Home / Romansa / Senja itu belum redup / Ada yang mulai terjadi

Share

Ada yang mulai terjadi

Author: UciHarta
last update Last Updated: 2021-06-26 23:09:04

    "Hai Na, mau pulang bareng?" ajak Diko yang tiba-tiba menghampiri Nana dan Dela.

    "Oh em iyaa," jawab Nana yang mulai mengajak Diko untuk berjalan. Namun Diko masih tetap berdiri di tempatnya.

    "Halo, gue Diko. Ardiko fikri," sapa Diko kepada Dela sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

    Nana yang melihatnya hanya bisa memperhatikan dengan tatapan tajam. Dia sebenarnya tidak ingin kalau Diko mengenal Dela atau teman temannya dulu.

    "Oh i...iya gue Dela. Temennya Nana," ucap Dela sembari memalingkan wajah ke arah Nana lalu membalas salaman tangan Diko.

     "Uda lah yuk, pulang!" ajak Nana sembari menarik tangan Diko.

    Dela hanya bisa terdiam dan melihat Nana berlalu dengan tatapan hampa.

      Siang itu Nana dan Diko makan siang di sebuah warung makan yang menyediakan Ayam geprek serta makanan lainnya. Dan kebetulan Aya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Senja itu belum redup   Rahasia yang manis

    "Aaaa..." Nana mendengar suara yang berasal dari ruang tamu. Ia segera keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi. "Mama,, mama,,, pa...," panggil Nana sembari melihat ke arah suara berasal. "Maa... paa... ada apa sih?" tanya Nana yang kian penasaran. "Eh Nana, gak papa kok sayang. Gak ada apa-apa," jawab Buk Risty dari ruang tamu. "Suara apa tadi itu? Apa yang udah terjadi?" tanya nya lagi. Dan kali ini dia telah berada di dekat Mama dan Papanya. "Oh itu. Mama tadi gak sengaja nyenggol gelas di atas meja, jadi pecah deh," kata Pak Wijaya. Namun wajah gugupnya tidak dapat di sembunyikan. "Mama papa jangan bohong deh. Ini pasti ada apa-apa kan? lihat tuh wajah Mama dan Papa, seperti menyimpan sesuatu," kata Nana yang menyadari raut wajah kedua orang tuanya tersebut.&nbs

    Last Updated : 2021-06-28
  • Senja itu belum redup   Bahagia yang kejam

    "Nana," pekik Pak Wijaya saat melihat apa yang ada di atas meja. Yaitu kue ulang tahun yang sengaja di bawa Nana untuk di berikan kepada Ayahnya. Pak Wijaya berlari kecil menuju ke arah keluar. Saat berada di depan kantor dan melihat seorang Resepsionis, ia bertanya. "Fika, apakah tadi ada orang yang ingin menemui saya?" tanya Pak Wijaya. "Iya Pak. Dan dia bilang dia adalah anak bapak," jawab Resepsionis itu yang ternyata bernama Fika. "Ah, sial..!!" ujarnya pelan dan langsung keluar untuk mencari anaknya tersebut. Matanya memandang ke kanan dan ke kiri berharap kalau Nana masih ada di sekitaran kantor. Namun sayangnya tidak ada terlihat batang hidungnya. Sementara Nana yang telah menaiki Taxi meluncur menuju tempat dimana dia rasa tempat yang pas. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak di curigai sang supir Taxi tersebut. Namun ia tidak mampu. Air matanya t

    Last Updated : 2021-06-29
  • Senja itu belum redup   Luka sisa semalam

    "Ayo masuk!" ajak Diko pada Nana. "Lo yakin ngajak gue masuk? kenapa ngajak gue kesini?" tanya Nana yang mulai merasa tidak enak. Darahnya seakan membeku. "Na, lo tenang aja ya... ada gue. Gue akan tetap disamping lo kok," ucap Diko dengan senyuman tipis. Ia menggenggam tangan Nana seakan tidak ingin melepaskannya. "T...tapi," ucap Nana yang masih bingung harus bagaimana. Namun akhirnya ia luluh juga. Nana merasa Diko pasti tidak akan membiarkannya sendiri. Mereka pun melangkahkan kaki untuk masuk ke Club tersebut. Suara musik yang memekakkan telinga terpaksa Nana telan.Club itu terlalu ramai. Banyak perempuan perempuan yang memakai dress mini. Berjoget ria mengikuti irama. Tak sedikit pula pria yang asyik dengan alkohol di tangannya.Nana merasa ngeri. Namun saat ia melihat wajah lembut Diko, entah mengapa ia merasa luluh hatinya. Kini keduanya mulai

