"Aargk~~~ to--tolong berhenti," rintih Ziea rendah dan serak, memejamkan mata dengan raut gelisah dan takut. "Lep-passs!" cicit Ziea, memberontak dengan terus mendorong dada bidang seorang pria yang mengerayapi tubuhnya.
Jika bukan karena dalam kondisi setengah mabuk, Ziea yakin bisa melawan pria ini. Namun, akibat pertama kali mencoba minuman beralkohol, kepalanya pening dan tubuhnya terasa lemas.Ziea diundang ke acara reunian SMA, di sebuah hotel ternama yang ada di kotanya, dan Ziea datang untuk acara tersebut. Salah satu temannya menantang Ziea untuk meminum alkohol, Ziea menolak tetapi temannya tersebut terus memaksa. Pada akhirnya Ziea meminumnya, hanya beberapa teguk dan Ziea berhenti. Tak sampai beberapa menit setelah meminum cairan bening beraroma pekat tersebut, kepala Ziea terasa berat dan mendadak tengkuknya panas. Ziea memutuskan untuk pulang, kabur dari acara reunian itu secara diam-diam. Namun, saat di lorong hotel– menuju sebuah lift, tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dan menyeret Ziea dari sana.Di sinilah Ziea berakhir, dalam sebuah kamar dan tengah berjuang– mempertahankan sisa kesadarannya dan berusaha melawan pria asing yang berniat memperkosanya.Tidak! Keluarganya akan malu dan hancur jika tahu ini. Daddy dan Kakak laki-lakinya akan marah, dan dia akan menghancurkan hati Mommynya.Sialnya, pandangan Ziea mengabur. Dia tak bisa melihat siapa pria bastard yang tengah melecehkannya."Aaaah …," desah Ziea, dibatas ambang kesadarannya. Dia tahu dia tengah diperkosa oleh seorang pria, tetapi Ziea sudah tidak melawan. Dia menikmati sentuhan pria ini akibat kesadarannya yang hampir hilang, dan-- Ziea merasa ini seperti mimpi. Dia bukan dirinya lagi. "Eunggg …," lengkuhan Ziea, mengigit bibir bawah namun tetap memejamkan mata.Ekspresinya yang seperti itu semakin membuat pria yang menggaulinya semakin berhasrat tinggi. Pria itu telah berhasil membuka kain yang membungkus tubuh indah Ziea, lagi-lagi dia semakin ingin dan tak bisa menahan lagi. Dia melucuti pakaiannya sendiri– mendekati gadis cantik tanpa busana tersebut, kemudian mulai menyatukan tubuh mereka. "Eungggg … aahhh, ja--jangan!" rintih Ziea pada sisa-sisa kesadarannya, bersamaan dengan kelopak matanya yang telah berat, turun lalu berakhir tertutup.Paginya, Ziea bangun dengan tubuh yang terasa sakit serta remuk. Saat dia mencoba mengangkat kepala, rasa sakit dan pening langsung memenuhi kepalanya. Dia ingin mual, perutnya seperti diaduk-aduk.Meenyadari sesuatu, Ziea …-
"Ti--tidak!" pekik Ziea pelan, spontan air matanya jatuh ketika melihat tubuhnya tanpa busana. Jantungnya berdebar kencang, dan dadanya terasa nyeri.Ada noda merah di sprei!"I--ini tidak mungkin!" pekiknya lagi, air matanya jatuh semakin deras– melewati pipi dan memberikan rasa panas di sana. Dengan leher yang terasa kaku dan jantung yang terus berpacu kencang, Ziea memberanikan diri untuk menoleh ke arah samping; menatap siapa pria yang telah tega dan keji merampas mahkotanya.Deg'Mata Ziea membelalak, per sekian detik jantungnya terasa berhenti berdetak, kaget sekaligus tak percaya melihat siapa pria yang berbaring di sebelahnya– yang telah merebut Virgin-nya. Tubuh Ziea yang sebelumnya terasa kaku kini bergetar hebat, perasaan takut langsung menyelimuti dirinya. Dengan buru-buru tetapi tetap berhati-hati, Ziea turun dari ranjang. Dia mengenakan pakaiannya secepat mungkin kemudian keluar dari kamar secara diam-diam.Ini mimpi buruk! Ziea bersumpah dia tak akan menemui pria tadi. Sampai kapanpun!Ziea juga akan merahasiakan ini, nama baik keluarganya akan tercemar dan semuanya bisa rusak!Pria itu adalah pria yang Ziea takuti, dan pria itu berasal dari keluarga yang sangat berbahaya.Sepupunya sendiri!
