Beranda / Romansa / Semalam Bersama Tuan Presdir / PELECEHAN SEKSUAL DALAM LIFT!

Share

PELECEHAN SEKSUAL DALAM LIFT!

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-09 05:01:02

PELECEHAN SEKSUAL DALAM LIFT!

Entah mengapa dia sengaja menaruhnya begitu saja untuk di tanya oada Dion namun lupa dan tak sempat sampai sekarang. Hendi ingat jika kemarin menaruhnya di tumpukan baju kotor. Hendi pun mencoba mencarinya.

"Ck! Di mana ya kemeja itu?" batin Hendi sambil berusaha mencari baju kemeja dengan cap lipstik merah di bahu depannya.

Setelah cukup lama mengubrek ruang wadrobe itu, akhirnya Hendi menemukan kemeja itu menyempil di antara tumpukan kemeja yang memang sudah di sortir oleh dirinya. Dengan senyum sumringah, Hendi pun berbalik badan. Dia melihat presiden direkturnya itu masih asik bercermin.

"Sepertinya presiden direktur ini benar- benar sedang jatuh cinta di puber keduanya," ledek Hendi dalam hati.

"Untung saja tidak aku laundry kau kemarin," kata Hendi pada baju itu dan menyerahkannya pada Dion.

"Lagi kali ini aku memuji kinerjamu, Hendi!" puji Dion.

Dia pun segera mengambil kemeja itu dan pergi ke pusat perbelanjaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   TATAPAN DINGIN WANITA ITU!

    TATAPAN DINGIN WANITA ITU!"Lihat lah, Dik! Lelaki seperti itu benar -benar manusia sampah! Adikku, beritahu ya! Kalau lain kali kau bertemu dengan suatu situasi seperti di lift tadi maka aku pesan padamu, kau jangan takut lagi! Kau punya harga diri! Maka berteriak lah," perintah Aruna."Karena semakin kau ketakutan dan diam, pelaku pelecehan seperti itu akan semakin senang dan makin gencar mengganggumu," kata Aruna menasehati gadis kecil itu. Ada berbagai macam pelecehan seksual yang masuk kategori ini, seperti catcalling, menggesek-gesekkan anggota tubuh, meraba-raba, hingga menatap dengan mata genit. Beberapa kasus lainnya mungkin juga terjadi di ruang publik, bahkan saat banyak orang di sekitar. Namun, tidak banyak orang yang tahu harus melakukan apa saat melihat seseorang mendapatkan perlakuan ini karena banyaknya pertimbangan tentang dampaknya bagi diri sendiri. Saat kita melihat seseorang mengalami pelecehan seksual, cobalah untuk mengalihkan perhatian korba

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   TANTE GIRANG VS BERONDONG GARANGAN?

    TANTE GIRANG VS BERONDONG GARANGAN? Tak lama kemudian mobil polisi itu pergi membawa pelako pelecehan dan wanita yang menjadi korbannya. Namun tak sengaja mata Aruna melihat seorang wanita yang amat sangat di kenalnya. Aruna heran mengapa wanita itu ada di posisi ini? Bahkan wanita itu tak ingin menghampiri Aruna. Padahal mereka saling mengenal."Mengapa dia mendadak ada di sini ya?" batin Aruna dalam hati. Dia cukup penasaran bagaimana mungkin Mei- Mei ada di depan hotel itu tanpa menyapa Aruna. Bahkan saat Aruna melihat wanita itu dan ingin menghampirinya, justru Mei- mei melenggang pergi. Aruna hanya menatap punggun wanita itu yang mulai pergi. Tiba- tiba lamunan Aruna buyar, saat ada seorang wanita yang datang dan menpuknya."Mengapa kau bisa terlibat dalam masalah ini?" tegur Arumi yang menghampiri Aruna itu sambil menepuk pundaknya."Eh! Ah, anu kenapa kau sampai turun ke sini, Arumi? Aku kan sudah bilang padamu. Kau tidak perlu mencariku! Aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   APAKAH DIA JUGA MENCINTAIMU?

