tahu selanjutnya kalian kemana lagi! Aku sudah terlanjur kecewa dengan kalian! Jadi aku langsung pergi saat itu juga."Edzhar nampak menyipitkan kedua matany

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Get Wind Of Something

    "Berita apa yang ingin kau sampaikan tadi, Yas?" tanya edzhar setelah sampai di Apartmentnya sambil melepas dan melempar asal jasnya. Tapi Edzhar yakin, apapun yang ingin disampaikan Yas, pasti sama dengan apa yang menjadi kecurigaan Edzhar saat ini. "Saya sudah berhasil mendapatkan track record dari nomor ponsel Nona Tita yang lama, Tuan. Dan banyak pesan singkat untuk Marcus, dengan kata-kata vul9ar. Yang berarti Nona Tita telah menyelingkuhi anda," jawab Yas. Ya, Edzhar memang sudah menduganya, itu makanya ia tidak terlihat kaget lagi dengan berita yang asisten pribadinya itu sampaikan. Atau memang selama ini tanpa sadar ia percaya dengan apa yang pernah diceritakan Halwa tentang perselingkuhan Tita itu? Hanya saja logikanya yang selalu ia kedepankan. Logika yang telah menyesatkan dan menghancurkan pernikahannya dengan wanita yang paling ia cintai itu. Edzhar menghempaskan dirinya di atas sofa panjanga, la

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Hanya Mau Meminta Maaf

    Dengan kasar Victor mendorong Edzhar hingga pria itu kembali terduduk di sofanya,"Kalau kau tidak mengusirnya malam itu, kejadian buruk itu tidak akan pernah terjadi ... ""Kau tadi bilang padaku kalau kau belum pernah melihat Edson, tapi kau ada bersamanya saat setelah Halwa melahirkan, bagian mana yang merupakan kebohonganmu, Vic?" tanya Edzhar sambil menyipitkan kedua matanya.'Sial! Aku memang tidak pandai berbohong!' umpat Victor dalam hati.Sambil terus memasang wajah tak terbacanya, Victor duduk di kursi tepat di depan Edzhar, yang masih terus saja menatapnya dengan tatapan penuh selidik."Vic ... ""Ok, baiklah! Seseorang mengirimkan pesan singkat padaku beserta dengan foto-foto Aira yang tengah terluka parah, Max!"Max yang sedari tadi hanya bisa berdiri diam saat melihat dua sahabat itu ribut, kini bergerak mendekati Edzhar, dan menyerahkan tabletnya pada pria itu.Edzhar nampak tidak tercengang saat

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cintamu Hanya Untuk Menyakitinya

    "Tuan Edzhar sudah sampai, Tuan!" seru Max."Biarkan dia masuk!" perintah Victor sambil berdiri dari kursi kebesarannya, lalu pindah duduk ke sofa kulit warna putih, tempat biasa ia menyambut tamu-tamunya.Max berbicara sebentar dengan anak buahnya di earphonenya, hingga pintu ruang kamar kerjanya mengayun terbuka, dan edzhar berderap maju mendekati Victor."Di mana kamu sembunyikan istriku?" tanyanya tanpa mau berbasa-basi terlebih dahulu."Istri? Memang kau masih punya istri?" ledek Victor sambil bersandar pada sofanya dan melipat kedua tangannya di atas dadanya. Ia menatap sahabatnya itu dengan tatapan mencemooh."Jangan main-main denganku, Vic!" geram Edzhar."Aku tidak ada waktu main-main denganmu, Ed. Kalau kedatanganmu ke kantorku hanya untuk menanyakan Aira, aku tidak bisa menjawabnya, karena aku juga tidak tahu di mana dia berada saat ini!"Edzhar kembali berderap maju mendekati Victor, ia berdiri menjulang di d

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Night in Barcelona

    Halwa memutar bahu kanan dan kirinya secara bergantian untuk merenggangkan otot-ototnya, dan saat ia tengah merenggangkan lehernya, seseorang mengulurkan minuman dingin dari arah belakangnya, membuat Halwa seketika itu juga balik badab ke arah orang itu,"Victor ... ""Ambillah, kamu pasti lelah," ujarnya sambil tersenyum lembut.Halwa mengulurkan tangannya untuk mengambil minuman itu, "Apa kamu sudah lama menunggu?" tanyanya. Ia telah terbiasa dijemput Victor setelah jam tugasnya selesai."Euummm lumayan lama hingga aku bisa melihat kelihaianmu dalam menangani lonjakan pasien tadi," jawabnya sambil menyusuri jas snelli halwa yang terdapat banyak noda darah.Halwa melihat sekilas jas kebesarannya sebelum kedua bahunya terkulai lemah, ada kecelakaan yang membuat sebagian korban dilarikan ke rumah sakitnya. Untungnya tidak ada yang meninggal."Ya, hari yang melelahkan ... " desahnya sebelum menenggak minuman itu."Masih ja

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Surga Yang Hilang

    "Stop! Jangan cari Halwa lagi! Apa kamu masih punya muka untuk bertemu dengannya? Kamu telah mengusir dan menceraikannya, Ed! Kamu telah menyebabkan kedukaan yang begitu besar padanya! Apa kamu pikir Halwa masih mau bertemu denganmu lagi?"Edzhar mengeratkan pelukannya pada Annenya itu, isakan tangisnya semakin hebat. Hanya dengan Anne Neya saja ia bisa mencurahkan segala isi hatinya, menangis seperti seorang anak kecil yang tengah mengadu pada ibunya. Annenya yang selalu ada untuknya."Itulah yang sangat aku sesali saat ini, Enne. Ingin sekali aku menarik kembali kata-kata impulsifku itu! Kalau bisa aku bersedia menukar nyawaku dengan nyawa Vanessa!" isaknya."Ed, jaga bicaramu. Kamu satu-satunya putra yang Anne punya. Apa kamu tega meninggalkan Anne?" tanya Anne sambil memukuli punggung Edzhar."Aku hanya merasa gagal, Anne. Gagal menyelamatkan pernikahanku, dan gagal menjaga anak-anakku! Aku tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan Halwa saa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status