Share

BAB 23

Penulis: Ha Na
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 22:57:33

Jadwal kuliah berikutnya akan berlangsung. Zimba menjumpai Pak Xasel ke ruangannya lagi. Zimba tidak menduga Pak Xasel setega itu memanfaatkan kesempatan terhadap absennya.

Zimba tidak mau sepasrah itu tetap memberikan bukti kalau dirinya sedang kecelakaan sehingga harus dioperasi. Pak Xasel sama sekali tidak peduli dengan alasanya.

Seandainya Zimba mempunyai kuasa maka tidak akan seberat itu memikulnya. Zimba berusaha supaya diberikan keringan agar tidak mengancam nilai mata kuliahnya namun tidak berhasil kecuali digenj*t dulu.

Zimba tidak bisa melaporkan Pak Xasel ke pihak kampus karena ia juga pasti kena batunya. Dari awal sudah menjadi bubur. Zimba menerima tawaran Pak Xasel demi keamanan nilai juga.

Zimba kembali ke kelas tidak mood lagi untuk belajar. Zimba memutuskan berpura-pura tidur di pojok karena sudah sangat muak melihat muka Pak Xasel mengajar. Zimba ingin muntah jika melayani aki-aki.

Zimba mengumpulkan alasan-alasan kepada temanya untuk tidak pulang bersama ke ruma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 24

    Bob dan Romi kembali tenang setelah Zimba membuat ekspresi marahnya. Sebagai tamu Bob dan Zimba tidak mau tinggal diam, ikut serta membersihkan peralatan makan mereka. Romi sudah melarang tetapi mereka berdua tetap mengerjakan.Romi pun jadi ikut-ikutan membereskan semuanya biasanya hanya duduk tenang selesai makan. Romi anak yang sangat jarang beres-beres masih belum mengerti. Zimba pun mengarahkan bagaimana langkah-langkah mencuci piring yang bersih. Moment ini sangat lucu tidak lupa Bob memvideokan mereka berdua. Di sela-sela waktu jika mereka bersama selalu menyempatkan menyimpan ke memori kamera yang sudah khusus mentake aktivitas mereka berempat.Bob dan Romi mandi sebelum belajar. Zimba nonton dulu menunggu mereka siap. Beberapa menit kemudian Zimba kepikiran membuatkan air hangat untuk Irwan supaya cepat sembuh. Tanpa berpikir panjang Zimba langsung saja membuka pintu kamar, lagi-lagi Zimba melihat pemandangan yang menodai penglihatanya.Romi dan Bob dengan santainya telanjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 25

    “Kenapa marah? Bunga ditanam bukan hanya hiasan di luar saja, bisa kok di dalam rumah.” Protes Zimba karena bunga sebanyak itu sayang tidak manfaatkan. “Ceritanya panjang malas bahasnya.” Kata Romi tidak ingin mengungkit masa lalu.Bunga mawar itu sebagai tanda bukti kehancuran dan kebangkitan mereka. Awal kehancuran keluarga mereka karena Ibunya selingkuh dengan orang luar. Membuat mereka gempar. Ibunya hanya seorang wanita yang pendiam, pekerjaan setiap harinya selalu menghiasi isi rumah dengan bunga-bunga hidup, selain itu juga mengoleksi tanaman-tanaman hias di taman rumah mereka dulu.Tanpa sepengetahuan mereka Ibunya diam-diam mengenal pria itu lewat sosial media. Awal pertama Ayahnya belum juriga akan tetapi tidak lama kemudian ketahuan. Namun masih sama-sama memendam.Ibunya mulai sering meninggalkan rumah alasan pergi urusan ke luar kota. Ayah mereka yang sudah capek pulang kerja tanpa kehadiran istri sangatlah berat. Biasanya ada yang selalu memperhatikan.Terkadang Ibunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 26

    Untuk menghentikan mereka Romi mengajak makan ramen kalau bukan mereka masih tetap berantam. “Siap makan kita belanja snack dulu yah.” Jajanan stok di rumah Romi sudah habis.“Oke.” Jawab mereka.“Main game dulu yok nanti.” Game yang Irwan maksud time zone.“Enggak! Capek!” Bentak Zimba.“Yah sudah kalau begitu.” Nada rendah Irwan menandakan takut kalau Zimba sudah serius marah.“Lain kali saja yah Wan.” Bob menolak lembut.Romi membayar ke kasir semua makanan yang mereka pesan. Romi memilih makanan ringan kesukaannya begitu juga Zimba membeli beberapa jenis kue-kuean. Bob dan Irwan tidak ikut lagi belanja. Mereka menunggu di kursi pembeli karena lumayan capek tidak sanggup lagi berjalan. Romi dan Zimba tidak berlama-lama karena kakinya juga sudah terasa kram.……..Mereka duluan mengantar Irwan pulang ke rumahnya. “Kalian tidak singgah dulu?” Irwan turun dari mobil.“Kapan-kapan yah Wan. Kami sangat kecapean.” Romi menolak karena kondisi mereka pun sudah mengantuk.“Jangan marah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 27

