Share

Keputusan Daniel

Penulis: Von Hsu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-09 11:12:55

Insting Emily seketika terpicu saat kecelakaan hampir terjadi. Dengan refleks yang cepat, dia menginjak rem untuk menghindari tabrakan dengan mobil di sampingnya yang melaju kencang. Namun, mobil di belakangnya tidak memiliki waktu untuk bereaksi dan dengan suara dentuman keras, mobil tersebut menabrak bagian belakang mobil Emily. Suara klakson mulai terdengar di mana-mana saat mobil Emily berhenti di tengah jalan.

Ekspresi terkejut yang mendalam terpancar jelas dari wajah Daniel saat dia menyaksikan bahaya yang mengintai Emily. Matanya membulat, dan dalam sekejap, gelombang kepanikan dan kekhawatiran mendalam melanda dirinya.

"Hentikan mobilnya, Richard!" desis Daniel dalam keadaan panik, suaranya terdengar tenang namun terselip ketakutan yang tak tersembunyi di tengah keadaan genting itu.

Seorang pria turun dari mobilnya dengan wajah penuh kejutan karena Emily menghentikan mobilnya mendadak, menyebabkan bagian depan mobilnya rusak.

"Turun kamu!" teriak pria itu sambil mengetuk k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Sebuah Harapan yang Sulit

    Mendengar perkataan asisten rumah itu membuat Emily kembali terhanyut dalam kenangan malam itu, di mana bayangan tentang Daniel yang merokok di hadapannya untuk pertama kali. Emily meraih napas dalam-dalam, bibirnya melengkung dalam senyum pahit saat dia berkata, "Kami tidak mungkin bisa bersatu kembali." Akhirnya, langkah mereka membawa mereka ke ruang makan yang mewah di dalam kediaman Daniel. "Nyonya, mohon tunggu sebentar. Kami akan segera mempersiapkan makanan untuk Nyonya," ucap asisten rumah tangga dengan suara lembut, matanya mencerminkan kerendahan hati dan dedikasi yang tak tergoyahkan. "Baiklah," jawab Emily dengan suara lembut sambil duduk di ruang makan yang megah, menunggu dengan sabar. Tidak butuh waktu lama, beberapa asisten rumah tangga dengan cermat menghidangkan hidangan-hidangan lezat di atas meja, menciptakan harmoni aroma yang menggoda di ruangan yang elegan itu. "Silahkan dimakan, Nyonya," ucap asisten rumah tangga kepercayaan kakek Daniel sebelum pamit da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Penjelasan Richard

    "Baiklah, biar aku yang mengemudi saja," usul Richard.Emily memberikan kunci mobilnya pada Richard sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Richard sambil menyetir mobil Emily."Aku ingin bertanya tentang kakek," ucap Emily pelan, suaranya penuh dengan kekhawatiran yang tersembunyi."Ketua? Apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya Richard penasaran.Emily menelan ludah, matanya berkaca-kaca. "Apakah pembunuh kakek sudah ditemukan?"Sejenak keheningan menyelimuti, tak ada suara yang terdengar hingga akhirnya Richard memecah keheningan dengan jawaban singkat, "Belum.""Pihak kepolisian berhasil mendapatkan keberadaan pembunuh itu dan menangkap anak buahnya, namun sayangnya pembunuh itu berhasil melarikan diri. Beberapa tahun kemudian, keberadaannya akhirnya terungkap, tim kepolisian pun kembali berhasil menemukannya, tapi.. " Richard terdiam sejenak, ekspresi wajahnya mence

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Seperti sebuah Keluarga Kecil

    Grace dengan penuh keberanian mengirimkan pesan kepada Daniel, namun cemas melihat pesannya tidak dibalas. Akhirnya, dia memutuskan untuk memanggil Daniel sebelum Emily kembali. Setelah beberapa nada panggilan, suara berat terdengar dari ujung sambungan telepon. "Halo," terdengar suara Daniel dari ujung sambungan, membuat Grace merasa lega. "Paman, ini aku," ucap Grace dengan suara kecil dan penuh kepolosan, membuat sebuah senyum tipis terukir di bibir Daniel. Meskipun dia sangat ingin dekat dengan putrinya, Daniel tetap berusaha untuk menahan diri dan tidak menemuinya."Aku tahu. Ada apa?" tanya Daniel dengan suara hangat namun berusaha tetap tenang. "Aku mengirim pesan tapi tidak dibalas," ucap Grace. "Maafkan aku. Aku belum melihat pesanmu," ucap Daniel dengan lembut."Bisakah kita bertemu hari ini?" tanya Grace dengan penuh harapan.Tidak mendengar jawaban dari ujung telepon, Grace akhirnya kembali berkata. "Apakah Paman ingin membuat seorang anak kecil menunggu terlalu lama d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kata yang Tak Terucap