    APAKAH DIA JUGA MENCINTAIMU?Mendengar Arumi mengatakan sayang di depan Aruna, dia pun langsung salah tingkah dan malu-malu. Sontak saja, perbuatan Steven dan Arumi itu membuat Aruna geli sendiri."Aku minta maaf sekali! Tapi bisakah kalian menghentikan semua kalimat yang romantis di depanku? Maaf sekali, namun aku agak tidak terbiasa," kata Aruna lagi sambil cekikan"Kenapa kau iri ya? Iri bilang saja! Iya kan, Sayang! Muaccch!" kata Arumi mengecup cium jauh Steven."Muah!" balas Steven pun langsung membalas kecupan itu dengan ciuman jauh juga."Aduh! Kenapa kalian semua seperti ini?" ucap Aruna sambil memandang ke arah keduanya. Mereka pun makan sore bersama sambil bercanda sesekali. Menghabiskan waktu bertiga, Aruna cukup senang dengan hubungan Arumi sekarang ini. Setelah makan sore bersama, Aruna pun segera pulang. Dia harus segera menyiapkan Bima untuk makan malam bersama Dion. Dion sengaja sudah datang di tempat makan itu lebih awal. Sengaja

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   HILANGNYA BIMA!

    HILANG NYA BIMA!Selly hanya mengangguk setuju dan menerima uluran minuman itu. Dia mencicipi susu hangat yang di belikan oleh Rendi tadi. Dia memandang wajah Rendi dengan tatapan mendalam."Oh ya, Dok. Bolehkah aku bertanya?" tanya Selly."Silahkan," sahut Rendi."Orang yang kau bilang kau sukai sebelumnya padaku itu. Apakah dia juga menyukaimu?" tanya Selly."Tidak," sahut Rendi."Hah? Dia tidak mencintaimu? Bagaimana mungkin? Wahhh! Bagaimana bisa ada seorang wanita yang tak tergoda olehmu? Ck! Ck!" kata Selly. "Kau tak sakit hati, Dokter Rendi?" tanya Selly lagi. Rendi melihat ekspresi dan ucapan Shelly yang sewot. Hal itu membuat Rendi tertawa sedikit renyah. Namun dia menggelengkan kepalanya lemah."Tidak," jawab Rendi."Kenapa bisa kau tak marah? Kenapa kau hanya diam saja. Bagaimana bisa? Kau sudah menyukainya, tapi dia tak bisa menyukaimu," ucap Selly. "Selly dengar, saat kau menyukai seseorang orang itu, kau tak bisa menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PELUKAN DION UNTUK BIMA DAN ARUNA!

    PELUKAN DION UNTUK BIMA DAN ARUNA!"Baik, Pak Dion," jawab Aruna melepaskan pelukan Dion."Kabari aku juga kalau kau sudah ketemu!" pesan Aruna."Jangan tergesa- gesa, Aruna!" teriak Dion melihat Aruna berlari diantara kerumunan orang. Aruna dan Dion pun berpencar. Mereka saling mencari keberadaan putranya itu. Mneyibak semua gerombolan pengunjung bazar UMKM. Bazar itu lumayan besar karena tingkat Jawa Timur. Bazar UMKM merupakan salah satu program pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk memastikan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta berkeadilan. Semua masyarakat yang hadir merasa seang untuk ikut mendorong pengembangan UMKM dengan berpartisipasi dan membeli produk-produk hasil UMKM pada Bazar ini."Permisi! Apakah kalian melihat anak ini?" tanya Aruna."Anak ini memakai baju jas anak, tingginya kira- kira segini," sambung Aruna. Semua orang menggelengkan kepalanya. Aruna tak putus asa, dia terus berusaha men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PERASAAN RINDU?

    PERASAAN RINDU?"Sudah Bim! Jangan menangis lagi! Jangan menangis lagi," kata Aruna sambil terus menangis begitupun dengan Bima."Cup! Sudah, jangan menangis. Sudah! Sudah!" kata Dion."Maafkan Ibu ya, Bima. Tidak seharusnya Ibu memarahimu, jangan menangis lagi," ujar Aruna. Mereka pun lantas pulang bersama. Dion mengambil mobilnya, saat di perjalanan Bima tidur dalam pangkuan Aruna. Aruna pun mencium dan memeluk Bima dengan erat seperti takut kehilangan sepanjang perjaanan. Dion menggotong Bima dan menidurkan di kamar Bima. Aruna memandangi wajah putranya lalu berpindah pandangan ke arah Dion. Memang benar- benar mirip."Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Dion merasa salah tingkah."Mari kita ke luar!" ajak Dion mengajak Aruna keluar. Aruna menganggukkan kepalanya dan mereka berjalan keluar. Aruna membuatkan dua gelas susu hangat untuk dirinya dan Dion. Setelah selesai dia menyerahhkan satu gelas susu hangat untuk Dion."Minum lah, Pak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARUNA MENCINTAI SECARA UGAL- UGALAN!

