Share

Bab 3

Author: Yaya Chomel
last update Last Updated: 2025-01-19 15:36:31

Pagi harinya, "aku harus meminta izin pada Tuan Dirga hari ini untuk bertemu dengannya," gumam Cahaya, tangannya sibuk memotong wortel yang akan ia olah nanti bersama kembang kol menjadi sayur sop.

"Apa dia juga mau ya? Ah, nanti selepas meminta izin aku akan membungkuskan sedikit sayur sop bakso kesukaan nya," lagi, Cahaya bergumam sembari tersenyum mengingat seseorang yang memiliki makanan kesukaan, memiliki kebiasaan yang sama dengan mantan suaminya.

Di dalam kamar, "hari ini kamu tidak akan bisa bertemu dengan orang yang sudah membuat janji denganmu, karena hari ini aku akan membuatmu sibuk seharian denganku," Dirga menyeringai membayangkan wajah kecewa dua orang yang sudah membuatnya marah dan kecewa.

Dirga keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga, tubuhnya membawa langkah kakinya menuju dapur karena sepagi ini Dirga yakin jika wanita itu pasti sedang ada di sana, seperti kebiasaannya dulu, selalu memasakkan sarapan untuk dirinya.

Walau memiliki asisten rumah tangga, mantan istrinya itu dulu yang selalu memegang kendali masalah dapur, hingga tak beberapa lama wanita itu seakan enggan menyentuh dan mendatangi dapur.

"Mas, aku ingin berkerja. Aku bosan di rumah," kata mantan istrinya dulu saat masih menjadi istrinya, terdengar mendayu ndayu tapi Dirga suka itu karena wanita itu hanya mau bermanja-manja dengan dirinya.

Hingga mantan istrinya itu menerima pekerjaan menjadi model, sesibuk apapun wanita itu pasti tetap akan mengabari keberadaan dirinya, sampai suatu malam ia menerima pesan berupa gambar, di mana mantan istrinya itu sedang tidur tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, hanya selimut yang menutupi tubuh polos itu.

Tubuh polos itupun sedang berada di dalam pelukan lelaki lain yang tak lain dan tak bukan Gilang, kakak kandungnya yang akan selalu merebut dan mengambil apapun yang dia miliki.

Dirga menggeleng kuat mencoba mengusir bayangan masa lalu mereka, dan akan memberi pelajaran berharga pada para penghianat itu.

Sesampainya di dapur, Dirga harus menelan ludah berkali-kali melihat penampilan mantan istrinya.

Rambutnya yang panjang di cepol keatas, memperlihatkan lehernya yang jenjang, walau Cahaya memakai daster hampir sebatas mata kaki, tetap tidak bisa menyembunyikan tubuhnya yang tinggi dan makin berisi.

Dirga berjalan kearah di mana lemari pendingin berada, kemudian membukanya, mengamati sesaat lalu menutupnya. Cahaya terjengit saat mendengar suara pintu lemari pendingin tersebut di tutup agak kencang, Cahaya menoleh kan kepalanya dan mendapati Dirga sedang berjalan kearah di mana mesin cuci berada, "sedang apa dia?" gumam Cahaya pelan.

Cahaya segera berbalik begitu melihat Dirga memutar tubuhnya, terdengar suara sandal mendekat, lalu kursi di tarik dan ada yang menghenyakkan bobotnya di kursi tersebut. Selang beberapa menit terdengar hembusan nafas kasar yang Cahaya yakin Dirga pelaku nya, dan lelaki itu pasti tengah menahan kesal, namun entah itu apa ia tak tahu.

"Hari ini ikut dengan ku berbelanja kebutuhan rumah," Cahaya yang sedang menggoreng ikan segera menoleh dan mengernyit, "biar saya saja, Tuan," Cahaya menolak, jika hari ini dia keluar bersama Dirga, barang tentu tidak akan bisa bertemu dengan dia.