    Emily menekan tombol pengatur waktu. Lampu kilat menyala, menangkap momen kebahagiaan itu di dalam photo booth. Grace langsung berteriak, "Lihat, Mom! Foto kita!" Dia menunjuk ke foto mereka yang sudah tercetak dan keluar dari mesin. Grace memiringkan kepalanya, dahinya berkerut dengan rasa ingin tahu. "Paman, mengapa wajah Paman sangat kaku dan tidak tersenyum sama sekali di sini?" tanyanya dengan suara polos dan manis. Emily tak kuasa menahan tawanya. Wajah Daniel, yang tertangkap dalam foto-foto itu, membeku dalam ekspresi datar."Maaf," bisik Emily, suaranya hampir tak terdengar saat matanya tidak sengaja bertemu dengan tatapan tajam Daniel yang menusuk padanya. Setelah selesai dari permainan arkade, mereka memasuki toko mainan untuk membeli beberapa mainan untuk Grace. Mata Grace berbinar-binar melihat beberapa mainan di sana.Saat mereka sampai di kasir, Daniel sekali lagi mengeluarkan dompetnya. "Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu membayar ini," protes Emily. "Kamu sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pesta Topeng

    Ketegangan seketika terasa di udara saat mereka bertiga berhadapan. Daniel memilih untuk tidak berlama-lama di sana. "Aku pulang dulu," ucapnya singkat , suaranya terdengar datar. Emily hanya mengangguk memberikan jawaban. Saat Emily berhadapan dengan Sean, dia tersenyum sambil berusaha untuk bersikap tenang. "Apakah kamu sudah lama menunggu di sini?" tanyanya. "Ayo masuk ke dalam."Sean hanya menggeleng pelan, matanya tertuju pada Grace yang tertidur lelap di pelukan Emily. "Tidak perlu. Lebih baik kamu meletakkan Grace dulu ke dalam."Emily mengangguk sambil berjalan menuju pintu. "Aku akan segera kembali," bisiknya. Sean mengangguk sambil tersenyum pada Emily. Senyumnya tampak sedikit kaku, seolah-olah sedang menahan sesuatu untuk dikatakan. Tidak berapa lama, Emily kembali keluar dan menemui Sean di luar. "Sudah lama kita tidak bertemu, Em," ucap Sean."Beberapa hari ini aku pergi mengurusi urusan di luar kota. Aku memberitahumu tapi kamu tidak membaca pesanku," ucap Sean deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Permainan Takdir

    Mendengar pertanyaan Emily, pria itu tidak menjawab hingga kembali terdengar suara pembawa acara yang menggema, "Tiga, dua, satu!" menariknya kembali ke kenyataan."Baiklah, aku rasa aku akan mencari orang lain saja," ucap Emily. Emily hendak berbalik, melangkah pergi meninggalkan pria tadi, tetapi suara pembawa acara menghentikannya. "Aku akan turun dari podium untuk memilih beberapa pasangan yang akan mendapatkan kesempatan untuk berdansa di lantai dansa ini." Jantung Emily berdetak kencang saat pembawa acara turun, harapan berkobar di dadanya, berharap dia akan terpilih. Tiba-tiba, suara seorang wanita memecah keheningan. "Aku boleh ikut?" Emily menoleh ke arah sumber suara. Di sana berdiri Alice, dengan senyum lebar, menggandeng seorang pria bertopeng di sampingnya. Sementara, Alice sendiri tidak mengenakan topeng karena dia adalah tuan rumah dalam acara ini. 'Apakah pria di sampingnya itu adalah Daniel?' pertanyaan itu terngiang di benak Emily, menelan kepahitan yang dirasak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Bayangan di Balik Topeng

