Share

Dia Bukan Anakku

last update Last Updated: 2025-04-28 13:19:23

“Bunda yang nelfon?” tanya Lady pada Rain setelah panggilan tersebut berakhir.

“Iya, Bunda minta aku ke ruang tamu sekarang. Yuk, Lad, kamu udah siap kan? Sekalian kita berangkat.”

“Siapnya udah dari tadi, tapi kan kamu yang nahan aku.”

Rain terkekeh. Dirangkulnya punggung Lady keluar dari kamar. Tapi sebelumnya Rain masih sempat melabuhkan kecupan hangat di puncak kepala istrinya.

”Ini Bunda manggil kamu ada hubungannya ya sama tamu di depan?”

”Nggak tau juga, Lad. Aku belum sempet nanya telfonnya udah dimatiin. Bunda cuma minta aku ke ruang tamu.”

Rain tidak berkata apa-apa setelahnya. Ia pikir mungkin yang datang berkunjung saat ini adalah salah satu teman sang bunda yang ingin bertemu dengannya. Nyatanya ia salah. Persis seperti Kanayya tadi langkahnya tertahan kala mengetahui siapa yang kini tertangkap oleh lensa matanya.

Ada Sydney di sana.

Apa tidak salah? Mau apa dia di sini? Rain mulai bersikap waspada.

”Bae…” Sydney mendesis penuh keharuan kala melihat pria yang dicintainya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
eld
beneran anaknya rain? kayaknya berkali kali hs kepotong telfon kannaya terus? tapi serius gue maunya lady sama ale wkwk lebih ucul 🤏
goodnovel comment avatar
Lya
Kalau benar itu anaknya Rain bertanggung jawab tdk harus menikahi sidney,cukup sma anaknya sja rain bertanggung jawab…jgn kepedean sidney
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kebesaran Hati Lady

    Keluarga Sydney sudah pergi meninggalkan rumah Kanayya sejak lima menit yang lalu. Setelahnya Kanayya langsung masuk ke kamar. Meninggalkan Rain dan Lady berdua di ruang tamu.Lady ikut angkat kaki dari sana, masuk ke dalam kamarnya seperti Kanayya. Pengakuan Sydney dan keluarganya tadi membuat otaknya kosong. Lady tidak dapat berpikir apa-apa.Rain yang baru saja menyadari jika Lady sudah beranjak dari sisinya menyusul ke kamar. Ia dapati istrinya itu sedang duduk sendiri di tepi jendela sambil melamun.Rain berjalan mendekat, menghampiri Lady. Ia ikut duduk di sebelah perempuan itu. Mereka sama-sama terdiam untuk menit yang lama. Rain tidak tahu harus mulai dari mana. Hingga detik ini ia masih mencoba meredakan kecamuk di dadanya.Dalam diam Rain meraih tangan Lady, menguncinya dalam genggaman. Tidak ada penolakan apa-apa dari perempuan itu. Semenit, dua menit, tiga menit, keduanya masih sama-sama diam. Hingga menit kelima Rain tidak tahan untuk tetap bungkam.“Lad, kamu marah?”Lad

    Last Updated : 2025-04-28
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Autogila

    Tidak tahu berapa lama Rain berada di kamar Kanayya. Tadi setelah bertangisan, meminta maaf, dan berbicara dari hati ke hati Rain berbaring di samping Kanayya sambil memeluknya hingga keduanya sama-sama tertidur. Saat Rain terbangun, Kanayya masih tidur. Tapi Rain tidak yakin jika Kanayya benar-benar pulas. Sesekali bundanya itu tersentak dan bergerak-gerak seperti sedang mengalami mimpi buruk. Rain harap semoga saja kejadian pahit ini tidak terbawa ke dalam mimpinya.“Maafin aku, Bunda,” pinta Rain sekali lagi sambil mengecup dahi Kanayya. Setelahnya ia keluar dari sana.Rain berpapasan dengan Lady di depan pintu kamar mereka. Istrinya itu sudah rapi. Sebelah tangannya menjinjing kantong besar berisi oleh-oleh yang dibelinya untuk anak toko Cake Palace.“Lad, tadi aku ketiduran di kamar Bunda. Kamu mau ke mana?” tanya Rain.“Mau ke toko.” Lady yakin dengan beraktivitas di luaran pikiran dan perasaannya akan jauh lebih baik.“Pake mobil kamu?”Lady gelengkan kepala. Setelah Ale resig

