Share

Bab 29

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-08-20 08:44:06

29. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK NASI

Tetanggaku Selalu Julid

Penulis : Lusia Sudarti

Part 29

Sekuat tenaga aku memejamkan mata yang sulit kupejamkan. Setelah beberapa saat akhirnya kantuk pun menyerang akhirnya kuukir mimpi dipulau kapuk.

Tengah malam aku terbangun mengganti air kompres untuk Suamiku. Ia masih terlelap dalam tidur, tapi kondisi suhu tubuhnya masih lumayan panas. Hanya saja tak sepanas tadi. Aku tak dapat memejamkan mata kembali. Aku meraih benda pipih dari charger karena daya terisi full. Aku berselancar di Aplikasi menulis memeriksa perkembangan dari pembacaku.

Alhamdulillah, peningkatannya sudah lumayan, sudah mencapai ratusan pembaca," gumamku dalam hati.

Sayang nya belum ada yang komen! Tak mengapa, seiring berjalannya waktu, pasti banyak yang tertarik untuk membaca novel-novelku.

Aku melanjutkan kembali, meng update cerita-ceritaku. Untuk sementara, biarlah satu bab perbukunya, mumpung aku ada waktu sembari menjaga seluruh keluargaku yang sedang sakit.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 30

    30. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Dilayani Suami Penulis : Lusia Sudarti Part 30Mereka semua tersadar dan kembali fokus kekeranjang sayur. Terutama Dewi, ia akhirnya memisahkan diri dan pulang diam-diam. "Lho Mbak Dewi, nggak jadi ikannya," Teh Yeni berteriak, melihat Dewi yang telah menjauh. "Nggak jadi ...! teriaknya tanpa menoleh. Aku tetap fokus memilih sayuran apa yang akan kubeli, mereka ada yang berdehem, ada yang berbisik ada pula yang menyapaku dengan sikap biasa saja. "Cabe satu ons aja Teh, sawi putih setengah kilo, tahu putih satu bungkus." Teh Yeni menimbang sayur dan cabe pesananku. "Semua tiga belas ribu Mbak," ia menyerahkan plastik sayuranku. Aku mengulurkan uang lima belas ribu. "Kembaliannya terasi Teh." Ia memberikan empat bungkus terasi mama suka. "Teh, hutangku nanti ya? Aku belum punya untuk sekarang. Suami dan Anak-Anakku sakit semua!" ujarku menatap manik coklatnya. Ia membalas tatapanku. "Tapi jangan terlalu lama Mbak, aku mau bayar iur

    Last Updated : 2024-08-20
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 31

    31. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK MASI Gali Lubang Tutup Lubang Penulis : Lusia Sudarti Part 31"Aa, ayo buka mulut Sayang!" aku menyuapi Nayla makan dahulu. Setelahnya baru aku. "Enak ya Ma!" seru Nayla. "Tentunya, siapa dulu yang masak," suamiku membusungkan dada. Aku dan Anak-anak tersenyum melihat Suamiku.***Hari-hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Semakin hari semakin sulit, bukan tak ada pekerjaan. Melainkan semua minta waktu. Seperti hari ini, apa pun yang ada dijual untuk menutupi kebutuhan. Hanya untuk sementara, aku termenung sesaat berfikir dari mana lagi untuk makan? Membuka megicom, nasi hanya cukup untuk sarapan dan makan siang. Sorenya dari mana lagi Ya Allah? Lauk pun tak ada, hanya ada satu genggam cabai rawit sisa kemarin. Aku memetik tangkai cabai dan kugoreng. Subhanallah, aku terhenyak saat mengangkat botol minyak sayur yang ternyata juga kosong ... oh Tuhan, nikmat sekali ujian dari-Mu ini. Sampai kapankah engkau menguji kami dengan materi?"

    Last Updated : 2024-08-22
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 32

    32. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Mendapat Job Penulis : Lusia Sudarti Part 32Ia mengusap rambutku dan menyelipkan anak rambut di telingaku. "Sabar ya," kedua netranya sedikit berembun menatapku. Anak-anak hanya makan lauk masako seperti Adeknya tadi."Makan Ma, makan Pa," ujar Rani sama halnya dengan Indra. "Iya," jawab kami berdua. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Anak-nak kerumah Mbak Neni, mereka beli beras lima kilogram, beli sabun dan mie instant juga beberapa ribu jajan untuk Nayla. Yang seratus aku bayarin kelistrik. Alhasil hanya tersisa sepuluh ribu.Tak mengapa, yang penting mereka bisa makan seenggaknya untuk lima hari kedepan, nanti difikirin lagi untuk kedepannya. "Pa, sisa sepuluh ribu," ungkapku dengan nada sedih. Aku menatapnya, begitu pun Suamiku. "Iya Ma sabar ya?" katanya lirih. "Tapi kucing kita belum kebeli whiskas." "Nanti kita kasih makan nasi dulu, kalau dapat rejeki kita beliin whiskas lagi," hibur Suamiku. Aku mengangguk. "Ma, makasih Adek dibeliin ja