    Last Updated : 2021-07-08
  • Senja itu belum redup   Dia Kirana

    "Na..." terdengar suara seorang perempuan memanggil sebuah nama. "Nana, tunggu!" terdengar lagi ia berteriak sambil berlari agar seseorang yang ia panggil Nana itu mendengarnya. "Apa sih Del? aku lagi buru-buru ni, udah di tungguin papaku." akhirnya wanita yang bernama Nana itu menjawab. "Tapi Na, hampir tiap hari lo di jemput papa lo. Gue kan pengen gitu jalan sama lo. Lo kan uda gede' , masa iya terus-terusan di pantau papa lo," kata wanita itu yang ternyata bernama Dela sembari menghampiri Nana. "iya, ntar aku kalau ada waktu pasti aku bilang ke orang tuaku buat ngizinin. Kita jalan, nonton bioskop, makan. oke!" jawab Nana "Tapi kap..?" "Udah ya, aku mau cepet ni. Nanti Papaku marah kalau lama. Bye!" tangkas Nana sembari ia berlari kecil meninggalkan Dela. &

    Last Updated : 2021-06-15
  • Senja itu belum redup   Apa mungkin lagi ?

    'brukkk' terdengar suara tas yang terhempas di kasur. Kini giliran sebuah badan yang terhempaskan ke kasur juga. Sepasang mata yang terpejam dan bibir yang bungkam. Hanya sesekali terdengar desisan nafas yang terlihat berat. Kirana. Ya, gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu yang berat. Ternyata ia tengah memikirkan perkataan Bayu. Dia tidak tahu apa sebenarnya yang sedang ia rasakan. Tapi setelah pertemuan tadi, ia yakin bahwa ada sesuatu yang beda dalam hatinya. Namun ia juga bingung dengan perkataan Bayu tadi. Satu demi satu ia mulai mencerna kembali perkataan lelaki yang bisa menarik perhatiannya tersebut. 'Seharusnya kalau dia cinta, dia harus menerima aku apa adanya dong," pikirnya. 'Kalau lo biarkan orang lain menghina lo, itu artinya lo gak cinta pada diri lo sendiri. Lo harus merubah hinaan itu menjadi pujian.'Kembali terngiang perkat

    Last Updated : 2021-06-15
  • Senja itu belum redup   Hari yang cerah untuk rasa yang baru

    Pagi itu cuaca sedikit agak mendung. Dibalik selimut yang tebal, ada seseorang yang masih berusaha keras untuk tetap memejamkan matanya. Ya kirana! gadis itu masih ingin memaksakan dirinya untuk tertidur, sedangkan matanya tidak mengantuk. "Na, kok belum bangun sih! tuh Dela uda ada di depan. katanya mau lagi pagi," terdengar suara Buk Risty, mamanya Kirana memasuki kamarnya. "Males ah, ma. Ngantuk!" "Eh, gak boleh gitu Na. Kan uda janjian mau jalan-jalan sama Dela. Gak baik loh ingkar janji," jawab mama Nana. "Haduh mama..! iya deh iya. suruh Dela nunggu ya ma. Mau mandi dulu," jawab Nana dengan muka melas. Hari itu Nana telah janjian untuk pergi shopping dengan Dela. Sebenarnya Nana mau saja pada awalnya. Tapi setelah tahu kalau Bayu sebenarnya yang mengajak, ia jadi sedikit ragu. Bukan ia merasa ilfeel pada Bayu, tapi dia ma

    Last Updated : 2021-06-15
  • Senja itu belum redup   'Aku gak bisa terima kamu'

