Share

BAB 9

Rasa cemburu Morgan semakin menyala. Morgan ikut turun berenang. Romi sempat tidak menyangka abangnya mau ikut bergabung dengan mereka karena yang ia tau abangnya tidak suka berenang dengan siapa pun.

Zimba sudah menduga kalua Morgan akan datang. Zimba pura-pura biasa saja melanjutkan latihan berenangnya bersama Bob. Jiwa perempuan Irwan muncul saat melihat tubuh Morgan yang kekar dan seksi. Irwan menggoda Morgan yang pikiranya sedang dilanda cemburu.

Bob kewalahan saat menyokong Zimba berenang membuat Zimba hampir tenggelam. Morgan yang secepat kilat langsung menolong Zimba sebenarnya tidak begitu parah hanya Morgan yang terlalu panik saja. Mereka bertiga sampai heran melihat aksi dari Morgan.

Zimba melepaskan tangan Morgan melanjutkan renangnya. Zimba yang salah tingkah tidak sadarkan diri berenang ke area kolam yang dalam membuatnya tenggelam lagi. Lagi-lagi semua temanya terkejut untung saja Morgan selalu ada menolongnya. Morgan menyuruh mereka untuk tidak berenang lagi.

Semua kembali ke dalam rumah karena belum masih ngantuk mereka berempat lanjut nonton film di ruang tengah. Pikiran Romi terlintas mengajak mereka jalan-jalan besok ke vila milik abangnya. Irwan dan Bob sangat senang sekali hanya Zimba yang tidak ikut senang dengan ide Romi.

“Besok kuliah… kuliahhh… pikiran kalian hanya jalan-jalan saja. Kita berangkat lain hari saja asal jangan besok!” Ucap Zimba mememarahi mereka bertiga.

Romi membujuk Zimba untuk sekali saja tidak masuk kuliah karena besoknya libur dua hari karena hari merah. Zimba memikir-mikir panjang teringat besok hanya mata kuliah Pak Xasel saja yang masuk akhirnya Zimba pun setuju.

Romi meminta izin ke Morgan supaya diperbolehkan meminjamkan vilanya. Morgan menolak karena setiap mereka buat acara tidak pernah mengundangnya ikut. Morgan sangat kesal. Romi sudah capek membujuk abangnya. Zimba memberikan ide mengajak abangnya ikut bersama. Romi tidak yakin. Morgan di mata Romi sosok pria yang kurang pergaulan tidak suka dengan hal-hal yang ramai dan ribut tetapi Romi mencoba ide itu ternyata berhasil.

Morgan menyuruh mereka berempat pergi belanja kebutuhan mulai dari pakaian, makanan dan minuman untuk dibawa ke vila. Berhubung Zimba, Bob, dan Irwan tidak membawa pakaian lebih juga. Walaupun sedang sakit Romi juga ikut belanja kali ini Bob yang menyetir mobil.

Tak disangka mereka menghabiskan uang Morgan dua puluh juta hanya untuk berbelanja. Mereka sampai kewalahan membawa pulang belanjaannya. Sesampai di rumah mereka langsung istrahat supaya tidak terlambat bangun karena pukul 01.00 WIB sudah berangkat.

Morgan sengaja mempercepat keberangkatan mereka supaya menyempatkan waktu untuk melihat sunrise. Sudah diduga mereka berempat masih tidur sebagai orang yang paling tua mengurus empat bocil. Morgan membangunkan mereka karena waktu sudah tidak banyak lagi. Mereka tidak mandi bahkan ganti baju.

Mereka sudah menyusun barang-barang yang ingin dibawa ke dalam mobil sebelumnya jadi tinggal berangkat. Morgan menyuruh Zimba untuk duduk di depan saja. Mereka bertiga duduk di belakang yang masih saling pelukan tertidur pulas.

Zimba tidak bisa tidur lagi karena harus menemani Morgan menyetir. Morgan sudah beberapa kali menyuruh Zimba untuk tidur saja tetapi Zimba yang tidak mau takut kalua Morgan ikut ngantuk. Sepanjanga perjalanan mereka berdua bercerita-cerita ditemanin alunan musik ngorok dari Romi, Irwan dan Bob.