    Waktu seakan berhenti sejenak. Emily terpaku, matanya terbelalak menatap pria yang masih memakai topeng itu. Dia merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Di sekeliling mereka, kekacauan masih berlanjut. Para tamu undangan berteriak panik. Namun, dalam momen itu, dunia seakan hanya milik mereka berdua. "Maaf... Aku minta maaf," bisik Emily, suaranya hampir tak terdengar di tengah keributan. "Bisakah kamu berdiri sekarang?" tanya pria itu, suaranya bergema rendah. "Ah iya, baik," ucap Emily segera memperbaiki posisinya untuk kembali berdiri. Seiring dengan Emily yang kembali berdiri, hembusan napas lega terdengar dari para tamu yang sebelumnya terpaku dalam ketakutan. "Apakah kalian baik-baik saja?" tanya pembawa acara dengan suara penuh kepedulian. "Iya, kami baik-baik saja," jawab Emily, matanya masih tertuju pada pria bertopeng di sampingnya. Setelah memastikan keadaan keduanya, pembawa acara melangkah mantap menuju podium kecil, matanya fokus menatap pasangan yang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kemarahan Seorang Ayah

    "Daniel? Emily?" suara Alice, meskipun tertahan, mengandung kekecewaan yang tak terselubung. Daniel dan Emily menoleh, pandangan mereka bertemu dengan tatapan Alice yang tajam. Emily merasakan jantungnya berdetak kencang. Dia langsung menyadari betapa bodohnya dia karena Daniel telah memiliki Alice sebagai kekasihnya. "Apa kalian sudah saling mengenal?" tanya Alice."Maafkan aku, Alice. Sepertinya aku harus pulang dulu," jawab Emily, suaranya bergetar menahan emosi, matanya menatap Alice dengan penuh rasa bersalah sebelum akhirnya meninggalkan mereka yang masih terdiam di tempat. Daniel memijat pertengahan alisnya yang berkerut, perkataan Emily tadi sempat membuat pertahanan dirinya terganggu. Sepertinya dia harus berterima kasih kepada Alice karena jika tidak, dia mungkin akan berlari, memeluk, dan mencium Emily. Kerinduannya pada Emily benar-benar terasa menyesakkan. Daniel berbalik, hendak menghindar dari Alice. Namun, tangan Alice dengan cepat meraih lengannya, menahannya. "D

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26

Bab terbaru

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kekuatan Cinta (The End)

    "Apa?" Daniel terkesiap, matanya membulat karena terkejut mendengar ucapan Emily tetapi sesaat kemudian senyum tipis terukir di bibirnya. Dia mendekat, berjongkok di hadapan Emily yang duduk di kursi roda, hingga pandangan mereka bertemu.Daniel menjentikkan jari telunjuknya, menyentuh kening Emily. "Ah, sakit! Apa yang kamu lakukan?" Emily mengerutkan kening, sedikit kesal."Menghukum seseorang yang selalu berpikiran tidak-tidak," jawab Daniel. "Dari mana kamu mendengar bahwa aku telah menikah dengan Alice?" tanya Daniel, tatapan mata birunya yang dalam dan teduh membuat jantung Emily berdebar kencang. Daniel memang sangat tampan, pesonanya tak pernah pudar.Emily terdiam, terpana sesaat. "Ehmm," gumamnya, berusaha membasahi kerongkongannya yang terasa kering. "Aku mendengarnya ketika Alice mengunjungiku saat itu. Maria memberikan selamat pada Alice atas pernikahannya."Mendengar ucapan Emily, Daniel tertawa begitu lebar, suaranya bergema di ruangan itu. "Kamu berpikir bahwa aku yan

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Perjalanan Panjang untuk Kembali

    Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai saat Emily perlahan membuka matanya. Kelopak matanya terasa berat. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan penglihatannya. Perlahan, dia bisa melihat dinding berwarna putih bersih.'Di mana aku? Apa yang terjadi?' batin Emily. Sebuah perasaan aneh mencengkeram hatinya. Dia merasa kosong, seperti kehilangan sesuatu yang penting. Air mata membasahi pipinya, kesedihan terasa menyesakkannya, tetapi dia tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Dia tidak lagi mengingat dirinya yang tersesat di hutan dan bertemu dengan ayah kandungnya, Thomas. Mesin-mesin di samping tempat tidurnya berdengung pelan, bunyi bipnya yang berirama menjadi pengingat konstan akan keadaannya yang rapuh. Grafik di monitor melacak naik turun detak jantungnya. Sebuah infus terpasang di lengannya, cairan bening mengalir perlahan, membantu tubuhnya yang lemah. Alat bantu pernapasan menyertai setiap hela napasnya yang terasa berat. "Selamat atas pernikahanmu, Nyonya Alice,