    Last Updated : 2025-04-29
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Secepat Itu Tuhan Mengabulkan

    Segaris senyum manis dari pria bermata teduh langsung menyambut ketika Lady baru saja menapaki anak tangga terakhir yang menghubungkan ke lantai dua. Lady membalas senyuman itu dan berjalan mendekat.“Sudah lama?” tanya Lady sembari duduk di kursi seberang Ale, lantas melirik cangkir kopi di atas meja yang tampaknya belum tersentuh.“Baru sepuluh menitan.” Ale menjawab sambil melirik arloji.Ada jeda yang mengisi setelah obrolan pembuka itu. Ale berdeham, memandang Lady lebih dekat dan lekat. Mencoba membaca perasaan perempuan itu melalui ekspresi wajahnya.Nyatanya raut Lady yang datar tidak memberi informasi apa-apa. Apa Lady memang setegar itu atau ia terlalu pandai menyembunyikan perasaannya?Batuk kecil Ale mengantar pada kalimat berikutnya. “Aku lagi ada janji sama kakakku, mungkin sebentar lagi dia datang.”“Dia mau ke sini?””Iya. Nanti dia juga bakal ngomong sama kamu.””Soal apa?” Lady penasaran sekaligus terkejut mengetahuinya.”Kebetulan kakakku mau ada acara, jadi aku re

    Last Updated : 2025-04-29
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Fuck Buddy

    “Move faster, Bae ..."Desahan seduktif Sydney yang berada di bawahnya berhasil menerbitkan senyum tipis di bibir Rain.”Boleh, Han, tapi teriaknya jangan kenceng-kenceng.” Rain mengecup bibir Sydney, sementara pinggulnya terus bergerak di atas perempuan itu.Sydney membalas dengan kerjapan mata. Bibirnya menerbitkan senyum malu. Setiap kali menemui pelepasan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.Baru akan meningkatkan ritme gerakan, fokus perhatian Rain langsung teralihkan oleh nada dering vintage yang bersumber dari ponselnya.Kring… kring… kring…Tanpa perlu melihat ke layar gawai Rain sudah tahu siapa yang menelepon. Rain memang sengaja memberi nada dering khusus untuk perempuan istimewa dalam hidupnya.Cepat, Rain mengangkat tubuh dari atas Sydney. Tidak peduli perempuan itu memandangnya penuh protes.Melangkah ke arah meja yang terletak di sudut kamar, Rain mengambil ponsel, tidak membiarkan sang penelepon menunggu lama.“Halo, Nda.” Rain menyapa dengan sopan.”Rain,

    Last Updated : 2025-03-25
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pria Arogan

    Tiba di rumahnya, Lady membuka sosial media dari smartphone yang layarnya sudah retak.Namaku Rain.Lady mengetikkan nama Rain di tab pencarian. Muncullah sebuah akun centang biru dengan lebih dari lima juta pengikut.Akun tersebut bagaikan galeri yang memamerkan foto-foto Rain. Mulai dari prestasi hingga sensasi. Jujur saja, Lady tidak mengingkari jika Rain tampak gagah dalam kostum balapnya. Rain mengundang decak kagum banyak orang karena memenangkan berbagai kompetisi balap, tidak terkecuali Lady.Namun kekagumannya lekas berganti dengan rasa tidak suka saat Lady melihat foto-foto mesra Rain dengan perempuan yang berbeda. Selain arogan, ternyata Rain juga suka gonta-ganti wanita, membuat pikiran Lady pada laki-laki itu hanya dipenuhi oleh pikiran negatif.***Setiap pagi Lady meninggalkan rumah untuk kemudian menuju rumah sakit. Ia melaksanakan tugasnya seperti biasa. Mulai dari mengepel lantai, membersihkan langit-langit, membersihkan kaca jendela, membuang sampah domestik, sampa

