Share

559. MAYAT AIR TERJUN #7

Aku bangun lebih dulu dari Lavi, mencubit pipinya sampai Lavi terganggu dan berhasil mengumpulkan kesadaran. Aku sudah bersiap dia akan marah-marah dan bangkit melampiaskan kekesalan, tetapi saat akhirnya bangun, dia tersenyum. “Menikmati melihat wajahku?”

“Kau harus membantuku berburu,” kataku. “Perutku keroncongan.”

“Aromanya enak.”

“Jangan tidur lagi,” aku menjewer pipinya sampai dia bangun.

Dia menggerutu banyak hal ketika kami keluar lubang istirahat. Kami tidak berniat meninggalkan tempat itu—hanya berburu lalu kembali dan memasak semua bahan—tetapi Lavi sudah mengeluh habis-habisan. Dia mengerucutkan bibir, jelas cemberut. “Ini bahkan belum pagi.” Dan dia benar. Ketika kami keluar, matahari baru mau terbit, tetapi ini waktu tepat untuk berburu.

“Tidak ada riwayat hewan keluar di awal pagi,” gerutunya.

“Itu menurutmu. Menurutku, riwaya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status