Share

401. SERANGAN MALAM #9

Mengeluarkan Irene dari jeruji ternyata tidak jadi masalah. Lavi punya opsi.

Pertama, aku memakai kemampuan mengerakkan tanah milikku agar celah terbuka lebih lebar—sejujurnya aku tidak memikirkan ini ketika masuk celah, kalau kupikirkan lagi, Lavi memang tahu setiap jengkal tentangku melebihi pola pikirku sendiri. Kedua, memakai kemampuan Reila agar Irene bisa tetap tegak melewati celah kecil. Itu lebih mudah dilakukan. Jadi, keputusan dibuat dengan pengambilan suara. Hasilnya, satu suara untuk ide pertama. Empat suara untuk ide kedua. Benar. Aku memilih ide pertama, dan semua orang pilih ide kedua.

Lavi—yang punya ide itu—memarahiku.

“Berhentilah menjadi satu-satunya pahlawan di sini. Aku kaptenmu. Aku partnermu. Mengerti, tidak, sih?”

“Aku cuma pakai hak pilih,” belaku.

“Sekali lagi kau bermain pahlawan, aku meninjumu sampai mimisan.”

Hanya kami—aku dan Lavi—yang bisa bersi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status