    ARUNA MENCINTAI SECARA UGAL- UGALAN!"Pak Dion," panggil Aruna."Rasa takut kehilangan adalah salah satu tanda cinta. Ketika kita mencintai seseorang, maka akan muncul rasa takut kehilangan! Apakah begitu Aruna?" tanya Dion tanpa sadar."Hah?" sahut Aruna."Apakah perasaan ini, Aruna? Mengapa aku bingung dengan perasaanku sendiri? Aku terbiasa denganmu dan Bima. Bagaimana jika suatu saat nanti kita tak bersama lagi?" tanya Dion."Sttt! Jangan bilang begitu, Pak Dion. Kau harus tetap bersama kami demi Bima. Wajar saja kau merasakan perasaan itu. Aku pun sebenarnya juga merasakannya. Entah perasaan apa ini, perasaan yang dulu sempat aku punya saat bekerja denganmu. Jujur saja, sepuluh tahun denganmu dan interaksi kita yang amat sangat intens membuatku pernah menaruh hati pada Pak Dion. Namun aku sadar diri dan posisi. Aku takut ini hanya perasaan sesaat saja," jawab Aruna."Bukankah Pak Dion juga sering menghabiskan waktu dengan seseorang, maka secara otom

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   SURAT GUGATAN DI ATAS MEJA PRESDIR!

    SURAT GUGATAN DI ATAS MEJA PRESDIR!"Mengapa kau tak mengatakannya dari awal padaku, Pak Dion?" tanya Aruna pada Dion."Apakah kau bisa menerima semua itu, Aruna? Aku lelaki cacat, kematian sangat dekat denganku!" kata Dion."Apakah kau meragukan cintaku yang brutal dan ugal- ugalan ini, Pak Dion?" tanya Aruna menatap Dion tajam."Tak ada alasan menolakmu untuk menjadi sosok Ayah Baik bagi Bima. Kita bisa membesarkan Bima bersama- sama. Bukan demi aku, ataupun demi dirimu, semua untuk Bima. Malaikat kecil kita yang terlahir tanpa dosa dan tak tahu apa- apa," jelas Aruna sambil mengelus tangan Dion. Dion pun menganggukkan kepala. Tangan Dion membalikkan arah ke atas. Menangkap tangan Aruna dan memegangnya dengan erat. Mungkin Aruna terkesan agresif namun akhirnya ini keputusan Aruna untuk langsung mengungkapkan semua. Aruna sudah tak ingin lagi menutup perasaannya kali ini. Dia ingin mengungkapkannya pada Dion. Untung saja gayung itu bersambut, Dion pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12

Bab terbaru

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KEPUTUSAN ARUNA

    KEPUTUSAN ARUNA"Ibu, ayok kita temui Eyang," pinta Bima."Ayo Aruna kita harus segera menemui Juragan Waluyo, Ayahmu. Kita harus meyakinkannya bahwa kita bisa bersama dan semua akan baik-baik saja," bujuk Dion.Aruna memandangi wajah Dion dan putranya bergantian. Dia menghela nafas panjang, kedua lelaki ini memiliki sifat yang sama ketika sudah menginginkan sesuatu maka mau tak mau harus terpenuhi saat itu juga. Namun Aruna memiliki pemikiran lain, dia harus mempertimbangkan semua baik buruknya sebelum mengambil keputusan itu."Pak Dion, maaf. Bima maafkan Ibu ya, jika keputusan Ibu kali akan mengecewakanmu. Bima, tidak semua keinginanmu harus dipenuhi kan? Ada beberapa hal yang kau tidak bisa memaksakan kehendakm karena ada kehendak lain yang Ibu inginkan," kata Aruna."Kau tak boleh egois menginginkan semuanya harus sesuai dengan maumu," sambungnya.Dion pun langsung menoleh menatap ke arah Aruna. Dia menggeleng tak percaya jika Aruna akan menolak ajakannya. Dion menatap Aruna de

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU

    MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU "Aku tak ingin kau kenapa-kenapa, kemarin badanmu sangat demam sekali," kata Dion. "Tenanglah Pak Dion, aku Lebih tahu bagaimana dengan badanku. Apalagi semenjak aku menjadi seorang ibu maka aku harus bisa menghindari semuanya serta harus mengerjakan semua hal secara sendiri dalam kondisi apapun. Hebat bukan? Dan lagi, aku tak terbiasa tidur terlalu lama," kata Elena. "Apakah yakin sudah benar-benar baik?" tanya Dion mencoba memastikan karena khawatir bibir Aruna masih sangat pucat pasi. "Tentu," sahut Aruna. "Aruna aku ingin bicara serius dengaanmu," ucap Dion lagi. "Apakah benar kau dari rumah bapakku, PakDion?" tanya Aruna. Dion pun menganggukkan kepalanya. "Ya aku dari sana," jawab Dion memangku Bima dan duduk di lantai menghadap ke arah Aruna. Aruna tersenyum kecut, dia benar-benar tak mengira jika Dion akan berbuat senekat ini. Bukan tak senang dirinya diperjuangkan hanya saja dia takut Dion menghadapi kerasnya sifar Juragan Waluyo

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NEGOSIASI DENGAN BIMA!

