Share

Bab 151 Ini Ayah Sam

Author: Bunga Bakung
last update Last Updated: 2024-03-12 18:00:00
"Kamu melakukannya demi anak-anak?" tanya Nadia dengan kaget.

"Iya," jawab Sam dengan terus terang. "Kalau kamu nggak mau berbagi beban hidup denganku, yang bisa kulakukan hanyalah lebih banyak membantu mengurus anak-anakmu."

Nadia sontak merasa terharu. Sayangnya, dia belum memiliki perasaan khusus apa-apa terhadap Sam.

Walaupun Nadia mengakui bahwa secara logika, Sam adalah calon pria yang paling sempurna sebagai seorang suami dan ayah.

"Terima kasih, ya," kata Nadia dengan tulus.

Sam tersenyum ringan, "Kamu tahu 'kan aku nggak suka kamu bilang gitu? Kesannya kita kayak asing banget."

"Lagian, aku sendiri yang mau melakukan semua ini."

Sam pun menyesap jusnya, lalu bertanya, "Ivan kapan datang?"

"Besok. Aku akan menjemputnya," jawab Nadia.

Sam menenangkan dirinya, lalu berkata, "Biar aku saja. Kamu 'kan sekarang nggak boleh pergi ke Pondok Asri, jadi sebisa mungkin jangan ke sana."

Akan tetapi, Nadia menggelengkan kepalanya. "Aku harus menepati janjiku pada anakku. Lagian, anak itu n
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 152 Ayo Ikut dengan Kami

    Nadia pun berjalan naik dengan pikiran yang lebih tenang. Setelah itu, dia masuk ke ruang kerjanya dan membuka sebuah file terenkripsi di komputernya.File itu berisi laporan tes DNA Yuvira, dirinya dan juga Gavin.Serta bukti yang ditemukan Gavin tentang Yuvira yang berpura-pura menjadi "penyelamat".Lalu, ada pula bukti yang sangat penting, yaitu rekaman video perselingkuhan Yuvira dengan Hedi.Nadia mengakui dia harus berterima kasih kepada Hedi yang terbiasa menyimpan bukti. Berkat Hedi-lah Nadia jadi bisa memanfaatkan rekaman itu.Dalam dua setengah bulan lagi, Nadia akan melihat sendiri seperti apa ekspresi Yuvira.Meskipun begitu, ada satu hal yang membuat Nadia merasa sangat gelisah.Sepertinya, ada pihak lain yang sengaja diam-diam membantu Yuvira untuk mengenyahkan semua bukti pembunuhan itu.Termasuk bukti tentang penipuan yang dilakukan.Yuvira pasti tidak akan berani membongkar semua ini kepada Keluarga Cakra maupun Keluarga Wren.Jadi, siapa yang diam-diam sedang membantu

    Last Updated : 2024-03-13
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 153 Digiring oleh Polisi

    Belum sempat Nadia memberikan jawaban, Mona langsung berlari mengadang di tangga.Dia memelototi para polisi sambil berkata dengan marah, "Kenapa Pak Polisi mau membawa ibuku pergi?"Timmy dan Ivan juga ikut mengadang para polisi.Ketiga anak kecil itu menatap para polisi dengan kesan memusuhi.Timmy pun angkat bicara dengan dingin."Kalian nggak bisa seenaknya saja membawa orang lain pergi.""Alasannya?" todong Ivan dengan dingin.Ketiga anak-anak yang tidak tahu apa-apa itu takut ibu mereka digiring polisi pergi, jadi mereka langsung mati-matian membela.Sebaliknya, Sam dan Nadia terlihat sangat tenang.Mereka pun saling berpandangan seolah-olah menyepakati tugas masing-masing.Sam segera menghampiri ketiga anak itu untuk menenangkan mereka, sementara Nadia berjalan menuruni tangga dengan tenang.Nadia berdiri di hadapan para polisi, lalu berkata, "Saya nggak keberatan ikut dengan bapak-bapak sekalian, tapi saya salah apa, ya?""Kami mendapatkan laporan bahwa Nona adalah seorang pemb