"Saya bosan di rumah, ada barang yang ingin saya cari juga," kata Dirga tak terbantahkan, Cahaya akhirnya mengangguk mengiyakan perintah mantan suaminya.

"Nanti aku mampir ke restaurant dulu saja, dan menyuruhnya kesana," gumam Cahaya sambil mengangkat ikan yang sudah matang lalu meniriskan.

Sedari tadi Dirga sengaja duduk di sana memperhatikan apapun yang mantan istrinya lakukan, "kenapa kau harus selingkuh dengan kakakku? Jika kau tidak selingkuh, maka kita pasti sudah bahagia," lirih Dirga, tangannya memijat pangkal hidungnya.

Cahaya segera memindahkan sayur tadi kedalam mangkok sop. Lalu memindah ikan goreng yang sudah matang ke atas piring ceper. Kemudian mengambil sedikit nasi dari magic jar kedalam mangkok lalu meletakkan di atas meja di depan Dirga duduk.

"Mana sambalnya?" ketus Dirga yang seolah mencari kesalahan Cahaya.

" Astaga! maaf, Tuan," Cahaya menepuk keningnya segera berlari menuju lemari pendingin, mengambil cabai kecil lalu mencucinya kemudian memotong cabai tersebut dan ia masukkan kedalam mangkok kecil, kemudian mengerusnya pakai sendok dan menuang kecap di atasnya, mengaduk-aduk sambal kecap itu sampai tercampur kemudian meletakkan mangkok kecil itu di samping sayur sop.

Cahaya memilih menjauh saat Dirga makan, dia harus menghubungi seseorang agar bisa bertemu di sana. Selang beberapa menit, dering telepon rumah berbunyi, dengan susah payah Cahaya berjalan menuju di mana telepon itu terletak.

"Mbak Siti, tolong bilang Tuan Dirga jika Nyonya Besar ingin berkunjung, bersama Nona Tiara," suara wanita dari seberang yang tentu saja Cahaya hafal siapa, "iya, akan saya sampaikan," balas Cahaya yang langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

"Tuan, tadi Bi Sumi menelepon, katanya Nyonya Besar dan Nona Tiara akan datang," Cahaya menyampaikan pesan asisten rumah tangga mantan ibu mertuanya.

Tampak Dirga terdiam lalu akhirnya mengangguk, "biar aku yang kasih kabar mama," ucapnya yang langsung di angguki oleh Cahaya.

"Sekarang bersiap-siaplah,kita akan berbelanja," setelah berkata demikian, Dirga bangkit dan berjalan menapaki tangga. Sedang Cahaya gusar, "jika dia di sini pasti dia akan bertingkah seperti yang sudah-sudah," gumam Cahaya yang kemudian tangannya sibuk membersihkan bekas makanan Dirga.

Mencari kantong plastik bening, lalu mengisinya dengan sayur sop yang tadi ia olah. Selesai dengan urusannya, Cahaya segera ke kamar pembantu dan bersiap-siap untuk pergi berdua dengan mantan suaminya.

Saat Cahaya keluar dari kamar, ia tersentak kaget melihat Dirga yang sudah duduk menunggu dirinya di ruang tamu, "lelet," ucap Dirga ketus, kemudian lelaki itu berdiri dan melangkah meninggalkan Cahaya yang masih berdiri sambil menatap punggung kekar mantan suaminya, tubuh itu terlihat lebih kurus dari sebelum mereka berpisah.

"Cepetan!!!" Dirga berteriak dari dalam mobil dan berulang kali membunyikan klakson mobilnya, "astaga, dia tidak pernah berubah. Tidak sabaran," gerutu Cahaya yang kemudian menyambar kantong plastik yang langsung ia masukkan kedalam tas slempangnya, kemudian melangkah keluar sebelum mencabut kunci yang selalu menggantung di sisi dalam pintu itu.