'Apa aku yang menggodanya tadi malam? Atau …-- ah, tidak mungkin! Aku--aku lupa semuanya! Aku hanya ingat keluar dari pesta.' pekik Ziea, memukul-mukul kening yang masih pening, kesal dan marah pada diri sendiri yang sama sekali tidak ingat kejadian semalam.Hanya ada kilasan tak jelas, tetapi Ziea tak bisa memastikan apapun. Ini seperti mimpi yang terasa jelas, namun saat bangun kita mendadak lupa apa yang terjadi dalam mimpi tersebut.Hola!! kembali dengan cerita baru CaCi. Ini cerita sequel dari novel 'Suami Bastard yang Manis. CaCi harap pembaca baru mohon untuk membaca Suami Bastard yang Manis lebih dulu, supaya makin klop dengan kisah Rei dan Zie. Semoga suka ….Tiga hari setelah kejadian tersebut, Ziea merasa aman. Rahasianya– malam kelam itu, bisa ia sembunyikan dari kedua orang tua dan Kakaknya. Kebetulan saat kejadian, orang tuanya masih di luar negeri. Sedangkan Kakaknya ke luar kota untuk bisnis. Ziea juga tidak pernah bertemu dengan seseorang itu selama tiga hari ini. Ziea aman!Saat ini Ziea sedang bersama Kakaknya, dia dipaksa ikut oleh kakaknya– menemani sang Kakak untuk membeli buku. Cik, entah buku apa. Namun, kesannya Haiden--kakaknya-- terkesan memaksa agar Ziea bisa ikut. "Kenapa ke sini, Kak?!" pekik Ziea, sudah berkeringat dingin dan gugup setengah mati ketika Haiden malah membawa Ziea ke kediaman Azam. I--ini rumah keluarga pria itu!Ziea takut bertemu dengannya. Dia sangat takut! Tolong Ziea. "Reigha sudah pulang dari Paris, Kakak ingin bertemu dengannya.""Trus hubungannya denganku apa? Penipu! Kakak bilang ingin ke toko buku. Aaaargk!" Ziea menjerit histeris, antara kesal pada Kakaknya dan panik karena takut bertemu de
"Ma--maaf." Ziea buru-buru menarik tangannya dari kepala Reigha– di mana pria itu tengah menatapnya dengan sorot dingin serta penuh peringatan. "Ahahaha …." Tawa orang-orang di ruangan tersebut menggema. Mereka tahu Ziea menyukai Reigha dan mereka sering menjodoh-jodohkan keduanya jua. Tetapi mereka tidak pernah tahu jika sekarang Ziea sangat takut pada Reigha. Sepupunya yang satu ini pernah mengancamnya dan pernah meneror Ziea juga. Dari rasa suka, Ziea beralih takut pada Reigha. Di tambah malam itu, Ziea semakin ketakutan!"Habis memegang rambut jodoh, cium dong tangannya, Ziea. Siapa tahu ketempelan aroma Reigha.""Calon suamimu sudah kembali, Ziea. Salam gih."Ziea benar-benar meringis malu, rasanya dia ingin pulang dari sana. Jantungnya terus berdebar kencang dan raut mukanya mendadak pias. Demi Tuhan! Ziea berkeringat dingin. Semua orang menggodanya dengan Reigha, tetapi tak satupun dari mereka yang menyadari jika Ziea tengah ketakutan. Bagaimana mungkin mereka tahu? Ziea tak