    Hari ini hari yang sangat membosankan. Zimba menyuguhkan susu dan roti untuk sarapan mereka. Romi sedang berenang Zimba pun membawanya ke sana. Cuaca yang gerah Zimba ingin ikut melompat ke kolam namun Zimba sedikit trauma dengan tragedi tenggelam.Romi sudah membujuk agar ikut saja nanti akan dibantu. Zimba masih tetap tidak mau. Semakin mendengar deruan air Zimba semakin ingin beranjak. Zimba pun mengganti pakaiannya ke rumah. Zimba hanya berenang di pingir-pinggir kolam yang terdangkal karena semakin ke tengah kolam akan semakin dalam. Romi memegang tangan Zimba melatihnya berenang. Pelan-pelan Romi membawa ke area terdalam kolam. Jika Zimba yang tenang tidak memikirkan hal negatif yang dapat mencelakainya semua bisa dilalui. Zimba heran kenapa dirinya bisa. Romi membanggakan dirinya semua berkat bantuannya. Zimba lagak berani sendiri berenang ehhhh masih belum jauh dirinya hampir tenggelam. Jika Romi tidak cepat menggapai tangannya bisa saja dia nyungsep.“Jangan berlagak pinta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 28

    Romi masih tetap membujuk Zimba agar tidak pulang.“Sampai besok saja kamu menemani aku. Nanti sore pekerja pulang karena besok libur.” Romi mengembalikan tas Zimba ke dalam kamar.“Kamu tinggal memerintahkan mereka. Sini tas ku.” Merampas tasnya.“Aku sudah bilang. Tidak perlu merasa bersalah. Pergi bukan jalan satu-satunya melupakan masalah ini. Kamu ngerti enggak??” Romi mengeluarkan sifat dewasanya.“Kamu tidak bisa pergi selama abang ku belum datang.” Tegas Romi lagi.(Zimba menangis.)“Sudah. Kamu tidak usah menangis.” Memeluk Zimba.“Hari ini kita lupakan saja Lebih baik kita memikirkan hari esok saja.” “Tumben kamu dewasa.” Zimba memukul pelan dada Romi.“Kamu istrahat saja. Nanti malam kita pergi ke rumah Irwan sekaligus ke tempat Bob.”“Ngapain ke sana?” “Mau kasih kado buat mama Irwan. Orang tua Bob kan sudah sampai, kita juga harus menyapanya. Aku mau istrahat juga yah.” Romi kembali ke kamarnya.……Sore menjelang malam pun tiba. Romi terbangun karena pembantu menggedor

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 29

    “Keren bangattttt.” Irwan tidak sabar membuka kotak kadonya. “Tas Hermes???” Irwan shok.“Yang ulang tahun siapa? Yang unboxing siapa?” Ibunya menarik telinga Irwan.“Iya iya Maaf mama.”“Oh iya. Ini anak pertama tante.” Memperkenalkan ke Zimba.Mereka saling salaman. Romi tidak perlu lagi karena sudah saling kenal. Jiwa kegatalan Zimba merana melihat saudara Irwan juga tak kalah dengan kagantengannya. “Kalian pasti sudah lapar kan? Tante tadi ada masak rendang sama ayam gulai.”“Tidak perlu repot-repot Tan. Kami tidak bisa lama-lama mau pergi ke rumah teman lagi. Orang tuanya lagi datang dari kampung jadi mau silaturahmi juga ke sana. Kamu ikut enggak?” Romi mengajak Irwan.“Ikutlah. Aku sekalian ke rumah Romi lagi nginap yah Ma. Tunggu dulu aku ganti baju” Irwan masuk ke dalam kamarnya.“Kalau begitu tante bungkus saja. Biasanya kamu suka rendang masakan tante.” “Iya. Tidak apa-apa Tan.”Ibu Irwan menyiapkan ke dapur. “Bagaimana pekerjaanya bang? Lancar?” Tanya Romi ke Ari abangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 30