Menutupnya lalu menguncinya dari luar dan segera berlari kearah Dirga yang sudah menunggu dirinya di dalam mobil, Dirga memindai penampilan Cahaya yang terlihat biasa namun tetap mempesona dan terus bisa membuatnya jatuh cinta.

Hanya memakai kaus berwarna pink dan rok di bawah lutut berwarna putih, serta telapak kakinya terbungkus sepatu flatshoes berwarna putih, tak lupa perempuan itu membawa tas slempang berwarna hitam yang ia sampirkan di pundaknya.

"Kau pikir aku supirmu?" Cahaya yang membuka pintu belakang terkejut saat suara menggelegar menyapa indera pendengarannya, "duduk depan!" ketus Dirga yang langsung di angguki Cahaya.

Perempuan itu menutup pintu belakang dan kemudian membuka pintu bagian depan, menundukkan kepala lalu merangsek masuk dan duduk di bangku depan seperti yang Dirga perintahkan.

'Padahal tadi aku mau duduk di belakang biar ngga deg-degan gini, ee dia malah nyuruh aku pindah,' Cahaya menggerutu dalam hati.

Mobil perlahan meninggalkan pekarangan rumah milik Dirga menuju swalayan. Dalam diam, Dirga sudah merancang beribu rencana agar Cahaya tidak bertemu dengan selingkuhannya.

Sedang Cahaya, dalam diam ia berpikir bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan orang itu, Cahaya merasa sepertinya Dirga saat ini tidak mudah percaya pada orang lain.

Dirga dan Cahaya keluar dari mobil setelah memarkirkan mobilnya dan berjalan melewati beribu mobil yang terparkir di basemant swalayan yang hampir mirip mall tersebut.

Dirga memilih barang-barang yang ia butuhkan, Cahaya pun mendorong troli memisah dari Dirga dan mengambil kebutuhan dapur serta perlengkapan mencuci juga perlengkapan mandi untuk mereka berdua.

Related chapters

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 4

    Cahaya menolehkan kepalanya ke depan dan ke belakang mencari keberadaan Dirga, tidak mendapati keberadaan Dirga, Cahaya segera mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar.(Kami melihatmu di swalayan ini, bisa bertemu di sini saja?) bunyi pesan yang Cahaya terima, Cahaya menolehkan kembali kepalanya dan tidak mendapati seseorang.(Di mana?) tanyanya lewat pesan balasan.(Kami di foodcourt) balasan pesan yang masuk, Cahaya mendesah gusar, mereka baru saja sarapan, masa harus beralasan lapar lagi agar Dirga mau masuk ke sana.Cahaya mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuknya, perempuan itu tampak sedang berpikir bagaimana dan alasan apa yang harus dia pakai."Bagaimana ini???" Cahaya membenturkan-mbenturkan pelan keningnya pada lengannya yang ia taruh di atas troli, Dirga yang melihat mantan istrinya terlihat gelisah, akhirnya tersenyum miring."Bingung mikir caranya bertemu?" seringai kecil muncul di bibirnya, kemudian dengan langkah percaya diri Dirga menghampiri Cahaya yang tengah mem

    Last Updated : 2025-01-19
  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 5

    "Mama, Tasya mau sama mama juga papa," gadis kecil itu merengek dan berusaha mengangkat kepalanya dan menoleh pada mama juga papanya."Tasya anak pinter, pulang ya, kasihan si mbaknya thu," Cahaya menciumi kepala bagian belakang Anatasya, "Tasya mau sama papa," tangan kecil dan gemuk itu mencoba meraih bahu kokoh Dirga, namun dengan cepat Cahaya menekuknya dan menyembunyikan tangan itu di ketiak pengasuhnya."Nyonya, Tuan, kami pulang dulu," pamit sang pengasuh, yang di angguki oleh keduanya, "mbak tunggu," Cahaya memanggil mbak Sri kemudian mendekat dan menyerahkan tas plastik hitam yang berisi sop yang dia olah tadi dari dalam tas slempangnya, mata Dirga memincing menatap heran pada mantan istrinya.Dirga tercengang saat dari kejauhan netranya melihat wajah Tasya, mata itu, wajah itu, sepertinya dia familiar. Tapi wajah siapa? Tiba tiba tempurung kepalanya di penuhi pertanyaan siapa gadis kecil itu, kenapa dia mirip seseorang yang pernah dia lihat."Tuan," Dirga tersentak lalu menol