    Semua menoleh ke sumber suara. Terlihatlah seorang wanita yang terduduk di lantai. Dia meringis kesakitan sembari memegang kakinya. Ternyata wanita itu mengalami kecelakaan ringan. Ia tergelincir. "Mia," tiba-tiba Dela berteriak memanggil gadis itu, yang ternyata bernama Mia. "Aduh sakit. kaki ku sakit banget." kata Mia. "Eh, Dela.. ya ampun. Itu kamu?" tambahnya. "Iya Mia, ni aku Dela. Lo apa kabar? kok ada disini? bukannya lo di bandung?" ternyata Dela mengenal gadis itu. Mia adalah tetangga Dela dulu. Dan merupakan teman Dela semasa kecil. Namun saat memasuki sekolah menengah, Mia memilih bersekolah di Bandung. "Ya ampun Dela please deh! aku lagi kesakitan loh. Kok malah bertanya terus sih." ucap Mia sedikit kesal. "Oh iya sorry, sorry. Oke sini aku bantu." Dengan menahan rasa sakit, Mia berusaha untuk berdiri. Namun

    Last Updated : 2021-06-15
  • Senja itu belum redup   Kisah di sebalik senja

    Malam itu suasana begitu cerah. Dan itu adalah malam dimana Nana akan dinner bersama Bayu. Nana mengenakan dress yang di pilihkan Dela pada waktu itu. Rambutnya dibiarkan terurai. Dengan sedikit polesan Make-Up di wajahnya, menjadikan ia terlihat lebih cantik. Dan ketika Bayu datang, mereka pun langsung bergerak menuju ke tempat tujuan. Sebuah restoran yang bertemakan Westernfood. Sesampainya di sana dan setelah pesanan mereka datang, tak banyak bicara, mereka menikmati makanan yang ada di hadapan mereka. Sesekali Bayu melirik ke Nana. Ia merasa Nana begitu cantik malam ini. "Na, setelah ini kita pergi ke Danau ya," ajak Bayu. "Em.. gimana ya," ucap Nana sedikit ragu. "Please.." rayu Bayu. "Yauda deh," kata Nana akhirnya. Setelah

    Last Updated : 2021-06-15

Latest chapter

  • Senja itu belum redup   Luka sisa semalam

    "Ayo masuk!" ajak Diko pada Nana. "Lo yakin ngajak gue masuk? kenapa ngajak gue kesini?" tanya Nana yang mulai merasa tidak enak. Darahnya seakan membeku. "Na, lo tenang aja ya... ada gue. Gue akan tetap disamping lo kok," ucap Diko dengan senyuman tipis. Ia menggenggam tangan Nana seakan tidak ingin melepaskannya. "T...tapi," ucap Nana yang masih bingung harus bagaimana. Namun akhirnya ia luluh juga. Nana merasa Diko pasti tidak akan membiarkannya sendiri. Mereka pun melangkahkan kaki untuk masuk ke Club tersebut. Suara musik yang memekakkan telinga terpaksa Nana telan.Club itu terlalu ramai. Banyak perempuan perempuan yang memakai dress mini. Berjoget ria mengikuti irama. Tak sedikit pula pria yang asyik dengan alkohol di tangannya.Nana merasa ngeri. Namun saat ia melihat wajah lembut Diko, entah mengapa ia merasa luluh hatinya. Kini keduanya mulai

  • Senja itu belum redup   Bahagia yang kejam

    "Nana," pekik Pak Wijaya saat melihat apa yang ada di atas meja. Yaitu kue ulang tahun yang sengaja di bawa Nana untuk di berikan kepada Ayahnya. Pak Wijaya berlari kecil menuju ke arah keluar. Saat berada di depan kantor dan melihat seorang Resepsionis, ia bertanya. "Fika, apakah tadi ada orang yang ingin menemui saya?" tanya Pak Wijaya. "Iya Pak. Dan dia bilang dia adalah anak bapak," jawab Resepsionis itu yang ternyata bernama Fika. "Ah, sial..!!" ujarnya pelan dan langsung keluar untuk mencari anaknya tersebut. Matanya memandang ke kanan dan ke kiri berharap kalau Nana masih ada di sekitaran kantor. Namun sayangnya tidak ada terlihat batang hidungnya. Sementara Nana yang telah menaiki Taxi meluncur menuju tempat dimana dia rasa tempat yang pas. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak di curigai sang supir Taxi tersebut. Namun ia tidak mampu. Air matanya t