    Last Updated : 2024-03-14
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 154 Jangan Bilang Golongan Darahmu Berubah

    Di kantor polisi.Nadia duduk di kursi sambil menatap dua orang polisi di hadapannya dengan tenang. Satu polisi adalah laki-laki, sementara yang satu lagi adalah perempuan.Kedua polisi itu sudah menginterogasi Nadia selama satu jam dan tidak bisa mendapatkan bukti yang kuat, tetapi mereka menolak melepaskan Nadia.Nadia yang memikirkan ketiga anaknya pun bertanya, "Apa masih ada pertanyaan lagi?""Maaf, kami belum bisa melepaskanmu," ujar si polisi wanita dengan tegas."Kalian 'kan sudah memeriksa semuanya? Apa masih ada hal lainnya lagi yang patut dicurigai?" sahut Nadia sambil menatap kedua polisi itu dengan sorot datar.Lima tahun lalu, Gavin membantu menciptakan identitas yang benar-benar baru bagi Nadia.Gavin meminta tolong kepada temannya di luar negeri untuk membuat sejarah hidup palsu bagi Fania Jihan.Itu sebabnya Nadia bisa duduk menghadapi para polisi dengan tenang.Si polisi pria kembali membaca semua dokumen yang ada. Dia tidak melihat ada yang salah dengan dokumen-dokum

    Last Updated : 2024-03-15
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 155 Sampai Kapan Kamu Mau Membohongiku?

    Si polisi wanita sontak berkata dengan kaget, "Pak Roni?"Nadia pun refleks menoleh mengikuti arah pandang si polisi wanita.Seorang pria paruh baya yang bertubuh gemuk dan terlihat gelisah sedang berjalan menghampiri mereka.Di belakang pria itu, ada seorang pria tampan yang ekspresinya terlihat kejam sekaligus tenang.Begitu tatapan Nadia bertemu dengan pria itu, tangannya sontak terkepal dengan erat dan matanya terbelalak dengan kaget.Kok bisa Gio ada di sini?Bukannya dia lagi perjalanan dinas?Pria yang dipanggil Pak Roni itu pun menatap si polisi wanita sambil mengernyit, "Kamu ini apa-apaan sih, Della! Kenapa kamu nggak segera melepaskan wanita itu?""Tapi, Pak, orang ini sama persis dengan si pembunuh yang meninggal saat melahirkan itu ..." ujar si polisi wanita yang dipanggil Della itu."Apanya yang sama persis! Wanita itu pacarnya Pak Gio! Kamu ini bicara apa sih!" omel Pak Roni.Della menatap Gio dengan curiga, lalu menoleh menatap Pak Roni dan berkata dengan nada serius, "

    Last Updated : 2024-03-15
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 156 Kamu Menyelidikiku

    Mata Nadia terbelalak dengan kaget, lalu dia segera meronta-ronta melepaskan diri dari pelukan Gio."Tolong tahu malu sedikit, Pak Gio!" omel Nadia sambil menatap Gio dengan tajam dan dingin.Gio sontak tersenyum mendengar nada bicara yang familiar itu.Apa Nadia menyadari bahwa dia sudah membuka kedoknya sendiri dengan menyebut "Pak Gio"?Gio tidak ingin memperpanjang masalah ini, jadi dia duduk dengan tegak dan menatap Yuda, lalu berkata, "Ke Vila Harmonisa.""Kamu menyelidikiku?" tanya Nadia sambil menatap Gio dengan marah."Iya," jawab Gio dengan jujur."Dasar kurang ajar! Kamu ini nggak pernah belajar yang namanya tahu malu, ya!" omel Nadia."Aku nggak perlu tahu soal itu!" sahut Gio, aura yang terpancar dari tubuhnya mendadak terasa begitu dingin. Sambil menggertakkan giginya, dia melanjutkan, "Yang kutahu, aku sudah mencarimu selama lima tahun ini!""Kamu 'kan nggak perlu mencariku!" sahut Nadia dengan kesal."Nadia! Jangan seenaknya kamu!" Kini amarah Gio mulai ikut tersulut."