    Last Updated : 2025-01-19
  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 6

    Merasa di tanyai, Dirga yang tadinya menunduk sambil mendorong kursi roda sang ibunya duduki lalu mendongak dan menatap tajam Tiara, "memangnya kenapa?" tanya Dirga dengan dingin, Tiara cemberut mendengar ucapan Dirga yang tidak menjawab pertanyaannya tadi lalu menghentakkan kaki kesal. Sudah hampir 7 tahun mengenal Dirga, tak lantas bisa membuat lelaki itu jatuh cinta padanya. Malah lelaki itu cinta mati dengan wanita lain, sakit, kesal, marah rasanya.Namun, dirinya tidak bisa memaksa rasa cinta yang sama dari Dirga untuk dirinya. Semenjak kepergian mantan istrinya, Tiara merasa sikap Dirga semakin dingin dan cuek."Sejak kapan Cahaya ada di sini? Dan kenapa dia bisa ada di sini?" tanya ibu Dirga dengan terbata-bata, karena menderita stroke dan tidak bisa melakukan apapun sendiri, dan cara bicaranya pun tidak jelas."Dia menggantikan mbak Siti, katanya anaknya nikah," sahut Dirga yang memahami ucapan ibunya walau cedal dan tidak begitu jelas, "dia sendiri saja?" kening Dirga mengern

    Last Updated : 2025-03-05
  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 1

    Dirga yang baru pulang dari kantor dan kini tiba di rumah, kini menyeret langkah kakinya menuju kamarnya, seharian di kantor mengerjakan beberapa dokumen yang menumpuk juga ada beberapa meeting membuat dirinya merasa letih dan juga penat."Huft," lelaki yang memiliki alis tebal, hidung mancung, berperawakan tinggi namun kulitnya agak kecokelatan, dan memiliki rahang tegas tersebut menghembuskan nafas kasar.Membuka pintu lalu melempar tas kerjanya di sofa, kemudian dengan gerakan kasar melepas jas mahal yang melekat di badannya dan melemparnya ke sofa, dan yang terakhir berjalan kearah tempat tidurnya lalu menghempaskan bobotnya ke ranjang empuk miliknya.Netranya terpejam menikmati rasa lelah yang sengaja ia ciptakan agar bisa melupakan dan bisa membuktikan pada seseorang jika ia bisa hidup dengan baik selama ini, walau kenyataannya dirinya tetap saja hancur dan selalu merindukan orang itu.Dirga membuka matanya lalu merubah posisinya menjadi duduk, menopang bobotnya dengan meletakka

    Last Updated : 2025-01-17
  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 2

    Selesai mandi dan berganti pakaian, Dirga turun dan berjalan menuju ruang makan, perutnya lapar sedari tadi dan minta di isi.Dirga langsung menghenyakkan bobotnya di kursi makan dan menatap menu masakan yang di olah oleh Cahaya, mantan istrinya.Matanya memindai sekitar mencari keberadaan Cahaya, akan tetapi tidak ia temukan, "ck, kemana sih wanita itu," gerutu Dirga yang kemudian membalik piring yang tadinya tengkurap."Cahayaaa!!" Dirga akhirnya berteriak memanggil mantan istrinya, dengan tergopoh gopoh Cahaya datang dan langsung menunduk."Ya, Tuan," jawabnya masih dengan menunduk, "temani aku makan," titahnya yang langsung di jawab gelengan oleh Cahaya."Kenapa?" Dirga mendesis marah karena penolakan mantan istrinya tangannya yang berada di atas meja terkepal kuat, 'karena dulu ibu anda selalu melarang saya makan bersama dengan suami saya, dan sampai saat ini saya tidak berani makan bersama anda,' sayang jawaban itu hanya terucap di dalam hati Cahaya."Saya masih banyak pekerjaa