Karena tak tahan digoda oleh keluarga Reigha, di mana mereka terus menjodoh-jodohkan Ziea dan Reigha, Ziea memutuskan untuk pulang lebih dulu– dengan alasan pengunjung cafe miliknya ramai dan Ziea harus membantu para pegawainya. "Ziea, kau mau pulang?" tanya pamannya--Gabriel–Daddy Reigha, yang kebetulan berpapasan dengan Ziea. "Iya, Paman," jawab Ziea dengan menganggukkan kepala pelan, tersenyum tipis ke arah pamannya. Kata orang-orang, pamannya ini sangat menyeramkan. Namun, bagi Ziea pamannya ini adalah paman terbaik. Yah, pendiam dan dingin. Namun, Pamannya ini orang yang sangat peduli serta sangat menyayangi keluarga. "Ega, kemari sebentar," panggil Gabriel tiba-tiba, saat melihat Reigha lewat dan berniat masuk dalam lift. Ziea sendiri seketika panik, sontak menatap ke arah Pamannya memandang– memperhatikan Reigha yang berjalan dengan cool, layaknya king yang ingin naik ke singgasananya. 'Zi, kamu sudah punya pacar. Tolong lupakan Kak Reigha. Ingat! Wanita di Paris bany
Ucapan Reigha terus mengiyang di kepala Ziea– di mana pria itu mengungkit one night stand antara keduanya. Reigha mengakuinya tetapi juga menjadikan itu sebagai ancaman untuk menikahi Ziea. "Tapi kenapa Kak Reigha mendadak ingin menikah denganku? Pasti ada sesuatu. Tak mungkin kan karena dia menyukaiku. Hai, melihatku saja dia risih dan … harus ada Kak Haiden atau sepupunya yang lain, baru dia mau berbicara denganku," gumam Ziea pelan, bermonolog sendiri dalam kamarnya. Memalukan! Ziea benar-benar pingsan, Coi! Yah, karena terlalu dekat dan terlalu intim dengan Reigha, dia menahan napas lalu kepalanya tiba-tiba ringan. Mendadak semua gelap, dan dia berakhir pingsan. Lalu ketika dia bangun, dia sudah di dalam kamar dan langsung dimarahi oleh Haiden karena Ziea dianggap merepotkan Reigha. Untung Daddy dan Mommynya sudah pulang, jadi Ziea bisa berlindung dari amukan Kakaknya. Ceklek' Tiba-tiba pintu kamar Ziea dibuka, memperlihatkan Kakaknya dengan air muka malas dan ditekuk. Mungk
Seperti yang Ziea katakan pada Mommynya, hari ini Ziea memberanikan diri untuk menemui Reigha di Mansion keluarga Azam. Agar tidak terlalu menonjol, Ziea beralasan menemani Kakaknya– seperti semalam. Padahal sekarang, murni Ziea yang ingin ikut-- tanpa dipaksa atau ditipu oleh Kakaknya lagi. Setelah melihat-lihat kondisi, Ziea memberanikan diri untuk menghampiri Reigha dan berbisik pada pria itu. "Aku ingin bicara dengan Kak Rei," bisik Ziea sembari berjinjit– berusaha menggapai telinga Reigha.Pria ini sangat tinggi, dan tingginya tidak normal bagi Ziea. Bagi Ziea dia sudah tinggi– 163 cm itu sudah termasuk tinggi yang ideal untuk wanita di tanah air. Laki-laki di negri ini pada umumnya, rata-rata punya tinggi kurang lebih 175 cm. Tetapi tidak dengan Reigha dan para sepupu pria ini. Reigha punya tinggi 193 cm, lebih tinggi satu centi meter dari Kakaknya, Rafael. Jadi, Ziea begitu pendek jika di sebelah Reigha. Sedangkan tinggi Kakaknya, Haiden, hanya 185 cm. Itu saja sudah memb