    Last Updated : 2025-03-25
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Masih Perawan

    Lady memasukkan dua potong pakaian ke dalam tas. Blouse berbelahan dada rendah serta rok mini sepaha. Nanti setelah pulang kuliah ia akan langsung ke Romantic—kelab malam tempatnya bekerja sebagai pelayan.Setelah kuliah berakhir biasanya Lady akan mengganti bajunya di toilet dulu, tak lupa melapisinya dengan jaket. Teman-temannya sesama mahasiswa sudah tahu pekerjaan sampingan Lady. Berbagai respon ia terima. Ada yang memandangnya dengan rendah, dan ada pula yang biasa-biasa saja. Tapi Lady tidak ambil pusing. Ia hanya mencoba menjalani pekerjaan yang menurutnya halal untuk tetap bertahan hidup.Lady memasuki Romantic melalui pintu khusus para karyawan. Membuka jaket dan meletakkannya di loker, Lady berkaca sesaat, memulas ulang sapuan bedak di pipinya, kemudian membubuhkan blush on dengan sedikit tebal. Sebenarnya ia tidak suka dengan riasannya ini. Menurut Lady, dandanannya terlalu menor. Namun atasannya mewajibkan berpenampilan begitu dengan alasan agar indah dipandang dan menarik

    Last Updated : 2025-03-25
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Feeling Guilty

    Terbangun pagi itu, Rain menemukan dirinya di sebuah ruang asing. Ia merasa belum pernah berada di sana sebelumnya. Rain juga tahu persis bahwa ini bukanlah kamar di apartemennya, apalagi kamar di rumah bundanya.Sembari memegang kepalanya yang terasa berat, Rain mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sehingga ia berada di tempat itu. Begitu nyawanya terkumpul, Rain segera terduduk.”Oh, shit! Gue ngapain semalam?”Pelan tapi pasti Rain berhasil mengumpulkan serpihan ingatannya. Sial. Ternyata tadi malam ia hampir saja meniduri seorang perempuan. Rain tidak ingat siapa perempuan itu karena blackout. Yang jelas bukan Sydney. Karena perempuan yang akan ditidurinya masih virgin. Rain batal menidurinya. Bagi Rain, ia tidak akan pernah meniduri perempuan yang masih perawan. Perempuan perawan adalah wanita yang akan dijadikannya istri suatu saat nanti. Bukan untuk teman tidur.Bobby. Nama itu adalah orang kedua yang melintas di benaknya. Di sela-sela ingatannya yang samar, Rain ber

    Last Updated : 2025-03-25
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lebih Baik Menikah Dengan Buaya

    Lady baru saja menyadari sesuatu. Dompet serta segenap isinya termasuk kartu identitas diri miliknya raib tanpa ia sadari. ‘Astaga! Di mana dia? Di mana dompetku?’Dalam keadaan badannya yang tidak nyaman Lady yang panik berusaha keras mencari dompet tersebut. Ia membongkar apa pun yang berada di kamarnya, namun tetap tidak menemukan apa-apa.Lady semakin cemas. Uang yang berada di dalam dompet tersebut mungkin tidak seberapa. Namun ia tidak akan bisa apa-apa tanpa kartu tanda pengenal yang turut hilang.Lama mencari dan mulai putus asa, Lady merebahkan tubuhnya ke pembaringan. Seakan deritanya belum cukup, kini ia harus diberi ujian lain. Kenapa cobaan bertubi-tubi datang menimpanya? Seolah hidupnya memang ditakdirkan untuk menderita.Air matanya hampir menetes lagi ketika ia mendengar suara ketukan di pintu rumah. Ada seseorang di depan sana. Tapi siapa? Nia sudah berangkat kerja sejak tadi setelah membelikan obat sakit kepala untuknya. Apa mungkin teman serumahnya itu balik lagi?