    Last Updated : 2024-08-23
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 33

    33. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Istri Sahabat Suamiku, Mencari Perhatian Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 33"Assalamualaikum," terdengar salam dari teras. Aku beranjak keluar melihat siapa yang bertamu disaat hampir magrib begini. "Waalaikumsalam, oh Mbak Desti, tumben kesini?" Ucapku berbasa-basi. "Ayo masuk Mbak," ajakku. "Iya, makasih. Tadi ikut Suami tapi aku inget ada kamu, ya udah aku main dirumah kamu aja. Males ikut kelokasi." jawabnya, ia melangkah masuk mengiringi langkahku. "Kenapa emang nggak mau ikut Mbak? Terus Awang sama siapa?" tanyaku sedikit kepo. "Sama Neneknya Mbak, Suamimu mana Mbak? Adek Nay juga," ia celingukan dan melongok dalam kamar. "Mereka kewarung." "Oh ...!" Suara deru motor berhenti di samping. "Itu mereka pulang," ujarku sambil menatap kearah dapur. "Mama Adek pulang," teriak Nayla dari dapur.Ia berhenti ketika netranya melihat ada yang bertamu di rumah. "Ma, ini pesanannya," teriak Suamiku dari dapur. "Iya taruh aja di

    Last Updated : 2024-08-24
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 34

    34. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Istri Sahabat Suamiku Menggoda Suamiku. Penulis : Lusia SudartiPart 34Aku terhanyut dengan lembut dan manisnya belaian Suamiku yang menginginkanku malam ini. Jiwaku terbang melayang, menggapai surga rumah tangga. Setelah menyelesaikan kewajibanku, aku pun tertidur dalam dekapannya.Tok! Tok! Tok! "Mbak, Mas," panggil Desti dan mengetuk-ngetuk daun pintu kamarku. Aku jadi kesal dibuatnya. Ganggu istirahat orang aja," gerutu ku kesal. Di pintu masih terdengar ketukan dan juga panggilan. Aku takut penghuni rumah terbangun.Aku bergegas memungut pakaian yang berserakan di lantai lalu memakainya.Gegas aku membuka pintu kamar. "Ada apa sih, berisik banget. Ini tengah malam lho, perasaan kok kamu nggak sopan banget ya?" cerocosku begitu daun pintu kubuka dan kepalaku nyembul sedikit. Wajahnya langsung terlihat keruh begitu mendengar ucapanku. "Maaf Mbak, saya mau pulang. Ini Suamiku udah kasih kabar?" ia memberanikan diri menatap mataku.

    Last Updated : 2024-08-26
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 35

    35. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Kejujuran Suamiku Penulis : Lusia Sudarti Part 35"Mama nggak usah ikut dulu ya?" kasihan Adek, takutnya kecapean. Mama juga belum terlalu sehat," tukas Suamiku. "Iya Pa." "Terus, sebenarnya Mama tadi kenapa? Kok jutek." "Nih, lihat aja sama Papa," aku memperlihatkan wa dari Desti semalam. Suamiku membuka Aplikasi hijau dan membaca chat dari Desti. Raut wajahnya berubah kesal setelah membaca semuanya. "Ya udah biarin aja Ma, nggak usah dibalas lagi, Papa mau berangkat ya Ma. Udah siang," ucap Suamiku. "Baiklah Pa, hati-hati ya?" aku meraih punggung tangannya lalu kucium takzim. Ia mengecup keningku. "Adek, Papa berangkat ya? Adek nggak usah ikut dulu, capek ya!" ia memeluk Nayla, mencium pipinya dengan gemas. "Kenapa Adek nggak ikut Pa?" rengeknya manja. "Istirahat dulu, besok lagi ikutnya," Suami membujuk Nayla sejenak lalu ia pun berangkat dengan mengendarai motor maticnya. Aku duduk kembali setelah mengantarkannya di depan p

    Last Updated : 2024-08-27
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 36