    NEGOSIASI DENGAN BIMA!Dia ingin segera memberikan kabar gembira itu pada Aruna dan tak mau menunda lagi. Takut jika kedua orang tua Aruna berubah pemikiran. Dia harus sesegera mungkin mengajak Aruna ke sana lagi.Dion pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Aruna. Dia segera menuju ke kamar milik Aruna yang memang sedang tertidur karena badannya belum sembuh benar. Untung saja Aruna sudah memberikan kode akses masuk ke dalam rumahnya. 'Ting' pintu pun terbuka, dia melihat sekelilingnya mencari anaknya."Bima! Bima!" teriak Dion memanggil Sang putra."Ya Ayah Baik," sahut Bima dari dalam kamarnya. Dion pun segera masuk ke dalam kamar. Da melihat putranya sedang asyik bermain Lego sendiri.Dia tak melihat Aruna di sana."Dimana ibumu, Sayang?" tanya Dion. Bima menole dan tersenyum ke arah Ayah Baiknya."Em, Ibu ya? Dia sedang tidur Ayah Baik. Katanya badannya masih tidak enak, tapi aku sudah menjaganya dengan baik. Aku sudah memastikan ibu untuk meminum obatnya sama

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MERESTUI DENGAN SYARAT?

    MERESTUI DENGAN SYARAT?"Semua saya lakukan demi Aruna dan demi Bima semuanya. Seperti yang Bapak tahu sendiri, sampai saat ini pun Aruna juga belum memiliki sosok lelaki lain. Apakah Bapak berpikir jika Aruna tidak lak? Tentu dengan tegas dan jawabannya bisa kita ketahui semua tidak itu alasannya. Aruna sangat cantik dengan segala potensi yang dia miliki. Bukankah masih menjadi tanda tanya mengapa dia tak pernah menikah atau menjalankan hubungan baru dengan lelaki lain kan, Pak? Mengapa Aruna melakukan ini semua dan sebagai seorang laki-laki tentu Bapak tahu apa jawabannya kan?" jelas Dion.Juragan Waluyo terdiam mendnegar semua penjelasan Dion panjang lebar itu. Pun dengan Nyi Waluyo, ya mereka semua tidak bisa memunafikkan semua yang dikatakan oleh Dion benar. Selama ini Aruna bukannya tak laku tetapi dia memang menutup diri dan dia tahu alasan anaknya itu apa, yaitu Aruna susah sekali jatuh cinta dan mungkin cintanya telah habis bersama Dion. Apalagi sekarang dia memili

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1

    PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1 "Sudahlah Pak apalagi yang mau ditutupi? Toh ini kenyataan semalam aku yakin juga Aruna juga sakit. Tapi pertanyaannya apakah ada yang merawat atau tidak. Apakah kau merawatnya, Nak?" tanya Nyi Waluyo. Dion menganggukkan kepalanya. "Ya, Bu. Saya merawatnya dengan baik dan memang benar semalam Aruna sakit. Tenang saja, saya sudah memberinya pereda panas dan membuat bubur," jelas Dion. "Syukurlah kalau kau memang memiliki sedikit perhatian kepada Aruna. Sebenarnya bapaknya dari semalam juga sangat khawatir padanya, namun kau paham kan kadang seorang lelaki tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya. Tapi dia tak mau menunjukkan kekhawatirannya itu pada Aruna," ucap Nyi Waluyo. "Kau tahu sendirilah kadang lelaki itu memang memiliki titik egois dan rasa cemburu kepada anak perempuannya yang sedikit berlebihan" ujarnya. Baru setelah mendengar pernyataan dari Nyi Waluyo itu sekarang dia mengerti ke mana arah

