30. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Dilayani Suami Penulis : Lusia Sudarti Part 30Mereka semua tersadar dan kembali fokus kekeranjang sayur. Terutama Dewi, ia akhirnya memisahkan diri dan pulang diam-diam. "Lho Mbak Dewi, nggak jadi ikannya," Teh Yeni berteriak, melihat Dewi yang telah menjauh. "Nggak jadi ...! teriaknya tanpa menoleh. Aku tetap fokus memilih sayuran apa yang akan kubeli, mereka ada yang berdehem, ada yang berbisik ada pula yang menyapaku dengan sikap biasa saja. "Cabe satu ons aja Teh, sawi putih setengah kilo, tahu putih satu bungkus." Teh Yeni menimbang sayur dan cabe pesananku. "Semua tiga belas ribu Mbak," ia menyerahkan plastik sayuranku. Aku mengulurkan uang lima belas ribu. "Kembaliannya terasi Teh." Ia memberikan empat bungkus terasi mama suka. "Teh, hutangku nanti ya? Aku belum punya untuk sekarang. Suami dan Anak-Anakku sakit semua!" ujarku menatap manik coklatnya. Ia membalas tatapanku. "Tapi jangan terlalu lama Mbak, aku mau bayar iur
31. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK MASI Gali Lubang Tutup Lubang Penulis : Lusia Sudarti Part 31"Aa, ayo buka mulut Sayang!" aku menyuapi Nayla makan dahulu. Setelahnya baru aku. "Enak ya Ma!" seru Nayla. "Tentunya, siapa dulu yang masak," suamiku membusungkan dada. Aku dan Anak-anak tersenyum melihat Suamiku.***Hari-hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Semakin hari semakin sulit, bukan tak ada pekerjaan. Melainkan semua minta waktu. Seperti hari ini, apa pun yang ada dijual untuk menutupi kebutuhan. Hanya untuk sementara, aku termenung sesaat berfikir dari mana lagi untuk makan? Membuka megicom, nasi hanya cukup untuk sarapan dan makan siang. Sorenya dari mana lagi Ya Allah? Lauk pun tak ada, hanya ada satu genggam cabai rawit sisa kemarin. Aku memetik tangkai cabai dan kugoreng. Subhanallah, aku terhenyak saat mengangkat botol minyak sayur yang ternyata juga kosong ... oh Tuhan, nikmat sekali ujian dari-Mu ini. Sampai kapankah engkau menguji kami dengan materi?"
32. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Mendapat Job Penulis : Lusia Sudarti Part 32Ia mengusap rambutku dan menyelipkan anak rambut di telingaku. "Sabar ya," kedua netranya sedikit berembun menatapku. Anak-anak hanya makan lauk masako seperti Adeknya tadi."Makan Ma, makan Pa," ujar Rani sama halnya dengan Indra. "Iya," jawab kami berdua. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Anak-nak kerumah Mbak Neni, mereka beli beras lima kilogram, beli sabun dan mie instant juga beberapa ribu jajan untuk Nayla. Yang seratus aku bayarin kelistrik. Alhasil hanya tersisa sepuluh ribu.Tak mengapa, yang penting mereka bisa makan seenggaknya untuk lima hari kedepan, nanti difikirin lagi untuk kedepannya. "Pa, sisa sepuluh ribu," ungkapku dengan nada sedih. Aku menatapnya, begitu pun Suamiku. "Iya Ma sabar ya?" katanya lirih. "Tapi kucing kita belum kebeli whiskas." "Nanti kita kasih makan nasi dulu, kalau dapat rejeki kita beliin whiskas lagi," hibur Suamiku. Aku mengangguk. "Ma, makasih Adek dibeliin ja
33. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Istri Sahabat Suamiku, Mencari Perhatian Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 33"Assalamualaikum," terdengar salam dari teras. Aku beranjak keluar melihat siapa yang bertamu disaat hampir magrib begini. "Waalaikumsalam, oh Mbak Desti, tumben kesini?" Ucapku berbasa-basi. "Ayo masuk Mbak," ajakku. "Iya, makasih. Tadi ikut Suami tapi aku inget ada kamu, ya udah aku main dirumah kamu aja. Males ikut kelokasi." jawabnya, ia melangkah masuk mengiringi langkahku. "Kenapa emang nggak mau ikut Mbak? Terus Awang sama siapa?" tanyaku sedikit kepo. "Sama Neneknya Mbak, Suamimu mana Mbak? Adek Nay juga," ia celingukan dan melongok dalam kamar. "Mereka kewarung." "Oh ...!" Suara deru motor berhenti di samping. "Itu mereka pulang," ujarku sambil menatap kearah dapur. "Mama Adek pulang," teriak Nayla dari dapur.Ia berhenti ketika netranya melihat ada yang bertamu di rumah. "Ma, ini pesanannya," teriak Suamiku dari dapur. "Iya taruh aja di
34. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Istri Sahabat Suamiku Menggoda Suamiku. Penulis : Lusia SudartiPart 34Aku terhanyut dengan lembut dan manisnya belaian Suamiku yang menginginkanku malam ini. Jiwaku terbang melayang, menggapai surga rumah tangga. Setelah menyelesaikan kewajibanku, aku pun tertidur dalam dekapannya.Tok! Tok! Tok! "Mbak, Mas," panggil Desti dan mengetuk-ngetuk daun pintu kamarku. Aku jadi kesal dibuatnya. Ganggu istirahat orang aja," gerutu ku kesal. Di pintu masih terdengar ketukan dan juga panggilan. Aku takut penghuni rumah terbangun.Aku bergegas memungut pakaian yang berserakan di lantai lalu memakainya.Gegas aku membuka pintu kamar. "Ada apa sih, berisik banget. Ini tengah malam lho, perasaan kok kamu nggak sopan banget ya?" cerocosku begitu daun pintu kubuka dan kepalaku nyembul sedikit. Wajahnya langsung terlihat keruh begitu mendengar ucapanku. "Maaf Mbak, saya mau pulang. Ini Suamiku udah kasih kabar?" ia memberanikan diri menatap mataku.
35. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Kejujuran Suamiku Penulis : Lusia Sudarti Part 35"Mama nggak usah ikut dulu ya?" kasihan Adek, takutnya kecapean. Mama juga belum terlalu sehat," tukas Suamiku. "Iya Pa." "Terus, sebenarnya Mama tadi kenapa? Kok jutek." "Nih, lihat aja sama Papa," aku memperlihatkan wa dari Desti semalam. Suamiku membuka Aplikasi hijau dan membaca chat dari Desti. Raut wajahnya berubah kesal setelah membaca semuanya. "Ya udah biarin aja Ma, nggak usah dibalas lagi, Papa mau berangkat ya Ma. Udah siang," ucap Suamiku. "Baiklah Pa, hati-hati ya?" aku meraih punggung tangannya lalu kucium takzim. Ia mengecup keningku. "Adek, Papa berangkat ya? Adek nggak usah ikut dulu, capek ya!" ia memeluk Nayla, mencium pipinya dengan gemas. "Kenapa Adek nggak ikut Pa?" rengeknya manja. "Istirahat dulu, besok lagi ikutnya," Suami membujuk Nayla sejenak lalu ia pun berangkat dengan mengendarai motor maticnya. Aku duduk kembali setelah mengantarkannya di depan p
36. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Desti Membuat Ulah Penulis : Lusia Sudarti Part 36"Hayooo, Adek kepo," balas Suamiku sembari mengangkat Nayla dan dibawa masuk untuk di gelitik.Nayla tertawa-tawa karena geli. Aku tersenyum melihat mereka. 'Semoga kami selalu berbahagia. Amiiin," doaku panjatkan kehadirat Allah swt.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum, Mbak!" dari luar terdengar seseorang mengucap salam.Aku yang hendak mandi mengurungkan niatku. Aku membuka daun pintu. "Waalaikumsalam, siap...," aku menggantung pertanyaanku setelah melihat siapa yang datang.Wajahku berubah kesal. "Masuk, mau apa?" ujarku ketus.Aku memberikan celah untuk Desti masuk. Ya, tamu tak diundang itu Desti dan bertamu jika waktu menjelang maghrib. "Ada perlu apa?" tanyaku datar. "Biasa Mbak, nunggu Suamiku!" jawabnya ringan seolah tanpa beban, dan menjatuhkan bobot dikursi tanpa minta ijin, atau kuijinkan.'Dasar tak tau malu," umpatku dalam hati. "Adek sama Papa dulu ya, Ma
37. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Aku Terciduk Penulis : Lusia Sudarti Part 37Aku menulis novel baru tentang, seorang Istri yang tega merusak kehidupan rumah tangga sahabat Suaminya. Setelah kuposting ternyata banyak yang like dan komen. Tak terasa waktu menunjukkan jam dua dinihari, kedua netraku pun terasa berat. Akhirnya aku merebahkan diri disisi Suamiku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Suara adzan subuh menggema di seantero desa. Aku menggeliat dan mengucek kedua bola mataku yang masih begitu berat. Karena aku tidur hanya dua jam. Kupaksakan untuk bangun dan sholat subuh. Aku membangunkan semua Anak-anakku untuk sholat. Setelah selesai sholat, aku memasak untuk sarapan. Pagi ini mau masak apa ya? Semua udah menipis. Mau bikin sambal aja deh masih ada teri sedikit. Kusiapkan cabai, ikan teri dan bawang.Hanya itu yang tersisa, untuk nanti sore tak tau apa lagi," gumamku. "Ma, Pa ...! Berangkat sekolah dulu ya?" pamit Rani dan Indra ketika mereka selesai sarapan. "Iya! Belajar yang