Share

Hutang Darah

Murti diberikan oleh Damar satu kantong penuh perak. Ia tak tahu asalnya dari mana yang jelas kandanya ingin berbagi saja.

“Kenapa tidak digunakan untuk pengobatan Dayu Kinanti saja, Kanda?”

“Dia tak mau lagi berobat, dia sudah menyerah, Kanda pasrah saja,” jawab Damar waktu itu.

Murti bimbang harus menggunakan perak itu untuk apa. Untuk kebutuhan makan sendiri ia rajin menanam, untuk pakaian dia bukan seperti gadis lain yang suka bersolek.

Hanya saja hatinya terasa hampa. Terutama sejak Pawana memberitahu bahwa ia tak lama lagi akan dinikahkan mengikuti titah pangeran.

“Dulu aku pernah bilang, aku tak peduli jadi selir atau apa pun asal bisa bersamamu, ternyata rasanya sesakit ini.” Murti mengemas peraknya.

Ia letakkan bersisian di sebelah perak pemberian Pawana yang masih datang untuk makan di rumahnya. Sudah diusir lelaki itu tapi tak juga tahu diri. Hati mereka telah terpaut satu sama lain.

“Mintalah pelayan di rumahmu untuk memasakkannya, aku tunjukkan caranya,” kata Murti t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status