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Seorang Ayah

    Entah sudah berapa lama Emily berjalan mengitari hutan itu, tak tentu arah. Tidak ada satu pun yang menjawabnya, tidak ada satu pun yang mendengarnya, tidak ada satu pun yang mengenalnya. Air mata terus membasahi pipi Emily. Dia ingin kembali, ingin mengakhiri semua penderitaan yang terasa menyesakkan di hatinya. Dia kelelahan, tetapi dia terus memaksa dirinya untuk berjalan maju tanpa tujuan. "Emily," suara kasar seorang pria memecah kesunyian. Akhirnya ada yang mengenalnya di hutan itu dan memanggilnya. Emily menoleh, jantungnya berdebar kencang, dan melihat sesosok pria muncul dari balik pepohonan. Mata pria itu menyimpan kesedihan yang mendalam. Wajahnya, kasar tetapi menyimpan kelembutan yang familiar. Saat mata mereka bertemu, Emily terbelalak tak percaya karena apa yang dilihat di depan matanya tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, Thomas. "Bagaimana... bagaimana kamu bisa ada di sini?" Rasa terkejut dan kebingungan berputar-putar di kepala Emily. Dia tak mampu memahami a

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Aku Hanya Ingin Pulang

    Hawa dingin rumah sakit mencengkeram Daniel, menusuknya hingga ke tulang. Sudah berjam-jam Emily terbaring di ruang gawat darurat, menyiksa Daniel dengan ketakutan dan ketidakpastian. Pandangannya tertuju pada pintu ruang gawat darurat, berharap sebuah keajaiban akan muncul dari baliknya. "Aku mohon bertahanlah, Emily," bisik Daniel, suaranya serak menahan kepedihan. "Takdir itu tidak boleh terjadi," gumam Daniel, tangannya mengepal erat. "Kamu tidak boleh meninggalkanku."Bayangan masa depan yang suram menelan Daniel, mencekiknya dengan rasa takut. Tujuh tahun hidup tanpa Emily sudah menjadi siksaan baginya, bagaimana jika dia harus kehilangannya selamanya? Daniel tidak bisa membayangkan itu, sebuah mimpi buruk yang tak ingin dia jalani. Dia terjebak dalam kesedihan dan penyesalan, terhantui oleh kenangan indah yang kini terasa begitu jauh. "Bagaimana keadaan Emily?" Suara itu, panik dan cemas, mengagetkannya. Daniel mengangkat kepalanya, matanya berkaca-kaca, tatapannya kosong.

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Jatuhnya Anthony

    Anthony dengan keringat dingin yang menetes di pelipisnya, berlari menuju pintu belakang. Dia berhasil mencapai mobil yang sudah disiapkan, jantungnya berdebar kencang. Dia langsung melompat masuk dan menghidupkan mesin mobil. Mobil itu melesat meninggalkan gudang yang kini dipenuhi asap dan teriakan. Mobil polisi dengan lampu merah-biru berkedip-kedip seperti mata predator, mengejarnya dari belakang. Sirene meraung-raung, mengiris keheningan."Sial!" desis Anthony, tangannya menggenggam setir erat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Dia menginjak pedal gas, mobilnya meraung, melaju kencang di jalan yang lumayan ramai. Anthony melirik spion, melihat mobil polisi yang mengejarnya semakin dekat. Jantungnya berdebar kencang, namun dia harus mengendalikan dirinya agar tidak panik. Dia harus lolos. Matahari sore menyinari jalanan, membuat bayangan panjang di aspal. Anthony meliuk-liuk di jalanan, menghindari mobil-mobil lain yang melaju dengan kecepatan normal.Setelah beberap