  • Senja itu belum redup   Rahasia yang manis

    "Aaaa..." Nana mendengar suara yang berasal dari ruang tamu. Ia segera keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi. "Mama,, mama,,, pa...," panggil Nana sembari melihat ke arah suara berasal. "Maa... paa... ada apa sih?" tanya Nana yang kian penasaran. "Eh Nana, gak papa kok sayang. Gak ada apa-apa," jawab Buk Risty dari ruang tamu. "Suara apa tadi itu? Apa yang udah terjadi?" tanya nya lagi. Dan kali ini dia telah berada di dekat Mama dan Papanya. "Oh itu. Mama tadi gak sengaja nyenggol gelas di atas meja, jadi pecah deh," kata Pak Wijaya. Namun wajah gugupnya tidak dapat di sembunyikan. "Mama papa jangan bohong deh. Ini pasti ada apa-apa kan? lihat tuh wajah Mama dan Papa, seperti menyimpan sesuatu," kata Nana yang menyadari raut wajah kedua orang tuanya tersebut.&nbs

  • Senja itu belum redup   Ada yang mulai terjadi

    "Hai Na, mau pulang bareng?" ajak Diko yang tiba-tiba menghampiri Nana dan Dela. "Oh em iyaa," jawab Nana yang mulai mengajak Diko untuk berjalan. Namun Diko masih tetap berdiri di tempatnya. "Halo, gue Diko. Ardiko fikri," sapa Diko kepada Dela sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Nana yang melihatnya hanya bisa memperhatikan dengan tatapan tajam. Dia sebenarnya tidak ingin kalau Diko mengenal Dela atau teman temannya dulu. "Oh i...iya gue Dela. Temennya Nana," ucap Dela sembari memalingkan wajah ke arah Nana lalu membalas salaman tangan Diko. "Uda lah yuk, pulang!" ajak Nana sembari menarik tangan Diko. Dela hanya bisa terdiam dan melihat Nana berlalu dengan tatapan hampa. Siang itu Nana dan Diko makan siang di sebuah warung makan yang menyediakan Ayam geprek serta makanan lainnya. Dan kebetulan Aya

  • Senja itu belum redup   Mulai nyaman

    "Iya," jawab Nana penuh antusias untuk mendengar. "Dulu, gue pernah mengenal seorang wanita. Dia orangnya baik, pendiam namun suka tersenyum. Gue mengenalnya saat di bangku sekolah dan kebetulan dia adalah murid baru pada saat itu," kata Diko dengan tatapan yang menerawang jauh ke depan. Sepertinya ia mengingat masa-masa itu kembali. "Dan semakin lama gue mengenalnya, semakin gue menyukainya. Singkat cerita gue pun mengungkapkan perasaan gue ke dia dan diterima. Lo pasti tau dong gimana bahagianya gue pada saat itu?" ucap Diko dan langsung menatap wajah Nana kembali. "Oh ya of course! kamu pasti seneng banget waktu itu," jawab Nana yang mulai mendalami ceritanya. "Lalu bagaimana kisah percintaan kalian selanjutnya?" tambahnya. "Hufft..! gue menjadikan dia sosok yang paling istimewa dalam hidup gue, namun dia menjadikan gue sampah dalam hidupnya," ucap Diko dengan nada