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 6

    Merasa di tanyai, Dirga yang tadinya menunduk sambil mendorong kursi roda sang ibunya duduki lalu mendongak dan menatap tajam Tiara, "memangnya kenapa?" tanya Dirga dengan dingin, Tiara cemberut mendengar ucapan Dirga yang tidak menjawab pertanyaannya tadi lalu menghentakkan kaki kesal. Sudah hampir 7 tahun mengenal Dirga, tak lantas bisa membuat lelaki itu jatuh cinta padanya. Malah lelaki itu cinta mati dengan wanita lain, sakit, kesal, marah rasanya.Namun, dirinya tidak bisa memaksa rasa cinta yang sama dari Dirga untuk dirinya. Semenjak kepergian mantan istrinya, Tiara merasa sikap Dirga semakin dingin dan cuek."Sejak kapan Cahaya ada di sini? Dan kenapa dia bisa ada di sini?" tanya ibu Dirga dengan terbata-bata, karena menderita stroke dan tidak bisa melakukan apapun sendiri, dan cara bicaranya pun tidak jelas."Dia menggantikan mbak Siti, katanya anaknya nikah," sahut Dirga yang memahami ucapan ibunya walau cedal dan tidak begitu jelas, "dia sendiri saja?" kening Dirga mengern

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 5

    "Mama, Tasya mau sama mama juga papa," gadis kecil itu merengek dan berusaha mengangkat kepalanya dan menoleh pada mama juga papanya."Tasya anak pinter, pulang ya, kasihan si mbaknya thu," Cahaya menciumi kepala bagian belakang Anatasya, "Tasya mau sama papa," tangan kecil dan gemuk itu mencoba meraih bahu kokoh Dirga, namun dengan cepat Cahaya menekuknya dan menyembunyikan tangan itu di ketiak pengasuhnya."Nyonya, Tuan, kami pulang dulu," pamit sang pengasuh, yang di angguki oleh keduanya, "mbak tunggu," Cahaya memanggil mbak Sri kemudian mendekat dan menyerahkan tas plastik hitam yang berisi sop yang dia olah tadi dari dalam tas slempangnya, mata Dirga memincing menatap heran pada mantan istrinya.Dirga tercengang saat dari kejauhan netranya melihat wajah Tasya, mata itu, wajah itu, sepertinya dia familiar. Tapi wajah siapa? Tiba tiba tempurung kepalanya di penuhi pertanyaan siapa gadis kecil itu, kenapa dia mirip seseorang yang pernah dia lihat."Tuan," Dirga tersentak lalu menol

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 4

    Cahaya menolehkan kepalanya ke depan dan ke belakang mencari keberadaan Dirga, tidak mendapati keberadaan Dirga, Cahaya segera mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar.(Kami melihatmu di swalayan ini, bisa bertemu di sini saja?) bunyi pesan yang Cahaya terima, Cahaya menolehkan kembali kepalanya dan tidak mendapati seseorang.(Di mana?) tanyanya lewat pesan balasan.(Kami di foodcourt) balasan pesan yang masuk, Cahaya mendesah gusar, mereka baru saja sarapan, masa harus beralasan lapar lagi agar Dirga mau masuk ke sana.Cahaya mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuknya, perempuan itu tampak sedang berpikir bagaimana dan alasan apa yang harus dia pakai."Bagaimana ini???" Cahaya membenturkan-mbenturkan pelan keningnya pada lengannya yang ia taruh di atas troli, Dirga yang melihat mantan istrinya terlihat gelisah, akhirnya tersenyum miring."Bingung mikir caranya bertemu?" seringai kecil muncul di bibirnya, kemudian dengan langkah percaya diri Dirga menghampiri Cahaya yang tengah mem