    Ibu Bob sangat berharap Zimba berjodoh dengan anaknya. Sampai sekarang Ibunya masih salah paham terhadap Zimba dan Bob. Ibunya berpikir mereka pacaran. “Kapan kalian berdua minta restu sama Ibu? Selagi Ibu masih hidup.”“Restu apa mama? Tanya Bob.(Ibunya melirik ke Zimba.)“Mama jangan salah paham. Kami hanya sebatas teman saja.”“Ibu sudah ada calon menantu yang lain. He he he he.” Zimba tertawa supaya tidak tegang.“Siapa?”(Bob sudah membuat gerak-gerik untuk tidak diceritakan tentang pacarnya akan tetapi Zimba tetap membahasnya.)“Bob belum mengenalinya sama Ibu?” Lanjut Zimba.“Belum. siapa nak?.”"Ada Bu. Mahasiswa kam..." Bob menyumpal mulut Zimba untuk tidak melanjutkan perkataannya."Yah sudah tidak usah dilanjut." Ibunya menghentikan mereka.Bob masih belum ingin memperkenalkan pacarnya ke orang tuanya. Bob tidak ingin memberikan kekecewaan yang menurut dia itu masih dini untuk diberitahukan. Bob ingin orang tuanya hanya memandang kefokusannya dalam proses kuliah.....Mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 31

    Zimba merasakan belaian itu di seluruh tubuhnya. Nafsu Zimba sangat berapi-api ia juga membalas belaian itu ke Morgan. Mereka beradu cumbu mesra. Saatnya mereka akan beradu adegan. Bunyi-bunyi itu sangat nyaring terdengar. Zimba membuka matanya ternyata semua itu hanya mimpi. Zimba sangat berharap itu semua nyata. Zimba mengelus-elus wajah Morgan lewat ponselnya untuk melepas kerinduan. Untuk memulai aktivitasnya Zimba mandi terlebih dahulu. Kebiasaan di kostnya dulu setiap hari libur selalu merapikan tempat tidurnya. Zimba sudah terbiasa walau tinggal di rumah Morgan tetap jiwa itu melekat. Pagi yang cerah sangat cocok memasak pancake. Zimba mencari semua bahan-bahan yang dibutuhkan di kulkas dan lemari. Zimba mengerjakan semua dari pada mengajak mereka berdua nanti malah menambah pekerjaan lagi. Sedikit melelehkan tetapi Zimba sangat senang dalam hal memasak. Setelah pencakenya matang Zimba melanjutkan membuat susu. Semua sudah kelar Zimba membangunkan Romi dan Irwan. Mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 32

    Zimba termenung seandainya Morgan hadir pasti akan semakin seru lagi. Sampai kapan kerinduannya itu terus tertahan. Zimba tidak sadar sudah meminum beberapa gelas sampai kepalanya sudah mulai pusing. Irwan dan Romi masih asyik berjoget. Ini kesempatan besar untuk pria gatal itu menggodanya. Zimba tidak memberontak tetapi tertelan dengan godaan pria licik itu. "Kamu lagi kesepian yah???" Kata pria itu menyodorkan minuman ke Zimba. "Kamu????? Kamu siapa????" Zimba sudah mabuk. "Aku di sini mau menolong mu." Pria itu mengajak Zimba ke tempat lain. "Kita ke mana?" "Ke tempat paling nyaman." Pria itu membawa ke tempat khusus di mana para laki-laki dan wanita sedang mabuk-mabukan dan juga bermain-main kuda-kudaan. Pintu terbuka. Kumpulan mereka sangat terpana, kali ini mangsanya berbeda sangat mulus, cantik dan montok. Zimba diletakkan di tengah para laki-laki untuk menggodanya diajak minum sampai benar-benar mabuk jika bisa sampai pingsan. Berjalannya acara salah sa

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 31

    Zimba merasakan belaian itu di seluruh tubuhnya. Nafsu Zimba sangat berapi-api ia juga membalas belaian itu ke Morgan. Mereka beradu cumbu mesra. Saatnya mereka akan beradu adegan. Bunyi-bunyi itu sangat nyaring terdengar. Zimba membuka matanya ternyata semua itu hanya mimpi. Zimba sangat berharap itu semua nyata. Zimba mengelus-elus wajah Morgan lewat ponselnya untuk melepas kerinduan. Untuk memulai aktivitasnya Zimba mandi terlebih dahulu. Kebiasaan di kostnya dulu setiap hari libur selalu merapikan tempat tidurnya. Zimba sudah terbiasa walau tinggal di rumah Morgan tetap jiwa itu melekat. Pagi yang cerah sangat cocok memasak pancake. Zimba mencari semua bahan-bahan yang dibutuhkan di kulkas dan lemari. Zimba mengerjakan semua dari pada mengajak mereka berdua nanti malah menambah pekerjaan lagi. Sedikit melelehkan tetapi Zimba sangat senang dalam hal memasak. Setelah pencakenya matang Zimba melanjutkan membuat susu. Semua sudah kelar Zimba membangunkan Romi dan Irwan. Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 30