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Secepat Itu Tuhan Mengabulkan

    Segaris senyum manis dari pria bermata teduh langsung menyambut ketika Lady baru saja menapaki anak tangga terakhir yang menghubungkan ke lantai dua. Lady membalas senyuman itu dan berjalan mendekat.“Sudah lama?” tanya Lady sembari duduk di kursi seberang Ale, lantas melirik cangkir kopi di atas meja yang tampaknya belum tersentuh.“Baru sepuluh menitan.” Ale menjawab sambil melirik arloji.Ada jeda yang mengisi setelah obrolan pembuka itu. Ale berdeham, memandang Lady lebih dekat dan lekat. Mencoba membaca perasaan perempuan itu melalui ekspresi wajahnya.Nyatanya raut Lady yang datar tidak memberi informasi apa-apa. Apa Lady memang setegar itu atau ia terlalu pandai menyembunyikan perasaannya?Batuk kecil Ale mengantar pada kalimat berikutnya. “Aku lagi ada janji sama kakakku, mungkin sebentar lagi dia datang.”“Dia mau ke sini?””Iya. Nanti dia juga bakal ngomong sama kamu.””Soal apa?” Lady penasaran sekaligus terkejut mengetahuinya.”Kebetulan kakakku mau ada acara, jadi aku re

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Autogila

    Tidak tahu berapa lama Rain berada di kamar Kanayya. Tadi setelah bertangisan, meminta maaf, dan berbicara dari hati ke hati Rain berbaring di samping Kanayya sambil memeluknya hingga keduanya sama-sama tertidur. Saat Rain terbangun, Kanayya masih tidur. Tapi Rain tidak yakin jika Kanayya benar-benar pulas. Sesekali bundanya itu tersentak dan bergerak-gerak seperti sedang mengalami mimpi buruk. Rain harap semoga saja kejadian pahit ini tidak terbawa ke dalam mimpinya.“Maafin aku, Bunda,” pinta Rain sekali lagi sambil mengecup dahi Kanayya. Setelahnya ia keluar dari sana.Rain berpapasan dengan Lady di depan pintu kamar mereka. Istrinya itu sudah rapi. Sebelah tangannya menjinjing kantong besar berisi oleh-oleh yang dibelinya untuk anak toko Cake Palace.“Lad, tadi aku ketiduran di kamar Bunda. Kamu mau ke mana?” tanya Rain.“Mau ke toko.” Lady yakin dengan beraktivitas di luaran pikiran dan perasaannya akan jauh lebih baik.“Pake mobil kamu?”Lady gelengkan kepala. Setelah Ale resig

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kebesaran Hati Lady

    Keluarga Sydney sudah pergi meninggalkan rumah Kanayya sejak lima menit yang lalu. Setelahnya Kanayya langsung masuk ke kamar. Meninggalkan Rain dan Lady berdua di ruang tamu.Lady ikut angkat kaki dari sana, masuk ke dalam kamarnya seperti Kanayya. Pengakuan Sydney dan keluarganya tadi membuat otaknya kosong. Lady tidak dapat berpikir apa-apa.Rain yang baru saja menyadari jika Lady sudah beranjak dari sisinya menyusul ke kamar. Ia dapati istrinya itu sedang duduk sendiri di tepi jendela sambil melamun.Rain berjalan mendekat, menghampiri Lady. Ia ikut duduk di sebelah perempuan itu. Mereka sama-sama terdiam untuk menit yang lama. Rain tidak tahu harus mulai dari mana. Hingga detik ini ia masih mencoba meredakan kecamuk di dadanya.Dalam diam Rain meraih tangan Lady, menguncinya dalam genggaman. Tidak ada penolakan apa-apa dari perempuan itu. Semenit, dua menit, tiga menit, keduanya masih sama-sama diam. Hingga menit kelima Rain tidak tahan untuk tetap bungkam.“Lad, kamu marah?”Lad