    36. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Desti Membuat Ulah Penulis : Lusia Sudarti Part 36"Hayooo, Adek kepo," balas Suamiku sembari mengangkat Nayla dan dibawa masuk untuk di gelitik.Nayla tertawa-tawa karena geli. Aku tersenyum melihat mereka. 'Semoga kami selalu berbahagia. Amiiin," doaku panjatkan kehadirat Allah swt.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum, Mbak!" dari luar terdengar seseorang mengucap salam.Aku yang hendak mandi mengurungkan niatku. Aku membuka daun pintu. "Waalaikumsalam, siap...," aku menggantung pertanyaanku setelah melihat siapa yang datang.Wajahku berubah kesal. "Masuk, mau apa?" ujarku ketus.Aku memberikan celah untuk Desti masuk. Ya, tamu tak diundang itu Desti dan bertamu jika waktu menjelang maghrib. "Ada perlu apa?" tanyaku datar. "Biasa Mbak, nunggu Suamiku!" jawabnya ringan seolah tanpa beban, dan menjatuhkan bobot dikursi tanpa minta ijin, atau kuijinkan.'Dasar tak tau malu," umpatku dalam hati. "Adek sama Papa dulu ya, Ma

    Last Updated : 2024-08-28
  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 37

    37. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Aku Terciduk Penulis : Lusia Sudarti Part 37Aku menulis novel baru tentang, seorang Istri yang tega merusak kehidupan rumah tangga sahabat Suaminya. Setelah kuposting ternyata banyak yang like dan komen. Tak terasa waktu menunjukkan jam dua dinihari, kedua netraku pun terasa berat. Akhirnya aku merebahkan diri disisi Suamiku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Suara adzan subuh menggema di seantero desa. Aku menggeliat dan mengucek kedua bola mataku yang masih begitu berat. Karena aku tidur hanya dua jam. Kupaksakan untuk bangun dan sholat subuh. Aku membangunkan semua Anak-anakku untuk sholat. Setelah selesai sholat, aku memasak untuk sarapan. Pagi ini mau masak apa ya? Semua udah menipis. Mau bikin sambal aja deh masih ada teri sedikit. Kusiapkan cabai, ikan teri dan bawang.Hanya itu yang tersisa, untuk nanti sore tak tau apa lagi," gumamku. "Ma, Pa ...! Berangkat sekolah dulu ya?" pamit Rani dan Indra ketika mereka selesai sarapan. "Iya! Belajar yang

    Last Updated : 2024-08-29

Latest chapter

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 60

    60. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Tahun Penuh Kebahagiaan Penulis: Lusia Sudarti Part 60 (part terakhir) "Terima kasih untuk cintamu, untuk Papa Sayang!" Suamiku mengecup pucuk kepalaku, nampak sekali Suamiku begitu bahagia dari caranya menatapku ..."Terimakasih juga atas cinta yang Papa berikan buat Mama Pa! Mama begitu bahagia bisa menjadi bagian dari hidup Papa." "Tetaplah disamping Papa Ma ..." "Sudah larut, tidurlah Pa, sini Mama usap kepala Papa," aku menepuk kedua pahaku, memintanya untuk merebahkan kepalanya di pangkuanku. 'Malam belum terlalu larut saat aku bermimpi, hingga Suamiku membangunkan aku, kini ia terlelap begitu damai dalam pangkuanku! Tuhan ... aku bersyukur atas jodoh yang Engkau tetapkan untukku, yang menemani hidupku di dunia ini, amiinn ..." 🌺🌺🌺🌺🌺🌺Aku memang tidak cantik, tetapi tidak pula jelek, wajahku manis semanis madu. Wkwkwk. Tahun ini adalah tahun penuh kebahagiaan buat keluarga kami.Selama memasuki bulan diawal tahun ini, hid

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 59

    59. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Bermimpi Penulis : Lusia Sudarti Part 59Tak berapa lama, dari jauh terlihat sorot lampu yang menyinari area lokasi dan menerangi mobil dimana aku seorang diri di dalamnya. Sebetulnya di belakang mobil, masih banyak mobil yang antri seperti kami."Ma ..." Tok! Tok! Tok! Aku segera membuka pintu mobil, Suamiku tersenyum manis kepadaku yang duduk dijok stir. "Enggak ada apa-apa kan Ma ...?" tanya-nya sembari naik kedalam mobil. "Iya Pa, tapi tetap aja takut hehehe!" aku terkekeh sembari beralih tempat duduk. "Enggak akan ada yang menggigit, paling juga ada yang mau menculik!" Seloroh Suamiku sambil membuka plastik dan mengeluarkan dua bungkus nasi. "Ini Ma nasinya!" ia menyerahkan satu bungkus nasi dan aku meraihnya.Aku rasanya tak sabar untuk menyantap nasi yang aromanya begitu menggoda indera penciuman. Setelah mencuci tangan dan membaca doa makan, aku dan Suamiku segera menyantap makanan kami dengan lahap. "Alhamdulilah Ya Alla