    Last Updated : 2024-03-15
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 157 Kenapa Jadi Kamu yang Marah

    Ditegur oleh Nadia di hadapan semua orang ini membuat ekspresi Gio sontak menjadi lebih serius.Dia balas menatap Nadia dengan dingin, "Kamu baru saja membawa anakku pergi tanpa seizinku.""Sekarang kamu malah mengomeliku?""Ya oke, maaf aku nggak minta izin padamu!" sahut Nadia sambil menggertakkan gigi. "Tapi, kamu itu seorang ayah! Apa kamu nggak mikir anakmu pasti akan ketakutan kalau langsung kamu intimidasi begitu!""Kamu tahu nggak sih sekarang kondisi Ivan itu kayak gimana? Apa kamu nggak bisa bersikap lebih hangat sedikit pada anakmu sendiri?""Dia anakku, tapi kenapa jadi kamu yang marah?" sindir Gio sambil menyipitkan matanya.Nadia sontak terdiam.Sial, dia jadi terbawa emosi. Dia sampai lupa Gio tidak tahu tentang hubungannya dengan Ivan.Nadia pun segera mengalihkan topik pembicaraan, "Aku cuma memberikan saran supaya kamu nggak menyakiti perasaan anakmu."Gio balas tersenyum dengan dingin, lalu mendekati Nadia sambil berkata, "Sekarang, aku yang jadi penasaran kenapa kam

    Last Updated : 2024-03-15
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 158 Kamu Kenal Baik Dengannya?

    "Apa kamu nggak tahu kalau di dunia ini ada orang yang terlihat mirip dengan satu sama lain walaupun nggak punya hubungan darah? Memangnya kenapa kalau Timmy mirip denganmu? Kamu pikir cuma kamu doang di dunia ini yang punya bentuk mata kayak gitu?"Nadia menyahut tanpa rasa sungkan, lalu menatap kedua anaknya sambil berkata, "Ayo pulang!"Dia tidak boleh berlama-lama di sini atau Gio pasti akan curiga!Pokoknya, sebisa mungkin Nadia akan terus menutupi soal ini! Tidak akan dia biarkan Gio merebut anaknya!Gio menatap Nadia yang bergegas berlari pergi bersama anak-anaknya, ekspresi pria itu terlihat serius....Sepanjang perjalanan pulang, Gio pun menatap Ivan yang hanya duduk diam.Lalu, Gio akhirnya bertanya dengan nada serius, "Kamu suka banget ya main bersama wanita itu?""Iya," jawab Ivan sambil mengangguk."Apa kamu nggak takut diapa-apain? Ibumu dulu pernah bertengkar dengan Nadia."Sebenarnya, Gio mengkhawatirkan keselamatan Ivan.Dia memang tidak mencintai Yuvira, tetapi dia m

    Last Updated : 2024-03-15
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 159 Mempekerjakan Pengawal

    Nadia menyibakkan selimutnya dan turun dari atas kasur, lalu memegangi dadanya yang terasa berdebar-debar.Nadia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju kamar anak-anaknya. Dia membuka pintu dan menatap kedua anaknya yang sedang tertidur. Nadia pun sontak merasa lega.Nadia menutup pintu dengan sepelan mungkin, lalu naik ke atas kasur anak-anaknya.Setelah itu, dia mengecup dahi Tommy dan Mona. Nadia pun balik tidur sambil memeluk anak-anaknya.Mimpi buruk barusan merupakan peringatan keras terhadap Nadia yang mengabaikan keselamatan anak-anaknya.Setelah kembali ke tanah air, memang apa yang Nadia pikirkan hanyalah bagaimana balas dendam pada Yuvira.Dia sama sekali tidak memikirkan bagaimana menjamin keselamatan anak-anaknya selama berada di Kota Mesia.Baru beberapa hari terakhir saja Nadia sengaja mencari waktu untuk menyewa beberapa pengawal agar bisa senantiasa menjaga anak-anaknya.Setelah Nadia menutup matanya, giliran Timmy yang membuka matanya yang setengah mengantuk.Ib

    Last Updated : 2024-03-15

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status