Setelah menemui Reigha, Ziea memutuskan untuk menemui pacarnya, Dion, ke rumah sakit. Harusnya Dion yang datang ke cafe milik Ziea, tetapi Ziea melarang karena entah kenapa Reigha, Kakaknya dan para sepupu mereka yang lain main ke sana. Cik, padahal Ziea belum 100 persen menyetujui pernikahannya dengan Reigha, tetapi mereka semua sudah menganggap jika Ziea menerima, dan fun fact-nya, mereka akan menikah tiga hari dari sekarang. Gila! Namun itu kenyataannya. Keadaan memang mendesak, Reigha tidak bisa berlama-lama di tanah air. Perusahaan membutuhkannya, jadi semua serba didesak. "Dion?" ucap Ziea, menatap kaget ke arah Dion yang sudah di cafenya– bersama seorang perempuan muda berperut buncit. 'Astaga, kenapa Dion kemari sih? Kan aku sudah mengatakan padanya jika aku yang akan menemuinya ke rumah sakit. Cik, Kakak di sini dan Kak Rei juga. Habislah aku!' batin Ziea. "Ziea," panggil pria itu dengan suara lembut dan pelan. Dia berjalan ke arah Ziea sembari menggandeng tangan perempu
"Daddy meminta maaf, tetapi …- besok kau harus menikah dengan Rei, Nak." Ziea yang akan masuk dalam kamarnya, sontak menoleh kaget ke arah Daddynya. "Hah? Kenapa dimajukan dan men--mendadak begini?" "Perusahaan mereka terancam, Reigha harus secepatnya kembali ke Paris, Nak," jelas Kenzie, menatap iba namun memohon jua agar putrinya ini tidak membantah seperti kemarin. Dia berharap Ziea mengerti kondisi! Namun, semisal Ziea tidak menerima situasi sekarang, Kenzie tak akan menyalahkan Ziea. Mungkin putrinya dan Reigha tidak berjodoh. "Ya … Yaudah." Ziea menganggukkan kepala. "Ziea ikut saja jika itu yang terbaik."Kenzie seketika itu juga memeluk putrinya. "Terimakasih, Nak, dan maafkan Daddy …." Ziea menganggukkan kepala. Memangnya dia bisa apa? Menolak? Tidak, Reigha sudah mengancamnya!***Sekarang Ziea dan Reigha telah resmi menjadi suami istri, ijab kabul sudah selesai– pesta pernikahan mereka telah selesai berlangsung dan hanya dihadiri oleh keluarga Azam serta keluarga Mahe
Reigha benar-benar membawa Ziea ke Paris, dan mereka sudah berada di mansion keluarga Azam yang ada di negara ini– di mana mansion tersebut akan menjadi tempat tinggal Reigha serta Ziea. Ziea tak perlu khawatir tak bisa menyesuaikan diri di sini, karena para maid di mansion suaminya ini hampir seluruhnya bisa menggunakan bahasa tanah air. Tentu saja! Banyak dari mereka juga yang berasal dari tanah air. Keadaan mansion juga dibuat mirip dengan suasana di mansion kediaman Azam yang ada di tanah air. Mama mertuanya– Satiya– sempat bercerita pada Ziea jika mansion ini sengaja direnovasi dan dibuat se mirip mungkin dengan mansion di tanah air karena permintaan Reigha sendiri.Menjadi Reigha memang sulit, bukan anak pertama tetapi punya tanggung jawab besar untuk keluarga Azam– mengurus perusahaan raksasa keluarga Azam yang ada di negara ini. Dia terpaksa tinggal di negara ini, harus berjauhan dengan keluarganya dan menjadi sosok yang lebih dingin. Mungkin itu alasan kenapa Reigha ingin n