Share

178. PECAHAN #1

Aku dan Lavi langsung bertautan mata.

Kupikir aku bisa bersikap keren sedikit lebih lama lagi, tetapi kami—tentu aku dan Lavi—tahu tidak ada yang perlu bersikap keren di sini. Aku hampir tidak bisa membendung segalanya, jadi begitu kusadari aku sudah membiarkan segalanya menguasaiku. Tangan kami sama-sama terulur. Kami berciuman dalam sekejap.

Aku tahu Isha di Joglo akan mengumpat-umpat mendapati kami melanggar protokol wajib bagi pahlawan yang baru kembali misi, tetapi kali ini jauh lebih baik mendengar omelan itu dibanding bersikap tenang.

Dan begitu kusadari, aku sudah emosional. Ini aroma Lavi—rambut lembut yang tak peduli seberapa tercemarnya karena alam liar. Ini lekukan bahu khas yang hanya dimiliki Lavi. Ini Lavi. Lavi yang kulihat terlempar di air terjun. Lavi yang sempat kehilangan warnanya. Lavi yang kupikir sudah pergi. Dan dia sungguhan di sini, layaknya tidak pernah terjadi apa-apa, memberiku ketenangan khasnya. Tidak ada yang bis

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status