    Ibu Bob sangat berharap Zimba berjodoh dengan anaknya. Sampai sekarang Ibunya masih salah paham terhadap Zimba dan Bob. Ibunya berpikir mereka pacaran. “Kapan kalian berdua minta restu sama Ibu? Selagi Ibu masih hidup.”“Restu apa mama? Tanya Bob.(Ibunya melirik ke Zimba.)“Mama jangan salah paham. Kami hanya sebatas teman saja.”“Ibu sudah ada calon menantu yang lain. He he he he.” Zimba tertawa supaya tidak tegang.“Siapa?”(Bob sudah membuat gerak-gerik untuk tidak diceritakan tentang pacarnya akan tetapi Zimba tetap membahasnya.)“Bob belum mengenalinya sama Ibu?” Lanjut Zimba.“Belum. siapa nak?.”"Ada Bu. Mahasiswa kam..." Bob menyumpal mulut Zimba untuk tidak melanjutkan perkataannya."Yah sudah tidak usah dilanjut." Ibunya menghentikan mereka.Bob masih belum ingin memperkenalkan pacarnya ke orang tuanya. Bob tidak ingin memberikan kekecewaan yang menurut dia itu masih dini untuk diberitahukan. Bob ingin orang tuanya hanya memandang kefokusannya dalam proses kuliah.....Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 29

    “Keren bangattttt.” Irwan tidak sabar membuka kotak kadonya. “Tas Hermes???” Irwan shok.“Yang ulang tahun siapa? Yang unboxing siapa?” Ibunya menarik telinga Irwan.“Iya iya Maaf mama.”“Oh iya. Ini anak pertama tante.” Memperkenalkan ke Zimba.Mereka saling salaman. Romi tidak perlu lagi karena sudah saling kenal. Jiwa kegatalan Zimba merana melihat saudara Irwan juga tak kalah dengan kagantengannya. “Kalian pasti sudah lapar kan? Tante tadi ada masak rendang sama ayam gulai.”“Tidak perlu repot-repot Tan. Kami tidak bisa lama-lama mau pergi ke rumah teman lagi. Orang tuanya lagi datang dari kampung jadi mau silaturahmi juga ke sana. Kamu ikut enggak?” Romi mengajak Irwan.“Ikutlah. Aku sekalian ke rumah Romi lagi nginap yah Ma. Tunggu dulu aku ganti baju” Irwan masuk ke dalam kamarnya.“Kalau begitu tante bungkus saja. Biasanya kamu suka rendang masakan tante.” “Iya. Tidak apa-apa Tan.”Ibu Irwan menyiapkan ke dapur. “Bagaimana pekerjaanya bang? Lancar?” Tanya Romi ke Ari abangn

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 28

    Romi masih tetap membujuk Zimba agar tidak pulang.“Sampai besok saja kamu menemani aku. Nanti sore pekerja pulang karena besok libur.” Romi mengembalikan tas Zimba ke dalam kamar.“Kamu tinggal memerintahkan mereka. Sini tas ku.” Merampas tasnya.“Aku sudah bilang. Tidak perlu merasa bersalah. Pergi bukan jalan satu-satunya melupakan masalah ini. Kamu ngerti enggak??” Romi mengeluarkan sifat dewasanya.“Kamu tidak bisa pergi selama abang ku belum datang.” Tegas Romi lagi.(Zimba menangis.)“Sudah. Kamu tidak usah menangis.” Memeluk Zimba.“Hari ini kita lupakan saja Lebih baik kita memikirkan hari esok saja.” “Tumben kamu dewasa.” Zimba memukul pelan dada Romi.“Kamu istrahat saja. Nanti malam kita pergi ke rumah Irwan sekaligus ke tempat Bob.”“Ngapain ke sana?” “Mau kasih kado buat mama Irwan. Orang tua Bob kan sudah sampai, kita juga harus menyapanya. Aku mau istrahat juga yah.” Romi kembali ke kamarnya.……Sore menjelang malam pun tiba. Romi terbangun karena pembantu menggedor