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 58

    58. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Berangkat Kerja Penulis : Lusia Sudarti Part 58"Terus gimana dengan sekolah Ma?" tanya Rani memecah keheningan "Untuk sementara Mama mau cari tukang ojeg," ucapku kemudian. Mereka semua terdiam mendengar ucapanku.Aku merenungi kehidupanku sekarang! Entahlah semoga ini awal yang baik untuk kami. Doa dan harapan yang tak pernah bosan dan putus kupanjatkan. "Ma, sudah sampai nih!" ujar Suamiku sambil menyentuh punggung tanganku. Aku tergagap karena terkejut, ternyata aku melamun, ia tersenyum melihatku yang terlonjak."Makanya gak usah melamun Ma!" canda Rani, ia bersiap turun dari mobil dan menurunkan semua alat-alat perlengkapan yang kami bawa. "Ayo turun Adek ...!" aku segera menuruni tangga mobil dan meraih Nayla untuk kugendong. Kami disambut hangat oleh keluargaku. Tarmi dan Anaknya, Tarmi seorang janda, Suaminya meninggal dunia tiga tahun lalu, karena menderita stroke.Mereka membantu membawa barang-barang yang kami bawa. "Dek

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 57

    57. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Penulis : Lusia Sudarti Part 57Aduh Mbak, kami belum punya, tetapi jika mau lima ratus dahulu ada nih," ia merogoh uang di saku celananya.Kemudian diberikannya kepadaku. Aku menerima uang dari tangan Bosku itu tanpa semangat! Tetapi aku masih menunjukkan sikap menghargai kepada mereka. Malam ini terasa begitu dingin, kebetulan aku lupa memakai switer, jadi angin malam seolah menusuk kulit hingga tembus tulang sum-sum. "Ayo pulangn Pa." Aku dan Suamiku lemas seketika! Kami sedikit kecewa, bukan sedikit sih ... janji mereka mau melunasi hari ini. Tapi sayangnya mereka masih mengingkarinya. Sedangkan aku dan Suamiku mempunyai janji untuk membayar dulu bunga pinjaman pan4s!Tapi apa boleh buat, yang ada dulu dibayarin, sisanya nanti kalo udah dapat lagi. "Gimana ini Pa, masa iya cuma segini! Kan bingung mau kasih taunya gimana! Sedangkan semua telah menjadi dua juta!" ucapku sedikit kecewa. "Mau gimana lagi Ma, kirim dulu yang ada!" ja

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 56

    56. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Pergantian Tahun Penulis : Lusia Sudarti Part 56"Heii, Mama gak apa-apa kok, udah jangan menangis, kita berdoa aja semoga kita dapat rizqi untuk membayar semuanya," aku memeluk mereka semua.Tak kupungkiri hatikupun sakit tiada terkira.Tetapi aku harus tegar demi mereka. "Mbak mau ngaji gak?" tanyaku seraya melerai pelukan. "Iya Ma ngaji," jawabnya. "Ya udah makan dulu lalu bersiap-siaplah," titahku kepada mereka berdua.Mereka pun mengangguk dan beranjak masuk. Aku menarik nafas dengan berat dan kuhempaskan perlahan.Aku membuka ponselku kembali dan menonton youtube bersama Nayla.Melihat tingkah lucu si kucing dalam video.Nayla tertawa terbahak-bahak hingga mengundang rasa penasaran kedua Kakaknya yang sedang beres-beres sebelum berangkat ngaji. "Hahaha, lihat Ma lucu sekali kucingnya, bisa beldili juga ngomong," teriak Nayla kembali, akupun tertawa melihatnya. "Mana Dek ...!" ujar Rani juga Indra berlari menuju kearahku dan Nay