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Cinta

    "Bos!" teriak salah satu anak buah Anthony, wajahnya pucat pasi setelah menerima telepon dan mendengar suara di seberang yang terdengar panik, memberitahukan tentang penangkapan operasi mereka. "Barang-barang kita... polisi sudah mengamankan semuanya!""Sialan!" Anthony menggeram.Tatapan Anthony lurus menusuk ke arah Daniel yang berdiri tenang di hadapannya, senyum kemenangan jelas terukir di bibirnya. "Apakah ini juga kerjaanmu?" desis Anthony, suaranya bergetar menahan amarah yang siap meledak. Daniel mengangkat bahu, senyumnya tipis, sebuah ejekan dingin yang terukir di bibirnya. Tindakannya, penuh penghinaan, seolah membenarkan bahwa dia adalah dalang di balik kehancuran rencana Anthony. "Kamu sebaiknya pensiun dari bisnis gelapmu. Beristirahatlah dan terima hukumanmu sekarang."Anthony mengepalkan tangannya, urat-urat di tangannya menonjol. Kebencian membara di matanya, menggerogoti sisa-sisa kesabarannya.Sementara itu, di luar gudang, petugas polisi, bersenjata senapan dan p

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   The Shadow

    Sean mengangkat kayu itu, matanya berkilat dengan amarah. Dia menyerbu ke arah Daniel, kayu itu mengarah ke tubuhnya. Bunyi gedebuk menggelegar menggema di ruangan itu saat kayu itu menghantam Daniel, tubuhnya terbanting ke lantai. Pandangan Daniel berputar, dunia di sekelilingnya menjadi kabur. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya, menusuk tulang rusuknya, membuat setiap ototnya bergetar. "Sean, hentikan!" teriak Emily, suaranya terputus-putus. "Aku mohon, jangan lakukan ini!""Diam!" raungan pria berpakaian hitam itu menggema di ruangan. Pisaunya yang mengkilap dan dingin semakin menempel lekat di leher Emily, membuat Emily terdiam. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi kulitnya, dan napasnya terengah-engah. Anthony menyeringai, matanya berkilat jahat. "Pukul lagi!" teriaknya, suaranya dingin dan penuh ancaman. Mendengar perintah Anthony, Sean kembali mengayunkan kayu itu ke arah Daniel, memukulnya berkali-kali. Sementara air mata Emily mengalir deras di pipinya, tub

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Harga Sebuah Kebebasan

    Emily diseret hingga dipaksa berlutut, kakinya lemas di bawah tekanan. Tangannya terikat, tergantung tak berdaya. Rahang Daniel mengeras, amarah membara dalam dadanya. Salah satu pria berpakaian hitam, mengeluarkan pisau yang berkilauan. Pisau itu menempel mengancam di leher Emily yang halus."Hentikan! Jangan sakiti dia!" raung Daniel, suaranya serak karena keputusasaan. "Aku akan membunuhmu," Sean menggeram, tubuhnya memberontak dalam cengkeraman para pria berpakaian hitam. Daniel menatap Anthony dengan tatapan dingin. "Lepaskan dia," katanya, suaranya penuh otoritas, "Atau kau akan menyesalinya."Air mata mengalir di pipi Emily, meskipun dia berusaha menahannya. Dia tampak begitu ketakutan tetapi berusaha tampak tegar. "Menarik sekali," Anthony mencibir, senyumnya merekah seperti pisau tajam. "Dua pria mencintai wanita yang sama." "Melihat ini," Anthony berkata, senyumnya mengejek, "mengingatkanku pada masa lalu. Bukan begitu, Sophia?" Sophia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Bayangan Kematian

    "Richard, bajingan itu kembali. Dia masih hidup. Jika terjadi sesuatu padaku, tolong lakukan seperti yang kita bicarakan. Tolong lindungi Grace dan Emily." Kata-kata Daniel masih bergema di kepala Richard. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut merayap di dalam dirinya. Hilangnya Emily terasa aneh, seperti ada kaitannya dengan mantan sopir Daniel. Richard menginjak pedal gas, mobilnya melaju cepat di jalanan. Dia harus segera sampai ke rumah sakit. Dia harus tahu apa yang terjadi, apa yang membuat Emily menghilang begitu mendadak. Beberapa saat kemudian, rumah sakit tampak di depan matanya. Richard memarkirkan mobilnya dengan perasaan tidak karuan.Richard melangkah cepat ke ruang rawat inap Emily, jantungnya berdebar kencang. Di sana, dia melihat Maria, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran. Beberapa perawat berdiri di dekatnya, berbisik dengan serius, tidak ada yang menyadari kehadiran Richard. "Apa yang terjadi?" tanya Richard. "Pak Richard, Nyonya Emily... dia menghilang," u

DMCA.com Protection Status