Aku sudah tidak memiliki hubungan dengan Gavin. Tidak sopan kalau aku lanjut mendengar privasi orang lain.Jadi, aku pergi dengan sedih.Aku kembali ke sisi Elsy.Sejak awal, aku hanya ingin melindungi Elsy.Namun, beberapa hari kemudian, Gavin mengatakan ingin mengambil Elsy.Sudah kuduga. Dengan sifat Gavin, dia tidak mungkin membiarkan anaknya berkelana di luar.Akan tetapi, aku takut.Aku khawatir Julie akan jahat pada Elsy.Terlebih lagi, aku pernah membaca suatu kutipan di internet. "Sebenarnya, seorang ayah tidak terlalu menyayangi anak. Mereka mencintai anaknya karena mencintai ibunya."Namun, Gavin tidak menyukaiku. Apakah dia akan menyukai Elsy?Aku cemas.Aku terpaksa masuk ke mimpinya.Dia adalah orang yang peduli dengan penampilan. Melihatnya tidak bercukur, aku agak tidak terbiasa."Tannie, bertahun-tahun, kamu nggak pernah datang menemuiku di mimpi. Kok kamu kejam sekali?"Bukannya kamu juga tidak pernah mencariku? Bahkan tidak tahu aku sudah meninggal.Hentikan. Aku dat
Aku tercengang. Begitu sederhana?Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku?Sepertinya, dia menyadari keraguan di mataku. "Kamu nggak percaya? Sekarang, berita soal pertunanganku dengannya juga nggak benar."Aku menyelanya. "Kamu bohong. Hari itu, di kamar pasien, kamu janji, setelah ayahnya meninggal, kamu akan menjaga Julie."Keterkejutan melintas di matanya. "Kamu datang menemuiku?"Orang yang tidak memahami inti pembicaraan seperti ini sungguh menyebalkan.Aku berbalik badan dengan malu, lalu berkata dengan suara rendah, "Setelah kamu temui Elsy, aku pergi lihat kamu sekali. Kebetulan lihat momen itu."Gavin menghampiriku, lalu berkata, "Aku janji akan menjaganya. Waktu dia kesulitan, aku akan meminjamkan uang padanya, ini juga termasuk menjaganya. Waktu dia cari pacar, kukenalkan beberapa pria padanya, ini juga termasuk menjaganya. Apa menjaganya harus menikahinya?"Mendengar ucapan ini, aku mengangkat kepalaku. "Kamu ....""Aku kenapa? Kamu kira aku suka Julie? Aku cuma suka kamu."
Begitu ayah Julie meninggal, Gavin mengadakan konferensi pers. Dia meminta wartawan untuk menghormati mendiang dan berhenti menyebarkan rumor tidak benar mengenai hubungannya dengan Julie.Akhirnya, masalah ini beres.Hanya saja, bukan di waktu yang kuinginkan.Setelah beberapa hari mencoba dan tidak membuahkan hasil, Gavin tidak menyerah. Dia mengubah strateginya.Kali ini, dia tidak membawa apa pun.Dia datang lima belas menit lebih awal dan meminta guru untuk memanggilkan Elsy."Pulang dengan Ayah."Elsy memanyunkan bibirnya. "Aku nggak mau kamu jadi ayahku, kamu pernah marahi ibuku. Kamu jahat. Aku sudah bilang ke papan arwah ibuku, suruh dia jangan suka kamu lagi."Gavin berjongkok dan berkata dengan sabar, "Aku salah. Aku salah paham dengan ibumu. Maaf, kamu mau tinggal bersama Paman Rudy selamanya? Bagaimana kalau Paman Rudy mau menikah?"Sebenarnya, aku selalu menghindari hal ini.Beberapa tahun ini, aku tidak pernah melihat Rudy berinteraksi dengan wanita.Aku terlalu egois.E
Gavin menguburkan Elsy bersamaku.Dia sering mengunjungi kami.Namun, penampilannya kurang baik, bahkan bisa dibilang lusuh.Setiap Elsy melihatnya, Elsy akan menoleh ke arahku.Aku menyalahkannya.Aku menyalahkannya karena semasa hidup, dia tidak memberitahuku soal janjinya dengan ayah Julie. Pada akhirnya, aku pun meninggal.Aku juga menyalahkannya karena mengajak Elsy ke rumahnya di hari tersebut. Alhasil, Elsy meninggal dunia sebelum tumbuh dewasa.Aku menyalahkannya, tetapi tidak tega melihatnya seperti ini.Jadi, aku tidak berharap dia datang mengunjungi kami.Kalau tidak bertemu, aku tidak akan mengkhawatirkannya.Mungkin Tuhan mendengar permohonanku. Gavin tidak mengunjungi kami selama setengah bulan.Aku merasa tenang, tetapi Elsy sangat kecewa.Aku tahu anak ini mendambakan kasih sayang ayah.Akhirnya, Gavin datang lagi.Kali ini, dia langsung berlutut.Cepat bangun.Aku sudah mati, tapi tidak sanggup menerimanya.Dia mengatakan banyak hal di depan kuburan kami."Tannie, aku