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Dia Bukan Anakku

    “Bunda yang nelfon?” tanya Lady pada Rain setelah panggilan tersebut berakhir.“Iya, Bunda minta aku ke ruang tamu sekarang. Yuk, Lad, kamu udah siap kan? Sekalian kita berangkat.”“Siapnya udah dari tadi, tapi kan kamu yang nahan aku.”Rain terkekeh. Dirangkulnya punggung Lady keluar dari kamar. Tapi sebelumnya Rain masih sempat melabuhkan kecupan hangat di puncak kepala istrinya.”Ini Bunda manggil kamu ada hubungannya ya sama tamu di depan?””Nggak tau juga, Lad. Aku belum sempet nanya telfonnya udah dimatiin. Bunda cuma minta aku ke ruang tamu.”Rain tidak berkata apa-apa setelahnya. Ia pikir mungkin yang datang berkunjung saat ini adalah salah satu teman sang bunda yang ingin bertemu dengannya. Nyatanya ia salah. Persis seperti Kanayya tadi langkahnya tertahan kala mengetahui siapa yang kini tertangkap oleh lensa matanya.Ada Sydney di sana. Apa tidak salah? Mau apa dia di sini? Rain mulai bersikap waspada.”Bae…” Sydney mendesis penuh keharuan kala melihat pria yang dicintainya

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kedatangan Tamu Istimewa

    “Siapa yang datang pagi-pagi begini, Nda?” tanya Rain setelah Bibi berlalu meninggalkan ruang makan.“Bunda juga nggak tahu,” jawab Kanayya seraya menyeka bibirnya dengan serbet. Lebih awal mengakhiri sarapan pagi itu.“Pasien mungkin ya, Nda?” kata Lady ikut mengira.“Bisa jadi sih. Bunda ke depan dulu.” Kanayya bangkit dari kursi untuk kemudian meninggalkan tempat itu.Tinggallah Rain berdua dengan Lady di ruang makan.Rain merasa gemas melihat mulut Lady yang celemotan oleh bekas susu. Ia mengulurkan tangan menjangkau bibir sang istri dan menyapukan jemari di sana. “Ada bekas susu nempel di mulut kamu.”Selama sepersekian detik Lady terpana. Semakin hari cara Rain memperlakukannya bertambah manis.“Kok malah bengong? Habisin gih,” suruh Rain agar Lady lekas menuntaskan sarapan pagi. Ia tertawa sambil mengusap lembut pundak sang istri.“Eh, iya,” gumaman kecil keluar dari mulut Lady setelah sadar dari ketermanguan.*Kanayya menggegas langkah ke ruang depan lantaran tidak ingin tamu

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   I'm Yours And You're Mine

    Ini adalah menit kesepuluh Ale termangu di tempatnya setelah pengakuan Zee tadi. Dan hingga detik ini ia masih sukar memercayai semua penuturan perempuan itu. Bukannya Ale tidak percaya pada Zee, namun yang ditolak logikanya adalah tentang kehamilan Sydney.”Ale, udah jam dua.” Zee memberitahu setelah melihat penunjuk waktu digital di ponselnya.Ale tersentak menyadari malam sudah semakin larut dan saat ini sedang menuju pagi.”Sorry, Zee, aku kebawa perasaan, berasa aku sendiri yang mengalami. Bukan apa-apa, Rain udah kuanggap sebagai saudara sendiri. Apalagi sekarang mereka lagi bahagia-bahagianya. Aku nggak tega kebahagiaan mereka dirusak oleh hal-hal kayak gini.”“Aku juga minta maaf. Harusnya tadi aku menahan diri buat nggak kasih tahu kamu. Tapi aku pikir kamu adalah orang yang tepat. Kamu bisa bicarakan ini sama Rain terlebih dulu, anggap aja sebagai bentuk antisipasi kalau Sydney minta pertanggungjawaban.”Ale mengusap mukanya gusar. Mungkin nanti setelah tiba di apartemennya