  • Senja itu belum redup   Kisah yang sama

    Walau Nana terus memanggil pemuda itu, namun ia tetap pergi meninggalkan Nana dengan seribu tanda tanya. 'Kenapa dengan lelaki itu?' batin Nana yang terus memikirkannya. Namun tiba-tiba dia melihat jam dan.. 'Ah sial! aku gak mungkin ngejar dia. Ah sudah lah' tambahnya. Sesampainya di rumah, Nana melangkahkan kaki masuk dengan sangat perlahan. Entah kenapa dia menjadi sangat malas untuk berhadapan dengan ibunya. Ia berjalan dengan berjinjit. Lalu membuka pintu kamarnya dengan sangat hati-hati dan menutupnya kembali dengan pelan. Dan ternyata tidak seorangpun yang melihat kehadirannya termasuk pembantu rumah tangganya. "Uh, untunglah," ucapnya dengan nafas lega. Ia membanting tas nya ke kasur kemudian dirinya. Ia mulai memejamkan matanya, namun tiba-tiba ia teringat ucapan dari pelayan rumah makan tadi. "Apa maksud dia ya? kenapa dengan Diko? aku r

  • Senja itu belum redup   Diko

    'Plak' terdengar suara tamparan menggema di kamar Nana. "Uda Ma, mama puas kan? ini yang mama mau kan?" ucap Nana dengan wajah sedikit memerah. Merah karena tamparan itu dan merah karena menahan marahnya. "Na, mama ngelakuin ini karena mama..."Belum siap Buk Risty berbicara, Nana sudah menghamburkan dirinya ke kamar. Menutup pintu serta menguncinya. Buk Risty yang melihat anaknya seperti itu, hanya diam dan memilih untuk tidak mengganggunya untuk sementara waktu. 'Mengapa kamu jadi seperti ini Nana?' batinnya. Di sebalik kamarnya, Nana hanya bisa menangis menahan sesak di dadanya. Entah mengapa perasaan bencinya kian menjadi-jadi. Bukan karena Mamanya, tapi karena Bayu yang ia rasa menjadikan dirinya kian hancur. 'Aku janji aku akan lebih bahagia tanpa kamu Bayu' batinnya sembari meremas bantal yang ada di sebelahnya. Pagi itu N

  • Senja itu belum redup   Disebalik kata kecewa

    Jam istrahat pun di mulai. Nana berusaha menghindar dari Dela dengan cara berjalan cepat keluar dari kelas. Namun saat di depan pintu, Dela langsung menarik tangannya. "Ikut gue," ucap Dela tegas sembari mempertajam tatapannya. "Aw sakit. Lepasin aku!" kata Nana sembari berusaha melepaskan tangan dari Dela. Dela tidak menghiraukannya dan berusaha tetap menggenggam Nana menuju kebelakang kelas. "Na, gue mau tanya sama lo. Kenapa lo ngelakuin ini ke gue? kenapa lo ikut membenci gue?" tanya Dela. Wajahnya sedikit memerah dan matanya terlihat berkaca-kaca menahan air mata. "Udalah Del, kan aku uda bilang aku gak mau bahas soal ini lagi. Aku cuma mau agar gak diganggu untuk sementara waktu," kata Nana. "Tapi kenapa lo harus menghindar dari gue juga?" "Karena aku gak mau mengingat lelaki brengsek itu. Aku gak mau me

  • Senja itu belum redup   Apa yang terjadi?

    'I want you to the bone,, take me home i'm fall'in' suara dering handphone berbunyi. "Halo Ma?" ucap Nana. "Nana kamu dimana sayang? Kenapa belum pulang?" tanya mama. Dia mengkhawatirkan Nana. "Oh iya ma, sekarang Nana pulang, oke!" jawab Nana yang kemudian langsung mematikan handphone nya. Ternyata dia berada di Danau. Tempat spesial yang penuh kenangan bersama Bayu. Di tempat Itulah dia dan bayu saling berbagi rasa. Bercerita tentang perjalanan cinta mereka masing-masing. Semenjak kejadian saat dia melihat Bayu dan Mia di tempat itu sebulan yang lalu, dia tidak pernah lagi pergi ke Danau dan inilah pertama kalinya lagi dia pergi ketempat itu. Nana juga tidak pernah lagi membalas chat atau mengangkat telfon dari Bayu. Bahkan dia pun memilih untuk sementara waktu menjauh dari Dela, sahabat dekatnya.*** 

DMCA.com Protection Status