Share

402. CABANG JALAN #1

Suara Lavi bergema berulang kali di kepalaku.

Aku berhasil membalas, berkata, “Lanjutkan. Aku tidak apa-apa.” Namun, hanya untuk mengatakan itu, aku harus mengucapkannya secara terpisah. Kira-kira menjadi: “Lanjut—aduh—lanjutkan! Aku, ukh, tidak apa—apa.”

Dua musuh menyerangku brutal di tengah jalur sempit.

Jalur ini sama-sama menyulitkan kami, tetapi kerja sama mereka lumayan bagus. Pertama, tendangan mengarah ke kepalaku. Aku mundur sampai kakinya tak bisa menjangkau. Dia mendekat lagi, mengarahkan tonjokan. Aku menangkapnya dengan mudah. Namun, tiba-tiba dia menunduk. Temannya melompati dirinya—langsung mengarahkan sepakan lurus padaku. Aku kaget, menahannya dengan satu lengan, dan saat itulah orang yang tangannya kupegang mengarahkan tendangannya ke perutku. Berhasil kena. Cukup telak. Aku mundur sampai mengerang. Melihat itu berhasil, mereka semakin brutal mengandalkan kelincahan di lorong sempit.

Fokus

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status