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Zee Dan Kejujurannya

    Hal pertama yang dilakukan Rain dan Lady setibanya mereka di rumah adalah mandi, membersihkan diri setelah aktivitas manusia dewasa yang mereka lakukan di mobil tadi. Sesudahnya mereka sama-sama beristirahat.“Duh, Rain, aku capek banget, pengen tidur aja sampai minggu depan,” ujar Lady tanpa bermaksud mengeluh. Sekarang saja tubuhnya mulai terasa remuk. Ia rasa butuh waktu satu hari lagi untuk beristirahat, tapi hal lain sudah menantinya.“Ya udah, tidur gih sampai minggu depan.” Rain menimpali sambil tertawa.Lady merapat ke sisi Rain. Sedangkan laki-laki itu membiarkan pergelangannya dijadikan istrinya sebagai bantal. Seraya tangannya melingkari tubuh lady, bibirnya ikut mengecup puncak kepala sang istri dengan penuh cinta.”Aku tahu kamu kelelahan. Kita baru nyampe tapi aku udah ngajak kamu clubbing. Udah gitu aku malah minta yang iya-iya.”Senyum kecil terbit di bibir Lady. “Tumben kamu sadar?”“Aku sadar kok, tapi kalau kepengen mau diapain? Percuma juga ada istri, ya nggak sih?

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rahasia Yang Disembunyikan Perempuan Itu

    Malam semakin menua, tapi justru geliat kehidupan di Broken Wings semakin menguar. Musik yang menghentak menenggelamkan setiap pemilik jiwa yang berada di dalamnya. Membuat mereka melupakan bahwa kehidupan yang sebenarnya ada di luar sana.“Ale, kita pulang yuk,” ajak Zee setelah melirik jam di pergelangannya. Perempuan itu mulai khawatir. Sepuluh menit berlalu dari pukul satu malam, dan ia masih berkeliaran di luar.“Udah nggak betah sama aku?” Ale menggoda Zee sembari menyunggingkan senyum hangat untuk perempuan itu.Zee balas melengkungkan bibir. “Bukan begitu, tapi ini udah larut malam. Udah jam satu sepuluh menit.” Meskipun hatinya masih merasa berat, tapi Ale terpaksa harus mengakhiri kebersamaan mereka malam itu. Kemudian bola matanya bergulir liar mencari Rain, namun tak menemukannya. Jangan-jangan Rain dan Lady masih berada di mobil hingga saat ini.”Zee, duduk dulu yuk, pulangnya bentar lagi.” Ale mengalihkan Zee untuk sesaat.“Kenapa? Tapi ini udah terlalu malam.” Zee agak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Distraksiku Adalah Bercinta Denganmu (Part Dewasa)

    Rain merangkul erat pinggang Lady, membawanya berjalan menjauh dari dance floor. Rain tersenyum sekilas pada beberapa orang yang mengenalinya dan menyapanya.“Rain, kamu beneran mau kita ngelakuinnya di mobil?” Lady masih ragu sambil celingukan ke kanan dan ke kiri, memindai situasi di sekelilingnya. Lady khawatir jika nanti sedang asyik masyuk tiba-tiba saja ada yang menangkap basah mereka.“Udah, Lad, nggak usah banyak tanya, masuk aja dulu.” Rain menuntun Lady agar naik ke mobil di saat perempuan itu masih berdiri termangu.Setelah lady masuk duluan barulah Rain ikut naik dan menutup pintu. Embusan napas lepas keluar dari mulut Rain menunjukkan ia merasa lega berada di tempat ini.“Geser, Lad.” Rain meminta Lady untuk menggeser posisinya bukan agar ia bisa duduk di sebelah perempuan itu tapi untuk berbaring di pangkuannya.Lady menundukkan kepala, memandang Rain dengan tatapan sayang seraya membelai kepala laki-laki itu. Rain saat ini lebih terlihat bagaikan seorang anak yang seda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status