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab 3

    Pagi harinya, "aku harus meminta izin pada Tuan Dirga hari ini untuk bertemu dengannya," gumam Cahaya, tangannya sibuk memotong wortel yang akan ia olah nanti bersama kembang kol menjadi sayur sop."Apa dia juga mau ya? Ah, nanti selepas meminta izin aku akan membungkuskan sedikit sayur sop bakso kesukaan nya," lagi, Cahaya bergumam sembari tersenyum mengingat seseorang yang memiliki makanan kesukaan, memiliki kebiasaan yang sama dengan mantan suaminya.Di dalam kamar, "hari ini kamu tidak akan bisa bertemu dengan orang yang sudah membuat janji denganmu, karena hari ini aku akan membuatmu sibuk seharian denganku," Dirga menyeringai membayangkan wajah kecewa dua orang yang sudah membuatnya marah dan kecewa.Dirga keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga, tubuhnya membawa langkah kakinya menuju dapur karena sepagi ini Dirga yakin jika wanita itu pasti sedang ada di sana, seperti kebiasaannya dulu, selalu memasakkan sarapan untuk dirinya. Walau memiliki asisten rumah tangga,

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 2

    Selesai mandi dan berganti pakaian, Dirga turun dan berjalan menuju ruang makan, perutnya lapar sedari tadi dan minta di isi.Dirga langsung menghenyakkan bobotnya di kursi makan dan menatap menu masakan yang di olah oleh Cahaya, mantan istrinya.Matanya memindai sekitar mencari keberadaan Cahaya, akan tetapi tidak ia temukan, "ck, kemana sih wanita itu," gerutu Dirga yang kemudian membalik piring yang tadinya tengkurap."Cahayaaa!!" Dirga akhirnya berteriak memanggil mantan istrinya, dengan tergopoh gopoh Cahaya datang dan langsung menunduk."Ya, Tuan," jawabnya masih dengan menunduk, "temani aku makan," titahnya yang langsung di jawab gelengan oleh Cahaya."Kenapa?" Dirga mendesis marah karena penolakan mantan istrinya tangannya yang berada di atas meja terkepal kuat, 'karena dulu ibu anda selalu melarang saya makan bersama dengan suami saya, dan sampai saat ini saya tidak berani makan bersama anda,' sayang jawaban itu hanya terucap di dalam hati Cahaya."Saya masih banyak pekerjaa

  • Setelah 5 Tahun Berpisah    Bab. 1

    Dirga yang baru pulang dari kantor dan kini tiba di rumah, kini menyeret langkah kakinya menuju kamarnya, seharian di kantor mengerjakan beberapa dokumen yang menumpuk juga ada beberapa meeting membuat dirinya merasa letih dan juga penat."Huft," lelaki yang memiliki alis tebal, hidung mancung, berperawakan tinggi namun kulitnya agak kecokelatan, dan memiliki rahang tegas tersebut menghembuskan nafas kasar.Membuka pintu lalu melempar tas kerjanya di sofa, kemudian dengan gerakan kasar melepas jas mahal yang melekat di badannya dan melemparnya ke sofa, dan yang terakhir berjalan kearah tempat tidurnya lalu menghempaskan bobotnya ke ranjang empuk miliknya.Netranya terpejam menikmati rasa lelah yang sengaja ia ciptakan agar bisa melupakan dan bisa membuktikan pada seseorang jika ia bisa hidup dengan baik selama ini, walau kenyataannya dirinya tetap saja hancur dan selalu merindukan orang itu.Dirga membuka matanya lalu merubah posisinya menjadi duduk, menopang bobotnya dengan meletakka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status