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA

    MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA"Berani juga kau ke sini!" kata juragan Waluyo dari arah samping. Dion pun menoleh, dia melihat juragan Waluyo datang dengan menggunakan tongkatnya dan memakai pakaian hitam-hitam nampak sangat elegan dan wibawanya sangat keluar. Beda dengan tadi malam yang mungkin karena diliputi amarah yang besar sehingga tak menampakkan wibawa juragan Waluyo. Seketika jantung Dion berdetak kers, dia segera menyalami Juragan Waluyo meskipun merasa sedikit ngeri juga dengan penampilan juragan Waluya yang terkesan seperti dukun bagi Dion. Juragan Waluyo hanya menanggapi sekilas lalu duduk."Duduklah!" perintah juragan Waluyo. Dion pun duduk di berhadapan dengan juragan Waluyo."Ti! Narti! Buatkan minuman untuk tamu, Ti!" perintah Juragan Waluyo lagi."Nggeh Juragan!" sahut suara seorang wanita dari belakang."Sialan sepertinya memang Aruna bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ini mungkin yang disebut dengan orang kaya tetapi hidup di desa, sungg

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MENDATANGI JURAGAN WALUYO!

    MENDATANGI JURAGAN WALUYO!Pagi harinya Aruna terbangun saat sinar matahari datang, masuk ke kamarnya melalui kelambu. Aruna langsung mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah bawah, ternyata Dion sedang memegangi tangannya tidur di kursi sofa yang di dekatkan pada tubuhnya. Sedangkan Bima berada di pelukannya. Aruna pun mulai beranjak untuk membuat sarapan untuk mereka, untung saja semalam Dion dengan gesit merawatnya. Kepalanya sudah tak pusing lagi."Aruna kau sudah bangun? Masih pusing? Bagaimana keadaanmu?" tanya Aruna."Aku sudah lumayan Baik, Pak Dion. Kau tak papa tidur dibawah begitu? Apa kau tak masuk angin nanti? Kau tidur di ruangan AC tanpa selimut. Kau baik-baik saja? Aku buatkan susu jahe ya," kata Aruna mulai khawatir. "Tenanglah, Aruna. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau dan Bima sudah rasakan dulu. Aku tak masalah, jadi kau jangan khawatir," jawab Dion."Terima kasih ya, Pak Dion. Terima kasih kau sudah merawatku, berkat dirimu aku merasa jauh lebih ba

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARUNA SAKIT!

    Aruna Sakit!"Ibu, Ibu dan Ayah baik tak apa-apa kan? Kalian akan bersama kan?" tanya Bima."Tidur yuk!" ajak Aruna pada Bima.Dion menoleh, dia melihat Aruna memperjuangkannya seperti ini, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal bergelanyut di benaknya. Dulu dia meninggalkan Aruna dan salah paham kepadanya sampai bertahun-tahun akhirnya Aruna harus menyimpan semua kesakitan ini sendiri. Kerasnya hidup mengasuh Bima, hambatan yang dilakukan dan dirasakan hanya bisa dirasakan dengan juragan Waluyo. Orang yang seharusnya tak ikut bertanggung jawab dalam masalah ini. Itulah yang membuat dia menutupi kebodohannya sendiri yang sangat egois. "Apakah Eyang tak suka dengan Ayah Baik? Apakah Eyang akan melarang Ayah Baik ke sini?" tanya Bima."Tidak kok. Eyang tak marah," kata Aruna."Lalu kenapa tadi Eyang langsung pulang dan marah?" tanya Bima."Mungkin Eyang lelah. Maaf ya jika kau harus terbangun. Sekarang tidur ya, Nak," perintah Aruna sambil menggendongnya."Ayah Baik, ayok! Temani Bi

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NYI WALUYO TURUN TANGAN!

    NYI WALUYO TURUN TANGAN!"Eyang, Apakah Eyang Kakung tahu jika Bima dan Ayah baik memiliki persamaan? Kami memiliki penyakit yang istimewa dan hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Bukankah selama ini Eyang dan Ibu selalu panik pada perasaan yang dirasakan Bima dan kesakitan ini? Tetapi sekarang rasanya Ibu dan Eyang tidak perlu khawatir lagi, karena ada Ayah Baik yang akan menemani Bima. Kami seringkali meminum obat bersama, karena memang kami harus minum vitamin untuk menjaga dunia. Benar kan Ayah Baik?" tanya Bima sambil mengusap air mata Dion yang juga turut jatuh.Juragan Waluyo langsung terdiam mendengar pernyataan cucunya itu. Ya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang mengatakan hal seperti itu adalah Bima. Karena memang selama ini dia sangat mencintai Bima dan tidak ingin terjadi hal-hal mengerikan pada Bima."Eyang, kenapa Eyang harus marah-marah kepada Ayah Baik? Percayalah sungguh Ayah Baik ini adalah orang yang sangat baik sekali kepada Bima, juga pada Ibu

DMCA.com Protection Status