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 27

    Hari ini hari yang sangat membosankan. Zimba menyuguhkan susu dan roti untuk sarapan mereka. Romi sedang berenang Zimba pun membawanya ke sana. Cuaca yang gerah Zimba ingin ikut melompat ke kolam namun Zimba sedikit trauma dengan tragedi tenggelam.Romi sudah membujuk agar ikut saja nanti akan dibantu. Zimba masih tetap tidak mau. Semakin mendengar deruan air Zimba semakin ingin beranjak. Zimba pun mengganti pakaiannya ke rumah. Zimba hanya berenang di pingir-pinggir kolam yang terdangkal karena semakin ke tengah kolam akan semakin dalam. Romi memegang tangan Zimba melatihnya berenang. Pelan-pelan Romi membawa ke area terdalam kolam. Jika Zimba yang tenang tidak memikirkan hal negatif yang dapat mencelakainya semua bisa dilalui. Zimba heran kenapa dirinya bisa. Romi membanggakan dirinya semua berkat bantuannya. Zimba lagak berani sendiri berenang ehhhh masih belum jauh dirinya hampir tenggelam. Jika Romi tidak cepat menggapai tangannya bisa saja dia nyungsep.“Jangan berlagak pinta

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 26

    Untuk menghentikan mereka Romi mengajak makan ramen kalau bukan mereka masih tetap berantam. “Siap makan kita belanja snack dulu yah.” Jajanan stok di rumah Romi sudah habis.“Oke.” Jawab mereka.“Main game dulu yok nanti.” Game yang Irwan maksud time zone.“Enggak! Capek!” Bentak Zimba.“Yah sudah kalau begitu.” Nada rendah Irwan menandakan takut kalau Zimba sudah serius marah.“Lain kali saja yah Wan.” Bob menolak lembut.Romi membayar ke kasir semua makanan yang mereka pesan. Romi memilih makanan ringan kesukaannya begitu juga Zimba membeli beberapa jenis kue-kuean. Bob dan Irwan tidak ikut lagi belanja. Mereka menunggu di kursi pembeli karena lumayan capek tidak sanggup lagi berjalan. Romi dan Zimba tidak berlama-lama karena kakinya juga sudah terasa kram.……..Mereka duluan mengantar Irwan pulang ke rumahnya. “Kalian tidak singgah dulu?” Irwan turun dari mobil.“Kapan-kapan yah Wan. Kami sangat kecapean.” Romi menolak karena kondisi mereka pun sudah mengantuk.“Jangan marah ya

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 25

    “Kenapa marah? Bunga ditanam bukan hanya hiasan di luar saja, bisa kok di dalam rumah.” Protes Zimba karena bunga sebanyak itu sayang tidak manfaatkan. “Ceritanya panjang malas bahasnya.” Kata Romi tidak ingin mengungkit masa lalu.Bunga mawar itu sebagai tanda bukti kehancuran dan kebangkitan mereka. Awal kehancuran keluarga mereka karena Ibunya selingkuh dengan orang luar. Membuat mereka gempar. Ibunya hanya seorang wanita yang pendiam, pekerjaan setiap harinya selalu menghiasi isi rumah dengan bunga-bunga hidup, selain itu juga mengoleksi tanaman-tanaman hias di taman rumah mereka dulu.Tanpa sepengetahuan mereka Ibunya diam-diam mengenal pria itu lewat sosial media. Awal pertama Ayahnya belum juriga akan tetapi tidak lama kemudian ketahuan. Namun masih sama-sama memendam.Ibunya mulai sering meninggalkan rumah alasan pergi urusan ke luar kota. Ayah mereka yang sudah capek pulang kerja tanpa kehadiran istri sangatlah berat. Biasanya ada yang selalu memperhatikan.Terkadang Ibunya

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 24

    Bob dan Romi kembali tenang setelah Zimba membuat ekspresi marahnya. Sebagai tamu Bob dan Zimba tidak mau tinggal diam, ikut serta membersihkan peralatan makan mereka. Romi sudah melarang tetapi mereka berdua tetap mengerjakan.Romi pun jadi ikut-ikutan membereskan semuanya biasanya hanya duduk tenang selesai makan. Romi anak yang sangat jarang beres-beres masih belum mengerti. Zimba pun mengarahkan bagaimana langkah-langkah mencuci piring yang bersih. Moment ini sangat lucu tidak lupa Bob memvideokan mereka berdua. Di sela-sela waktu jika mereka bersama selalu menyempatkan menyimpan ke memori kamera yang sudah khusus mentake aktivitas mereka berempat.Bob dan Romi mandi sebelum belajar. Zimba nonton dulu menunggu mereka siap. Beberapa menit kemudian Zimba kepikiran membuatkan air hangat untuk Irwan supaya cepat sembuh. Tanpa berpikir panjang Zimba langsung saja membuka pintu kamar, lagi-lagi Zimba melihat pemandangan yang menodai penglihatanya.Romi dan Bob dengan santainya telanjan

DMCA.com Protection Status