Karena mengkhawatirkan putriku, Elsy, setelah meninggal, aku terus berada di sisinya.Ketika Elsy berusia satu tahun, ayahku meninggal karena kecelakaan.Tiga bulan kemudian, aku membawa anjingku, Baba pergi berobat. Oksigen di ruang perawatan meledak dan aku tewas di tempat.Setelah aku meninggal, teman masa kecilku, Rudy Yantoro mengadopsi Elsy.Ketika Elsy berusia lima tahun, Rudy pergi menjemput Elsy dan mobil yang mereka tumpangi ditabrak dari belakang.Elsy mengikuti Rudy keluar dari mobil. Melihat wajah pengendara mobil, dia pun tercengang.Dari barang peninggalanku, Elsy berulang kali melihat foto orang tersebut.Gavin Geraldy.Mantan suamiku.Hatiku menegang. Aku tidak ingin mereka mengetahui hubungan satu sama lain.Gavin mendekat. Melihat Rudy, dia otomatis mengangkat sudut bibirnya.Aku paling familier dengan senyumannya yang sinis dan penuh amarah ini.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke samping Rudy. Melihat Rudy menggandeng Elsy, lengkungan di sudut bibirnya menjad
"Di kotak tempat ibu menyimpan surat cerai, aku melihat banyak fotonya. Ibu mengumpulkan banyak fotonya, foto dia berdiri di atas panggung sambil pegang piala saja ada belasan lembar. Juga ada foto nikah, dia berlutut ke Ibu, dia mencium wajah Ibu ...."Aku agak menyesal. Setelah bercerai, seharusnya aku membuang foto-foto itu.Namun, saat itu, aku tidak rela.Elsy memandang Rudy dengan penuh harapan. "Dia ayahku?"Rudy tidak tega membohongi Elsy, dia menjawab dengan jujur, "Ya."Elsy tersenyum gembira. "Teman-temanku mengejekku karena aku nggak punya ayah dan ibu. Sekarang, aku punya ayah. Haha."Tiba-tiba, dia cemberut. "Paman, kenapa Ayah tinggalin aku dan Ibu?"Rudy mengelus kepala Elsy sambil berkata, "Nggak apa-apa, Paman nggak bakal tinggalin Elsy."Ekspresi Elsy yang mendambakan kasih sayang ayah membuatku tidak tega.Aku sungguh ingin memeluknya dan menghiburnya. Namun, tubuhnya menembus tubuh Elsy.Seketika, aku lupa, aku sudah meninggal empat tahun.Keesokan harinya, waktu i
"Pasti ibumu yang suruh kamu bilang begitu, 'kan?""Wanita ini suka permainkan aku."Kekacauan ini berakhir. Guru membuka pintu toilet dan masuk untuk mengambil kembali ponselnya.Setelah kelas berakhir di malam hari, Elsy masih kesal dan tidak gembira.Aku sangat mengkhawatirkan Elsy.Malam hari, Rudy datang menjemput Elsy. Ketika mereka keluar dari gerbang, mereka dihadang oleh mobil Gavin.Elsy menundukkan kepalanya sambil mendelik Gavin.Gavin menatap Rudy dengan dingin. "Tannie sudah meninggal?"Rudy menjawabnya dengan kasar, "Kalian sudah bercerai, kamu sudah mau tunangan. Ngapain tanyakan kabarnya?"Mendengar kata "tunangan", tubuh Elsy bergidik. Dia makin marah dan matanya tertuju pada pria yang berpakaian rapi di depannya.Jangan marah, Elsy. Nggak apa-apa, Ibu nggak ada hubungan sama dia lagi.Kali ini, beberapa anak-anak yang dititip di kelas penitipan malam pun keluar.Begitu melihat Elsy, mereka langsung mengkritiknya."Hei, bukannya si nakal itu nggak punya ayah dan ibu?
Aku memeluk kepalaku dengan tertekan dan berlinang air mata.Hentikan, hentikan!Begitu dibahas, aku langsung teringat akan momen-momen tak terlupakan yang terjadi di antara kami.Jantungku kembali berdebar.Rudy benar. Orang seperti Gavin tidak akan merasa bersalah.Saat itu, Gavin adalah pemain snoker profesional yang dijuluki sebagai "genius snoker". Ketenarannya tidak tertandingi.Sedangkan aku adalah wasit snooker. Singkatnya, aku wasit yang bertanggung jawab untuk meletakkan kembali bola setelah dipukul oleh pemain.Tujuh tahun lalu, di salah satu pertandingan. Ketika aku menata bola di meja biliar, seorang pemain asing berdiri di belakangku dan menggerakkan pantatku.Ini adalah pelecehan seksual di tempat kerja.Seisi tempat gempar.Saat itu, aku malu dan marah, tetapi aku hanya wasit yang lemah. Aku tidak berani melawan.Tak disangka, Gavin meninju wajah pemain asing itu dan memarahi pemain asing itu karena sudah menindas wanita dari negaranya.Dia seperti malaikat penyelamat.