Tidak terasa waktu berjalan lima jam menempuh jarak ke vila, mereka sudah tiba di sana. Cahaya matahari sudah mulai menyapa dari ufuk timur. Zimba membangunkan mereka supaya turun dari mobil. Zimba tidak sabar pergi ke pantai segera ia mencuci muka dan gosok gigi begitu juga dengan yang lain.

Morgan memberikan sepeda untuk dibawa ke pantai karena lumayan jauh jika berjalan kaki. Romi masih keadaan sakit dibonceng oleh Bob sementara mereka mengayuh sepeda masing-masing.

Angin sepoi-sepoi yang menusuk kulit, kicauan burung yang berdendang menami perjalanan mereka. Canda dan tawa terlukis di wajah mereka. Deru ombak yang menyapa mereka. Sinarnya memesona membuat Zimba ingin terbang menggapainya. Mereka menyimpan kenangan itu di galerinya.

Zimba ingin sekali menyentuh bibir pantai dengan kakinya. Zimba berjalan diikuti Morgan dari belakang. Morgan diam-diam memercikkan air itu ke Zimba. Mereka berdua bermain air-airan di bibir pantai. Romi yang memperhatikan mulai merasakan kejanggalan.

Hari semakin cerah. Cacing di dalam perut sudah menangis untuk diberikan asupan. Mereka kembali ke Vila. Morgan membuatkan susu hangat untuk teman sarapan. Irwan dan Bob langsung nyemplung ke kolam melihat suasana vila berenang sambil memandang laut. Zimba dan Romi mandi di dalam tidak ikut berenang. Morgan membawa sarapan untuk Bob dan Irwan. Morgan juga ikut berenang.

Romi mengajak Zimba ke lantai 3 rooftop vila. Pemandangan yang sangat indah. Zimba mengeluarkan ponselnya untuk bersua foto. Romi tiba-tiba memegang tangan Zimba dan memeluknya. Entah mengapa Zimba tidak peka menurutnya Romi hanya bercanda karena sudah biasa seperti itu. Zimba kembali dengan dirinya mencari angle foto yang terbaik.

Romi tidak tahan lagi. Romi mengambil tindakan untuk mencium bibir Zimba. Zimba memegang bibirnya melototi Romi. Zimba benar-benar panik tidak menyangka Romi sejauh itu menyentuhnya. Zimba meninggalkan tempat itu tetapi tertahan oleh Romi. Romi mengeluarkan sifat dewasanya menarik kembali tangan Zimba lalu menciumnya kembali. Awalnya ciuman itu hanya bibir yang saling bersentuhan malah menjadi ciuman basah.

Zimba melihat ke bawah mereka bertiga masih sedang berenang. Zimba dan Romi menyempatkan waktu itu untuk bercumbu di rooftop tidak sampai di situ juga adegan ahahahahha hampir mereka karena praktikkan hanya Romi menunda memasukkan pikirannya langsung melayang ketika Zimba hamil belum siap sebagai ayah. Romi hanya meremas-remas payudara Zimba sesekali mencicipinya juga. Sudah merasa sedikit puas mereka kembali turun ke bawah.

Zimba langsung masuk ke dalam kamarnya begitu juga Romi pura-pura nonton agar tidak ketahuan. Zimba ketiduran karena sudah sangat kelelahan selama di perjalanan itu. Mereka juga memutuskan istrahat sebentar sebelum memulai pikniknya. Romi, Bob dan Irwan satu kamar. Zimba sendirian satu kamar. Begitu juga Morgan sendirian satu kamar.

Mereka tertidur sampai sore hari karena sangat kelelahan. Bob sudah sangat kelaparan mengeluarkan semua makanan dan minuman dari mobil. Romi dan Irwan juga sudah lapar memutuskan untuk masak pop mi saja. Morgan turun dari lantai dua terbangun karena kelaparan juga.

Bob menuju ke dapur untuk menyimpan minuman ke kulkas. Terlihat di atas meja tudung saji. Bob membuka sudah ada ikan dan sayur yang sudah dimasak. Bob memanggil mereka semua untuk makan itu saja. Zimba memasak semuanya sewaktu mereka tidur. Melihat surat yang ditempelkan di tudung saji. “Selamat makan. Aku izin pergi ke pasar ikan.” Tulis Zimba dalam suratnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status