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 55

    55. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nas Selalu Sakit Hati Penulis : Lusia Sudarti Part 55 Tring! Aku terkejut mendengar suara nyaring dari ponselku. "Tolong antarkan sekarang ..." Aku hanya mengusap dada membaca pesan whatsapp dari Mbak Neni. "Mbak, saya belum gajihan, ada uang baru dapat sisa bayaran dari Kak Andi, tetapi gak cukup untuk bayar bunganya, di rumah saya beras pun gak ada, jadi untuk beli beras dan bahan-bahan masak yang lain karena sudah habis semua," segera aku mengirimkan balasan. Pesan balasanku pun telah dibaca dan dilayar ia sedang mengetik.Tring!"Tapi ini sudah berjalan tiga minggu, jadi gimana? Sedang perjanjian kemarin dua minggu bunganya lima ratus ribu jika meminjam satu juta ..." Aku membaca pesan itu dengan hati gundah gulana, bingung, sedih sekali pastinya.'Entah kenapa tak ada sedikitpun iba pada kami yang sedang betul-betul kesusahan.Untuk makan pun sulit," gumamku dalam hati. Sementara itu dalam kegelisahan aku melangkah masuk kedalam ka

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 54

    54. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Terlilit Hutang Kembali Penulis : Lusia Sudarti Part 54"Gak perlu ... aku mau belanja Mbak! Tolong kerjasamanya, aku juga butuh modal, dipasar gak bisa ngutang, seperti kamu yang seenaknya ngutang gak mau bayar!" ujarnya dengan angkuh, aku hanya terdiam, kata-katanya begitu menusuk kalbu yang paling dalam.Sakit sekali rasanya. Ira yang duduk disampingku seketika bungkam mendengar ucapan pedas Teh Yeni tukang sayur langganan kami.Suamiku turun dari atas mesin mobil, ia menghampiri Teh Yeni yang berdiri dengan congkak di hadapanku. "Sabar Teh, bukan gak mau bayar, tapi memang ekonomi kami sangat sulit, borongan mobil ini dikasbon sedikit-sedikit untuk beli beras satu atau dua kilo, untuk mengganjal perut Anak dan Istriku. Juga gak seberapa besar hasilnya, untuk makanpun pas-pasan, jadi Teh, bukan gak mau bayar, emang bener-bener gak punya," ujarnya dengan raut memerah, ia mencoba sabar untuk menghadapi Teh Yeni. Aku tau, ia pasti sangat

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 53

    53. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Penulis : Lusia Sudarti Part 53Aku meraih gawai lalu membukanya.Kedua netraku membola saat membaca pesan whatsapp itu. "Ada apa Ci?" tanya Ira penasaran, ia ikut membaca pesan yang tertera diponselku. "Ya Allah Ci, kamu terlilit hutang berbunga?" Kini gantian Ira yang terbelalak menatapku tak percaya. "Iya Ir," jawabku sembari menunduk membaca dengan seksama pesan whatsapp diponselku. "Mbak, gimana uang yang kemarin? Ini udah tiga minggu, sedangkan janji dua minggu! Waktu terus berjalan!" pesan whatsapp dari Mbak Neni. "Iya Mbak, kami belum gajian!" balasku. Tring! Rupanya langsung dibaca dan dibalas. "Bayar dulu bunganya," balasnya kemudian. "Iya Mbak, nanti kalo cair ya?" balasku. Aku mengetik balasan selanjutnya lalu kukirim kembali. Hanya diread, tetapi tak dibalas kembali. "Ya Allah Ci, berapa emangnya kamu pinjem?" seru Ira. Ia kembali menatapku. "Satu juta, bunganya perdua minggu lima ratus ribu, jadi semua satu juta

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 52

    52. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Bongkar Mesin. Penulis : Lusia Sudarti Part 52"Ma, ada wak Andi di rumah membawa mobil." "Iya udah, Papa belum pulang?" tanyaku sembari melangkah, menapaki jalan cor yang belum lama selesai dibangun. "Belum Ma," ujarnya disisiku.Sekirtar dua menit kami tiba dikontrakan, di teras Kak Andi telah menunggu, mobilpun telah terparkir cantik di halaman samping. "Udah lama Kak?" Tanyaku sembari menjatuhkan bobot di kursi teras, setelah mempersilhkan beliau duduk. "Belum Mbak, baru aja sampai," jawabnya. "Oh iya ya Kak." "Mbak, kalau Mas Iman mau menyalakan mesin ini kuncinya!" Kak Andi menunjukkan kunci distir mobil. "Iya Kak, insyaallah nanti malam kalau gak besok pagi di cek ya?" jawabku sembari memeriksa mobil. "Iya Mbak, saya permisi dulu!" Kak Andi pamit setelah memberi penjelasan kerusakan mobil kepadaku. "Minum dulu Kak." "Terima kasih banyak Mbak, baru saja minum!" tolaknya dengan halus. Kemudian beliau melangkah menuju jalan

DMCA.com Protection Status